Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi masalah kesehatan di
negara berkembang. Penyakit berbasis lingkungan dapat terjadi karena adanya
hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan
yang memiliki potensi penyakit.1
Sampai saat ini, diare atau gastroenteritis adalah penyakit berbasis
lingkungan yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. 1,2
Walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare
yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami
penurunan, diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) yang
cukup banyak bahkan menimbulkan kematian.3
Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas/balai pengobatan, diare
hampir selalu menempati tiga besar penyebab utama kunjungan ke Puskesmas.
Angka kesakitan akibat diperkirakan mencapai 200-400 kejadian diare di antara
1.000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia, diperkirakan
ditemukan sekitar 60 juta kejadian diare setiap tahunnya. Sebagian besar (70-
80%) penderita diare adalah anak di bawah umur 5 tahun (±40 juta kejadian).
Kelompok ini mengalami lebih dari satu kali kejadian diare setiap tahunnya.
Sebagian kecil penderita (1-2%) akan mengalami dehidrasi di mana 50-60% di
antaranya akan meninggal dunia bila tidak segera ditolong.2
Dari pencatatan dan pelaporan yang ada, sekitar 1,5-2 juta penderita diare
yang berobat rawat jalan ke sarana kesehatan pemerintah. Jumlah ini diperkirakan
sekitar 10% dari jumlah penderita yang datang berobat untuk seluruh penyakit.2
Jumlah kasus KLB diare pada tahun 2010 sebanyak 2.580 dengan kematian
sebesar 77 kasus (case fatality rate/CFR 2,98%). Hasil ini berbeda dengan tahun
2009 di mana kasus pada KLB diare sebanyak 3.037 kasus, kematian sebanyak 21
kasus (CFR 0,69%). Perbedaan ini tentu saja perlu dilihat dari berbagai faktor,
terutama kelengkapan laporannya. Selain itu, faktor perilaku kesadaran dan
pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih, ketersediaan jamban

1
keluarga dan jangkauan layanan kesehatan perlu dipertimbangkan juga sebagai
faktor yang mempengaruhi kejadian luar biasa diare.3
Diare bisa menyerang seluruh kelompok usia, baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi diare dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka kematian
paling tinggi banyak terjadi pada bayi dan balita. Menurut data United Nasional
Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009,
diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita di dunia, nomor tiga
pada bayi, dan nomor lima bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa
1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya akibat diare.3
Jumlah kasus diare pada balita di wilayah Jawa Tengah setiap tahunnya
rata-rata berada di atas 40%. Cakupan penemuan dan penanganan diare di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 adalah sebesar 57,9%. Berdasarkan data yang
diperoleh mengenai kasus diare di Kecamatan Sarang, selama tahun 2010, telah
terdapat 681 kasus diare. Dari 681 kasus diare tersebut, 161 di antaranya berasal
dari wilayah desa Karangmangu.4
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan/tanpa darah dan/atau lendir. 2 Penularan diare ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor risiko. Faktor risiko yang menyebabkan diare, antara lain
penggunaan jamban, ketersediaan sarana air bersih, dan praktik cuci tangan.3,5
Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak
kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius
penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal oral. Kuman ini dapat ditularkan
dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan
tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam
panci yang dicuci dengan air tercemar.6,7 Penularan diare karena infeksi bakteri
dan virus biasa melalui air minum sehingga disebut water borne diseases atau
penyakit bawaan air.6
Keluarga yang mempunyai tempat tinggal berdekatan dengan sumber air
bersih mempunyai kejadian diare yang lebih sedikit daripada keluarga yang jauh.
Selain itu, dari berbagai studi dampak proyek perbaikan penyediaan air bersih dan

