Anda di halaman 1dari 18

Kondisi Sanitasi Jamban di

Desa Suka Jaya Dusun I


Kab. Batu Bara
1. ADE SYAHRENA LUBIS
2. AHMAD RIZKY NASUTION
3. AINUL MARDHIAH
4. AYNIL PAYDA HARAHAP
5. FATMA SURYANI DALIMUNTHE
6. HUSNI FADILAH KHOINUR
7. MAULINA ZAHRA NASUTION
8. NILASARI
Pengertian Sanitasi
 Sanitasi diartikan sebagai alat pengumpulan dan
pembuangan tinja serta air buangan masyarakat
secara higienis sehingga tidak membahayakan bagi
kesehatan seseorang maupun masyarakat secara
keseluruhan. (Depledge, 1997 dalam WSP, 2011).

 Pengertian sanitasi menurut WHO adalah


pengawasan penyediaan air minum masyarakat,
pembuangan tinja dan air limbah, pembuangan
sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan,
penyediaan dan penanganan makanan, kondisi
atmosfer dan keselamatan lingkungan kerja.
Pengertian dan syarat Jamban Keluarga

a. Pengertian Jamban Keluarga


Menurut Depkes RI,2001 Jamban
keluarga adalah suatu bangunan yang
digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran atau najis manusia
yang lazim disebut kakus/WC sehingga
kotoran tersebut tersimpan dalam suatu
tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab
atau penyebar penyakit dan mengotori
lingkungan pemukiman (Depkes RI, 2001).
Syarat-syarat Jamban Yang Memenuhi Syarat
Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat
Jamban Sehat, antara lain :
 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang
penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air
minum.
 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh
serangga maupun tikus.
 Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok
sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap
air dan berwarna.
 Cukup penerangan
 Lantai kedap air
 Ventilasi cukup baik
 Tersedia air dan alat pembersih.
WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini kami laksanakan pada hari Minggu
tanggal 15 Februari 2018.

TEMPAT PENELITIAN
Kami melakukan penelitian di Desa Suka Jaya
dusun I Kab. Batu Bara,karena desa Suka jaya
merupakan desa yang tergolong kawasan pesisir,yang
memiliki masalah sanitasi lingkungan terutama masalah
jamban.
DESAIN PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah
kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu
pendekatan. Dan juga disebut pendekatan
investigasi karena biasanya peneliti
mengumpulkan data dengan cara bertatap
muka langsung dan berinteraksi langsung
dengan masyarakat di tempat penelitian.
(Mcmillan dan Schumacer,2003)

SUBJEK PENELITIAN
 Kepala lorong desa Suka Jaya dusun I
 Masyarakat desa Suka Jaya dusun I
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang kami gunakan
adalah melakukan wawancara langsung dengan
masyarakt serta melakukan pengamatan terhadap kodisi
sanitasi jamban keluarga di desa Suka jaya.

TEKHNIK ANALISIS DATA


Tekhnik analisis data kualitatif dilakukan dengan
pendekatan studi kasus dan wawancara, sehingga analisis
data yang digunakan dengan cara memilah jawaban yang
dikumpulkan yang didapatkan dari subjek penelitian.
1. Deskripsi Tempat Penelitian
a. Kondisi Fisik
Desa Suka jaya merupakan salah satu
desa dari bagian pelabuhan tanjung tiram
Kab.Batu Bara, desa ini terletak dipinggir laut.
Kondisi fisik desa ini sangat miris, karena desa
suka jaya merupakan daerah pesisir. Dimana
desa suka jaya penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan. Sehingga tidak
menutup kemungkinan masyarakatnya
berstatus ekonomi rendah.
Sanitasi lingkungan desa suka jaya juga
sangat miris dipandang mata,karena keadaan
sampah dan tinja yang berceceran di sekitar
lingkungan rumah masyarakat.
Jumlah Penduduk

Bapak Deden selaku kepala lorong


desa suka jaya dusun I mengatakan” Jumlah
warga desa suka jaya sebanyak 90 KK
dengan jumlah penduduk keseluruhannya
adalah sekitar 630 jiwa.
Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Suka Jaya


