Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS DAN B3

“Pengelolaan Limbah B3”

Disusun Oleh :

Kelas 2B

Dosen
Afridon, ST, MSi

PROGRAM STUDI D-3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengolahan Limbah Medis dan B3 yang berjudul “Pengelolaan
Limbah B3”
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam pengelolaan limbah B3,
penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi pembaca. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Limbah ................................................................................................3
2.2 Jenis Limbah......................................................................................................5
2.3 Upaya Pengelolaan Limbah B3..........................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam era globalisasi yang makin berkembang, penggunaan bahan
kimia dalam kehidupan sehari – hari semakin bertambah. Penggunaan bahan
kimia dapat membantu proses produksi sebuah barang namun juga dapat
menimbulkan efek yang cukup membahayakan juga terhadap manusia
ataupun lingkungan sekitar. Penggunaan bahan kimia digunakan diberbagai
industry misalnya industry makanan, tekstil, elektronik dan juga lainnya.
Dalam proses produksi tersebut akan menimbulkan limbah oleh karena itu
perlu adanya penanganan limbah secara tepat. Setiap bahan baku yang
diolah senantiasa akan menghasilkan produk dan hasil samping berupa
limbah. Limbah yang dibuang langsung tentunya bukan merupakan bagian
dari minimisasi limbah karena hal ini akan menambah volume limbah yang
ada di tempat pembuangan. Dengan minimisasi limbah, limbah yang timbul
akan dapat diolah terlebih dahulu seperti dengan daur ulang, sistem
pengolahan limbah tertentu sebelum akhirnya limbah tersebut dibuang
sehingga tidak mencemari lingkungan (Nastiti, 2004).
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang langsung
kedalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan
keselamatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Limbah B3 memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda dengan limbah pada umumnya, sifatnya
yang tidak stabil. Kestabilan bahan B3 tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor luar seperti temperature, tekanan atau gesekan, tercampur dengan
bahan lain. Dari latar belakang tersebut maka perlu dilakukan pengelolaan
limbah bahan berbahya dan beracun (B3).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan limbah B3 ?
2. Apa saja jenis limbah B3 ?
3. Bagaimana upaya pengelolaan limbah B3 ?

1
1.3 Tujuan
Agar Mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan limbah B3

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Limbah B3


Menurut PP RI nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1, Bahan berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energy dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.

2.2 Jenis Limbah B3


Menurut PP Nomor 101 tahun 2014, limbah B3 dapat dibagi menjadi
beberapa jenis :
1. Limbah B3 dari sumber spesifik
Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama
industri dapat dikategorikan sebagai jenis limbah B3 dari sumber
spesifik. Contoh dari limbah jenis ini di antaranya adalah pelarut
terhalogensi seperti klorobenzena dan metilen klorida, pelarut yang tak
terhalogensi seperti toluena, aseton dan nitrobenzema, asam atau basa
seperti natrium hidroksida, asal sulfat dan asam fostat serta limbah yang
tidak spesifik seperti aki bekas dan limbah laboratorium.
Limbah B3 dari sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yakni limbah B3 dari sumber spesifik umum dan
khusus.
Untuk limbah B3 dari sumber spesifik umum, beberapa contohnya
adalah katalis bekas dan limbah karbon aktif dari pabrik pupuk, residu
proses produksi dan abu insinerator dari pabrik pestisida serta residu
dasar tangki dan sludge dari proses produksi kilang minyak bumi.

3
Sedangkan untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa
contohnya meliputi slag nikel, copper slag, slag timah putih dan sludge
IPAL.

2. Limbah B3 dari Sumber tidak Spesifik


Sama halnya dengan limbah B3 dari sumber spesifik, limbah jenis
ini juga berasal dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan
berasal dari kegiatan utama industri melainkan dari kegiatan
sampingannya seperti kegiatan pemeliharaan alat, pencucian,
pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.
Selain itu, limbah B3 yang tidak jelas sumbernya dan belum
diketahui secara pasti kandungan racun di dalamnya juga bisa
dimasukkan ke dalam jenis limbah B3 dari sumber tidak spesifik.

3. Limbah B3 dari B3 yang Sudah Kadaluwarsa, Tumpah dan Bekas


Kemasan B3
Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya
sendiri. Limbah yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya.
Namun karena memiliki karakter yang berbeda, limbah jenis ini
dipisahkan ke dalam kategori sendiri.
Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah B3 masuk ke
dalam jenis limbah yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga
masuk ke dalam jenis ini di antaranya adalah tembaga sianida, karbon
disulfida, barium sianida, endrin dan gas fluor.
Meski banyak dari limbah B3 yang berasal dari kegiatan industri,
beberapa limbah B3 juga ada yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
Misalnya saja seperti bekas pengharum ruangan, deterjen pakaian dan
pemutih pakaian. Hanya saja, pengelolaan limbah B3 industri memang
lebih rumit, terlebih mengingat kuantitasnya yang tidak sedikit.
Mengingat hal di atas, perlu sumber daya khusus untuk
mengelolanya. Di saat seperti inilah, peran jasa pengelolaan limbah
B3 seperti Wastec International akan sangat dibutuhkan.

4
2.3 Upaya Pengelolaan limbah B3
Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Reduksi Limbah
Reduksi limbah dilakukan dengan mengoptimalkan penyimpanan
bahan baku dalam proses kegiatan house keeping, substitusi bahan,
modifikasi proses, maupun upaya reduksi lainnya.

b. Pengemasan
Kegiatan ini dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang
menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
Kep-05/Bapedal/09/1995
Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah
yang bersangkutan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan
limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan
kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan
limbah yang disimpan didalamnya.
Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap
dimana kemasan baian dalam harus dapat menahan agar zat tidak
bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari
luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dn peroksida organic
juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya.
Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian atau
dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas
pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah
yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg
per kemasan.

c. Penyimpanan

5
Kegiatan ini dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan
yang berlaku acuanKeputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor : Kep-01/Bapedal/09/1995.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam
sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum
akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus
dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2x2 kemasan.
Limbah – limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya
kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpanan
limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan
melandai kea rah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%.
Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari
masuknya air hujn, dibuat tampa plafon, dan dilengkapi dengan sistem
penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan
bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah
dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan
konstruksi yang tahan api dan korosi.

d. Pengumpulan
Dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada ketentuan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan tentang
karakterstik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan
penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi.

e. Pengangkutan
Pengangkutan perlu dilengkapi dnegan dokumen pengangkutan
dan ketentuan teknis pengangkutan. Mengenai pengangkutan limbah B3,
pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah
B3 hingga tahun 2002. Peraturan pengangkutan yang menjadi acuan
adalah peraturan pengangkutan di Amerika Serikat.

6
Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa
karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang
harus dipenuhi kemasan diantaranya ialah apabila terjadi kecelakaan
dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran
limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti.
Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar
efektifitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas
yang mudah terbakar harus dilengkapi dengan heald shields pada
kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk
mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlukan rute
pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan
Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada disetiap truk dan di dinas
pemadam kebakaran.

f. Pemanfaatan
Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang
(recycle), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse)
limbah B3 yang dihasilkan atupun bentuk pemanfaatan lainnya.

g. Pengolahan
Pengolahan Limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal,
stabilisasi, solidifikasi secar fisika, kimia maupun biologi dengan cara
teknologi bersih atau ramah lingkungan.

h. Penimbunan
Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan
dalam PP nomor 18 tahun 1999.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut PP RI nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1, Bahan berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energy dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan :


1. Reduksi Limbah 5. Pengangkutan
2. Pengemasan 6. Pemanfaatan
3. Penyimpanan 7. Pengolahan
4. Pengumpulan 8. Penimbunan

3.2 Saran
Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan pengelolaan
limbah B3.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://wastecinternational.com/limbah-b3-limbah-beracun--dan-
berbahaya.html

https://www.bulelengkap.go.id/detail/artikel/tata-cara-pengelolaan-limbah-
b3-31

Anda mungkin juga menyukai