Anda di halaman 1dari 23

Kesehatan dan Keselamatan

Kerja

Studi Kasus
Di PT Tatamulia Nusantara Indah

I. PENDAHULUAN
Latar belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak dari
pekerja
Sistem penanganan keselamatan kerja adalah untuk
melindungi pekerja dari kecelakaan kerja
Faktor-faktor perusahaan tidak memperhatikan
keselamatan pekerja
K3 dan motivasi pekerja
Studi Kasus Pelaksanaan Manajemen K3 di PT. Tatamulia
Nusantara Indah

II. DASAR TEORI KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA
Kecelakaan kerja terbagi atas dua menurut proses terjadinya
kecelakaan yaitu:
Incident: suatu kejadian yang tidak diinginkan bilamana pada
saat itu sedikit saja ada perubahan, maka dapat
menyebabkan accident.
Accident: suatu kejadian yang tidak diingikan berakibat
cedera pada manusia atau pekerja, kerusakan barang,
gangguan terhadap kelancaran pekerjaan, dan pencemaran
lingkungan.
Jadi bisa dikatakan terjadinya kecelakaan atau accident karena
adanya incident yang tidak bisa ditangani dengan baik.
Dalam hal seperti inilah sistem kesehatan dan keselamatan
kerja sangat diperlukan untuk meminimalkan tingkat
kecelakaan kerja pada proses kerja

Definisi Kesehatan dan


Keselamatan Kerja
OHSAS (2007) mendefenisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan
faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor) dan juga tamu atau orang lain yang berada di
tempat kerja.
Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Sumamur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan.
Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara
umum.
Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada
kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan

Definisi Kesehatan dan


Keselamatan Kerja
Menurut Schuler dan Jackson (1999), apabila perusahaan dapat
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik,
maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja
yang hilang.
Meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja pekerja yang lebih
komitmen.
Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuaan klaim.
Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat
dari partisipasi dan rasa kepemilikan.
Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan
citra perusahaan.
Perusahaan dapat meningkatkan keuntungnya secara
substansial.

3 unsur pokok K3
Kesehatan
Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang
sehat baik sehat jasmani, rohani maupun lingkungan yang
sehat
Keselamatan
Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja
harus melakukan tindakan yang sesuai dengan keselamatan
dirinya agar terhindar dari kecelakaan kerja
Kerja
Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang baik serta
memperhatikan keselamatan kerja maka tercipta situasi
kerja yang kondusif dan harmonis yang nantinya akan
meningkatkan produktifitas kerja

Undang-undang Nomor 1 Tahun


1970
Menurut undang-undang keselamatan kerja pada tahun 1970
memuat tentang ketentuan-ketentuan umum keselamatan kerja
baik di bidang yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
Sehingga undang-undang itu berguna untuk:
Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
Mencegah dan mengurangi bahaya.
Memberi jalan penyelamat diri pada waktu terjadi kecelakaan
yang berbahaya.
Memberi pertolongan pada kecelakaan.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Memberi alat-alat perlindungan kepala pada para pekerja.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

Undang-undang Nomor 1 Tahun


1970
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu peningkatan
produksi dan produktifitas karyawan hal ini atas dasar:
Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan
yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi
sahingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan
dan penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan
efesien dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi.
Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan
kondisi yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja.
Sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat
efesiensi yang tinggi pula.
Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan
keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial
bagi kelangsungan proses produksi.

Kecelakaan kerja

Akibat kecelakaan kerja

Proses kecelakaan kerja


Menurut Hainrich ada 8 faktor yang menyebabkan yang terjadinya
kecelakaan kerja yang mana sebagian besar faktor tersebut datang
dari diri seorang pekerja, diantara faktor-faktor tersebut antara lain:
Un-Discipline
Faktor ketidak disiplinan dari pekerja.
Training Not Good
Pelatihan sebelum pekerja melakukan aktifitas kerjayang kurang
bagus sehingga pada waktu kerja masih banyak hal yang belum
dipahami oleh seorang pekerja yang menyebabkan kecelakaan
kerja.
Lack Tool / Equipment
Faktor peralatan yang digunakan dalam melakukan aktifitas kerja
kurang baik dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Machine protektor Not Good
Perlindungan mesin yang tidak sempurna dapat menyebabkan
terjadinya accident

Proses kecelakaan kerja


Body protektor
Alat pelindung diri (APD) sangat diperlukakan untuk mengurangi
resiko kecelakaan dan sebagai alat pelindung apabila terjadi
sesuatu yang membahayakan diri pekerja, faktor ketidaklengkapan
alat pelindung diri sebagai pemicu terjadinya kecelakaan yang
parah.
lay out not good
Tata letak ruangan yang kurang bagus dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja, maka perusahaan perlu membuat lay
out atau tata ruang yang bagus untuk memudahkan aliran produksi
juga untuk meminimalkan kecelakaan.
SOP Not Good
SOP yang tidak bagus dapat menyebabkan kecelakaan kerja
Emotion condition
Kondisi emosional dari seorang pekerja yang terlalau tinggi dan
tidak bisa dikontrol dengan baik dapat menimbulkan kecelakaan
kerja. Faktor emosi pekerja bisa datang dari lingkunga

III. Studi Kasus Pelaksanaan


Manajemen K3
di PT. Tatamulia Nusantara Indah
PT. Tatamulia Nusantara Indah (TATA) (
www.tatamulia.co.id) berdiri pada tahun 1984,
adalah perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi, mulai dari pembangunan pabrik sampai
hotel berbintang lima. TATA berpusat di Jakarta,
memiliki beberapa cabang di Indonesia yaitu di
Surabaya, Bali, dan Batam

Nama Proyek

Alamat/Lokasi

No SPK

Masa Kontrak

Paket Pekerjaan

Luas bangunan

Jumlah Lantai

Pemilik Proyek

Nama Kontraktor

Alamat

Konsultan Struktur

Konsultan Arsitektur

Konsultan M&E

: HARRIS HOTEL-SEMINYAK BALI


: Jl. Drupadi, Seminyak-Kuta-Bali
: 02/SPK/GG-TNI/HARRIS SEMINYAK/ARSITEKTUR/X/201
: 04-10-2012 s/d 04-06-2014
: Finishing
: 17.599 m2
: 5 lantai
: PT. GRAHA GEMILANG
: PT TATA MULIA NUSANTARA INDAH
: Jl. Danau Poso No.14 X/43 Sanur-Denpasar
: PT. BENJAMIN GIDEON dan ASSOCIATES
: CV. BENNY GUNAWAN & REKAN
: PT. PRADIPTAYA

Pelaksanaan K3 pada Proyek Harris


Hotel-Seminyak Bali
Pada Proyek Harris Hotel-Seminyak Bali yang dilaksanakan oleh PT. Tatamulia
Nusantara Indah menggunakan dokumen RK3 (Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) sebagai penerapan K3, dengan judul dokumen Rencana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek Harris Seminyak. Nomor Dokumen:
RK3/PRJ-01/R01 dengan Tanggal berlaku 01 Mei 2013. Dokumen ini berisikan :

Data-data Proyek

Yaitu informasi umum proyek sampai dengan lingkup kerja yang dilaksanakan

Struktur Organisasi Safety Team

Yaitu informasi susunan organisasi lengkap dengan nomer kontak/ telp yang
dapat dihubungi

Tugas dan Tanggung Jawab Safety Team

Yaitu uraian detail dari tugas dan tanggung jawab masing-masing Safety Team
sampai pada Sub Kontraktor/ Mandor

Identifikasi Risiko/ JSA (Job Safety Analysis)

Yaitu informasi aktivitas kerja yang dilaksanakan, resiko pekerjaan


yang dilaksanakan, cara-cara pengendalian dan siapa yang
pengendalian tersebut. Terdiri dari 15 item aktivitas kerja yaitu:

Pemasangan dan pembongkaran scaffolding


Pemasangan keramik dan Marmer
Pemasangan kabel instalasi listrik dan setting computer
Penempatan Material
Pekerjaan Pasangan batu bata merah
Pemasangan dan Pembongkaran bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pengecoran
Bekerja di ketinggian
Peralatan listrik Gerinda, hummer drill, bor, cutting weld
Pengelasan dengan trafo las dan las asetelin
Pengangkatan Material secara manual
Bahan yang berbahaya
Keadaan darurat dan kebakaran

House keeping

Rencana Kerja K3 Proyek

Yaitu informasi Rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan rekaman yang harus
disiapkan.

Alat Pelindung diri, Alat Pengaman Kerja dan Rencana Jumlah dan
Penempatan Rambu dan Alat Pengaman Kerja

Yaitu informasi Alat Pelindung Diri (APD), Alat Pengaman Kerja, Penempatan
rambu-rambu pengaman dan jumlah Rambu-rambu K3 yang diperlukan.

Site Plan

Yaitu gambar Site Plan proyek

Dokumen-dokumen yang berlaku

Yaitu dokumen-dokumen yang dipergunakan sebagai panduan pelaksanaan


K3 dari prosedur, standar pedoman, tata tertib di proyek, Form kegiatan K3
dan Undang-Undang yang terkait dengan Keselamatan Kerja

Fasilitas K3

Yaitu informasi sarana K3 yang harus ada di proyek, standar pengamanan dan pemakainya. Ada 7 jenis Sarana
K3 yang harus ada di proyek yaitu:

Rambu K3 (safety Signage)

Spanduk
Safety Line (baricade)
Kotak P3K
Rumah Sakit (Rujukan)
Kantin
MCK

Rencana Inspeksi K3 bersama

Yaitu kegiatan inspeksi yang direncanakan dan form yang dipakai panduan

Rencana Kebersihan

Yaitu metode kebersihan yang diterapkan khusus untuk sampah

Daftar Alamat dan Nomor Telepon Penting

Yaitu informasi alamat dan nomer telepon Rumah Sakit terdekat/rujukan, Polisi dan Dinas Pemadam Kebakaran
Lampiran-lampiran

Yaitu dokumen pendaftaran Jamsostek, Wajib Lapor pada Kantor Depnaker dan Flowchart Tanggap Darurat
kecelakaan ringan, kecelakaan berat sampai meninggal dan kebakaran. Dalam Flowchart sudah secara detail
diuraikan prosedur penanganan kecelakaan yang terjadi di proyek.

Penerapan dan Pengendalian K3


pada Proyek Harris Hotel-Seminyak
Bali
Aspek K3 diterapkan oleh PT. Tatamulia Nusantara Indah
sebagai kontraktor dalam pelasanaan proyek Harris Hotel
Seminyak dengan menyusun dokumen Rencana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3) sebagai panduan
pelaksanaannya. Dalam dokumen ini telah diuraikan secara
detail prosedur pelaksanaan K3. Dalam Rencana Kerja K3
Proyek yang terdiri dari 16 item, semua telah dilaksanakan,
demikian juga penempatan rambu-rambu pengaman,
seperti Rambu K3 (Safety Signage) yang sudah ditempatkan
pada pintu entrance. Pemasangan spanduk Larangan dan
Peringatan yang penempatannya disesuaikan, pemasangan
safety line pada lokasi-lokasi yang dilarang atau berbahaya
Demikian juga kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
helm, sepatu, masker, sarung tangan, safety belt telah
dipersiapkan sesuai dokumen

Penerapan dan Pengendalian K3


pada Proyek Harris Hotel-Seminyak
Bali
Tetapi yang menjadi kendala adalah kedisiplinan tenaga kerja
dalam memakai APD, yaitu banyak yang tidak melengkapi
dirinya sesuai dengan standar dengan alasan panas terusterusan memakai helm pengaman dan sepatu kerja, kurang
hati-hati dalam pemakaian alat sehingga seringkali terjadi
kecelakaan ringan seperti tangan kena palu, tangan dan kaki
kena paku, gerinda sampai pada jatuh dari scaffolding. Hal ini
juga tidak terlepas dari kurangnya pengawasan dan tindakan
tegas dari subkontraktor/ mandor yang membawahi tenaga
kerja. Keadaan-keadaan diluar standar, dibiarkan dengan
alasan sudah biasa, sehingga kejadian tersebut terjadi
berulang-ulang.
Selain hal negative tersebut, hal positif yang ditemukan yaitu
adanya Safety morning setiap Sabtu yang dilaksanakan di
proyek sangat efektif guna menjalin kebersamaan antara
tenaga kerja dan manajemen, dan memberikan informasi dan
sosialisasi secara terus menerus pentingnya K3 di proyek

Penerapan dan Pengendalian K3


pada Proyek Harris Hotel-Seminyak
Bali
Dengan menyadari pentingnya aspek
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
penyelenggaraan proyek, terutama pada
implementasi fisik, maka
perusahan/industri/proyek umumnya memiliki
organisasi atau bidang dengan tugas khusus
menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup
kerjanya mulai dari menyusun program, membuat
prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan
penerapan di lapangan. Dalam rangka
Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang
efektif dan efisien, diperlukan informasi yang
akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses
perencanaan serta menentukan langkah kebijakan
selanjutnya

IV Kesimpulan
Pengendalian K3 pada proyek Harris Hotel-Seminyak Bali dilakukan sudah sesuai dengan
dokumen RK3 yang telah disahkan, tetapi disiplin tenaga kerja dalam pemakaian APD
perlu lebih ditingkatkan, perlunya tindakan tegas mulai dari sub kontraktor/ mandor dan
safety supervisor kepada tenaga kerja dan pengawasan pelaksanaan K3 agar prosedur
K3 berjalan dengan baik. Pelaksanaan safety morning yang selalu dilakukan pada hari
Sabtu sangat efektif sebagai monitoring pelaksanaan K3.
Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam
penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka
perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas
khusus menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun
program, membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di
lapangan. Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan
efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses
perencanaan serta menentukan langkah kebijakan selanjutnya.
Pengendalian K3 pada proyek Harris Hotel-Seminyak Bali dilakukan sudah sesuai dengan
dokumen RK3 yang telah disahkan, tetapi disiplin tenaga kerja dalam pemakaian APD
perlu lebih ditingkatkan, perlunya tindakan tegas mulai dari sub kontraktor/ mandor dan
safety supervisor kepada tenaga kerja dan pengawasan pelaksanaan K3 agar prosedur
K3 berjalan dengan baik. Pelaksanaan safety morning yang selalu dilakukan pada hari
Sabtu sangat efektif sebagai monitoring pelaksanaan K3

Anda mungkin juga menyukai