Anda di halaman 1dari 30

Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja Menggunakan Job Safety Analysis (JSA)

Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC) di
UD. RAHMA JAYA

Dosen Pengampu : Suseno, STP.,M.T.

Disusun Oleh:

Dewi Safitri 5210611153

Metodologi Penelitian (C)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sendiri telah diatur di Republik Hukum
Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja yang
bertujuan untuk menjamin keselamatan dengan memberikan perlindungan terhadap
pekerja di tempat kerja. Undang-Undang Keselamatan Kerja mengatur prinsip-prinsip
dasar yang berkaitan dengan penyelenggaraan keselamatan kerja. Dalam keberlangsungan
suatu perusahaan, manusia yang merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
mempunyai peranan yang penting. Sumber daya manusia merupakan bagian utama suatu
organisasi dibandingkan dengan bagian sumber daya organisasi lainnya, seperti teknologi
dan modal, karena manusia mengendalikan faktor-faktor lain dalam suatu organisasi.
Terjadinya kecelakaan kerja dapat mengganggu produktivitas suatu perusahaan, bahkan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan sehingga pengelolaan terhadap potensi bahaya
yang ada di dalam perusahaan harus dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja atau penyakit kesehatan yang diakibatkan oleh pelaksanaan kecelakaan
kerja. (Farida Novianti1, Anafil Windriya, 2023)
Pada era industri yang modern sering dijumpai beberapa Perusahaan sudah
melakukan proses produksi yang sudah menggunakan mesin otomatis. Meskipun sudah
memakai mesin yang otomatis tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang harusnya bisa dihindari dengan melakukan
penegahan yang dirasa tepat kecelakaan kerja juga bisa berdampak buruk pada pekerja
diantaranya cidera ringan hingga yang terparah meninggal dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko (HIRARC) dan JSA telah menjadi mendasar bagi praktik perencanaan,
manajemen, dan operasi bisnis sebagai manajemen risiko. Organisasi yang telah
melakukan penilaian risiko di tempat kerja telah mencatat banyak perubahan dalam praktik
kerja mereka. Mereka yang telah melakukan risiko penilaian di tempat kerja menemukan
ada perubahan positif dalam praktik kerja mereka. Dengan HIRARC, seseorang akan
mengidentifikasi bahaya, menganalisis dan menilai risiko yang terkait dan kemudian
menerapkan Langkah-langkah yang sesuai.
UD. RAHMA JAYA Jaya adalah pabrik bahan baku furniture yang fokus pada
produksi Plywood dan Blockboard. Mayoritas pelanggan masih berada di wilayah Asia
seperti Malaysia, Singapura dan Timur Tengah, dengan prosentasi 90% pasar ekspor dan
pasar lokalnya 10%, untuk pemesanan lokal bisa order minimal 16 palet. UD. RAHMA
JAYA merupakan Perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang
memiliki kualitas tinggi. Proses produksi yang ada di UD. RAHMA JAYA dibagi m enjadi
tiga bagian yaitu Rotary, Dryer, dan Repair. Produk yang di hasilkan UD. RAHMA JAYA
diantaranya adalah Playwood, barecore, Blockboard. Setelah dilakukan wawancara dengan
supervisor bagian produksi masih sering dijumpai kecelakaan kerja di UD. RAHMA JAYA
yang berarti K3 dibagian pproduksi masih belum bekerja dengan baik.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada metode yang cocok untuk mengatasi
permasalah yang ditemukan adalah metode Hazard Identification Risk Assesment And Risk
Control atau biasa dikenal dengan HIRARC dan Job Safety Analysis (JSA). Dalam
mendeteksi semua potensi bahaya kecelakaan kerja perlu adanya identifikasi bahaya dalam
setiap aktivitas proses produksi di Perusahaan tersebut untuk mengidentifikasi bahaya
mengunakan metode Job Safety Analysis (JSA) Teknik ini bermanfaat untuk
mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan.
Job Safety Analysis (JSA) adalah identifikasi bahaya dan terkadang metode risiko
kualitatif, yang secara khusus berkonsentrasi pada bahaya yan ditimbulkan oleh tugas yang
dilakukan oleh seorang karyawan. Analisis bahaya pekerjaan, penilaian keselamatan kerja,
penilaian bahaya pekerjaan, penilaian keselamatan tugas, dan penilaia bahaya tugas aslah
istilah-istilah lain yang digunakan secara bergantian dalam literatur. (Fakhradin Ghasemi,
Amin Doosti-Irani, Hamed Aghaei.,2023). Hazard Identification Risk Assessment and
Risk Control (HIRARC), yaitu metode yang menentukan arah penerapan HSE di
perusahaan sehingga nantinya perusahaan mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri
khususnya permasalahan manajemen. dalam perusahaan dan juga cara ini bertujuan untuk
memastikan bahwa bahaya-bahaya yang ada pada setiap kegiatan dapat segera dideteksi
dan dikendalikan sehingga potensi terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalisir serta
untuk mengetahui bahaya apa saja yang ada di lapangan, mengetahui resikonya. penilaian
kecelakaan kerja, dan melaksanakan pengendalian risiko kecelakaan kerja untuk
merekomendasikan perbaikan manajemen perusahaan. Untuk perhitungan analisis risiko
yaitu perkalian antara kemungkinan (possibility) dengan akibat (consequences) akan
diperoleh hasil tingkat keparahan kemudian ditentukan hasil tingkat keparahan tersebut
termasuk dalam kategori tingkat risiko rendah, sedang, tinggi, atau ekstrim. (Asep Ridwan,
2022).
Tujuan HIRARC adalah untuk mencari bahaya yang sering diabaikan oleh pekerja
yang memiliki potensi untuk mencelakai pekerja dan memberikan pengendalian misalnya
dengan memberikan APD yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk meminimalisasi potensi
bahaya yang ada maka diperlukan identifikasi, penilaian danp engendalian risiko
(HIRARC-Hazard Identifikacion, Risk Assessment, Dan Risk Control) sebagai salah satu
Langkah dalam manajemen risiko.Oleh karena itu perlu di lakukannya penelitian tentang
managemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada area Produksi di UD. RAHMA
JAYA dengan tujuan akhir penelitian yaituu ntuk memperoleh identifikasi bahaya serta
dapat menilai risikountuk selanjutnya dilakukan pengendalian risiko.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat potensi resiko kecelakaan kerja pada UD. RAHMA JAYA yang dapat
merugikan Perusahaan dan membahayakan pekerja?
2. Sejauh mana penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di UD. RAHMA
JAYA telah dilaksanakan?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di UD.
RAHMA JAYA?
1.3 Batasan masalah
1. Analisis dilakukan pada bagian produksi yang masih sering dijumpai kecelakaan. Jumlah
kecelakaan dari bulan Januari 2021- Desember 2022.
2. Bagian produksi yang akan diamati yaitu pada bagian Rotary, Dryer, dan Repair. Dengan
jumlah pekerja per bagian yaitu 50 pekerja.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan potensi bahaya dan
memberikan cara penanggulangan dengan baik dan benar agar kedepannya tidak lagi
ditemukan kecelakaan kerja pada saat bekerja. Penelitian ini juga untuk mengetahui sejauh
mana penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di UD. RAHMA JAYA.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga diharapkan dapat emberikan manfaat berupa,
1. Manfaat praktis: sebagai sumber informasi kepada Perusahaan UD. RAHMA JAYA
mengenai apakah tindakan yang sudah dilakukan oleh Perusahaan tepat dan sesuai.
2. Manfaat teoritis : penelitian ini dapat menjadi masukan, informasi mengenai kegiatan
penerapan K3 apa saja yang sesuai untuk usaha kecil terutama pada industri plywood.
3. Meningkatkan kualitas produk dengan mengidentifikasi dan menghilangkan potensi
kesalahan manusia dan menentukan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu tugas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


2.2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan
suasana bekerja yang aman, nyaman dan mencapai tujuan yaitu produktivitas setinggi-
tingginya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting untuk dilaksanakan
pada semua bidang pekerjaan tanpa terkecuali proyek pembangunan gedung seperti
apartemen, hotel, mall dan lain-lain, karena penerapan K3 dapat mencegah dan
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya mencakup aspek fisik, mental,
dan sisial untuk kesejahteraan seluruh pekerja disemua tempat kerja. Pelaksanaan K3
merupakan bentuk penciptaan tempat kerja dan penyakit akibat kerja, juga merupakan
Salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting. Semakin besar
pengetahuan pekerja atau karyawan akan K3 maka semakin kecil terjadinya risiko
kecelakaan kerja, demikian sebaliknya semakin minimnya pengetahuan karyawan akan
K3 maka semakin besar risiko terjadinya kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja
dimulai dari disfungsi manajemen dalam upaya penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3). Ketimpangan tersebut menjadi penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja.
Dengan semakin meningkatkan kasus kecelakaan kerja dan kerugian dalam
kecelakaan kerja, serta meningkatkan potensi bahaya dalam proses produksi,
dibutuhkan pengelolaan K3 secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dalam
manajemen perusahaan. Manajemen K3 dalam organisasi yang efektif dapat membantu
untuk meningkatkan semangat pekerja dan memungkinkan mereka memiliki keyakinan
dalam pengelolaan organisasi.
Kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja disebut kecelakaan berhubung
dengan hubungan kerja yang artinya kecelakaan tersebut terjadi akibat pekerjaanya
baik yang terjadi di tempat kerja maupun hendak pergi atau pulang dari tempat kerja.
Dalam hal ini kecelakaan kerja dapat terjadi akibat kondisi bahaya yang berkaitan
dengan mesin, lingkungan kerja, proses produksi, sifat pekerjaan, dan cara kerja.
Kecelakaan kerja bisa juga terjadi akibat tindakan berbahaya yang dalam beberapa hal
dapat dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh,
keletihan dan kesalahan, sikap dan tingkah laku yang tidak aman.
elemenelemen di pertimbangkan dalam mengembangkan dan menerapkan K3
adalah sebagai berikut:
1. Komitmen Perusahaan untuk mengembangkan program yang mudah
dilaksanakan.
2. Kebijakan pimpinan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3. Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya K3 dalam
bekerja.
4. Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung.
5. Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyek berlangsuung.
6. Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan Pendidikan.
7. Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
8. Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja.
9. Mengukur kinerja program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
10. Pendokumentasian dan pencatatan kecelakaan kerja secara kontinu.

No Judul Jurnal Tahun Link Review


1 RISK ANALYSIS 2020 https://iptek.its.ac.i Dalam operasi perbaikan kapal,
USING JOB d/index.php/jts/arti banyak sekali kegiatan dalam
SAFETY cle/view/5655 operasi ini. Inspeksi baling-baling,
ANALYSIS- peledakan, pelapisan ulang,
FUZZY pengelasan, pekerjaan umum,
INTEGRATION pekerjaan kelistrikan merupakan
FOR SHIP kegiatan dalam operasi perbaikan
MAINTENANCE
kapal. Penelitian ini mengusulkan
OPERATION
suatu metodologi analisis risiko
operasi pemeliharaan kapal, yang
mengintegrasikan Job Safety
Analysis (JSA) dengan Bayesian
Network (BN) dan Fuzzy Inferences
System (FIS). Metode JSA
digunakan untuk mengetahui
bahaya dan akibat dari operasi
pemeliharaan. Sedangkan FIS
digunakan sebagai metode untuk
menghitung tingkat risiko. Integrasi
ketiga metode digunakan untuk
menyelesaikan penilaian risiko
untuk aktivitas pengulangan.
Metode yang diusulkan digunakan
untuk mengetahui tingkat risiko
kegiatan replating pada
pemeliharaan kapal. Metode yang
diusulkan ini dapat menjadi pilihan
lain sebagai alat untuk menghitung
penilaian risiko pada operasi
lainnya. Kegiatan replating
merupakan salah satu kegiatan yang
mempunyai banyak subkegiatan
atau kompleksitas pekerjaannya.
Kegiatan ini rumit karena terdiri dari
banyak subkegiatan yaitu
pendeteksian pelat, pemotongan
pelat, penanganan material,
penggerindaan pelat, pengelasan
pelat, dan peledakan. Dengan
banyaknya kegiatan tersebut, maka
pelapisan ulang dapat menimbulkan
bahaya yang lebih besar atau
penyebab yang dapat
mempengaruhi proses
pemeliharaan. Penilaian risiko
tradisional biasanya menggunakan
tingkat kemungkinan (L) dan
konsekuensi (C) untuk menghitung
tingkat risiko (RL). Jadi, metode
lain harus digunakan untuk
menghitung penilaian risiko. Hal ini
diperlukan karena setiap metode
mempunyai tujuan atau fungsi untuk
penilaian risiko. Logika fuzzy
adalah metode yang digunakan
untuk menentukan penilaian
peringkat risiko. Makalah ini
bertujuan untuk mengusulkan
metodologi analisis risiko pada
pemeliharaan kapal, khususnya
kegiatan replikasi. Kemudian
tingkat risiko dihitung dengan
menggunakan metode fuzzy. Upaya
penelitian dapat membantu untuk
analisis risiko, dimana lebih efisien
dan efektif untuk mengidentifikasi
potensi bahaya operasional
pemeliharaan kapal. Bagian III
membahas usulan metodologi
penilaian risiko dalam kegiatan
serupa dan hasil penelitian ini.

2 Applications, 2023 https://s.id/1V6OU Analisis keselamatan kerja (JSA)


Shorcoming, and adalah teknik populer untuk
New Advances of identifikasi bahaya dan penilaian
Job Safety Analysis risiko di tempat kerja yang telah
(JSA) diterapkan di berbagai industri.
Findingsfrom a Identifikasi bahaya adalah tujuan
Systematic Review utama JSA, namun telah digunakan
untuk tujuan lain juga.
Membutuhkan waktu, kurangnya
daftar awal bahaya, kurangnya
metode penilaian risiko universal,
pengabaian bahaya dari aktivitas di
sekitar, ketidakjelasan mengenai tim
pelaksana JSA, dan ketidaktahuan
tentang hierarki pengendalian
adalah penyebab utama kekurangan
JSA berdasarkan penelitian
sebelumnya. Analisis bahaya
pekerjaan, penilaian keselamatan
kerja, penilaian bahaya pekerjaan,
penilaian keselamatan tugas,
penilaian bahaya tugas, analisis
keselamatan tugas, dan penilaian
bahaya tugas semuanya adalah
istilah lain yang digunakan secara
bergantian dalam literatur. Heinrich
[3,4] untuk pertama kalinya
menggunakan istilah JSA untuk
menyoroti aspek keselamatan dalam
analisis pekerjaan. JSA adalah
bagian integral dari sistem
manajemen keselamatan apa pun.
JSA adalah teknik yang awalnya
dikembangkan untuk identifikasi
bahaya, namun juga telah digunakan
untuk tujuan lain. Meskipun JSA
awalnya merupakan teknik untuk
identifikasi bahaya, namun kini
telah banyak digunakan untuk
penilaian risiko. Karena tidak ada
metode penilaian risiko yang
diterima secara universal untuk
bahaya yang diidentifikasi oleh JSA,
tinjauan sistematis ini dilakukan
untuk menyelidiki dan merangkum
pendekatan penilaian risiko yang
digunakan bersama dengan JSA.
Keempat, serupa dengan teknik
identifikasi bahaya dan penilaian
risiko lainnya, JSA mungkin
memiliki serangkaian kekurangan
yang saat ini dilaporkan secara
sporadis oleh penelitian lain. Tujuh
istilah berbeda dapat digunakan
secara bergantian dengan JSA:
analisis bahaya pekerjaan, penilaian
keselamatan kerja, penilaian bahaya
pekerjaan, penilaian keselamatan
tugas, analisis bahaya tugas, analisis
keselamatan tugas, dan penilaian
bahaya tugas
3 Analysis of 2022 https://s.id/1V6QE Penelitian ini merupakan penelitian
Occupational deskriptif kuantitatif, untuk
Health and Safety menganalisis risiko kesehatan dan
Risks In The keselamatan kerja dengan
Manufacturing menggunakan metode HIRARC.
Industry With The Variabel penelitian ini adalah
Hirarc Method at identifikasi risiko, penilaian risiko,
PT. X dan pengendalian risiko. Instrumen
yang digunakan adalah observasi,
telaah dokumen, dan wawancara
dengan menggunakan pedoman
analisis risiko dengan metode
HIRARC. Berdasarkan hasil maka
dapat dikatakan bahwa penelitian
ini merupakan implementasi
analisis risiko dengan metode
HIRARC sebagai upaya untuk
mencegah potensi bahaya yang
dapat terjadi di lingkungan kerja di
PT.X. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode Hazard
Identification Risk Assessment and
Risk Control (HIRARC). Potensi
bahaya bagi mereka yang berada di
lingkungan PT.X. Hal ini dilakukan
agar peneliti memperoleh informasi
mengenai potensi bahaya di
lingkungan kerja, sehingga peneliti
dapat melakukan identifikasi risiko
dan penilaian risiko serta dapat
merekomendasikan pengendalian
risiko yang mungkin terjadi dan
bermanfaat bagi perusahaan di PT.
X.
Data yang digunakan adalah data
sekunder potensi bahaya pada
lingkungan kerja untuk
mendapatkan analisis risiko
kesehatan dan keselamatan kerja
pada industri manufaktur dengan
metode HIRARC di PT.X. Variabel
penelitian ini adalah identifikasi
risiko penilaian risiko dan
pengendalian risiko. .Instrumen
yang dilakukan adalah observasi,
studi dokumen, dan wawancara
dengan menggunakan pedoman
analisis risiko dengan metode
Hirarc. Hasil Identifikasi Risiko
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Industri Manufaktur dengan metode
HIRARC di PT.X .
4 Development of 2020 https://s.id/1V6TG Laboratorium dan bengkel CE
Desktop-Based adalah salah satu tempat yang
Advisor Expert memiliki kemungkinan terjadinya
System for bahaya tertinggi. Untuk mengatasi
HIRARC masalah ini, jenis bahaya, penilaian
Monitoring in the risiko dan pengendalian risiko perlu
Civil Engineering diidentifikasi, dan oleh karena itu
(CE) sistem pakar penasihat berbasis
Laboratory/Worksh web dirancang untuk pemantauan
op, Ungku Omar HIRARC yang memberikan
Polytechnic (PUO) kesadaran keselamatan dan
panduan yang tepat untuk
meminimalkan bahaya di
laboratorium/bengkel. Hasil
akhirnya adalah sistem HIRARC
yang tepat untuk laboratorium dan
bengkel CE didirikan untuk
memantau dan mengambil tindakan
yang tepat untuk mengatasi
kemungkinan bahaya yang pada
akhirnya menyelesaikan masalah
yang disebutkan. Sistem HIRARC
Berbasis Web ini disarankan untuk
dipublikasikan lebih lanjut atau
digunakan oleh seluruh Perguruan
Tinggi untuk mengurangi risiko
bahaya dan melakukan pekerjaan
dengan lebih aman dan nyaman.
Prosedur Operasi Keselamatan
(SOP) K3 yang tepat harus
diterapkan di laboratorium dan
bengkel yang juga dianggap
berbahaya. Di Politeknik Ungku
Omar (PUO), bagian HIRAC yang
berada di bawah OSHA tidak
dicatat, dimutakhirkan, dan bahkan
kurang implementasinya secara
sistematis khususnya di
laboratorium dan bengkel Teknik
Sipil (CE). Laboratorium dan
bengkel CE adalah salah satu
tempat yang memiliki
kemungkinan terjadinya bahaya
tertinggi. Oleh karena itu, sistem
HIRAC yang tepat untuk
laboratorium dan bengkel CE
dibentuk untuk memantau dan
mengambil tindakan yang tepat
untuk mengatasi kemungkinan
risiko dan bahaya. Laboratorium
dan bengkel tersebut disurvei untuk
