Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

KESEHATAN PENYELAMAN DAN HIPERBARIK


ASPEK KESEHATAN PADA PENYELAMAN

Disusun Oleh :
Nadiyah Fithriyani
1710065
S1-3A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2019
ASPEK KESEHATAN PADA PENYELAMAN

A. Syarat Calon Penyelam


Pada dasarnya manusia adalah mahluk darat dan hidup dengan tekanan
lingkungan 1 atmosfer, yaitu tekanan udara di atas permukaan laut. Pada
lingkungan bawah air, semakin dalam maka semakin tinggi tekanannya,
semakin dingin, semakin gelap dan sebagainya, menuntut persyaratan
kesehatan yang tinggi dari para penyelam. Secara garis besar penyelam dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Penyelam militer.
2. Penyelam komersial sampai penyelam dalam (deep sea diver) yang
dapat berada dalam keadaan saturasi.
3. Pekerja Caisson, yaitu penyelaman kering, dimana pekerja beraktivitas
dalam lingkungan udara bertekanan tinggi yang mungkin tidak didalam
air (misalnya pembuatan graving dock, jembatan dan lain-lain).
4. Penyelam Scuba, untuk olah raga, penyelam ilmiah dan lain-lain.
Secara umum untuk para penyelam tersebut diperlukan : Keadaan
kejiwaan (psikis) dan kepribadian (personaliti) yang stabil, Mampu
menghadapi stres fisik dan emosional, Bebas dari penyakit fisik yang
serius ataupun yang minor (misalnya penyakit saluran pernafasan atas
dan bawah).

Berdasarkan jenis-jenis penyelaman, ada persyaratan khusus :

1. Persyaratan penyelam militer yang paling berat karena menghadapi darurat


perang, baik tugas-tugas anti sabotase maupun sabotase, pengamanan dan
lain-lain.
2. Bagi penyelam komersial persyaratannya lebih longgar daripada penyelam
militer, namun demikian kondisi fisik dan kesehatan tetap harus tinggi
supaya mampu melaksanakan beban tugas yang diberikan.
3. Bagi pekerja Caisson yang bekerja di lingkungan udara bertekanan tinggi
tetapi tidak dikelilingi oleh air, dalam beberapa hal persyaratannya lebih
longgar dibandingkan penyelam komersial.
4. Penyelam olah raga dan scuba merupakan kelompok penyelam yang sangat
bervariasi usianya, dari remaja muda sampai orang tua.

Syarat Kesehatan

1. Kontraindikasi absolut : Mudah terserang pneumotoraks spontan, Mengidap


penyakit epilepsi, Pada foto toraks terlihat kista paru atau lesi dengan udara
terperangkap (air trapping lessions), Gendang telinga berlubang, Asma aktif.
2. Kontraindikasi relatif : Penurunan fungsi paru, Deformitas ortopedi seperti
skoliosis, Torakotomi, Kelainan EKG, Kelainan gigi yang menyebabkan
kesulitan mengigit mouthpiece.
3. Kontraindikasi sementara : ISPA, sinusitis, alergi sinus musiman atau
keadaan lain yang mengganggu ekualisasi, Bronkitis akut, Gastroenteritis
akut, Trauma ortopedi yang memudahkan terjadinya penyakit dekompresi,
Alkoholik dan pengobatan atau intoksikasi obat sedatif hipnotik.
4. Pemeriksaan fisik : Formulir riwayat kesehatan diiisi oleh calon penyelam.
Formulir pemeriksaan fisik diisi oleh dokter pemeriksa, Visus atau ketajaman
penglihatan, Ketajaman pendengaran dan telinga, Hidung dan sinus, Mulut,
gigi, tenggorokan, Paru, Cardiovaskuler, Gastrointestinal, Urogenital, Kulit,
Susunan saraf, Kelenjar, Tulang, Tes toleransi oksigen, Tes rekompresi,
Laborator.

B. Pemeliharaan Kesehatan Penyelam


Pada saat seorang penyelam memeriksakan diri akan mendapat sehelai
kartu yang menyatakan apakah penyelam tersebut cakap atau tidak cakap
untuk menyelam. Pemeriksaan kesehatan berkala, semua penyelam diwajibkan
menjalani pemeriksaan kesehatan berkala :

1. Untuk kapal-kapal dan kesatuan dimana penyelaman dilaksanakan


secara rutin, pemeriksaan kesehatan dilaksanakan setiap 6 bulan
sekali.
2. Untuk tim-tim penyelaman yang melaksanakan operasi dalam jangka
panjang, sebagai contoh tim Clearence Diving pemeriksaan kesehatan
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
3. Untuk penyelaman dalam, lebih dari 165 feet (55 m), pemeriksaan
kesehatan dilaksanakan setiap kali sebelum dan sesudah operasi
penyelaman.
4. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan apabila seorang penyelam baru
selesai menjalani perawatan medis.
5. Pemeriksaan kesehatan berkala tahunan termasuk pemeriksaan foto
rontgen toraks, audiometri dan foto roentgen tulang panjang.

Transportasi Penyelam Yang Menderita Decompression Sickness

1. Penerbangan tidak boleh lebih tinggi dari 1000 feet (305 m), kecuali
pesawat tersebut memiliki pressurised cabin yang mempunyai tekanan sama
dengan tekanan udara di atas permukaan laut dan didampingi seorang
perawat sebagai supervisor.
2. Setelah berada di lingkungan dengan tekanan tinggi dan terutama pada skin
diving, resiko terjadinya emboli udara selama penerbangan menjadi lebih
besar. Untuk menghindari hal tersebut, aturan keselamatan di bawah ini
sangat penting untuk diperhatikan : Setiap penyelam yang telah melakukan
skin diving dengan kedalaman lebih dari 25 feet (7.6 m) dan menggunakan
alat pernafasan perorangan, dilarang terbang dengan ketinggian lebih dari
5000 feet (1525 m) dalam waktu 12 jam setelah penyelaman; Setiap
penyelam dilarang melakukan penerbangan setelah kecelakaan yang terjadi
selama atau sesudah skin diving sampai dilaksanakan pemeriksaan
kesehatan yang memadai.

