Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DAN

PERBAIKAN KESELAMATAN KERJA MENGGUNAKAN

METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA UNIT BLASTING

DI PT. MCDERMOTT INDONESIA

Nama : ANDRE VALENTINO

NPM : 210410083

Dosen : Sri Zetli, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri yang semakin pesat telah terjadi di Indonesia. Setiap

industri mengharuskan untuk melakukan perbaikan pada kualitas produk supaya

dapat memenuhi permintaan konsumen. Dunia industri setiap tahunnya sering

terjadi kecelakaan kerja dengan mengakibatkan kerusakan materi, korban jiwa,

serta terganggunya proses produksi. Tinggnya tingkat produksi menyebabkan

semakin besar pula bahaya maupun resiko kerja yang terjadi. Upaya melindungi

asset perusaahan haruslah melakukan penerapan Sistem Manajemen Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (Binwasnaker, 2015).

(Elphiana, 2017) mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai

kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan

kesehatan karyawan tetap, pekerja kontrak, dan tamu yang berada di tempat kerja.

Komitmen manajemen, komunikasi, prosedur dan peraturan K3, kompetensidan

keterlibatan karyawan serta kodisi lingkungan kerja merupakan faktor - faktor

penentu dalam membentuk budaya kerja di suatu organisasi. (Christina, 2013).

Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 merupakan perundangan tentang

keselamatan dan Kesehatan kerja dan bertujuan untuk mengatur pengelolaan

perusahaan dalam menerapkan protocol keselamatan di tempat kerja.

penelitian yang dilakukanoleh RatihDwiKartikasari dan Bambang Swasto

(2017) pada PT. Surya Asbes Cement Group Malang bagianproduksi

menyatakan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan (K3), memiliki


signifikansi yang baik terhadap kinerja karyawan. Beban kerja merupakan

keadaan dimana banyak atau sedikitnya tugas yang diberikan kepada karyawan

memberikan pengaruh terhadap kinerjakaryawan. Disaat tuntutan tugas dalam

keadaan rendah, maka pegawai memiliki kemampuan tugas yang dilaksanakan

secara mudah dengan beban kerjayang rendah dan kinerja tetap pada tingka

toptimal. Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Ferrania Paramita dewi (2017)

dalam penelitiannya pada 76 pegawai Sekretariat Pemerintahan Daerah

Kabupaten Tabanan, menyimpulkan beban kerja memilliki pengaruh negatif

signifikan terhadap kinerja pegawai.

Sementara menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

mencatat jumlah kecelakaan sebagian besar atau skeitar 70% terjadi di lokasi kerja

atau ketika bekerja. Diketahui bahwa tingginya kasus kecelakaan kerja

dikarenakan karna penerapan SMK3 yang masih rendah. Sebagai upaya

pengendalian dari risiko kecelakaan kerja perlu dilakukan identifikasi sumber

bahaya yang ada di tempat kerja dan evaluasi risikonya serta diberikan

pengendalian. Menurut H. W Heinrich dalam Notoadmodjo (2016), penyebab

keselamatan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88

% dan kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedual hal tersebut

terjadi secara bersamaan.

Penelitian yang di lakukan oleh Bawang (2017) tentang Analisis

Penilaian Risiko Terhadap Potensi Bahaya Pekerjaan Dengan Metode Job

Safety Analysis Pada Pekerja Bagian Proses Produksi PT. Kerismas


Witikco Bitung, bahwa potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan

yaitu dari posisi atau sikap kerja yang tidak tepat atau lingkungan kerja

yang tidak baik dan dari peralatan atau mesin yang digunakan.

Menurut Wardani (2022), Job Safety Analysis (JSA) ialah teknik yang

dipergunakan dalam menganalisis pekerjaan secara terstruktur supaya dapat

mengetahui bahaya yang terjadi sehingga dapat diberikan solusi guna mencegah

terjadinya kecelakaan. Dalam mempergunakan metode JSA ada dikarenakan

terdapatnya pengidentifikasian bahaya dengan memiliki fokus dalam hubungan

diantara pekerja, tugas maupun pekerjaan, lingkungan beserta alat. Sesudah

diketahui bahaya yang dapat dilakukan pengendalian, maka akan dilakukannya

usaha guna menghilangkan maupun meminimalisir risiko bahaya menuju

tingkatan level yang dapat diterima.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sumolang (2018) tentang

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis

Pada Pekerja Proyek Pembongkaran Bekisting PT. Adhi Karya, bahwa masih

banyak terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja

tetapi tidak di berikan sanksi. Penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi

pekerja sangat diwajibkan oleh perusahaan sesuai dengan jenis bahaya dan

jenis pekerjaan yang di lakukan tersebut. Seperti yangtercantum dalam Undang-

Undang Keselamatan Kerja Nomor 1Tahun 1970 pasal 14C, mengatakan


bahwa suatu perusahaan menyediakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan

bahaya yang ada.