mengetahui kekurangan dan faktor
bahaya yang ada pada masing-
masing laboratorium dan bengkel
tersebut. Selain itu juga untuk
mengidentifikasi keadaan terkini
laboratorium dan bengkel dalam
aspek peralatan, tata letak,
pelabelan, bahaya dan risiko,
kondisi keselamatan dan kesehatan
yang dialami mahasiswa dan dosen
Jurusan Teknik Sipil PUO.
Laboratorium dan bengkel
bermasalah lainnya yang
diidentifikasi berbahaya adalah
bengkel batu bata, jalan raya,
lingkungan hidup dan terakhir
laboratorium geoteknik.
5 HIRARC 2021 https://s.id/1V6US Dalam beberapa tahun terakhir,
SYSTEM identifikasi bahaya, penilaian risiko
(HAZARD AND dan pengendalian risiko (HIRARC)
RISK telah menjadi dasar praktik
MANAGEMENT perencanaan, pengelolaan, dan
SYSTEM) pengoperasian bisnis sebagai dasar
manajemen risiko. Dengan
HIRARC, seseorang akan
mengidentifikasi bahaya,
menganalisis dan menilai risiko
yang terkait dan kemudian
menerapkan tindakan pengendalian
yang sesuai. sistem HIRARC akan
membantu KUPTM untuk
mengelola bahaya dan risikonya
dalam batasan waktu, dana dan
tenaga kerja. Oleh karena itu,
tujuan identifikasi bahaya dan
penilaian risiko adalah untuk
menyoroti operasi penting dari
tugas-tugas yang memiliki risiko
signifikan terhadap kesehatan dan
keselamatan karyawan. Proses
identifikasi bahaya dan penilaian
risiko disebut HIRARC. Tingkat
risiko dihitung berdasarkan
interaksi probabilitas dan
konsekuensi risiko
6 Analysis of 2022 https://s.id/1V6VY Pengolahan data dilakukan dengan
occupational health menganalisis potensi bahaya
and safety at a dengan metode HIRARC. Temuan
maritime 12 risiko dapat dilakukan risiko
warehouse using dengan hierarki dimana terdapat 5
Hazard upaya pengendalian risiko, antara
Identification, Risk lain eliminasi, substitusi,
Assessment and pengendalian teknik, pengendalian
Risk Control administratif, dan alat pelindung
(HIRARC) diri. Kesehatan dan keselamatan
kerja merupakan hal yang penting
bagi setiap perusahaan karena
dampak kecelakaan dan penyakit
akibat kerja merugikan bagi
karyawan dan perusahaan baik
secara langsung maupun tidak
langsung. Semua tergantung pada
teknologi dan upaya pengendalian
risiko yang dilakukan. Kecelakaan
akibat kerja terjadi karena bekerja
atau pada saat bekerja pada
perusahaan. Solusi dari
permasalahan tersebut adalah
Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control
(HIRARC), yaitu metode yang
menentukan arah penerapan HSE di
perusahaan sehingga nantinya
perusahaan mampu menyelesaikan
permasalahannya sendiri,
khususnya permasalahan
manajemen dalam perusahaan dan
juga cara ini bertujuan untuk
memastikan bahwa bahaya-bahaya
yang ada pada setiap kegiatan dapat
segera dideteksi dan dikendalikan
sehingga potensi terjadinya
kecelakaan kerja dapat
diminimalisir serta dapat diketahui
bahaya-bahaya apa saja yang ada di
lapangan, mengetahui penilaian
risiko kecelakaan kerja, dan
melaksanakan pengendalian risiko
kecelakaan kerja untuk
merekomendasikan perbaikan pada
manajemen perusahaan. Hazard
Identification Risk Assessment &
Risk Control (HIRARC)
merupakan rangkaian kejadian
yang terjadi, bahaya atau
pencegahan dan pengurangan
kecelakaan kerja, serta menghindari
risiko yang terjadi secara wajar
dengan cara menghindari dan
terjadinya kecelakaan kerja serta
pengendaliannya dimana proses
tersebut berlangsung. akan aman
untuk melakukan kecelakaan kerja.
Aplikasi K3 dapat berjalan dengan
baik dengan merencanakan,
menilai, dan mengendalikan
seluruh risiko dalam manajemen
risiko. Variabel risiko akan
diperoleh dengan menggunakan
metode HIRARC, setelah itu dapat
dilakukan pengendalian risiko dan
risiko untuk mengurangi risiko
bahaya pada setiap jenis pekerjaan.
Kesehatan dan keselamatan kerja
(OHS) telah menjadi perhatian
banyak peneliti untuk
mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko di tempat
kerja. HIRARC adalah metode
yang digunakan oleh banyak
peneliti untuk mengidentifikasi
risiko dan menjaga keselamatan di
tempat kerja karena popularitasnya.
Berdasarkan pentingnya
keselamatan di tempat kerja dan
kepopuleran HIRARC, maka
penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menentukan
risiko dan risiko dengan
menggunakan metode Hazard
Identification Risk Assessment and
Risk Control (HIRARC).
Pengolahan data dilakukan dengan
menganalisis potensi bahaya
dengan metode HIRARC.
Pengolahan data dilakukan dengan
metode HIRARC untuk
mengidentifikasi potensi bahaya,
penilaian risiko, dan upaya
pengendalian risiko
7 HAZARD 2022 https://s.id/1V6Xc .Tujuan dari penelitian ini adalah
IDENTIFICATION untuk mengetahui risiko yang
, RISK terkait dengan aktivitas
ASSESSMENT pembuangan limbah di
AND RISK laboratorium kimia Universiti
CONTROL Teknologi MARA Cawangan Pulau
(HIRARC) ON Pinang berdasarkan model Hazard
LABORATORY Identification, Risk Assessment and
WASTE Risk Control (HIRARC). Oleh
DISPOSAL IN karena itu, proses pembuangan
CHEMISTRY limbah dapat dianggap berbahaya
LABORATORY bagi personel laboratorium. Karena
konsekuensi parah dari kecelakaan
laboratorium pada suatu organisasi,
maka sangat penting untuk
mengidentifikasi bahaya dari proses
pembuangan limbah yang dapat
menyebabkan kecelakaan di
laboratorium. Di antara metode
yang tepat untuk mengidentifikasi
dan menilai bahaya ini adalah
model Identifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, dan Pengendalian
Risiko (HIRARC), yang umumnya
diterapkan di tempat kerja untuk
mengelola keselamatan dan
kesehatan pekerja. Menurut hierarki
pengendalian, pengendalian risiko
dapat dipecah menjadi lima
pendekatan: eliminasi, substitusi,
pengendalian teknik, pengendalian