2
sanitasi ternyata dapat menurunkan diare sebesar 22-27 % dan menurunkan
mortalitas diare sebesar 21-30%. Balita yang di rumahnya menggunakan sarana
air bersihnya tidak terlindung mempunyai risiko menderita diare 1,2 kali lebih
besar dibandingkan balita yang menggunakan sarana air bersih terlindung.1,7
Penggunaan air sungai yang tercemar tersebut dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat pengguna dengan timbulnya penyakit bawaan air (water
borne diseases), termasuk diare. Adanya kasus-kasus gangguan kesehatan
masyarakat yang tinggal di bantaran sungai seperti kejadian luar biasa diare yang
banyak terjadi pada musim hujan merupakan indikasi bahwa banyak sungai
memang telah tercemar berat. Penggunaan air sungai dimaksudkan tidak hanya
pada penggunaan langsung atau konsumsi air melainkan juga pada aktivitas-
aktivitas domestik lainnya seperti mencuci baju dan perangkat makan.6
Upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam
penurunan risiko terhadap penyakit diare. Lingkungan yang buruk akan
merugikan kesehatan. Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
lingkungan yang buruk harus diperbaiki. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan adalah pembuangan kotoran.5 Jika kondisi jamban buruk atau
tidak memenuhi syarat kesehatan, jamban dapat menjadi tempat
perkembangbiakan vektor dan dapat menyebabkan berpindahnya penyakit pada
manusia yang dibawa oleh vektor pembawa penyakit sehingga menjadi
predisposisi penyakit tertentu, termasuk diare.6
Cara buang air besar yang tidak saniter merupakan sumber penularan
penyakit diare yang ditularkan melalui air dan makanan. Kebiasaan buang air
besar di permukaan tanah dan kali oleh penduduk di Indonesia masih tinggi,
memungkinkan morbiditas diare yang tinggi dan menjadi penyebab kematian
yang terbesar di Indonesia. Kakus yang saniter merupakan sarana yang berfungsi
untuk memutuskan rantai penularan penyakit diare, mutlak perlu ditingkatkan
dalam rangka pemberantasan diare. Program pengobatan diare akan menjadi sia-
sia, selama kesehatan lingkungan belum menjamin tidak terjadinya infeksi
kembali.7

3
Data yang diperoleh berdasarkan profil Desa Karangmangu tahun 2012
memperlihatkan bahwa prasarana penyediaan air bersih yang ada di Desa
Karangmangu masih dalam kategori kurang baik. Air bersih yang digunakan
berasal dari 37 unit sumur pompa dengan 35 unit sumur pompa dalam keadaan
rusak. Fasilitas tersebut digunakan oleh 100 kepala keluarga (KK). Di Desa
Karangmangu, terdapat 275 keluarga yang memiliki fasilitas WC sehat di
rumahnya. Namun, sebanyak 886 keluarga lainnya memiliki kebiasaan membuang
air besar di sungai/parit/kebun/hutan dan belum menggunakan atau memiliki WC
sehat. Selain itu, terdapat 174 unit sumur gali yang digunakan oleh sebanyak 974
KK, MC 2 unit rusak 2 unit digunakan oleh sebanyak 57 KK. 3 Berdasarkan pada
latar belakang yang telah disebutkan, perlu diadakan suatu penelitian yang
memiliki maksud untuk mengkaji mengenai kualitas air minum dan jamban
keluarga yang keduanya tersebut tekait dengan kejadian kasus diare yang
meningkat di wilayah desa Karangmangu.

1.2 Masalah
 Tingginya angka kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang
Kabupaten Rembang
 Masih rendahnya kualitas prasarana penyediaan air bersih, khususnya
sumber air minum dan jamban di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang
Kabupaten Rembang

1.3 Tujuan
Tujuan dari telaah jurnal ini adalah untuk:
 Mengetahui hubungan antara kualitas sumber air minum dan pemanfataan
jamban keluarga dengan angka kejadian diare
 Mencapai pemahaman mengenai pentingnya kualitas sumber air minum
dan pemanfaatan jamban keluarga dalam upaya pencegahan kasus diare
 Mencari informasi mengenai kelayakan sumber air minum dan jamban
keluarga
 Membuat kebijakan dalam upaya penanganan diare yang lebih
memperhatikan kesehatan masyarakat terkait kualitas sumber air minum

