Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN B3

“Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3

Dan Karakteristik Limbah B3”

Disusun Oleh

Radith Syah

211110021

Dosen Pembimbing

Mukhlis, MT
Dr Irmawartini, S. Pd, MKM
Afridon, ST, M.Si

PROGRAM STUDI D3 SANITASI

JURUSAN JESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan atas kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kami bisa menyelesaikan makalah
“Pengelolaan Limbah Medis Dan B3”

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan
Limbah Medis Dan B3 “Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3 Dan Karakteristik
Limbah B3”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, 16 januari 2023

Radith Syah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga, perusahaan,
kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan
semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang
disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan
merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun(B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan
melakukan penanganan yang salah dalam menanganani limbah B3 tersebut, maka dampak dari
Limbah Bahan Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknyapun
akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan
menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka
pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang.
Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun
seperti kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut menjadi salah
satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut, ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3
tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya
Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala
sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya
khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun tersebut. Maka dari itu
penulis mengangkat topic ini untuk diketahui lebih lanjut tentang masalah B3 tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari limbah B3 ?
2. Apa permasalahan limbah B3 di bidang industri ?
3. Apa saja sumber-sumber limbah B3 ?
4. Apa saja karakteristik dari limbah B3 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari limbah B3
2. Untuk mengetahui permasalahan limbah B3 di bidang industri
3. Untuk mengetahui sumber-sumber limbah B3
4. Untuk mengetahui karakteristik limbah B3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Limbah B3

Limbah B3 mungkin kata-kata ini tidak asing ditelinga kita, ketika melihat begitu banyak
kasus pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia, dimulai dari kasus PT Newmont di Teluk
Buyat, hingga kasus penolakan ekspor ikan Indonesia karena mengandung limbah B-3. Melihat
dan mendengar itu semua tentu saja menjadi suatu pertanyaan seperti apakah limbah B-3 tersebut
sehingga begitu berbahaya serta diawasi dengan ketat sekali.
Pengertian limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.

B. Permasalahan Limbah B3
Perlu diketahui, pertumbuhan industri yang pesat berimbas pada jumlah limbah, termasuk
jenis limbah B3 yang dihasilkan. Karena berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah B3 perlu
melewati serangkaian proses, mulai dari penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, hingga penimbunan. Pengelolaan limbah B3 harus dilakukan secara
terpadu. Pasalnya, pengelolaan limbah B3 yang tidak tepat guna dapat menimbulkan kerugian
terhadap kesehatan manusia, makhluk hidup lain, serta kerusakan lingkungan. Selain itu,
pengelolaan limbah B3 harus memiliki izin dari pihak terkait guna mempermudah pengawasan,
mulai dari bupati atau wali kota, gubernur, serta Kementerian LHK sesuai peraturan yang berlaku.
Untuk diketahui, salah satu solusi pengelolaan limbah B3 yang paling efektif dan populer adalah
menggunakan metode insinerasi.
Teknologi ini memungkinkan pengelolaan limbah dilakukan secara termal dengan
memanfaatkan energi panas untuk membakarnya. Adapun pembakaran tersebut dilakukan secara
terkendali pada suhu tinggi dengan alat tertutup bernama insinerator. Energi panas yang digunakan
dalam proses insinerasi tidak hanya mampu menghancurkan polutan dalam limbah, tapi juga
mampu mengurangi masa dan volume limbah secara signifikan. Mulanya, teknologi insinerasi
diaplikasikan pada pengolahan sampah guna menghemat airspace di dalam landfill.
Seiring perkembangannya, teknologi ini banyak diterapkan dalam pengolahan limbah
industri, termasuk limbah B3. Adapun jenis limbah yang bisa dikelola dengan metode ini adalah
limbah organik yang dapat terbakar. Sebut saja, limbah berbahan plastik, oil sludge, paint sludge,
used rags, bahan dan produk kadaluarsa, lumpur bekas pengeboran, bahan kimia kadaluarsa, sisa
sampel dari lembaga riset, serta limbah medis dari fasilitas kesehatan. Jenis limbah lain yang
pemusnahannya disarankan dengan pembakaran adalah limbah pestisida.

C. Sumber – Sumber Limbah B3

1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal
dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarut kerak,
pengemasan, dll.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang
secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

• Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
• Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
• Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
• Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.