Dusun I Kab.Batu Bara Tahun 2018.Dari hasil
wawancara serta pengamatan yang kami
lakukan bahwa tempat pembuangan kotoran
manusia/jamban yang digunakan KK di desa
Suka Jaya Dusun I Kab.Batu Bara bertipe
cemplung dan leher angsa dengan persentase
bertipe cemplung 60% dan bertipe jamban
leher angsa 40%.
Seluruh penduduk yang bertipe jamban
cemplung tidak memiliki tempat penampungan
tinja dan membuang tinja langsung ke SPAL
sekitar rumah. Sedangkan yang bertoe leher
angsa tempat penampungan tinja langsu ke
laut. Hal ini menggambarkan kondisi tempat
penampungan kotoran manusia (tinja) di desa
Suka Jaya Dusun I termasuk ke dalam kategori
jamban yang tidak sehat.
Perincian hasil Penelitian di desa Suka jaya dusun I :
 Lokasi terletak pinggiran laut
 Penduduk sekitar mayorits menganut kepercayaan agama
Islam dan bersuku Melayu
 Pekerjaan penduduk sekitar mayoritas Nelayan
 Pendapat para nelayan dengan penghasilan bersih
Rp.50.000/hari dan tergantung iklim
 Masalah pendidikan di daerah pesisir sudah dikategorikan
berpendidikan sampai jenjang kuliah
 Kebiasaan anak-anak mandi dan BAB di pinggiran pantai
 Mayarakat desa suka jaya mendapatkan air bersih dari
pembelian air sumur bor,dengan pengeluaran 1 jam
Rp.10.000
 Beberapa rumah masyarakat yang tidak memiliki jamban
 Tidak ada penyakit di desa suka jaya dusun I
PEMBAHASAN
Jenis kelamin responden paling tinggi yaitu
jenis kelamin perempuan, sebab pada waktu
melakukan penelitian didaerah pesisir desa suku
jaya, laki-laki sebagai kepala keluarga sedang keluar
untuk mencari nafkah. Sebagian besar kepala
keluarga yang ada di desa Suka Jaya bekerja sebagai
nelayan, hal ini tentu saja dikarenakan lingkungan
tempat tinggal mereka yang berada di wilayah
Pelanuhan. Pada aspek kesehatan, nelayan relatif
lebih berisiko terhadap munculnya masalah
kesehatan yang disebabkan persoalan lingkungan
seperti sanitasi,dan indoor pollution.
Responden yang tidak memiliki jamban di desa
suka jaya seluruhnya melakukan BAB di laut dan diatas
SPAl sekitar rumah. Kebiasaan masyarakat desa suka
jaya buang air besar di laut dan di jamban cemplung
sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, sehingga hal
tersebut bukan lagi menjadi hal yang aneh atau dianggap
tabu, karena tidak etis. Selain itu, alasan responden
membuang tinja di pinggir laut terutama karena
memerlukan biaya yang besar untuk membuat jamban,
terutama yang dilengkapi dengan septic tank dan juga
memerlukan lahan yang cukup, sementara kondisi yang
ada jarak antar rumah sangat berdekatan. Sebenarnya di
desa suka jaya telah terdapat beberapa fasilitas MCK
umum, tetapi MCK umum tersebut hanya
diperuntukkan bagi pengunjung atau wisatawan
pelabuhan Tanjung Tiram
Seluruh responden yang memiliki jamban
semuanya berjenis jamban jongkok leher angsa,
sesuai dengan penelitian yang kami lakukan,yang
menunjukkan paling banyak responden memiliki
jamban bentuk leher angsa yaitu (40%) namun
tidak memiliki tangki septik. Jamban leher angsa
merupakan jenis jamban yang memenuhi syarat
kesehatan. Jamban ini berbentuk leher angsa
sehingga akan selalu terisi air, yang berfungsi sebagai
sumbat sehingga bau dari jamban tidak tercium dan
mencegah masuknya lalat ke dalam lubang. Jamban
leher angsa memiliki keuntungan antara lain aman
untuk anak-anak dan dapat dibuat di dalam rumah
karena tidak menimbulkan bau.
Namun selama mereka tinggal di
daerah pesisir yang tidak memiliki sanitasi
jamban yang baik,masyarakt desa suka jaya
masih terlihat sehat dan tidak pernah terjadi
KLB di daerah tersebut.salah satu
responden menyatakan “Badan kami sudah
kebal,meskipun lingkungan kami sudah
tercemar, Alhamdulillah selama ini badan
saya tetap sehat dan tidak mengidap
penyakit apapun”.
Terima Kasih…….

Anda mungkin juga menyukai