administratif, dan alat pelindung
diri (APD). Namun model
HIRARC jarang diterapkan untuk
mengidentifikasi proses
pembuangan limbah di
laboratorium akademik. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi bahaya
yang terkait dengan proses
pembuangan limbah di
laboratorium akademik terpilih
menggunakan model HIRARC dan
mengusulkan tindakan
pengendalian untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko yang
teridentifikasi ke tingkat yang dapat
ditoleransi. Metode Model
HIRARC digunakan dalam
penelitian ini untuk
mengidentifikasi dan mengelola
bahaya yang terkait dengan proses
pembuangan limbah di lima
laboratorium kimia di Universiti
Teknologi MARA Cawangan Pulau
Pinang. Metode HIRARC
menggunakan serangkaian
identifikasi bahaya, penilaian
risiko, dan pengendalian risiko,
yang dibahas secara rinci di bagian
berikut. Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya adalah suatu
proses evaluasi yang dilakukan
terhadap suatu keadaan yang dapat
menimbulkan kerugian terhadap
lingkungannya. Identifikasi bahaya
pada proses pembuangan limbah di
laboratorium kimia dilakukan
melalui inspeksi dan observasi
tempat kerja. Inspeksi tempat kerja
dilakukan di laboratorium kimia
dengan menggunakan daftar
periksa identifikasi bahaya yang
terdiri dari lima bagian yang
meliputi pengumpulan limbah,
penyimpanan, pengelolaan wadah
limbah, dokumentasi, dan
pelatihan.. Daftar periksa ini secara
efektif mengevaluasi bahaya
selama proses pembuangan limbah.
Sesi pembekalan oleh personel
laboratorium dari masing-masing
laboratorium mengenai proses dan
prosedur pembuangan limbah
dilakukan untuk memahami lebih
jauh proses dan praktik yang
berlaku saat ini. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah proses
menentukan besarnya suatu risiko,
yang kemudian digunakan untuk
menilai tingkat toleransinya.
8 Health and Safety 2023 https://s.id/1V6XP Salah satu fasilitas kesehatan di
Risk Analysis with Indonesia adalah Rumah Sakit
JSA Method (Job sebagai fasilitas kesehatan baik
Safety Analysis) yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta yang
berperan dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan dasar pada
kesehatan rujukan dan menunjang
upaya kesehatan di masyarakat.
Potensi bahaya di rumah sakit,
selain penyakit menular, terdapat
juga potensi bahaya lain yang
mempengaruhi situasi dan kondisi
di rumah sakit, yaitu kecelakaan
(ledakan, kebakaran, kecelakaan
terkait instalasi listrik, dan sumber
cedera lainnya), radiasi, bahan -
bahan kimia berbahaya, gas
anestesi, gangguan psikososial dan
ergonomis. Di wilayah Sulawesi
Selatan, jumlah kecelakaan kerja
menurut data Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
menunjukkan data bahwa pada
tahun 2015 jumlah kecelakaan kerja
sebanyak 780 kasus, kemudian
pada tahun 2016 sebanyak 747
kasus, hal ini telah mengalami
penurunan, namun pada tahun 2019
jumlah kecelakaan kerja mengalami
peningkatan sebanyak 943 kasus
(BPJS, 2019). Tadjuddin Chalid
Makassar yang informan yang
diwawancarai adalah perawat IGD,
perawat ICU dan perawat rawat
inap reguler. Untuk setiap proses
kerja yang dilakukan sebagai
perawat, para informan dalam hal
ini perawat mengaku memiliki SOP
dalam setiap tindakan kerjanya dan
mengaku hingga saat ini tidak
pernah ada kesalahan dalam
tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien, karena
mereka telah dibekali sosialisasi di
setiap SOPnya, termasuk sering
mendapat pelatihan atau pelatihan
di rumah sakit. Semua perawat
mengatakan tidak pernah
mengalami kecelakaan kerja seperti
terjatuh, tertusuk jarum, atau
terkena suatu penyakit akibat
bekerja selama di rumah sakit,
namun dari hasil wawancara, 1
orang informan di ruang tersebut
ICU mengaku pernah mendengar
cerita dari seorang teman
seprofesinya yang tertusuk jarum
seperti jarum. penyuntikan insulin
namun tidak menyebutkan secara
pasti sudah berapa kali kejadian
tersebut terjadi, 1 orang informan
yang pernah dirawat di rumah sakit
pernah mengatakan bahwa 1 orang
rekannya pernah terpeleset/jatuh
saat mengantarkan dan mendorong
pasien dengan tempat tidur.
9 Hazard Analysis of 2023 https://s.id/1V6Ys Dalam menjalankan aktivitasnya,
Occupational meskipun telah menerapkan
Health and Safety Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(OHS) Using The (K3), masih ditemukan adanya
JSA (Job Safety kelalaian pekerja yang berpotensi
Analysis) Method menimbulkan kecelakaan kerja.
in Grey Weaving 2 Untuk itu perlu dilakukan
Warehouse PT identifikasi bahaya pada setiap
XYZ pekerjaan di gudang Gray 2 dengan
menggunakan metode Job Safety
Analysis (JSA). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi bahaya yang
ada pada setiap pekerjaan dan
menentukan rekomendasi
pengendaliannya. Saran yang dapat
diberikan kepada perusahaan
adalah dengan memberikan edukasi
mengenai bahaya dan rekomendasi
pengendalian pada setiap pekerjaan,
memberikan reward kepada
pekerja, dan membentuk tim K3.
Manajemen pergudangan
mempunyai peranan yang sangat
penting dalam keberlangsungan
perusahaan karena gudang erat
kaitannya dengan penjualan
Perusahaan. Terjadinya kecelakaan
kerja dapat mengganggu
produktivitas suatu perusahaan,
bahkan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan sehingga pengelolaan
terhadap potensi bahaya yang ada
di dalam perusahaan harus
dilakukan sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan
kerja atau penyakit kesehatan yang
diakibatkan oleh pelaksanaan. Hal
ini menunjukkan bahwa kawasan
pergudangan mempunyai potensi
bahaya yang cukup tinggi sehingga
perlu adanya perhatian terhadap
manajemen risiko K3 pada kawasan
ini. Berdasarkan observasi yang
dilakukan di Gudang Tenun Abu-
abu 2 PT XYZ diketahui bahwa
meskipun telah melaksanakan
penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), pada
tahapan proses kerja di gudang,
selama proses di sana masih banyak
pekerja yang kurang
memperhatikan atau lalai dalam
menjalankan proses kerja sehingga
berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dimana
berdasarkan observasi yang
dilakukan masih ada beberapa
pekerja gudang yang tidak
memakai sepatu sebagai APD
padahal sudah ada imbauan untuk
menggunakan APD sehingga
berpotensi menyebabkan pekerja
terpeleset atau terkena benda tajam.
Penggunaan metode analisis bahaya
Job Safety Analysis (JSA)
dilakukan atas dasar pertimbangan
keterbatasan data di lokasi
penelitian. Kuswana (2014:24)
mengemukakan jenis potensi
bahaya atau bahaya dapat
dibedakan menjadi 5 yang meliputi:
(1) Bahaya fisik; (2) Bahaya bahan
kimia; (3) Bahaya biologis; (4)
Bahaya ergonomis; (5) Bahaya
Psikologis.
10 Work Accident 2023 https://s.id/1V6Zu Pengolahan getah pinus yang
Reduction Strategis dilakukan Pabrik Gum Rosin dan
With Job Safety Terpentin XYZ melibatkan banyak
Analysis at the mesin dan bahan kimia yang
Gum Rosin and berpotensi menimbulkan
Turpentine Factory kecelakaan kerja. Pabrik Gum rosin
dan Terpentine XYZ melakukan
analisis keselamatan kerja terbaru
pada tahun 2018 dengan
menggunakan Job Safety Analysis
(JSA) dan belum fokus pada
pekerjaan para pekerja pada proses
produksi gum rosin dan terpentin di
setiap stasiun kerja. Tujuan dari
penelitian ini adalah menyusun
dokumen Job Safety Analysis (JSA)
untuk mengidentifikasi potensi
bahaya dan menentukan tindakan
pencegahan untuk meminimalkan
potensi bahaya yang terjadi pada
masing-masing enam stasiun kerja.
Stasiun kerjanya adalah stasiun
talang, stasiun peleburan, stasiun
scrubbing, stasiun memasak,
stasiun pengalengan, dan stasiun
limbah PGT. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini
diperoleh melalui wawancara,
observasi, dan konsultasi dengan
para pekerja Pabrik The Gum Rosin
dan Turpentine XYZ serta
supervisor Health Safety
Environment (HSE). Sedangkan
data sekunder yang digunakan
adalah dokumen Standard
Operating Procedure (SOP) yang
berlaku di Pabrik Gum Rosin dan
Terpentin XYZ tepatnya di semua
stasiun yaitu stasiun talang, stasiun
peleburan, stasiun scrubbing,
stasiun memasak, pengalengan.
stasiun, dan stasiun limbah PGT.
Desain penelitian ini adalah
kualitatif yaitu berupa narasi yang
menyebutkan uraian tugas dan
identifikasi bahaya serta
pengendalian bahaya yang terdapat
pada stasiun kerja di Pabrik The
Gum Rosin dan Turpentine XYZ.
Langkah penelitian diawali dengan
mendeskripsikan pekerjaan pada
seluruh stasiun, mengidentifikasi
bahaya pada setiap uraian tugas,
dan menentukan tindakan
pencegahan terhadap setiap bahaya
pada setiap stasiun. Ada enam
stasiun yaitu stasiun talang, stasiun
peleburan, stasiun scrubbing,
stasiun memasak, stasiun
pengalengan, dan stasiun limbah
PGT. Identifikasi bahaya dilakukan
dengan menggunakan formulir Job
Safety Analysis (JSA). Penentuan
upaya pencegahan bahaya
dilakukan dengan mengidentifikasi
APD yang dapat melindungi bagian
tubuh yang berhadapan langsung
dengan bahaya dan memeriksa
Material Safety Data Sheet (MSDS)
terhadap bahan berbahaya yang
dapat menimbulkan kerugian serta
melakukan wawancara kepada
pekerja dan Dinas Kesehatan.
Supervisor Lingkungan
Keselamatan (HSE). Lembar Job
Safety Analysis (JSA) merupakan
luaran penelitian yang telah
dilakukan. Proses Produksi Proses
produksi yang dilakukan di Pabrik
Gum Rosin dan Terpentin XYZ
meliputi enam stasiun yaitu stasiun
talang, stasiun peleburan, stasiun
scrubbing, stasiun pemasakan,
stasiun pengalengan.
1.7 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak di kehendaki yang
mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan tanpa di sangka-
sangka dan dalam sekejap mata, dan setiap kejadian terdapat empat faktor yang bergerak
dalam satu kesatuan berantai yaitu lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubung dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja dalam arti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh
pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini terdapat 2
permasalahan penting, ialah:
1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan
2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan
Bahaya pekerjaan. adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktorfaktor belum
mendatangkan kecelakaan, jika kecelakaan tersebut telah terjadi maka bahaya tersebut
adalah sebagai bahaya nyata.
2.2.2 Kerugian Akibat Kecelekaan
Bahaya pekerjaan. adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktorfaktor belum
mendatangkan kecelakaan, jika kecelakaan tersebut telah terjadi maka bahaya tersebut
adalah sebagai bahaya nyata.
1. Kerugian ekonomi
a. Kerusakan alat/mesih bahan dan bangunan
b. Biaya pengobatan dan perawatan
c. Tunjangan kecelakaan
d. Jumlah produksi dan mutu kurang
e. Kompensasi kecelakaan
f. Pengantian tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
2. Kerugian non ekonomi
a. Penderitaan korban dan keluarga
b. Hilangnya waktu selama sakit
c. Hilangnya waktu kerja
d. Keterlambatan aktivitas kerja akibat tenaga kerja lain berkerumun.
3. Kerugian langsung
a. Pengobatan dan perawatan karyawan
b. Kompensasi
c. Kerusakan perkakas dan peralatan
d. Kerusakan bangunan
4. Kerugian tidak langsung
a. Tertundanya produksi
b. Hilangnya waktu kerja
c. Biaya untuk mendapatkan karyawan pengantinya
d. Biaya training

1.8 Bahaya (hazard)


Bahaya merupakan kondisi yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan dan
kerusakan, bahaya melibatkan risiko atau kesempatan yang berkaitan dengan elemen-
elemen yang tidak diekatahui. Apabila bahaya tersebut tidak dikendalikan dengan tepat
akan dapat menyebabkan kelelahan, cidera, dan bahkan kecelakaan yang serius. Mengingat
bahaya terdapat hampir diseluruh tempat kerja, maka upaya untuk mencegah dan
mengurangi risiko yang timbul akibat proses pekerjaan perlu segera dilakukan. kecelakaan
kerja dapat terjadi terhadap setiap orang, kapan saja dan dimana saja, Pihak perusahaan
atau manajemen serta pekerja tentu menyakini akan pentingnya pencegahan kecelakaan
kerja karena merupakan unsur penting dalam keberhasilan produksi dan tidak terganggu
aktifitasnya. Proses kontak antara bahaya dengan manusia ini dapat terjadi melalui tiga
mekanisme, yaitu:
1. Manusia yang menghampiri bahaya.
2. Manusia yang menghampiri bahaya.
3. Bahaya yang menghampiri manusia melalui proses alamiah

1.9 Risiko (Risk)


2.4.1 Pengertian Risiko
Risiko adalah manifestasi atau perjuwudan potensi bahaya yang mengakibatkan
kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari cara pengolahannya,
tingkat resiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap
yang paling berat atau tinggi. Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola
resiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara
komprehensif, terencana dan terstruktur dalam satu kesisteman yang baik. Sehingga
memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi
dan menganalisis resiko yang ada.
Sedangkan berdasarakan paparan The Standards Australia/New Zealand
4360:2004, risiko adalah suatu kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak
diinginkan yang akan mempengaruhi suatu aktivitas atau objek. Risiko tersebut
diukur dalam terminologi likelihood dan consequence. Risiko diukur dalam kaitannya
dengan kecenderungan terjadinya suatu kejadian dan konsekkuensi atau akibat yang
dapat ditimbulkannya. Dari definisi tersebut maka diperoleh pengertian bahwa suatu
risiko diperhitungkan menurut kemungkinan terjadinya suatu kejadian serta
konsekuensi yang ditimbulkan.
2.4.2 Tipe, Jenis, dan Macam Risiko
Risiko pada dasarnya dapat dibedakan menurut tipe kemudian jenis dan
macamnya. Beberapa tipe risiko antara lain:
1. Risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen Perusahaan. Risiko ini bisa
terjadi pada saat Perusahaan akan membangun pabrik baru atau saat meluncurkan
produk baru, jika salah memprediksi, Perusahaan akan menerima risiko berupa
kerugian.
2. Risiko yang sulit dikendalikan manajemen Perusahaan, contohnya adalah risiko
kebakaran akibat adanya hubungane pendek arus listrik

Sedangkan menurut jenisnya, ada 4 risiko diantaranya adalah:

1. Financial risk adalah risiko yang berdampak pada kinerja keuangan perusahaan,
seperti kejadian risiko akibat dari tingkatan fluktuasi mata uang, tingkat suku
bunga, termasuk juga risiko pembelian kredit, likuidasi dan pasar
2. Operational risk adalah kejadian risiko yang berhubungan dengan operasi
organisasi perusahaan, mencakup risiko yang berhubungan dengan system.
3. Strategic risk adalah risiko yang mencakup kejadian tentang strategis perusahaan,
politik ekonomi, peraturan dan perundagan, pasar bebas, risiko yang berkaitan
dengan reputasi perusahaan, kepemimpinan dan perubahan keinginan Perusahaan
4. Hazard risk adalah risiko yang berhubungan dengan kecelakaan fisik, seperti
kejadian risiko sebagai akibat bencana alam dan berbagai kerusakan yang
menimpa perusahaan dan karyawan

Sedangkan macam risiko, terdapat 6 macam risiko diantaranya adalah:

1. Risiko murni adalah risiko yang apabila terjadi menimbulkan kerugian dan
terjadinya tanpa disengaja. Contoh: terjadinya kecelakaan di jalan raya,
kebakaranm dan tersengat listrik
2. Risiko fundamental adalah risiko yang tidak hanya dirasakan oleh satu individu
saja, contohnya adalah risiko akibat bencana alam
3. Risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan dan menyebabkan
ketidakpastian untuk memberikan keuntungan atau tujuan tertentu. Contoh:
perusahaan melakaukan pinjaman untuk modal produksi
4. Risiko dinamis adalah risiko yang ditimbulkan karena perkembangan pola pikir
manusia dalam ilmu tekonologi maupun bidang ekonomi. Contoh: upaya
pencarian tempat tinggal alternatif selain bumi
5. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa tunggal dan pada
umumnya mudah untuk diketahui penyebabnya. Contoh: kapal kandas, dan
jatuhnya pesawat.
6. Risiko statis adalah kebalikan dari risiko dinamis. Contohnya adalah risiko yang
harus dihadapi saat usia senja, dan risiko kematian
1.10 Hazard Identification Risk And Risk Control (HIRARC)
HIRARC merupakan proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi potensi bahaya pada tempat kerja dan metode yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan bahaya yang teridentifikasi. jadi HIRARC adalah sebuah
metode yang dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudian diidentifikasi
sumber bahayanya sehingga didapatkan risikonya, kemudian akan dilakukan penilaian dan
pengendalian risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada setiap jenis
kegiatan.
Menurut AS/NZS 4360 risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak terhadap sasaran, diukur dengan sebab akibat risiko diukur
berdasarkan nilai likelihood (kemungkinan) dan consequence (dampak).
1.11 Prinsip HIRARC
Adapun prinsip HIRARC , adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama untuk mengurangi kecenderungan kecelakaan atau PAK (Penyakit
Akibat Kerja) adalah dengan Hazard Identification atau dengan mengidentifikasi
sumber bahaya yang ada di tempat kerja.
2. Langkah kedua dengan melakukan Risk Assessment atau dengan menilai tingkat risiko
timbulnya kecelakaan kerja atau PAK dari sumber bahaya tersebut.
3. Langkah terakhir adalah dengan melakukan Risk Control atau kontrol terhadap tingkat
risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Adapun alur penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

• Menyiapkan lembar kuesioner untuk


Tahap persiapan pengumpulan data
penelitian • Menyerahkan surat izin penelitian
ke UD. RAHMA JAYA

• Memilih responden yang sesuai


dengan kriteria inklusi
• Menyebarkan kuesioner pada
informan
Pelaksanaan • Melakukan wawancara dengan
Penelitian informan dan Pimpinan UD.
RAHMA JAYA
• Melakukan observasi (identifikasi
bahaya) pada setiap area kerja yang
telah ditentukan

• Melakukan analisis data (penilaian


risiko dan menentukan Upaya
Pelaksanaan pengendalian)
Penelitian • Mendeskripsikan hasil Penelitian
• Membuat kesimpulan dan saran
hasil penelitian
3.2 Objek Penelitian
Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja Menggunakan Job Safety Analysis (JSA)
Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
pada pabrik pengolahan kayu UD. RAHMA JAYA untuk mengetahui potensi bahaya
Perusahaan tersebut.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UD. RAHMA JAYA yang berlokasi di Jl. Secang -
Temanggung KM 02 MENDIRAT, Mendirat, Pare, Kec. Kranggan, Kabupaten Temanggung,
Jawa Tengah 56271.

(Sumber: Google Maps, 2023)


3.4 Tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
Menyiapkan kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian dalam bentuk form.
a. Menyiapkan Surat Ijin untuk ditujukan kepada Kepala Perusahaan UD. Rahma Jaya.
b. Setelah mendapat ijin dari Kepala UD. Rahma Jaya, kemudian peneliti berkoordinasi
dengan ketua K3 UD. Rahman Jaya.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah berkoordinasi dengan ketua K3 UD. Rahma Jaya peneliti mulai melakukan
penelitian. Dimulai dari memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi,
meyebarkan kuesioner pada informan, melakukan wawancara dengan informan dan ketua
K3, dan melakukan observasi (identifikasi bahaya) pada setiap area kerja yang telah
ditentukan.
3. Tahap Akhir
Setelah selesai melaksanakan penelititan, kemudian peneliti menemui dan
melaporkan kepada ketua K3 bahwa peneliti sudah selesai melaksanakan penelitian.
Selajutnya, peneliti melakukan analisis data terhadap hasil penelitian meliputi, penilaian
risiko dari hasil observasi dan mendiskripsikan hasil penelitian. Selanjutnya membuat
kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.5 Jadwal penelitian
Waktu Pelaksanaan Kegiatan (minggu ke-)
No Kegiatan /Aktivitas
1 2 3 4
1 Melakukan orientasi diri dan pengenalan aktivitas pada perusahaan

2 Pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi

3 Pengolahan data dan Analisis

4 Penyusunan laporan hasil observasi

Anda mungkin juga menyukai