Offshore construction atau pembangunan anjungan lepas pantai memiliki

perbedaan secara umum dengan bangunan darat (land-base structure). Bangunan

darat dalam proses pembangunannya dari tahap awal baik itu pondasi maupun

tahap konstruksi bangunannya dilakukan dilokasi yang sama. Sedangkan, pada

anjungan lepas pantai dibangun atau difabrikasi secara utuh di tempat yang

berbeda dengan lokasi akhir tempat instalasinya berada. Teknik konstruksi

anjungan lepas pantai biasanya dilakukan melalui modul-modul. Modul tersebut

terbagi atas modul struktur utama anjungan lepas pantai yang disebut jacket dan

bagian bangunan bagian atas yang disebut topside (Simanjuntak dan Mahfud,

2020).

Kecelakaan kerja masih kerap terjalin di bidang konstruksi lepas pantai,

paling utama di unit Blasting. Terdapat banyak bahaya di unit Blasting ,Bahaya-

bahaya yang terdapat pada unit blasting yaitu air blast, getaran, kebisingan, debu,

material yang berterbangan serta ledakan. Bahaya serta resiko tersebut bisa

diminimalisir dengan mempraktikkan perilaku selamat dikala bekerja. PT.

McDermott Indonesia merupakan suatu perusahaan yang merancang berbagai

jenis fasilitas pengeboran dan produksi minyak dan gas bumi lepas pantai. PT.

McDermott Indonesia mulai menggunakan Pulau Batam sebagai tempat fabrikasi

sejak tahun 1970. PT. Mcdermott Indonesia menempati areal seluas ± 110 hektar
di Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam. PT. McDermott

Indonesia sudah memiliki program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja yang baik sebagai contoh, mendapatkan penghargaan kecelakaan nihil oleh

Kementerian Ketenagakerjaan pada tahun 2013, penerapan dan implementasi

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sehingga menerima

penghargaan kategori SMK3 Tahun 2020 oleh Kementerian Ketenagakerjaan,

telah mendapatkan sertifikasi ISO 45001: 2018 dan ISO 14001:2015, pelaksanaan

program-program yang menunjang keselamatan kerja berupa safety induction,

tool box talk, program behavior based safety, work permit, near miss

improvement plant, safety campaign, training atau pelatihan dan program-

program lainnya.

Walaupun demikian, masih terdapat hambatanhambatan dalam pelaksanaan

keselamatan kerja yang baik di lingkungan kerja PT. McDermott Indonesia.

Penyebab dari mengapa hal tersebut dapat terjadi dikarenakan banyaknya pekerja

yang dimiliki oleh PT. McDermott Indonesia. Setiap pekerja memiliki persepsi

yang berbeda sehingga bisa mempengaruhi perilaku yang hasilnya berbeda. Oleh

sebab itu, penulis melakukan penelitian ini bertujuan untuk Upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan perbaikan keselamatan kerja menggunakan metode Job

Safety Analysis pada unit Blasting di PT. McDERMOTT Indonesia

.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi

masalah yaitu:

1. PT.McDermott Indonesia sudah memiliki program sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.

dikarenakan Banyaknya pekerja menyebabkan persepsi yang

berbeda tentang keselamatan dalam bekerja.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Objek penelitian yang diamati yaitu unit Blasting di PT.

McDERMOTT Indonesia.

2. Identifikasi pekerjaan yang menjadi acuan Job Safety Analysis.

3. Pembuatan Job Safety Analysis berdasarkan OSHA 3071 2002,

OHSAS 18001 2007, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

(Permenaker) No. 5 Tahun 2018.


1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

yaitu:

1. Apa saja kegiatan berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan

kerja pada unit Blasting?

2. Tahapan pekerjaan apa memiliki kemungkinan risiko tertinggi

dapat

terjadi berdasarkan metode Job Safety Analysis (JSA) ?