4
dan pemanfaatan jamban keluarga di masa yang akan datang, khususnya di
Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang

1.4 Manfaat
Telaah jurnal ini bermanfaat untuk:
 Meningkatkan pemahaman penelaah dan pembaca terhadap pentingnya
kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dalam upaya
pencegahan kasus diare
 Mendapatkan informasi mengenai kelayakan sumber air minum dan
jamban keluarga
 Menentukan langkah kebijakan penanggulangan diare yang sebaiknya
ditempuh oleh pemerintah dalam memperhatikan memperhatikan
kesehatan masyarakatnya terkait kualitas sumber air minum dan
pemanfaatan jamban keluarga
 Menentukan kelayakan dan validitas dari suatu jurnal

BAB II
DESKRIPSI JURNAL

Judul KUALITAS SUMBER AIR MINUM DAN


PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DENGAN

5
KEJADIAN DIARE
Penulis Arry Pamusthi Wandansari
Publikasi Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1 No.9, Juli 2013, h.
1-6
Penelaah Winda Fatiah, S.Ked
Tanggal Telaah 1 Oktober 2014

Deskripsi Jurnal
Komponen Deskripsi Jurnal
1. Tujuan utama penelitian
2. Tujuan tambahan penelitian
3. Hasil utama penelitian
4. Hasil tambahan penelitian
5. Kesimpulan penelitian
Uraian Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Utama Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara kualitas sumber air minum dan
pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare di Desa Karangmangu
Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang

2. Tujuan Tambahan Penelitian


 Diketahuinya distribusi frekuensi kualitas sumber air minum di Desa
Karangmangu
 Diketahuinya distribusi frekuensi pemanfaatan jamban keluarga di Desa
Karangmangu
 Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian diare di Desa Karangmangu
 Diketahuinya hubungan antara kualitas sumber air minum dengan
kejadian diare di Desa Karangmangu
 Diketahuinya hubungan antara pemanfaatan jamban dengan kejadian
diare di Desa Karangmangu

3. Hasil Utama Penelitian


 Ada hubungan antara kualitas sumber air minum dengan kejadian diare
(p = 0,008) di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang.
 Ada hubungan antara pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian

6
diare (p = 0,005) di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang.

4. Hasil Tambahan Penelitian


 Terdapat 22,2% responden memiliki sumber air minum yang memenuhi
syarat dan 77,8% responden memiliki sumber air minum yang tidak
memenuhi syarat.
 Terdapat 40% responden memanfaatkan jamban keluarga dan 60%
responden tidak memanfaatkan jamban keluarga.
 Terdapat 60% responden mengalami kejadian diare dan 40% yang tidak
mengalami kejadian diare.
 Terdapat 71,4% responden yang mengalami diare memiliki sumber air
minum yang tidak memenuhi syarat, 28,6% responden yang tidak
mengalami diare memiliki sumber air minum yang tidak memenuhi
syarat, 80% responden mengalami diare memiliki kualitas sumber air
minum yang memenuhi syarat, dan 20% responden yang tidak
mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang memenuhi
syarat.
 Terdapat 77,8% responden yang mengalami diare tidak memanfaatkan
jamban keluarga, 22,2% responden yang tidak mengalami diare tidak
memanfaatkan jamban keluarga, 33,3% responden yang mengalami
diare memanfaatkan jamban keluarga, dan 66,7% responden yang tidak
mengalami diare memanfaatkan jamban keluarga.

5. Kesimpulan Penelitian
Bahwa terdapat hubungan antara kualitas sumber air minum dan pemanfaatan
jamban keluarga dengan kejadian diare.

7
BAB III
TELAAH JURNAL

No Pertanyaan Ya Tak jelas Tidak


1. Apakah latar belakang jurnal ini dinyatakan √
dengan jelas?
2. Apakah yang menjadi permasalahan utama √
dari jurnal ini dinyatakan dengan jelas?
3. Apa tujuan dari jurnal ini sudah jelas? √

Apakah review ini mempunyai pertanyaan yang jelas arahnya?