D. Karakteristik Limbah B3
Karakteristik Limbah B3 Suatu limbah tergolong berbahaya dan beracun jika memiliki sifat
atau karakteristik seperti mudah meledak, teroksidasi, menyala, beracun, bersifat korosif, dan
menimbulkan masalah kesehatan. Mengutip dari dlh.bulelengkab.go.id, berikut ini beberapa
karakteristik limbah B3.
1. Mudah Meledak
Limbah yang mudah meledak atau explosive adalah limbah yang saat suhu dan
tekanan standar dapat meledak. Kondisi tersebut dapat terjadi sebab limbah ini bisa
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi melalui reaksi fisika atau kimia
sederhana. Jenis limbah ini sangat berbahaya saat penanganan, pengangkutan,
maupun pembuangan karena bisa menyebabkan ledakan besar yang tak terduga.
Adapun beberapa contoh limbah B3 yang mudah meledak yaitu asam prikat.
2. Pengoksidasi
Karakterstik limbah B3 lannya yaitu sampah anorganik berbahaya yang bisa
melepaskan panas karena teroksidasi. Limbah ini dapat menimbulkan api ketika
bereaksi dengan bahan lain. Jika pengelolaan limbah ini tidak ditangani dengan
serius maaka dapat menyebabkan kebakaran besar di lingkungan tersebut.
Contohnya yaitu kaporit.
2. Mudah Menyala
Limbah B3 juga bisa memiliki sifat yang mudah menyala atau flammable. Limbah
ini adalah sampah berbahaya yang mudah terbakar karena kontak dengan udara,
nyala api, air, atau bahan lain walaupun suhu dan tekanan standar. Contoh limbah
B3 yang mudah menyala yaitu benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton dari
industri cat, tinta, pembersih logam, dan laboratorium kimia.
3. Beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung zat beracun bagi makhluk hidup.
Limbah ini dapat menyebabkan keracunan, sakit, bahkan kematikan jika terjadi
kontak pernapasan, kulit, atau mulut. Contoh limbah ini yaitu limbah pertanian
seperti pestisida.
4. Berbahaya
Limbah berbahaya merupakan limbah dalam bentuk padat, cair, atau gas yang bisa
menyebabkan bahaya bagi kesehatan. 6. Korosif Karakteristik limbah B3
berikutnya yaitu bersifat korosif. Limbah ini memiliki ciri bisa menyebabkan iritasi
kulit, menyebabkan karat pada baja, memiliki pH ≥ 2 (jika bersifat asam) dan ≥
12,5 (jika bersifat basa). Contoh limbah B3 ini yaitu sisa asam sulfat untuk industri
baja, limbah asam dari abterai dan accu, serta limbah permberih sodium hidroksida
di industri logam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
2. Sumber-sumber limbah B3 terbagi 3, yaitu : sumber spesifik contohnya limbah rumah sakit
dan limbah laboratorium, sumber tidak spesifik contohnya aki, kemasan bekas dan limbah
mesin, dan kadarluwarsa / tumpah / kemasan bekas B3 contohnya methanol dan
metapirilan.
3. Karakteristik Limbah B3 Suatu limbah tergolong berbahaya dan beracun jika memiliki sifat
atau karakteristik seperti mudah meledak, teroksidasi, menyala, beracun, bersifat korosif,
dan menimbulkan masalah kesehatan.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat peduli dengan bahaya limbah padat infeksius sehingga tidak membuang
limbah padat infeksius dengan sembarangan ketika sedang berada di tempat fasilitas layanan
kesehatan maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
2. Bagi rumah sakit
Diharapkan rumah sakit membuat SOP secara terperinci untuk setiap tahap pengelolaan
limbah padat infeksiusnya dan melakukan sosialisasi SOP agar dapat meningkatkan
pemahaman seluruh petugas yang berkaitan dengan pengelolaan limbah padat infeksius.
DAFTAR PUSTAKA

https://dlhk.jogjaprov.go.id/mengenal-b3-dan-limbah-
b3#:~:text=Limbah%20B3%20merupakan%20sisa%20usaha,maupun%20dari%20domestik%20
rumah%20tangga
https://www.sehatq.com/artikel/limbah-b3-adalah-ancaman-bagi-kesehatan-dan-lingkungan-
hidup
https://www.universaleco.id/blog/detail/jenis-limbah-b3-berdasarkan-kategori-dan-sumbernya/87
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/61c4326cc8afd/9-karakteristik-limbah-b3-lengkap-
dengan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai