Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN 1412-2995 Jurnal Saintika

e-ISSN 2502-7158 Volume 18 (1): 1 - 7, 2018

PENGARUH KUALITAS AIR SUMUR GALI DAN


PEMBUANGAN SAMPAH TERHADAP KEJADIAN DIARE DI
DESA TANJUNG ANUM KECAMATAN PANCUR BATU
KABUPATEN DELI SERDANG
Malemta Tarigan1 dan Seri Asnawati Munthe 2
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, Jln Kapten Muslim No 79 Medan
Email : malemta-tarigan@yahoo.com

Diterima 12 Oktober 2017, disetujui untuk publikasi 5 Desember 2017

Abstrak Sumur gali mudah terkontaminasi oleh bakteri dari sumber pencemaran,
apalagi air sumur tersebut dekat dengan pembuangan akhir sampah. Pencemaran
ini dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, penyakit diare
dan lain sebagainya. Selain hal tersebut sampah juga dapat menjadi tempat
perindukan vector seperti lalat dan tikus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kualitas mikrobiologis danpembuangan sampah terhadap
kejadian diare di desa Tanjung Anum. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian cross sectional, dengan populasi adalah seluruh KK yang memiliki balita
dan sumur gali di desa Tanjung Anum Data yang terkumpul diolah secara manual
dengan bantuan computer dan dianalisa secara statistic dengan uji Chi square
dengan tingkat kepercayaan 95 %. .Adapun hasil penelitian adalah bahwa pekerjaan
responden mayoritas petani dan pendidikan responden SLTA. Setelah diuji dengan
statistic maka diperoleh nilai P Value untuk variable kualitas air sumur yang
artinya ada hubungan kualitas dengan kejadian diare sedangkan p value variable Kata kunci :
pembuangan sampah 0,605 yang artinya tidak ada hubungan pembuangan sampah kualitas air,
dengan kejadian diare pada balita didesa Tanjung Anum kecamatan Pancur Batu. pengelolaan sampah,
Untuk itu diharapkan kepada masyarakat pengguna air sumur gali supaya diare
melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi seperti penyaringan
sederhanan.

Pendahuluan bersih adalah air yang digunakan untuk


Air merupakan zat yang paling penting keperluan sehari-hari yang kualitasnya
dalam kehidupan. Sekitar tiga per empat memenuhi syarat kesehatan dan dapat
bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak diminum apabila telah dimasak (Permenkes
ada seseorang yang dapat bertahan hidup lebih No.416 Tahun 1990).
dari 4-5 hari tanpa minum air. Air Penyakit diare merupakan salah satu
dipergunakan untuk memasak, mencuci, penyakit yang berbasis lingkungan. Faktor
mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di yang dominan adalah sarana air bersih,
sekitar rumah. Air juga dipergunakan untuk pembuangan tinja dan limbah. Apabila faktor
keperluan industri, pertanian, pemadam lingkungan (terutama air) tidak memenuhi
kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan syarat kesehatan karena tercemar bakteri
lainnya. Air dapat menyebarkan dan didukung dengan perilaku manusia yang tidak
menularkan penyakit kepada manusia. Kondisi sehat seperti pembuangan tinja yang
tersebut tentu dapat menimbulkan wabah sembarangan, kebersihan perorangan dan
penyakit dimanamana (Chandra, 2007). Air lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan

Lembaga Penelitian 1
Universitas Negeri Medan
Malemta Tarigan dan Seri Asnawati Munthe

penyimpanan makanan yang tidak semestinya, perilaku kesehatan yang rendah sering menjadi
maka dapat menimbulkan kejadian diare faktor risiko terjadinya KLB diare (KemKes RI,
(Purwaningsih 2013 dalam Sander, 2005). 2011). Hasil SKRT (2001) menunjukkan angka
Penyakit yang menyerang manusia dapat kematian diare pada semua umur sebesar 23
ditularkan dan menyebar secara langsung per 100.000 penduduk dan pada balita 75 per
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit 100.000. Hal ini menjadikan diare menempati
yang ditularkan melalui air disebut waterborne urutan ke-3 penyebab kematian pada semua
disease atau water-related disease. Terjadinya umur. Pada tahun 2010, dari 549.147 perkiraan
suatu penyakit tentunya memerlukan adanya kasus diare yang ditemukan dan ditangani
agen danterkadang vektor. Berikut beberapa sebanyak 243.214 kasus (44,29%) sehingga
contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui angka kesakitan (IR) akibat diare per 1000
air berdasarkan tipe agen penyebabnya yaitu penduduk mencapai 18,73%. Angka ini
(Chandra, 2007): 1) Penyakit viral, misalnya mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu
hepatitis, viral, poliomyelitis. 2) Penyakit 12,98%. Pencapaian IR ini jauh dibawah target
bakterial, misalnya kolera, disentri, tifoid, diare. program yaitu 220 per 1000 penduduk,
3) Penyakit protozoa, misalnya ameabiasis, rendahnya IR dikhawatirkan bukan
giardiasis. 4) Penyakit Helmintik, misalnya merefleksikan menurunnya kejadian penyakit
askariasis, whip worm, hydatid disease. 5) diare pada masyarakat tetapi lebih dikarenakan
Leptospiral, misalnya Weil’s disease. banyaknya kasus yang tidak terdata. Di Kota
Penelitian Riris dan Bhaskarani (2010), Medan pada tahun 2010, dari 39 puskesmas
faktor sumber air minum tidak saniter , tingkat yang ada terdapat 88,729 kasus diare dari
ekonomi rendah berhubungan secara bermakna 2,097,610 penduduk Kota Medan atau sebesar
dengan kejadian diare pada nilai p=0,000. 4,23% kasus yang terjadi (Profil Kesehatan
Muhajirin (2007) dalam penelitiannya di Provsu, 2010).
Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap Data dari Dinas Kesehatan Sumut Secara
menyatakan ada hubungan antara praktek global disebutkan ,sepanjang tahun 2011, kasus
personal hygiene ibu dan sanitasi lingkungan diare di provinsi ini sebanyak 215.651 kasus
dengan kejadian diare pada anak balita. Hal dengan kematian sebanyak 26 kasus, tahun
senada juga diungkapkan Rahmat E. El Azar 2012 kasus diare sebanyak 222.682 kasus
(2006) bahwa faktor resiko terjadinya diare dengan 35 kasus kematian. (Harian Andalas
adalah kebersihan pribadi pengasuh dalam hal Kamis, 28 Maret 2013)
ini personal hygiene ibu. (Journal Eco Health Diare dapat terjadi bila seseorang
2009). mengonsumsi air minum yang telah tercemar,
Menurut Riskesdas 2007 diare merupakan baik tercemar dari sumbernya maupun
penyebab utama kematian bayi dan anak balita tercemar selama perjalanan sampai ke rumah
dengan persentase 31,4% pada bayi dan 25,2% (Widjaja, 2011). Menurut penelitian Putra
pada balita. (2010) bahwa keberadaan bakteri coliform
Survei yang dilakukan oleh Sub Direktorat dalam air sumur gali yang terdapat di Desa
Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 Patumbak dimungkinkan oleh keadaan sarana
sampai dengan 2010 terlihat kecenderungan fisik sumur gali yang tidak memenuhi syarat
insidens diare naik. Pada tahun 2000, Insidens konstruksi dan dekat dengan sumber
Rate (IR) penyakit diare 301/1000 penduduk, pencemaran seperti sampah, kakus, dan tempat
tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, pembuangan air limbah yang memungkinkan
tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk, air dapat terkontaminasi oleh bahan-bahan
dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk kontaminan yang mengandung bakteriologi.
(Kemenkes RI, 2011). Keberadaan sampah juga erat kaitannya
KLB diare masih sering terjadi dengan dengan kesehatan masyarakat, karena pada
jumlah penderita dan kematian yang banyak. sampah dapat hidup berbagai mikroorganisme
Rendahnya cakupan higiene sanitasi dan penyebab penyakit (bacteria pathogen) dan

2 Jurnal Saintika | Volume 18 Nomor I  Maret 2018


Pengaruh Kualitas Air Sumur Gali Dan Pembuangan Sampah Terhadap Kejadian Diare Di Desa Tanjung Anum
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

juga binatang sebagai pemindah ataupun Metode Penelitian


penyebar penyakit (vektor) (Notoatmojo,2007). Penelitian ini merupakan penelitian survey
Penanganan sampah yang tidak memadai, bersifat analitik dengan desain cross sectional,
penanganan dan pengelolaan septic tank dimana dilakukan pengamatan terhadap objek,
yang tidak memenuhi persyaratan menjadi wawancara dengan menggunakan kuesioner
penyebab utama timbulnya pencemaran dalam waktu bersamaan/tertentu untuk
mikroorganisme berbahaya pada air terutama mengetahui hubungan kualitas mikrobiologis
Escherichia colidan Coliform, apabila air sumur gali dan gambaran pengelolaan
dikonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan sampah di di Desa Tanjung Anum Kecamatan
penyakit pada saluran pencernaan seperti Pancur Batu tahun 2017. Populasi dalam
diare. Air yang tercemar oleh kotoran manusia penelitian ini adalah seluruh keluarga yang
maupun hewan tidak dapat digunakan untuk memiliki balita dan sumur gali di di Desa
keperluan minum, mencuci makanan atau Tanjung Anum Kecamatan Pancur Batu.
memasak karena dianggap mengandung Adapun variabel penelitian adalah : 1)Kualitas
mikroorganisme patogen berbahaya bagi mikrobiologis air sumur gali adalah kualitas
kesehatan (Fardiaz, 1992). Berdasarkan data mikrobiologi yang dilihat dari kandungan Total
yang diperoleh dari Puskesmas Pancur Batu coliform dan Escherichia coli. 2) Sistem
menunjukkan bahwa diare merupakan Pengelolaan Sampah adalah suatu upaya yang
penyakit kedua terbesar setelah ISPA. dilakukan kepala keluarga untuk meniadakan
Berdasarkan hasil observasi awal yang atau memusnahkan sampah yang dimulai dari
dilakukan bahwa masyarakat memperoleh pengumpulan, pengangkutan, pengumpulan
sumber air bersih yang berasal dari sumur gali, dan pemusnahan atau pembuangan akhir
ataupun sumur bor. Selain itu, pada sebagian sampah. 3) Kejadian diare adalah keadaan yang
rumah masih terlihat sampah berserakan di dialami oleh anggota keluarga dinyatakan
halaman sehingga dapat menjadi tempat positif oleh petugas kesehatan dalam 6 bulan
hinggap berbagai vektor penyakit seperti lalat. terakhir.
Selain daripada itu banyak ibu mengeluh Untuk melihat proporsi dari masing masing
karena bayinya sering mengalami diare. Hasil variable maka data dianalisa secara univariat
pengumpulan mahasiswa selama sebulan sedangkan untuk melihat gubungan variable
ketika melaksanaan PBL di desa Tanjung independent dengan variable dependent maka
Anum pada bulan April 2017 ternyata kasus data dianalisa secara bivariat dengan
diarepada balita menempati urutan no 1. menggunakan uji chi-square, menggunakan
Sedangkan hasil pengamatan tentang kualitas taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).
fisik air ternyata bermasalah yaitu ber bau an
berwarna dan hampir 75 % bersumber dari Hasil Penelitian dan Pembahasan
sumur gali. Tingginya Kejadian diare dan
Hasil responden terhadap angket yang
kondisi pengolahan sampah yang tidak
diberika peneliti pada masyarakat didapat
memenuhi syarat serta tercemarnya air bersih
seperti pada Tabel 1. Dari tabel 1 diketahui
masyarakat yang tinggal dekat pembuangan
bahwa responden yang memiliki kualitas air
akhir sampah. Air yang tercemar apabila
sumur yang memenuhi syarat ada 8 orang yang
dikonsumsi dapat mengakibatkan berbagai
mengalami diare sedangkan responden yang
penyakit seperti diare, maka peneliti
memiliki kualitas air yang tidak memenuhi
merumuskan apakah kualitas air dan
syarat ada 10 orang yang mengalami diare ada
pengolahan sampah rumah tangga
10 orang atau 10 %. Setelah diuji dengan uji
berpengaruh terhadap kejadian diare?
statistic maka diperoleh nilap P value 0.000
yang artinya ada hubungan kualitas air sumur
gali dengan kejadian diare di desa Tanjung
Anum Kecamatan pancur Batu tahun 2017.

Jurnal Saintika  Volume 18 Nomor I  Maret 2018 3


Malemta Tarigan dan Seri Asnawati Munthe

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bakteri E.coli tidak berbahaya bahkan
bahwa Kualitas air sumur gali mayoritas keberadaannya bisa dibilang menguntungkan.
memenuhi syarat yaitu 85 % namun masih Fungsi utama dari E.coli yaitu berperan dalam
ditemukan air yang belum memenuhi syarat memproduksi vitamin K melalui proses
dari segi bakteriologi. Air ini tidak memenuhi pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi
syarat dikarenakan bahwa sumur gali untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi
responden masih ada yang berdekatan dengan perdarahan seperti pada luka/mimisan (Denis,
pembuangan sampah bahkan dekat atau 2013).
kurang 10 meter dari tempat pembuangan E.coli mempunyai sifat yang unik karena
kotoran. Hal inilah yang mengakibatkan merupakan flora normal namun dapat
kualitas air tidak memenuhi syarat terutama menyebabkan infeksi primer pada usus
segi bakteriologi karena menurut permenkes misalnya diare pada anak, seperti juga
2010 no 492 tentang kualitas air bahwa jarak air kemampuannya menimbulkan infeksi pada
dengan sumber pengotoran minimal 10 meter jaringan tubuh lain di luar usus. Bakteri E.coli
dan bebas E.Coli. yang berada di dalam usus besar manusia
Bakteri yang sering ditemukan pada sumber berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri
air minum adalah bakteri Escherichia jahat dan membantu dalam proses pencernaan
coli (E.coli). E.coli adalah kuman oportunis yang termasuk pembusukan sisa-sisa makanan
banyak ditemukan di dalam usus besar dalam usus besar (Denis, 2013)
manusia sebagai flora normal. Kebanyakan dari

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hubungan Kualitas Air dengan kejadian Diare di Desa Tanjung
Anum Kecamatan Pancur Batu
Kejadian Diare Total P Value
No Kualitas Air Negatif Positif
N %
N % N %
1 Memenuhi Syarat 77 77 8 8 85 85 0,000
2 Tidak Memenuhi Syarat 5 5 10 10 15 15
Total 82 82 18 18 100 100

Air yang tidak memenuhi syarat Menurut pendapat Menteri Kesehatan


bakteriologi akan menimbulkan dampak Republik Indonesia, (2002), dimana air bersih
negative seperti penyakit. Penyakit yang adalah air yang dipergunakan untuk
ditularkan melalui air disebut waterborne keperluan sehari-hari dan kualitasnya
disease atau water-related disease. memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
Terjadinya suatu penyakit tentunya baik itu secara fisik yakni tidak berwarna,
memerlukan adanya agen danterkadang tidak berbau, dan tidak berasa. Air
vektor. Berikut beberapa contoh penyakit memegang peranan yang sangat penting
yang dapat ditularkan melalui air bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan
berdasarkan tipe agen penyebabnya yaitu dan jasad-jasad lain. Air diperlukan untuk
(Chandra, 2007) misalnya Penyakit bakterial, berbagai macam keperluan hidup seperti
yaitu kolera, disentri, tifoid, diare. untuk mandi, mencuci, memasak, pengairan,
Apabila air sumur kita gunakan maka pertanian, industri, rekreasi dan sebagai air
sebaiknya sebelum dikonsumsi maka air minum. Banyak dari kita yang memiliki
tersebut dilakukan pengolahan seperti pikiran bahwa air yang terlihat bersih dan
penyaringan pasir sederhana dan tidak berbau itu tandanya aman dari bakteri,
menambahkan bahan desinfeksi untuk padahal secara bakteriologi tidak memenuhi
membunuh kuman. syarat.

4 Jurnal Saintika | Volume 18 Nomor I  Maret 2018


Pengaruh Kualitas Air Sumur Gali Dan Pembuangan Sampah Terhadap Kejadian Diare Di Desa Tanjung Anum
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Sedangkan berdasarkan hasil tabulasi untuk mencuci tangan pakai sabun maka
silang antara kualitas dengan kejadian diare semakin banyak juga kemungkinan
bahwa dari 53 orang (58,2%) yang responden yang akan mengalami diare.
menggunakan kualitas fisik air yang baik Dari hasil uji statistic diperoleh untuk
terdapat responden yang pernah mengalami variable kualitas air p value = 0,000 (p<0,05),
kejadian diare sebanyak 16 orang (17,6%), berarti ada hubungan kualitas air dengan
dari 38 orang (41,8%) yang tidak kejadian diare.Hal ini sejalan dengan
menggunakan kualitas fisik air yang baik penelitian Pelita tahun 2014 di Binjai bahwa
terdapat responden yang pernah mengalami ada hubungan kualitas air dengan kejadian
diare sebanyak 22 orang (24,2%). Artinya diare pada balita di kecamatan Binjai Kota
semakin banyak responden yang tidak dengan p value = 0,03
menggunakan kualitas fisik air yang baik

Tabel 2. Distribusi Hubungan Pembuangan sampah dengan kejadian Diare di Desa Tanjung Anum
Kecamatan Pancur Batu
Kejadian Diare Total P Value
No Pembuangan Sampah Positif Negatif
N %
N % N %
1 Memenuhi Syarat 6 6 2 2 8 8 0.605
2 Tidak Memenuhi Syarat 76 76 16 16 92 92
Total 82 82 18 16 100 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa Sampah adalah bahan atau benda padat
responden yang memiliki Sistem Pembuangan yang terjadi akibat aktifitas manusia yang
sampah memenuhi syarat ada 6 orang (6 %) tidak terpakai lagi, tidak disenangi dan
yang mengalami diare sedangkan responden dibuang dengan cara saniter, kecuali yang
yang memiliki pembuangan sampah yang berasal dari tubuh manusia (Kusnoputranto,
tidak memenuhi syarat ada 76 orang yang 1985). Dan menurut Apriadji (1992)
mengalami diare (76 %&). Setelah diuji dengan sampah/waste adalah zat atau benda yang
uji statistic maka diperoleh nilap P value 0.605 sudah tidak terpakai lagi baik dari bahan
yang artinya tidak ada hubungan buangan rumah tangga maupun dari pabrik
pembuangan sampah dengan kejadian diare di sebagai sisa proses industri. Pengumpulan dan
desa Tanjung Anum Kecamatan Pancur Batu penampungan sampah merupakan rangkaian
tahun 2017. kegiatan yang termasuk dalam suatu proses
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pengelolaan dan pengolahan sampah.
bahwa pembuangan sampah mayoritas Pengumpulan dan penampungan sampah ini
memenuhi syarat yaitu 92 %. Hal ini terlihat adalah merupakan tanggung jawab dari
memang dihalaman banyak sampah tidak masing-masing rumahtangga, institusi dan
pada tempatnya. Menurut Harmendo dkk, atau tempat yang menghasilkan/
2009 mengatakan bahwa sanitasi lingkungan memproduksi sampah.
yang buruk salah satunya sampah yang Limbah rumah tangga ini dibuang pada
berserakan merupakan potensi terjadinya tempat terbuka dan biasanya langsung
diare karena lingkungan buruk merupakan mencemari tanah. Hal ini tentu saja dapat
suatu tempat untuk perkembangbiakan sebagai media penyebaran berbagai penyakit
bakteri. Selain itu lingkungan buruk terutama kolera, diare, typus, media
mempermudah seseorang terkena penyakit berkembangbiaknya mikroorganisme patogen,
lain. tempat berkembangbiaknya nyamuk,
menimbulkan bau yang tidak enak serta

Jurnal Saintika  Volume 18 Nomor I  Maret 2018 5


Malemta Tarigan dan Seri Asnawati Munthe

pemandangan yang tidak sedap, sebagai hanya disebabkan oleh pembuangan sampah
sumber pencemaran air permukaan tanah dan yang tidak saniter tetapi dipengaruhi oleh
lingkungan hidup lainnya. paktor lain.
Keadaan sehat merupakan hasil interaksi
antara manusia dan lingkungannya yang
Simpulan dan Saran
serasi dan dinamis. Lingkungan yang tidak Ada hubungan kualitas air dengan
memenuhi standar kesehatan diketahui kejadian diare pada balita di desa Tanjung
merupakan faktor resiko timbulnya gangguan Anum Kecamatan Pancur Batu Deli SerdaNg
kesehatan masyarakat. Diare merupakan salah Tahun 2017.
satu penyakit yang erat hubungannya dengan Diharapkan kepada masyarakat supaya
hygiene dan sanitasi lingkungan seperti melakukan penyaringan air sebelum
penggunaan air minum yang tidak bersih, mengkonsumsi apabila menggunakan sumber
tidak memadainya sarana pembuangan air sumur gali dan menjaga kebersihan
kotoran, limbah, sampah, dan perumahan lingkungan seperti membuang sampah pada
yang tidak memenuhi standar kesehatan. tempatnya. Seyogianya pihak kecamatan atau
Kurangnya kebersihan lingkungan ini puskesmas melakukan kegiatan penyuluhan
menyebabkan angka kejadian diare semakin tentang kesehatan lingkungan secara rutin
meningkat. Berarti semakin baik kondisi Kiranya peneliti selanjutnya dapat
lingkungan seseorang maka semakin kecil meneliti variabel lain yang dapat
kemungkinan terjadinya diare akut pada anak menyebabkan diare seperti variabel jamban
balita. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Joko (2000), Sonny (2002), Ucapan Terima Kasih
Sunanti (2004), yang menyatakan bahwa Ucapan terimaksih disampaikan kepada
lingkungan berhubungan erat dan merupakan Dirjen Dikti Depdiknas atas bantuan dan
faktor resiko terhadap kejadian diare akut penelitian melalui Hibah Bersaing Pendanaan
pada anak balita. 2017 dan Lemlit USM Indonesia
Menurut Entjang (2000), bahwa perbaikan
cara pembuangan kotoran dan limbah
Daftar Pustaka
merupakan salah satu cara untuk
menyehatkan lingkungan karena mencegah Arif Sumantri.2010. Kesehatan Lingkungan
tempat pembuangan limbah menjadi tempat Dan Perspektif Islam. Prenada Media
perindukan vektor. Dan menurut Harijanto Grup.Jakarta
(2000) menyatakan bahwa tingkat kesadaran Kusnaedii, 2006; Mengolah air gambut dan Air
masyarakat tentang bahaya diare antara lain Kotor untuk minum, Penebar, Swadaya,
dengan menyehatkan lingkungan. Hal Jakrta.
ini dapat diasumsikan bahwa sanitasi Meilita, T, 2007; Arang Aktif (Pengenalan dan
lingkungan yang baik akan mencegah proses pembuatannya)
penularan penyakit diare akan terhindari, http://library.usu.ac.id/Arang Aktif, diakses
sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi tanggal 8 Nopember 2017.
lingkungan yang baik efektif untuk mencegah Nusa, Idaman Said, 1999; Kesehatan
diare. Masyarakat dan Teknologi Kualitas Air ,
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh p = Peneribit Direktorat Teknologi
0,605 yang berarti tidak ada pengaruh Lingkungan,Deputi Bidang TIEML,BPPT,
pengelolaan sampah dengan kejadian diare, Jakarta.
padahal menurut tiori ada hubungan Palupi Widyastuti dan Apriningsih, 2002,
pembuangan sampah dengan kejadian diare. Pedoman Mutu Air Minum edisi 3, EGC.
Pada penelitian ini ada perbedaan tiori dengan Jakarta
hasil penelitian, mungkin karena sampelnya
diambil terlalu sedikit, selain itu diare bukan

6 Jurnal Saintika  Volume 18 Nomor 1  Maret 2018


Pengaruh Kualitas Air Sumur Gali dan Pembuangan Sampah Terhadap Kejadian Diare di Desa Tanjung Anum Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Peraturan Menteri Kesehatan RI


No.736/menkes/PER/VI/2010 tentang tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.492/menkes/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
--------------, 1998; Pengolahan air, Bagian
Peneribitan PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Rukaesih Achmad.2004, Kimia
Lingkungan.Andi .Yokyakarta
Republik Indonesia, 1990; Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta.

Jurnal Saintika Volume 18  Nomor I  Maret 2018 7

Anda mungkin juga menyukai