3. Apa penerapan upaya pengendalian kecelakaan kerja pada

pekerjaan dengan metode rencana kerja K3 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui kegiatan berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan

kerja pada unit Blasting.

2. Mengetahui Tahapan pekerjaan yang memiliki kemungkinan risiko

tertinggi dapat terjadi berdasarkan metode Job Safety Analysis

(JSA).
3. Mengetahui Mengetahui penerapan upaya pengendalian kecelakaan

kerja pada pekerjaan dengan metode rencana kerja K3.

1.6 Manfaat penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain

yang akan melakukan penelitian sejenis terkait Upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan perbaikan keselamatan kerja menggunakan

metode Job Safety Analysis.

1.6.2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran responden terkait safety di lingkungan

kerja.

2. Menjadi tolak ukur dan evaluasi bagi manajemen sejauh mana

implementasi safety telah diterapkan di lingkungan kerja.

3. Mempersiapkan peneliti untuk lebih siap turun ke dalam dunia

kerja dengan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama

masa perkuliahan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Kerja

2.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi berkaitan

dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena

hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam

perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang

ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Kecelakaan kerja sendiri terjadi karena beberapa sebab utama antara

lain keadaan yang tidak aman (unsafe condition), tindakan pekerja

yang tidak aman (unsafe action), serta interaksi manusia dan sarana

pendukung kerja (Rizkiana, 2017).

2.2 Keselamatan Kerja

2.2.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Setiap perusahaan harus memberikan perlindungan untuk tenega

kerjanya yaitu berupa perlindungan keselamatan dalam bekereja ,agar

tenagaa kerja dapat melaksanaakan pekerjaan sehari-hari dengan aman dan

nyaman. Menurut (Swasto, 2019) keselamatan kerja menyangkut segenap

proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya bahaya

yang timbul dalam lingkungan pekerjaan. Sedangkan menurut (Bangun


Wilson, 2017) keselamatan kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja

yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Marfiana et al., 2019)

“Implementasi Job Safety Analysis (JSA) Sebagai Upaya Pencegahan

Kecelakaan” tujuan penelitian adalah mengetahui konsep kajian risiko

dengan metode JSAdan implementasinya di PT Nusa Konstruksi

Enjiniring. Pengambilan data yaitu observasi, diskusi, melihat data/record

perusahaan dan wawancara. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptifyaitu menggambarkanproses dan konsep kajian risikometode job

safety analysis. Proses kajian risiko menggunakan metode JSAini terdiri

dari penentuan aktivitas pekerjaan yang akan dilaksanakan, identifikasi

bahaya dan penentuan dampak bahaya dan kemudian menentukan kontrol

yang tepat agar risiko kecelakaan kerja dapat di minimalisir. Metode atau

cara pemilihan pengendalian bahaya dengan mengikuti konsep hierarchy of

control yang meliputi eliminasi, subtitusi, kontrol enjinering, kontrol

administrasi dan terkahir adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh (Putri & Ulkhaq, 2017)

"Identifikasi Bahaya Dan Risikopada Area Produksi CV Mebel Internasional,

Semarang Dengan Metode Job Safety Analysis" Sebagai perusahaan yang masih

memiliki pekerjaan manual dan melibatkan banyak pekerja, CV Mebel


Internasional kurang tegas dalammenangani Kesehatan dan Keselamatan

Kerja.Kurang tegas dalam hal ini adalah pemakaian alat pelindung diri yang

terkadang dilanggar oleh pekerja kurang ditindaklanjuti.Salah satu metode

yang dilakukan untuk mengantisipasi adanya kecelakaan kerja adalah dengan

job safety analysis (JSA). Dengan menggunakan JSA maka potensi bahaya

dapat diminimalisir bahkan dihilangkan. Identifikasi bahaya dan risiko

tersebut dikelola melalui sebuah formulir yang berisi uraian pekerjaan dan

bahaya yang mungkin timbul. Dilakukan dengan sistem penilaian yang

mengacu pada matriks tingkat keparahan dan tingkat risiko. Matriks tersebut

adalah matriks yang digunakan untuk menganalisis risiko dengan teknik

semikuantitatif. Dengan demikian maka potensi bahaya dan risiko tersebut

dapat dicegah dan dikelola dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai