Anda di halaman 1dari 24

Program Keselamatan Kerja

dan Kesehatan

Kelompok 4:
1. Arni Safitri
2. Clara Silvina
3. Freji Owen S
4. Taruli E Sibarani
5. Ridauli Situmorang
6. Sry Devi Situmorang
7. Pitri Dahlia J Purba
• Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.

• Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak


pengaruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus
mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal
yang negative bagi diri karyawan.
Pengertian Keselamatan
Kerja dan Kesehatan

• Menurut Mondy (2008), keselamatan kerja adalah perlindungan


karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang
terkait dengan pekerjaan.
• Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah
kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-
faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu
yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.
Menurut UU No.1
Tahun 1970
Tentang
Keselamatan Kerja,
tujuan dari K3
adalah mencegah
terjadinya Fungsi dan tujuan K3 :
kecelakaan dan
sakit dikarenakan  Untuk melindungi dan memelihara
pekerjaan. kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja sehingga kinerjanya dapat
meningkat.
 Untuk menjaga dan memastikan
keselamatan dan kesehatan semua
orang yang berada di lingkungan
kerja.
 Untuk memastikan sumber produksi
terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara aman dan efisien.
Latar Belakang Program Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
Undang-undang No. 33 Tahun 1947, dinyatakan berlaku
tanggal 06 Januari 1951, yang disusun dengan Peraturan
Pemerintah tentang pernyataan berlakunya Peraturan
Kecelakaan Tahun 1947 (PP Nomor 2 Tahun 1948)
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting
keselamatan kerja dalam perusahaan.
Dalam penjelasan umum Undang-Undang No.33
Tahun 1947 tersebut disebutkan sebagai berikut:
• Masalah pemberian ganti rugi kepada karyawan
yang mengalami kecelakaan merupakan suatu
keharusan, tidak peduli apakah kecelakaan itu
disebabkan oleh kelalaian buruh atau karena tidak
berfungsinya mesin.
• Dalam Pasal 2, disebutkan jenis-jenis perusahaan yang diwajibkan
memberikan tunjangan dan besarnya tunjangan yang harus
diberikan, dengan mengingat akibat yang diderita karyawan karna
kecelakaan tersebut (Pasal 11 beserta lampirannya).
Alasan-alasan yang mendasari keluarnya Undang-
Undang sebagai berikut:
1. Kemelut dalam perindustrian di Indonesia
mulai terasa setelah PD II meletus, yang
membawa akibat terputusnya hubungan
dengan Eropa.
2. Selama pemerintahan Jepang, tidak sedikit
mesin yang angkut keluar Indonesia atau
dipindahkan ke pabrik lain untuk dipasang
lagi dengan tidak mengindahkan peraturan-
peraturan penjagaan keselatan kerja.
3. Setelah Indonesia merdeka, semua fenomena
diatas tidak dapat diatasi sekaligus.
Biaya Kecelakaan
\\ Terdiri dari:
1) Biaya kerusakan peralatan, material dan tempat kerja.
2) Biaya upah yang dibayarkan kepada karyawan yang tidak mengalami
kecelakaan, tetapi kepada mereka yang meninggalkan pekerjaan untuk
melihat kecelakaan dan mendiskusikan penyebabnya.
3) Biaya upah yang dibayarkan kepada karyawan yang tidak mengalami
kecelakaan
4) Biaya para pengawas dan staf yang melakukan penyelidikan, pencataan
dan pelaporan.
5) Biaya untuk mengganti karywan yang terluka.
6) Biaya lain-lain seperti kerja lembur karena terjadinya kecelakaan,
berkurangnya laba karena tidak produksi yang menurun dan biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan.
Sebab-Sebab Kecelakaan
1. Sebab-Sebab Teknis
Menyangkut masalah keburukan pabrik, peralatan
yang digunakan, penerangan yang kurang, mesin-mesin yang
kurang terpelihara,penggunaan warna yang kurang kontraks,
ventilasi yang buruk dan buruknya lingkungan kerja.
2. Sebab-Sebab Manusia (HUMAN)
Dikarenakan oleh deficiencies para karyawan seperti
sifat ceroboh/ tidak hati-hati,tidak mampu menjalankan tugas
dengan baik, mengantuk, pemabuk dan lain-lain.
Pengukuran Kecelakaan

1. Tingkat Kekerasan (Severity Rate)


Secara matematis: SR(tingkat kekerasan) = JLH hari
karyawan yang hilang x 1.000.000 /Jumlah man hours pada
periode tersebut
2. Tingkat Keseringan (Frequency Rate)
Rumus : FR (tingkat keseringan) = Jumlah kecelakaan
yang mengakibatkan waktu hilang x 1.000.000 / Jumlah man
hours pada periode tersebut
Contoh :
Undang-Undang Keselamatan Kerja

UU dikeluarkan tanggal 12 Januari 1970, yang


merupakan keinginan pemerintah untuk lebih
mengatur masalah keselamatan kerja ditempat
kerja. Dalam penjelasan umum UU ini dijelaskan
bahwa alasan-alasan dan tujuan dikeluarkan UU
ini adanya perubahan pengawasan yang
bersihat represif menjadi pengawasan yang
bersifat perventif.
Program Keselamatan Kerja

1. Didukung Oleh Manajemen Puncak (Top


Management)
Dukungan manajemen puncak mutlak diperlukan agar
program keselamatan kerja bisa berjalan dengan
efektif.
Program Keselamatan Kerja

2. Menunjuk Seorang Direktur Program


Keselamatan
Untuk menjalankan setiap program, seseorang
haruslah diberi tugas dan tanggung jawab untuk
menyusun dan memelihara program tersebut.
Program Keselamatan Kerja

3. Pembangunan Pabrik dan Operasi yang Bersifat


Aman
Peraturan tersebut mensyaratkan antara lain bahwa
tempat kerja haruslah bersih, mempunyai
penerangan yang cukup, dan berventilasi cukup.
Peralatan mekanis untuk material handling perlu
disediakan dan semua peralatan yang berbahaya
haruslah disertai dengan pengamanannya. Namun
demikian, faktor manusia tetap memegang peranan
penting dalam keselamatan kerja.
Program Keselamatan Kerja

4. Mendidik Karyawan Untuk Bertindak Aman

Hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan pendidikan


keamanan, Misalkan:
1. Pemberian penjelasan pada fase induksi.
2. Penekanan segi-segi keselamatan kerja selama periode latihan.
3. Usaha-usaha khusus yang dilakukan oleh atasan langsung.
4. Pembentukan panitia keselamatan kerja.
5. Penyelenggaraan education session secara berkala.
6. Penggunaan gambar dan poster untuk menekankan pentingnya
keselamatan kerja.
Program Keselamatan Kerja

5. Menganalisis Kecelakaan

Kecelakaan dapat dipelajari dari berbagai aspek,


misalnya personalianya, pekerjaan yang menimbulkan
kecelakaan, alat-alat dan perlengkapan yang
dipergunakan, departemen tempat terjadinya
kecelakaan, dan akibatnya.
Program Keselamatan Kerja

6. Menyelenggarakan Lomba Keamanan atau


Keselamatan Kerja

• Perlombaan keamanan merupakan salah satu cara untuk


mendidik para karyawan.

CONTOH : PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur, menggelar keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Program Keselamatan Kerja

7. Menjalankan Peraturan-peraturan
Keselamatan Kerja
Berhasil tidaknya program keselamatan kerja
bergantung pada pelaksanaannya. Keharusan untuk
menjalankan peraturan-peraturan yang telah dibuat
disertai dengan sanksi-sanksinya akan sangat
membantu pelaksanaan program, bisa berupa
peringatan lisan sampai dengan pemecatan.
Program Kesehatan

Adanya program kesehatan yang baik akan


menguntungkan secara meterial, karena para
karyawan akan lebih jarang absen, bekerja
dalam lingkungan yang lebih menyenangkan,
sehingga secara keseluruhan mereka akan
mampu bekerja lebih lama.
Untuk membuat program kesehatan mental
perlu dilakukan sebagai berikut:
– Tersedianya psychiatrist untuk konsultan
– Kerjasama dengan psychiatrist di luar perusahaan
atau yang ada di lembaga-lembaga konsultan
– Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti
pentingnya kesehatan mental
– Mengembangkan dan memelihara program-
program human relations yang baik.
KESIMPULAN

Melalui pembahasan program keselamatan kerja


dan kesehatan, dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan kerja merupakan hal yang tidak
disengaja dan direncanakan, namun dapat
dicegah. Kita dapat mencegahnya dengan
program keselamatan dan kesehatan kerja

Anda mungkin juga menyukai