C. Pertolongan Pertama (First Aid) Pada Kecelakaan Penyelaman


Penatalaksanaan kecelakaan penyelaman membutuhkan tindakan yang
cepat dan tepat karena dapat menyebabkan kematian atau cacat tubuh yang
permanen. Tindakan P3K Penyelaman terdiri dari :
1. Tindakan medis umum untuk menyelamatkan jiwa dan mencegah
komplikasi kecelakaan (resusitasi). Resusitasi adalah semua tindakan
untuk mengembalikan fungsi vital tubuh guna menyelamatkan jiwa
korban. Ada 3 macam resusitasi yaitu : Resusitasi paru (pulmonary
resucitation), Resusitasi jantung (cardiac resucitation), Resusitasi
jantung dan paru (cardio pulmonary resucitation = CPR).
2. Rekompresi di dalam air maupun recompression chamber
3. Gangguan Peredaran Darah (Syok), tindakan pertolongan : a. Bawa
korban ke tempat teduh dan aman, b. Tidurkan korban terlentang
mendatar, c. Kendorkan pakaian korban, bila perlu pakaian dilepaskan
dan ditutup dengan selimut, d. Tenangkan korban dan usahakan agar
badannya tetap hangat, e. Jangan diberi minum apabila korban tidak
sadar, f. Medikamentosa, g. Bila ada luka dengan perdarahan pasang
pembalut cepat dan bila ada patah tulang pasang bidai.

Perlengkapan P3K penyelaman, untuk menghadapi keadaan darurat perlu


disiapkan perlengkapan P3K dan setiap penyelam harus dapat menggunakan
perlengkapan P3K dengan benar. Perlengkapan P3K terdiri dari :
1. Buku petunjuk P3K.
2. Kartu alamat (nomor telepon / kode radio panggilan) untuk rumah sakit
yang dilengkapi RUBT, serta perusahaan transportasi (helikopter dll).
3. Alat-alat resusitasi : Resusisator (ambu bag) dengan suplai oksigennya,
Tongue spatel (penekan lidah), Laryngoscope (alat untuk memeriksa
tenggorokan).
4. Obat-obatan.
5. Alat-alat untuk mengatasi perdarahan.
6. Alat-alat untuk mengatasi atau mencegah penyebaran racun karena
sengatan binatang laut yang berbisa (ular laut, blue renged octopus, stone
fish dll).
7. Untuk mengatasi penyakit dekompresi.
D. Kedaruratan Penyelaman Diving Emergencies
Kedaruratan ialah suatu keadaan yang tidak terduga yang memerlukan
tindakan segera. Karena sifat kekhususan lingkungan bawah air, maka di air
yang tenang dapat juga terjadi keadaan bahaya bagi penyelam yang sedang
bekerja di bawah air.
Pencegahan terjadinya kedaruratan :
1. Dengan latihan dan pengalaman yang didapat, maka seorang penyelam
harus mampu : Menangani berbagai keadaan kedaruratan yang dihadapi,
Memisahkan hal-hal biasa dengan bahaya-bahaya yang dihadapi,
Mengenal keadaan darurat dan bereaksi secara tepat saat munculnya
tanda-tanda awal berbagai gangguan fisiologis pada dirinya atau
penyelam lain.
2. Pengetahuan tentang penyelaman dan latihan (training) amat penting.
3. Operasi penyelaman yang terencana rapi dengan beban kerja yang
tersusun baik, didukung oleh pengorganisasian yang rapi dan personil-
personil yang memadai, perlengkapan dan peralatan yang terjaga
keamanannya, logistik yang cukup dan pengenalan daerah penyelaman
akan menghasilkan operasi penyelaman yang aman.

Berdasarkan fisiologi dan pertolongan medis yang diperlukan kedaruratan


penyelaman dapat dibagi menjadi :
1. Kedaruratan penyelaman yang tidak membutuhkan pengobatan rekompresi :
Kedaruratan sistem pernafasan, Kedaruratan yang disebabkan oleh sifat-sifat
fisik air sebagai media penyelaman.
2. Gangguan tehnis pelaksanaan penyelaman operational hazard : Blow up,
Fouling and entrapment, Equipment failure, Lost of air supply, Lost of
communication, Lost of diver.
3. Kedaruratan penyelam yang memerlukan tindakan atau pengobatan-
pengobatan rekompresi : Dekompresi yang tidak terlaksana atau terlaksana
tetapi tidak memadai, Emboli gas, Decompression sickness.
DAFTAR PUSTAKA

Bofe J. 2014. Implementasi Kebijakan Kesehatan Peselam Di Kecamatan Balaesang


Tanjung Kabupaten Donggala. Tesis Pasca Sarjana Program Studi Magister Administrasi
Publik: Universitas Tadulako Palu
Kemenkes RI. 2012. Penyakit Akibat Kerja karena Pajanan Hiperbarik dan Penyakit
lain Akibat Penyelaman. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Kerja dan
Olahraga.

Maulana,0 dan A. Susanto 1989. a. Macam-macam Penyelaman. Symposium sehari


penyelaman dengan aman. Jakarta. 19 Februari 1989. 8 hal.
Rijadi, S. 2009. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Lembaga Kesehatan
Kelautan TNI AL. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai