Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN TANAH
“”

Kelas 2B
Kelompok I
Disusun oleh
AfdiHidayat Putra 191110042
Ade MerildaWulan 191110041
HanyfahLeonnaPutri 191110052
HilmiZakyaSuhe 191110053
Niken Sariti 191110062
Novericha Audelia 191110063
Reni Deswita 191110070
Risa Aprilianto 191110072
Tresya Andriani 191110076

DosenPembimbing
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si

PRODI D3 SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2020
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan praktikum mata kuliah Penyehatan Tanah tentang “Pwngambilan


Sampel Tanah Terganggu, Pemeriksaan Sampel Fisik, Kimia dan Mikrobiologi
Tanah, Proses Fitoremediasi” yang telah dilaksanakan pada tanggal 07 sampai 17
Oktober 2020, disetujui oleh :

DosenPembimbing

Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Padang, 30 Oktober 2020

Kelompok I
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................
1.3 Manfaat.......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ..........................................................................................................
2.2 ..........................................................................................................
2.3 ..........................................................................................................
BAB III ISI
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................
3.2 ..........................................................................................................
BAB IV HASIL PRAKTIKUM
4.1 ..........................................................................................................
4.2 ..........................................................................................................
BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik.
Sifat dinamik tanah tersebut karena tanah merupakan system yang terbuka
dengan terjadinya proses pertukaran bahan dan energy secara
berkesinambungan (Palar, 1994).
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman, yang mengandung semua unsur yang berbeda baik dalam
bentuk maupun jumlahnya. Unsur hara mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn),
seng (Zn) dan tembaga (Cu) merupakan unsur hara penting bagi tanaman yang
terdapat dalam tanah.
Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya
sedikit. Tanah pun memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat yang
berbeda untuk tiap jenis tanah berdasarkan bahan induk penyusun tanah
tersebut. Menurut standar umum kadar Pb dan Cd yang boleh ada
pada tanah adalah masing-masing 150 ppm dan 2 ppm namun untuk
jenis tanah yang berasal dari batuan beku (Charlena, 2004).
Kandungan unsur-unsur tersebut dalam tanah sangat bervariasi tergantung
sifat-sifat tanah seperti pH, tekstur tanah, komposisi mineral, aktivitas
mikroorganisme di dalamnya dan kelembaban. Ketersediaan Fe dalam tanah
berkisar antara (10.000 ~ 60.000) ppm atau (1 % ~ 6 %), Mn berkisar (100 ~
5.000) ppm, Zn berkisar (20 ~ 150) ppm, sedangkan Cu berkisar (2 ~ 60) ppm
(Lindsay, 1979).
Tanah dengan atau tanpa disadari merupakan tempat penimbunan akhir
dari limbah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Secara alami tanah akan
menguraikan bahan kimia yang mask kedalam tanah, tetapi apabila bahan
kimia yang direrima tersebut berlebihan maka tanah tidak akan mampu
menguraikannya. Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam merespon bahan kimia yang diterimanya.
Kontaminasi logam berat Pb akan cendrung meningkat di dalam tubuh
seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang mengunakan
bahan bakar bensin. Hal ini disebabkan Indonesia belum dapat membuat
bahan bakar minyak yang bebas dari Pb. Dampak yang ditimbulkan adalah
menurunnya kualitas lingkungan hidup (Fardiaz, 1992).
Sifat biologi tanah terutama populasi mikroorganisme merupakan
parameter penting guna menduga produktivitas suatu lahan karena
mikroorganisme tanah merupakan pemecah primer, sehingga perlu untuk
mengetahui perbedaan sifat biologi tanah yang didekati dengan pengukuran
respirasi tanah, populasi total jamur pada beberapa tipe penggunaan lahan di
tanah Andisol, Inceptisol, danVertisol.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup dengan jumlah sangat
banyak baik dalam tanah, air, maupun udara. Tanah adalah bagian yang
terdapat pada permukaan bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organic.
Fauna tanah berupa makroorganisme, mesootganisme, dan mikroorganisme
tanah yang memiliki keanekaragaman terdiri atas bakteri, fungi, algae,
protozoa, dan lain – lain berfungsi sebagai pendekomposisi bahan organic
serta dapat memperbaiki sifat kimia maupun fisik tanah. Jumlah populasi
fauna tanah menjadi salah satu indikator tingkat kesuburan suatu tanah.
Bahan organik tanah merupakan sumber energi dan makanan utama
bagi mikro dan makro organisme tanah.Dalam aktivitasnya, biota tanah
tersebut merombak atau mendekomposisi bahan organik segar menjadi
senyawa yang lebih sederhana.Antara mikro dan makroorganisme terdapat
hubungan simbiosis mutualistis dalam mengeksploitasi bahan
organik.Mikroorganisme berperan dalam sebagian besar transformasi kimia
dari proses dekomposisi, sedangkan organisme yang lebih besar cenderung
menstimulir dan mengambil manfaat dari aktivitas tersebut melalui
kemampuannya beroprasi dalam skala ruang dan waktu yang lebih
luas.Cacing tanah dan rayap mampu menghancurkan karbohidrat kompleks,
lignin, asam humic dan senyawa fenol yang terdapat dalam sampah dan tanah,
dan berperan penting dalam perubahan lingkungan mikro tanah melalui
aktivitasnya menggali dan membuat sarang dalam tanah ( Lavelleetal, 1994 )
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan dalam pengambilan
sampel tanah, pemeriksaan fisik tanah, pemeriksaan kimia tanah,
mikrobiologi tanah dan proses fitoremediasi.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pengambilan sampel tanah terganggu
2. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pengambilan sampel tanah
terganggu
3. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan sampel tanah secara fisika
4. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan sampel tanah
secara fisika
5. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan pemeriksaan sampel
tanah secara kimia
6. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan sampel tanah
secara kimia
7. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan pemeriksaan sampel
tanah secara mikrobiologi
8. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan sampel tanah
secara mikrobiologi
9. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan dalam proses
remediasi
10. Mahasiswa dapat mengetahui proses fitoremediasi

1.3. Manfaat
Dengan mengetahui alat, bahan dan prosedur kerja dalam pengambilan
sampel tanah, pemeriksaan fisik tanah, pemeriksaan kimia tanah,
pemeriksaan mikrobiologi tanah dan proses fitoremediasi mahasiswa dapat
menerapkannya dalam proses pembelajaran maupun dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah


Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai
ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai
penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air
dan udara merupakan bagian dari tanah.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempattumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi  berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-
zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass
dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan,
maupun kehutanan.
Fungsi Tanah :
1.        Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.        Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.        Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon,
vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim
yang dapat meningkatkan kesediaan hara.
4.        Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan
sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama & penyakit tanaman.

2.2 Sifat Fisik Tanah


2.2.1 Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu,
danliat. Suatu kelas tekstur mempunyai batas susunan tertentu dari fraksi
pasir, debu, danliat. Pembagian kelas tekstur tanah menurut USDA dibagi
kedalam  12 tekstur. Pembagian ini didasarkan banyaknya susunan fraksi
tanah. (Yulius dkk,2001).
Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran pada lapisan tanah.
Kasar atau halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu,
danliat yang terdapat di dalam tanah. Tekstur tanah juga memberikan
pengertian persentase relatif dari ketiga unsure batuan yang meliputi pasir,
geluh, dan lempung.   (Prawirahartono, dkk, 1991).
Tekstur tanah adalah perbandingan partikel pasir, debu dan lempung
dalam suatu massa tanah. Partikel pasir berdiameter 0,05 – 2 mm, partikel
debu berdiameter 0,002 – 0,05 mm, dan patikel lempung berdiameter  ± 0,002
mm.

Pembagaian tekstur tanah :


No Tekstur Keterangan
.
1. Pasir Rasa kasar jelas, tidak membentuk
bola dan gulungan serta tidak melekat
2. Pasir berlempung Rasa kasar sangat jelas, membentuk
bola yang mudah sekali hancur serta
sedikit melekat
3. Lempung berpasir Rasa kasar agak jelas, membentuk bola
agak keras, mudah hancur serta
melekat
4. Lempung berdebu Rasa licin, membentuk bola teguh, pita
dan lekat
5. Lempung Rasa tidak kasar dan tidak licin,
membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilat
6. Debu Rasa licin sekali, membentuk bola
teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat serta agak
melekat
7. Lempung berliat Rasa agak kasar, membentuk bola agak
teguh (kering), membentuk gulungan
bila dipijit
8. Lempung liat berpasir Rasa kasar agak jelas,membentuk bola
agak teguh (kering), membentuk
gulungan bila dipijit
9. Lempung liat berdebu Rasa jelas licin, membentuk bola
teguh, gulungan mengkilat serta
melekat
10. Liat berpasir Rasa licin agak kasar, membentuk
bola, dalam keaadaan kering sukar
dipijit
11. Liat berdebu Rasa agak licin, membentuk bola,
dalam keadaan kering sukar dipijat
12. Liat Rasa berat, membentuk bola baikserta
melekat sekali
13. Liat berat Rasa berat sekali, membentuk bola
baik serta melekat sekali.

2.2.2 Warna tanah


Warna Tanah merupakan salah satu cirri tanah yang paling mudah
diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah
antara lain : kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase tanah dan
lain-lainnya. Warna disusun atas 3 variabel yaitu Hue menunjukkan warna
spektrum. Value menunjukkan kecerahan warna dan Chroma
menunjukkan intensitas warna. Warna tanah ditentukan dengan cara
membandingkan warna tanah dengan warna baku pada Munsell Soil Color
Chart. Penentuanwarnameliputi : warna dasar tanah (matrix) dan warna
karatan (jikaada). Karena kelembaban mempengaruhi warna yang
terbentuk, maka penentuan warna dilakukan pada kondisi kering dan 2
lembab. Penulisan warna ditulis menurut urutan hue, value, chroma,
misalnya 10 YR ¾ (coklat).

2.2.3 Porositas tanah


Porositas mirip seperti kepadatan, hanya saja porositas berarti ruang
kosong (poripori) diantara tekstur tanah yang tidak terisi dengan mineral
atau bahan organic namun terisi oleh gas atau air. Semakin tinggi
kepadatan tanah maka semakin rendah porositasnya dan sebaliknya
semakin rendah kepadatan tanah semakin rendah porositasnya. Idealnya,
total porositas dari tanah adalah sekitar 50% dari total volume tanah.
Ruang untuk gas dibutuhkan tanah untuk menyediakan oksigen yang
berguna untuk organism dalam menguraikan material organic, humus dan
akar tanaman. Porositas juga mendukung pergerakan serta penyimpanan
air serta nutrisi.
Tingkat porositas tanah dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat baik
dengan tingkat porositas kurang dari 2 mikro meter, baik dengan tingkat
porositas 2-20 mikro meter, sedang dengan tingkat porositas 20-200 mikro
meter dan kasar dengan porositas 200 mikro meter hingga 2 mili meter.

2.2.4 Kepadatan tanah


Tingkat kepadatan tanah umumnya berkisar antara 2,6 hingga 2,75
gram per cm3 dan biasanya tidak dapat berubah. Kepadatan partikel tanah
yang banyak mengandung material organic lebih rendah daripada tanah
yang sedikit mengandung material organic. Tanah dengan kepadatan
rendah dapat menyimpan air lebih baik namun bukan berarti cocok untuk
pertumbuhan tanaman. Tanah dengan kepadatan tinggi menunjukkan
tingkat kandungan pasir yang tinggi.

2.2.5 Temperatur tanah


Tanah memiliki temperatur yang bervariasi mulai dari tingkat dingin
ekstrim -20 derajat celcius hingga tingkat panas ekstrim mencapai 60
derajat celcius. Temperatur tanah penting bagi germinasi biji tanaman,
pertumbuhan akar tanaman serta menyediakan nutrisi bagi tanaman
tersebut. Tanah yang berada 50cm dibawah permukaan cenderung
memiliki temperatur yang lebih tinggi sekitar 1,8 derajat celcius.

2.2.6 Konsistensi tanah


Konsistensi tanah berarti kemampuan tanah  untuk menempel pada
objek lain dan kemampuan tanah untuk menghindari deformasi atau
berpisah. Konsistensi diukur dengan 3 kondisi kelembapan yaitu : kering,
lembapdanbasah. Konsistensi tanah bergantung pada tingkat banyaknya
tanah liat.

2.2.7 Permeabilitas Tanah


Permeabilitas tanah adalah kecepatan air merembes ke dalam tanah
ke arah horizontal dan vertikal melalui pori-pori tanah atau pula dapat
diartikan dengan kecepatan tanah meresapkan atau meloloskan air dalam
keadaan jenuh. Kecepatan perembesan air dipengaruhi oleh tekstur tanah

2.2.8 Struktur tanah


Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah yang
membentuk agregat tanah dalam berbagai bentuk, ukuran dan kemantapan.
Kegiatan petani seperti pembajakan, pemupukan dan pengolahan tanah
dapat mengubah struktur tanah asli.
 
2.3 Sifat Kimia Tanah
2.3.1 Kadar Air
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam
persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Faktor –
faktor yang mempengaruhi kadar air tanah yaitu : curah hujan, kemampuan
tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi, kanungan bahan organic dan
faktor iklim.

2.3.2 pH
Ph kependekan dari potensial of hydrogen. Sedangkan pH tanah
adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu
lahan. Dengan mengetahui kadar pH dalam tanah, para petani (manusia)
dapat menentukan tanaman apa yang cocok untuk ditanam atau
dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar
pH yang berbeda – beda. Terdapat tiga jenis pH yang mendasari karakteristik
tanah dan biasanya menjadi acuan utama dalam bidang pertanian, antara lain :
 pH Netral
Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8.
Tingkat keasaman ini merupakan pH ideal dengan kandungan
senyawa organic, mikroorganisme, unsur hara dan mineral –
mineral dalam kondisi yang optimal
 pH Asam
Kadar pH dalam tanah asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut
yang cenderung mempunyai kandungan hydrogen, alumunium,
dan belerang tinggi. Pada kondisi asam, biasanya tanaman tidak
mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap
oleh tumbuhan sectra optimal.
 pH Basa
Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan
umumnya terdapat di daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa
juga memiliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan
natrium yang lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak
baik bagi tanaman.
2.3.3 C-Organik
Kadar C-Organik merupakan faktor penting penentu kualitas tanah
mineral. Semakin tinggi kadar C-Organik total maka kualitas tanah mineral
semakin baik. Bahan organic tanah sangat berperan dalam hal memperbaiki
sifat fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologi tanah, serta untuk
meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.

2.3.4 Pospor-tersedia dan Kalium


Pospor dalam bentuk cadangan ditetapkan dengan menggunakan
pengekstrak HCl 25%. Pengekstrak ini akan melarutkan bentuk-bentuk
senyawa pospat dan kalium mendekati kadar P dan K-total. Ion pospat dalam
ekstrak akan bereaksi dengan ammonium molibdat dalam suasana asam
membentuk asam pospomolibdad yang akan bereaksi dengan asam askorbat
menghasilkan larutan berwarna biru.

2.3.5 K-Total
Semakin tinggi K-total, maka status kesuburan tanah semakin tinggi
dan sebaliknya semakin rendah K-total, maka status kesuburan tanah juga
semakin rendah. Berdasarkan ketersediannya bagi tanaman, Kalium total
dalam tanah digolongkan kedalam 3 bentuk :
1. K relatif tidak tersedia. Umumnya bentuk yang demikian ini masih
berada dalam mineral tanah seperti felsfat dan mika, mencakup 80
– 90% dari K total
2. K lambat tersedia. Bentuk ini tidak dapat dipertukarkan namun
merupakan cadangan ketersediaan K yang lambat tersedia. Bentuk
ini mencapai 1 – 10% dari K total.
3. K segea tersedia
Penambahan K dalam tanah sebagian besar dari pemberian pupuk
buatan, sisa tanaman dan pupuk alam serta mineral. Kalium dari tanah yang
lambat tersedia, sedangkan kehilangan K sebagian besar karena diangkut oleh
tanaman yang dipanen, berikutnya hilang karena erosi, pelindian (pencucian)
dan terfiksasi (tertambat) menjadi mineral yang lambat tersedia.

2.3.6 Nitrogen Total


Senyawa nitrogen organic di oksidasi dalam lingkungan asam sulfat
pekat dengan katalis campuran selen membentuk (NH 4)2SO4.Metoda ini tidak
dapat menetapkan nitrogen dalam bentuk nitrat. Kadar ammonium dalam
ekstrak dapat ditetapkan dengan cara destiladi atau spektrofotometri. Pada
cara destilasi, ekstrak dibasakan dengan penambahan larutan NaOH.
Selanjutnya NH3 yang dibebaskan diikat oleh asam borat dan dititar dengan
larutan baku H2SO4 menggunakan indicator Conway.

2.3.7 Pb
Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang
lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral –
mineral lain terutama seng dan tembaga. Perpindahan timbale Pb dari tanah
ke tanaman tergantung komposisi dan Ph tanah.

2.4 Sifat Mikrobiologi Tanah


2.4.1 Makroorganisme
Makroorganisme tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang
hidup di permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah. Proses
dekomposisi di dalam tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak
ditunjang oleh kegiatan makroorganisme tanah. Peranan makroorganisme
tanah antara lain :
 Dekomposisi bahan organik dan produksi humus
 Siklus nutrient dan energy yaitu siklus N, P, S, C
 Fiksasi unsure hara, fiksasi N
 Pencampueran bahan- bahan penyusun tanah oleh aktivitas
organism (bioturbasi) makroorganisme tanah
 Proses pembentukan tanah
2.4.2 Respirasi
Respirasi tanah merupakan pencerminan aktivitas organism tanah.
Pengukuran respirasi (mikroorganisme tanah) merupakan cara pertama kali
digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas organism tanah. Salah satu
cara untuk mempelajari aktivitas semua mikroorganisme dalam tanah adalah
dengan menghitung jumlah organism tanah dan karbondioksida yang
dilepaskan oleh organisme tanah selama waktu tertentu. Sedangkan penetapan
respirasi tanah adalah berdasarkan penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan
oleh mikroorganisme tanah dan jumlah O2 yang digunakan oleh
mikroorganisme tanah.

2.4.3 Mikroorganisme
Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak
lepas dari peran mikroorganisme tanah. Mikroorganisme tanah dapat
digolongkan menjadi tujuh golongan utama yaitu bakteri, Actinomyces,
candawan,alga, protozoa, bacteriofag, dan virus. Mikroorganisme perombak
bahan organic terdiri atas fungi dan bakteri. Pada kondisi aerob,
mikroorganisme perombak bahan organic terdiri atas fungi, sedangkan pada
kondisi anaerob sebagian besar perombak bahan organic adalah bakteri.

2.5 Fitoremediasi
2.5.1 Definisi Fitoremediasi
Fitoremediasi berasal dari kata phyto yang merupakan bahasa Yunani,
berarti tanaman/tumbuhan, dan kata remidium yang merupakan bahasa latin
yang berarti untuk menghilangkan (Gosh and Singh, 2005; Varun et al., 2015)
sehingga bisa dikatakan fitoremediasi sebagai suatu upaya untuk membuat
kondisi lingkungan menjadi lebih baik (EPA, 2011). Sementara definisi dari
fitoremediasi menurut EPA (2011) adalah “Proses mengurangi pencemar
kimia di dalam tanah melalui akar tanaman”. Demikian pula USGS (2011)
yang menerangkan definisi fitoremediasi sebagai “penggunaan tanaman
untuk meremediasi pencemar melalui asupan air yang terkontaminasi
(proses transpirasi) oleh tanaman”
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dijelaskan bahwa fitoremediasi
merupakan sebuah teknologi untuk proses penghilangan, pemindahan,
penstabilan atau penghancuran bahan pencemar baik senyawa organik
maupun anorganik pada tanah, limbah, kolam dengan menggunakan vegetasi
(EPA, 2000; Komives and Gullner, 2006; Sasi, 2011).

2.5.2 Mekanisme Fitoremediasi


Mekanisme penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan
dapat dibagi menjadi tiga proses yang sinambung, yaitu penyerapan logam
oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan lokalisasi
logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak menghambat
metabolisme tumbuhan tersebut (Connel dan Miller, 1995). Pembentukan
reduktase di membran akar berfungsi mereduksi logam yang selanjutnya
diangkut melalui kanal khusus di dalam membran akar. Setelah logam dibawa
masuk ke dalam sel akar, selanjutnya logam harus diangkut melalui jaringan
pengangkut, yaitu xilem dan floem kebagian tumbuhan lain oleh molekul
khelat. Berbagai molekul khelat yang berfungsi mengikat logam dihasilkan
oleh tumbuhan, misalnya histidin yang terikat pada Ni dan fitokhelatin-
glulation yang terikat pada Cd (Salt dkk., 1998).

2.5.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Fitoremediasi


Metode Fitoremediasi digunakan pertama kali di Negara Jerman sekitar
300 tahunan yang lalu (Sasi, 2011). Fitoremediasi merupakan teknologi yang
memiliki keunggulan yang sangat menarik perhatian karena efisiensi biaya
yang dikeluarkan. Metode ini mampu menghemat biaya hingga 75%
dibandingkan dengan metode konvensional, daripada biaya menggunakan
metode konvensional dalam mengurangi limbah (Henry, 2000; Lasat,
2000;Sasi;2011).
Di samping itu, keunggulan lainnya yang dimiliki oleh metode ini
adalah tanaman sebagai objek utama mudah tumbuh tanpa diperlukan suatu
kemampuan dan keterampilan khusus (Sasi, 2011), mudah dimonitor,
mengurangi kontak pekerja terhadap limbah bahan kimia berbahaya (EPA,
2001) dan menambah keindahan pada lokasi remediasi (Sasi, 2011). Namun,
di balik keunggulan yang dimiliki oleh metode fitoremediasi, terdapat pula
beberapa kekurangan sebagaimana tertera di dalam Tabel

Tabel 1. Keunggulan dan Kelemahan Metode Fitoremediasi


No Keunggulan Kelemahan
.
1. Dapat menyerap berbagai senyawa Terbatas pada lokasi dengan
organik dan atau organic kontaminasi yang dangkal
dalam daerah yang dapat
dijangkau oleh akar tanaman
remediasi
2. Dapat diaplikasikan secara in-situ/ex- Memerlukan waktu yang lama
situ (beberapa tahun) untuk
meremediasi daerah
terkontaminasi
3. Aplikasi in-situ dapat menurunkan Terbatas pada daerah dengan
jumlah gangguan pada tanah konsentrasi rendah
dibandingkan dengan metode
konvensional
4. Mampu mengurangi limbah dalam Biomasa tanaman yang
jumlah yang besar dipanen dari fitoekstraksi
diklasifikasikan sebagai
limbah berbahaya RCRA
5. Aplikasi in-situ menurunkan sebaran Bioakumulasi polutan seperti
kontaminan yang melalui udara dan air logam berat di dalam rantai
makanan apabila vegetasi
dimakan oleh konsumen
tingkat kedua
6. Tidak memerlukan peralatan yang Tergantung pada kondisi iklim
mahal dan keterampilan operator yang
tinggi dan khusus
7. Mudah diimplementasikan
Pengenalan jenis-jenis yang tidak
alami dapat mempengaruhi
keanekaragaman hayati
8. biaya yang diperlukan lebih murah
dibandingkan dengan metode
konvensional
9. Ramah lingkungan dan menambah Perlu diperhatikan konsumsi
keindahan jaringan tanaman yang
10. Mudah dimonitor
terkontaminasi
11. Dampak dan kerusakan yang
ditimbulkan lebih rendah karena
menggunakan makhluk hidup

BAB III
ISI

3.1 Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Minggu/ 04 Oktober 2020


Pukul : 10.00 – 11.40 WIB
Lokasi : Kabupaten Solok Selatan Nagari Alam Puah Duo
Materi : Pengambilan Sampel Fisik Tanah Terganggu dan
Pemeriksaan Sampel Fisik Tanah (Tekstur dan Warna
Tanah)

3.2 Alat, Bahan dan Prosedur pengambilan sampel tanah terganggu serta
pemeriksaan fisik tanah
3.2.1 Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi

Untuk membantu menggali


1. Pisau lapang tanah sekitar ring untuk
mengeluarkan ring.

Untuk tempat menaruh


Kantong plastic
2. sampel tanah yang sudah
ukuran 1.2 kg
diambil

Untuk mengikat kantong


3. Karet gelang
plastik.

Untuk memberikan label


4. Kertas label pada setiap sampel tanah yg
diambil.
Digunakan untuk
5. Bor Belgi mengambil sampel tanah
padat

Digunakan untuk
menggali, membersihkan
6. Cangkul
tanah dari rumput ataupun
untuk meratakan tanah

3.2.2 Bahan

Nama Bahan Gambar

Tanah

3.2.3 Prosedur Pengambilan Sampel Tanah Terganggu


1. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan dalam pengambilan
sampel tanah terganggu.
2. Bersihkan daerah tanah yang akan di ambil untuk sampel tanah.
3. Lalu cangkul tanah dengan kedalaman 20 cm.
4. Ukur suhu tanah dengan menggunakan termometer.
5. Ambil tanah sebanyak 0,5 kg.
6. Lalu masukkan tanah ke dalam plastik dan ikat plastik dengan
karet.
7. Setelah itu beri label pada plastik.
Pemberian Label
a) Nama Pengambilan
b) Tempat Pengambilan
c) Pemeriksaan yang dilakukan
d) Suhu, pH, waktu
e) Kode Sampel

3.2.4 Prosedur Pemeriksaan Fisik Tekstur Tanah


1. Ambil segumpal tanah kira-kira sebesar kelereng
2. Pijit tanah dengan ibu jari dan telunjuk
3. Rasakan tekstur tanah tersebut

3.2.5 Prosedur Pemeriksaan Fisik Warna Tanah


Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah
tersebut dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart.
Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2)
value, dan (3) chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan
sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap
terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.
Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna
spektrum.
Berdasarkan buku Munsell Saoil Color Chart nilai Hue
dibedakan menjadi: (1) 5 R; (2) 7,5 R; (3) 10 R; (4) 2,5 YR; (5) 5
YR; (6) 7,5 YR; (7) 10 YR; (8) 2,5 Y; dan (9) 5 Y, yaitu mujlai dari
spektrum dominan paling merah (5 R) sampai spektrum dominan
paling kuning (5 Y), selain itu juga sering ditambah untuk warna-
warna tanah tereduksi (gley) yaitu: (10) 5 G; (11) 5 GY; (12) 5 BG;
dan (13) N (netral).
Value dibedakan dari 0 sampai 8, yaitu makin tinggi value
menunjukkan warna makin terang (makin banyak sinar yang
dipantulkan). Nilai Value pada lembar buku Munsell Soil Color
Chart terbentang secara vertikal dari bawah ke atas dengan urutan
nilai 2; 3; 4; 5; 6; 7; dan 8. Angka 2 paling gelap dan angka 8 paling
terang.
Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi
chroma menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan warna
spektrum makin meningkat. Nilai chroma pada lembar buku Munsell
Soil Color Chart dengan rentang horisontal dari kiri ke kanan dengan
urutan nilai chroma: 1; 2; 3; 4; 6; 8. Angka 1 warna tidak murni dan
angka 8 warna spektrum paling murni.
Pencatatan warna tanah dapat menggunakan buku Munsell
Soil Color Chart, sebagai contoh:
1) Tanah berwarna 7,5 YR 5/4 (coklat), yang berarti bahwa warna
tanah mempunyai nilai hue = 7,5 YR, value = 5, chroma = 4,
yang secara keseluruhan disebut berwarna coklat.
2) Tanah berwarna 10 R 4/6 (merah), yang berarti bahwa warna
tanah tersebut mempunyai nilai hue =10 R, value =4 dan
chroma = 6, yang secara keseluruhan disebut berwarna merah.
Selanjutnya, jika ditemukan tanah dengan beberapa warna,
maka semua warna harus disebutkan dengan menyebutkan
juga warna tanah yang dominannya. Warna tanah akan berbeda
bila tanah basah, lembab, atau kering, sehingga dalam
menentukan warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut
dalam keadaan basah, lembab, atau kering.

3.3 Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Rabu / 7 Oktober 2020
Pukul : 10.00 – 11.40 WIB
Lokasi : Parak Laweh pulau air. Kecamatan Begalung
Materi : Pemeriksaan Sampel Kimia Tanah

3.4 Alat, Bahan dan Prosedur Pemeriksaan Sampel Kimia Tanah


3.4.1 Alat
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Penumbukda Untukmenumbuktanah agar
ncawanporsel lebihhalus
in

2. Ayakan Untukmenyaringbatu -
batuataukerikil yang ada di
tanah

3. Oven Untukmengeringkantanah

4. Desikator Untukmendinginkantanahsetela
h di oven

5. Cawansampe Sebagaiwadahuntukmeletakkan
l sampeltanah

6. Neracaanaliti Untukmenimbangberattanah
k

7. Spatula Unukmembantumemindahkant
anahdariwadahkecawansampel
8. AlatukurpH digunakanuntukmengujikandu
tanah ngan pH dalam tanah,
soil pH meter
inijugamampumendeteksitingk
atfertilitasatautingkatkesubura
n tanah.

3.4.2 Bahan
Nama Bahan Gambar

Tanah

3.4.3 Prosedur Pemeriksaan Sampel Kimia Tanah


1. Pemeriksaan pH Tanah
 Siapkan alat pH meter, lalu tancapkan alat ke tanah.
Menancapkan alat minimal setengah dari badan alat
 Lalu biarkan kira – kira 1 menit atau sampai angka yang ada di
monitor alatstabil
 Setelah 1 menit, lihat angka dimonitor alat dan catat hasilnya.

2. Pemeriksaan Kadar Air Tanah


 Siapkan sampel tanah lalu masukkan ke dalam cawan porselin
dan tumbuk agar tanah menjadi halus
 Lalu ayak tanah, tujuan diayak agar batu – batu atau kerikil
terpisah dari tanah
 Sebelum itu kita harus menimbang 3 buah cawan kosong secara
bergantian dan jangan lupa diberi label cawan 1,2, dan 3
 Setelah masing – masing cawan kosong tersebut ditimbang catat
berat cawan kosong tersebut
 Ambil kembali cawan kosong tersebut lalu masukkan tanah
yang sudah diayak tadi kemasing – masing cawan sampel
 Kemudian timbang kembali masing – masing cawan yang sudah
berisi sampel tanah dengan menggunakan neraca analitik. Dan
jangan lupa catat hasil penimbangan tersebut
 Setelahditimbang, masukkan cawan yang telah berisi sampel
tanah tadi kedalam oven dengan suhu 105 ºC selama± 24 jam
 Setelah dioven dinginkan cawan sampel kedalam desikator
selama± 15 menit
 Kemudian timbang lagi cawan yang berisi sampel tanah yang
sudah dikeringkan. Dan catat hasil penimbangan tadi
 Setelah semua hasil dari penimbangan didapatkan, langkah
selanjutnya adalah pindahkan data – data tersebut kedalam tael
pengamatan sebagai berikut

Lokasi Kodesampel A B C KA Ket


(cawan) (cawan (cawan) (%)
)
1
2
3

Keterangan :
A = Berat cawan kosong
B = Berat cawan + sampel tanah
C = Berat cawan + sampel tanah kering

Rumus :
B−C
KA = x 100%
C− A
Untuk mendapatkan hasil akhir kadar air tanah kita harus mencari nilai
dari KA1, KA2 dan KA3. Jika nilai ketiga kadar air tersebut sudah dapat lalu kita
jumlahkan dan dibagi tiga. Jadi barulah dapat hasil akhir dari menghitung kadar
air tanah tersebut.

3.5 Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Sabtu/17 Oktober 2020
Pukul : 10.00 – 11.40 WIB
Lokasi : Lubuk Basung
Materi : Pemeriksaan Sampel Mikrobiologi Tanah

3.6 Alat, Bahan dan Prosedur Pemeriksaan Sampel Mikrobiologi Tanah


3.6.1 Alat
No Nama Alat
.
1. Cangkul
2. Kantong plastic
3. Neraca analitik
4. Toples
5. Pipet ukur
6. Botol film
7. Inkubator
8. Erlenmeyer
9. Buret dan standar

3.6.2 Bahan
No Nama Bahan
.
1. Tanah
2. Indikator PP
3. KOH
4. HCl
5. BaCl2
6. H2O

3.6.3 Prosedur Pemeriksaan Sampel Mikrobiologi Tanah


1. Pemeriksaan Respirasi pada Tanah
a. Pengambilan Sampel
 Lakukan pengamatan pada lahan yang akan diambil sampel tanahnya
 Ukur tanah berbentuk persegi dengan sisi ukuran 60 cm
 Bersihkan vegetasi dengan cangkul dan amati mikroorganisme yang
ada di permukaan tanah
 Selanjutnya ambil sampel tana pada kedalaman 0-30 cm untuk
mengamati mikroorganisme di laboratirium
 Masukkan sampel ke dalam kantong plastic
 Bawa sampel ke laboratorium.
b. Pemeriksaan Sampel
 Sebelum melakukan praktikum, semua alat harus disterilisasikan
terlebih dahulu
 Timbang sampel tanah sebanyak 300 g, masukkan ke dalam toples
kedap udara dalam keadaan miring
 Pipet 10 ml KOH, lalu masukkan kedalam botol film 1 , temple label
KOH
 Pipet 10 ml H2O, lalu masukkan ke dalam botol film 2, temple label
H2O
 Masukkan botol film KOH dan H2O ke dalam toples kedap udara
 Tutup rapat toples kedap udara Inkubasi selama 1 mingg
 Besoknya dilakukan titrasi
 Setelah di inkubasi selama 1 minggu, keluarkan toples dari incubator
 Keluarkan botol film KOH dan H2O dari toples
 Masukkan KOH ke dalam Erlenmeyer susu
 Tambahkan 4 tetes indicator PP larutan akan berubah menjadi pink
 Titrasi dengan HCl 0.5 N sampai warna larutan kembali semula (putih
susu)
 Tambahkan 5 ml BaCL2 kedala Erlenmeyer, larutan menjadi warna
putih

Perhitungan
 Catat hasil pemakaian HCl
 Cari luas penampang toples dengan rumus lingkaran
Luas lingkaran ¿ π r 2
Jumlah mikrobiologi tanah
MgCO2 = (S-C) 22 x L penampang.

3.7 Waktu dan Tempat


Hari / tanggal :
Pukul :
Lokasi :
Materi :

3.8 Alat, Bahan dan Proses Remediasi

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil Praktikum Pemeriksaan Sampel Fisik Tanah

a. Nama : Afdi Hidayat Putra


b. Tempat : Kabupaten Solok Selatan Nagari Alam Puah Duo
c. Suhu : 21˚C

Tekstur Warna
Lempung liat berdebu Coklat
( Rasa jelas licin, membentuk
bola teguh, gulungan mengkilat
serta melekat )

BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1. http://balconystair.blogspot.com/2013/07respirasi-tanah.html?m=1
2. https://id.scribd.com/presentation/365189284/MAKROORGANISME-
TANAH-pptx#:~:text=Makroorganisme%20adalah%20makhluk
%20hidup&text=tanah%20yaitu%20tikus%2C%20rayap%2C
%20semut,cacing%20dan%20lain-lain.&text=(Anderson%2C%201994)
3. https://id.scribd.com/document/3833323401/makalah-remediasi-tanah-
kimia-pdf
4. https://www.academia.edu/6925830/MIKROORGANISME_TANAH
5. https://yohanissarmaidiot.blogspot.com/2016/01/laporan-kadar-air-
tanah.html?m=1
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68123/Chapter
II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
7. https://www.youtube.com/watch?v=NXm97VCE6_U.
8. https://www.youtube.com/watch?v=D6fKIu6sW50.
9. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT/article
/download/7010/5256/&ved=2ahUKEwiwnIWU-
LrsAhWw73MBHQ0_CyoQFjADegQIARAB&usg=AOvVaw21Wg2jIuo
bXO8y58wSlB9C&cshid=1602914127928
10. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/37008828/LAP
ORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_TANAH&ved=2ahUKEwjx18L99brs
AhX48HMBHZfWD_sQFjABegQIJRAH&usg=AOvVaw3amYRC5ft8gx
8obWKXOiBJ&cshid=1602914390467
11. https://www.google.com/amp/s/rizkyrahman.wordpress.com/2013/03/28/
makalah-tentang-mikrobiologi-tanah/amp/

Anda mungkin juga menyukai