4. Apakah review ini mencakup isu-isi pokok? √
Apakah ada informasi yang cukup tentang:
Populasi yang dipelajari √
Intervensi yang diberikan √

8
Outcome yang penting √
5. Apakah penulis telah menyeleksi makalah- √
makalah yang sesuai?
Penelitian-penelitian terbaik haruslah:
Menjawab pertanyaan review √
Mempunyai desain studi yang sesuai √

Apakah hasil-hasil review valid?


6. Menurut anda, apakah review ini mencakup √
studi-studi yang penting dan relevan?
Cari:
Data dasar kepustakaan mana yang dipilih √
Kontak personal dengan para ahli √
Penelusuran studi-studi yang telah dan tidak √
dipublikasikan
Penelusuran studi-studi yang menggunakan √
bahasa selain bahasa inggris

Apa hasil penelitian?

9
7. Seberapa akurat hasil penelitian? Hasil penelitian ini sudan cukup
baik. Hasil yang diperoleh cukup
akurat karena karakteristik sampel
yang diambil sesuai dengan
permasalahan penelitian. Hasil
penelitian ini sesuai dengan beberapa
hasil penelitian lainnya. Pengambilan
dilakukan dengan metode yang
terpercaya, Instrumen penelitian
yang digunakan dalam pengumpulan
data meliputi dua instrumen, yaitu
kuesioner dan check list. Data
sekunder didapatkan dari studi
kepustakaan berupa profil Provinsi
Jawa Tengah tahun 2011. Analisis
data hasil penelitian dilakukan
menggunakanteknik analisis data
univariat dan analisis data bivariat
dengan uji chi square.
Berilah komentar anda pada Kesimpulan telah mempresentasikan
kesimpulan, apakah kesimpulan isi jurnal dan sesuai dengan tujuan
telah mempresentasikan isi artikal? penelitian serta menjawab
permasalahan dalam penelitian ini.

8. Apakah saran anda untuk perbaikan Agar dapat menjadi pertimbangan


agar artikel ini lebih bermanfaat? untuk membuat kebijakan dan dicoba
dilakukan di tempat lainnya.

3.1. Validitas Seleksi

Komponen Validitas Seleksi


1. Kriteria seleksi

10
2. Metode alokasi subjek
3. Concealment
4. Angka drop out
5. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysis
Uraian Validitas Seleksi
1. Kriteria seleksi
Kriteria seleksi yang meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi tidak
dijelaskan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, hanya dijelaskan bahwa
sampel penelitian adalah 45 responden yang berasal dari populasi penduduk
yang bertempat tinggal di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang.

2. Metode alokasi subjek


Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subjek penelitian dari populasi
yang dipilih, yaitu penduduk yang bertempat tinggal di desa Karangmangu
Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang dan sampel yang dipilih untuk
selanjutnya digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi penduduk yang
bertempat tinggal di desa tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu cara
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti itu
sendiri.8
Banyaknya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan rumus perhitungan jumlah sampel minimal. Dari
perhitungan jumlah sampel minimal menggunakan rumus tersebut, diperoleh
jumlah sampel yang akan digunakan dalam proses penelitian, yaitu sebanyak 45
responden. Namun, rumus perhitungan jumlah sampel minimal tidak ditampilkan
dalam jurnal.
3. Concealment
Concealment merupakan teknik lain yang dapat meningkatkan kualitas
suatu hasil uji klinis. Dalam penelitian ini tidak dijelaskan mengenai
concealment.

4. Angka drop out


Angka drop out pada penelitian ini adalah 0, karena tidak ada drop out.
Angka drop out rendah berarti memenuhi validitas seleksi.

11
5. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysis
Pada analisis perprotokol subjek yang dianalisis adalah subjek yang
mengikuti protokol secara penuh, sedangkan pada analisis ITT, subjek yang
dianalisis adalah semua subjek penelitian yang telah mengikuti penelitian yang
ditandai oleh proses randomisasi.
Pada penelitian ini jenis analisis yang digunakan tidak termasuk kedua
jenis analisis tersebut.
Kesimpulan Validitas Seleksi
Pada penelitian ini tidak semua komponen memenuhi validitas seleksi.
Komponen yang memenuhi validitas seleksi yaitu kriteria seleksi, metode alokasi
subjek, dan angka drop out, namun komponen concealment dan jenis analisis
tidak dijelaskan.

3.2. Validitas Pengontrolan Perancu


Komponen Validitas Pengontrolan Perancu
1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi
2. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara randomisasi
3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data
4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan)
Uraian Validitas Pengontrolan Perancu
Pada penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan perancu karena analisis
dilakukan pada sampel data yang telah tersedia.
Kesimpulan Validitas Pengontrolan Perancu
Oleh karena tidak dilakukan pengontrolan validitas perancu, kemungkinan
bias pada penelitian ini sangat tinggi. Hal ini tidak memenuhi validitas
pengontrolan perancu.

3.3. Validitas Informasi


Komponen Validitas Informasi
1. Blinding (penyamaran).
2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur, kualifikasi
alat ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tempat pengukuran).
Uraian Validitas Informasi
1. Blinding
Pada penelitian ini tidak dilakukan blinding (penyamaran).

12
2. Komponen pengukuran variabel penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini berupa variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas, meliputi
kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga, sedangkan variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit diare. Kualitas sumber air
minum dikategorikan menjadi memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat.
Pemanfaatan jamban keluarga dikategorikan menjadi digunakan dan tidak
digunakan. Kejadian penyakit diare dikategorikan menjadi diare dan tidak diare.
Namun, dasar pengelompokan dan definisi operasional kedua variabel tersebut
tidak dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian ini.
Kesimpulan Validitas Informasi
Penelitian ini mempunyai validitas informasi yang cukup baik, namun pada
penelitian ini tidak melakukan blinding.

3.4. Validitas Analisis


Komponen Validitas Analisis
Analisis terhadap baseline data
Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan
Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule-nya
Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama
Uraian Validitas Analisis
Penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory research, yaitu
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau
antara faktor risiko dengan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari
adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalalah suatu fenomena yang
mengakibatkan terjadinya efek.8 Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antarfaktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat bersamaan.9
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berasal dari

13
hasil pengisian kuisioner dan check list dari 45 sampel penelitian serta data
sekunder yang diambil dari studi kepustakaan berupa profil Kesehatan Jawa
Tengah tahun 2011. Informasi yang dikumpulkan berupa kualitas sumber air
minum, pemanfaatan jamban keluarga, dan angka kejadian diare di Desa
Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang.
Data yang didapatkan diolah dengan serangkaian metode pengolahan data
melalui editing, coding, scoring, dan tabulating. Data yang diolah kemudian
dianalisis dengan analisa univariat dan bivariat. Untuk mengetahui hubungan
antara kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan
kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang,
dilakukan uji Fisher’s.
Pada penelitian ini, dibuat distribusi frekuensi dari variabel penelitian yang
terangkum pada tabel 1, 2, dan 3. Selain itu, dibuat distribusi hubungan
antarvariabel penelitian yang terangkum pada tabel 4 dan 5.

Tabel 1. Distribusi frekuensi kualitas sumber air minum di Desa Karangmangu


No. Kualitas Sumber Air Minum Frekuensi Persentase (%)
1. Memenuhi syarat 10 22,2
2. Tidak memenuhi syarat 35 77,8
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 1, dari 45 responden, terdapat 10 responden (22,2%) yang
memiliki sumber air minum memenuhi syarat dan 35 responden (77,8%) yang
memiliki sumber air minum tidak memenuhi syarat.

Tabel 2. Distribusi frekuensi pemanfaatan jamban keluarga di Desa Karangmangu


No. Pemanfaatan Jamban Keluarga Frekuensi Persentase (%)
1. Digunakan 18 40
2. Tidak digunakan (BAB di sungai) 27 60
Jumlah 45 100

Berdasarkan data tabel 2, dari 45 responden, terdapat 18 responden (40%) yang


memanfaatkan jamban keluarga dan 27 responden (60%) yang tidak
memanfaatkan jamban keluarga.

14
Tabel 3. Distribusi frekuensi kejadian diare
No. Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)
1. Diare 27 60
2. Tidak diare 18 40
Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 3, dari 45 responden, terdapat 27 responden penelitian (60%)


yang mengalami kejadian diare dan 18 responden penelitian (40%) yang tidak
mengalami kejadian diare.

Tabel 4. Hubungan kualitas sumber air minum dengan kejadian diare


Kejadian diare
Diare % Tidak diare %
Tidak
memenuhi 25 71,4 10 28,6 35 100 0,008
Memenuhi 8 80 2 20 10 100
Total 33 40 12 60 45 100

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa terdapat 25 responden (71,4%) yang


mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang tidak memenuhi syarat,
10 responden (28,6%) yang tidak mengalami diare dengan kualitas sumber air
minum yang tidak memenuhi syarat, 8 responden (80%) mengalami diare dengan
kualitas sumber air minum yang memenuhi syarat, 2 responden (20%) yang tidak
mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil analisis data bivariat yang telah dilakukan menggunakan uji
Fisher’s, diperoleh nilai p value = 0,008. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara kualitas sumber air minum dengan kejadian diare di
Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang.
Data hasil penelitian memperlihatkan terdapat 25 responden yang kualitas sumber
air minumnya tidak memenuhi syarat dari 33 responden keluarga yang terkena
diare. Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang mengalami
kejadian diare adalah responden yang kualitas sumber air minumnya tidak
memenuhi syarat. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya kandungan
bakteri patogen penyebab diare yang terkandung dalam air minum yang tidak
bersih dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum.

15
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Zulkibli (2007).10 Penelitian tersebut berjudul Hubungan Cakupan Air Bersih
Dan Jamban Keluarga Dengan Prevalensi Diare Di Kabupaten Sambas Tahun
2006. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan adanya
hubungan antara cakupan air bersih dengan prevalensi diare, dengan nilai
probabilitas yang diperoleh hasil penelitian yaitu sebesar 0,027.

Tabel 5. Hubungan pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare


Kejadian diare
Tidak Total % Nilai p
Diare % diare %
Pemanfaatan Tidak
jamban digunakan 21 77,8 6 22,2 35 100 0,005
keluarga Digunakan 6 33,3 12 66,7 10 100
Total 27 40 18 60 45 100

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dan sesuai dengan Tabel 5,
dapat diketahui bahwa terdapat 21 responden (77,8%) mengalami diare tidak
memanfaatkan jamban keluarga, 6 responden (22,2%) yang tidak mengalami
diare dengan tidak memanfaatkan jamban keluarga, 6 responden (33,3%)
mengalami diare dengan memanfaatkan jamban keluarga, 12 responden (66,7%)
yang tidak mengalami diare dengan memanfaatkan jamban keluarga.
Berdasarkan hasil analisis data bivariat yang telah dilakukan menggunakan uji
alternative, yaitu uji Fisher’s, diperoleh nilai p value = 0,005. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan jamban keluarga
dengan kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang.
Data hasil penelitian memperlihatkan 21 responden yang tidak memanfaatkan
jamban keluarga dari 27 responden yang mengalami diare. Hal ini dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden yang mengalami kejadian diare adalah
responden yang tidak menggunakan atau memanfaatkan jamban keluarga. Hal
tersebut dapat disebabkan karena tempat atau fasilitas yang digunakan
masyarakat untuk melakukan aktivitas MCK adalah tempat yang dalam keadaan
kurang bersih. Jamban yang tidak sehat dan tidak bersih dapat menjadi sumber

16
penyebaran bakteri yang ada dalam tinja manusia, yang dibawa oleh hewan
perantara seperti serangga atau melalui kontak langsung sehingga bakteri dapat
masuk ke dalam tubuh.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini sesuai dengan sebuah penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Sarmanto (2005). Sarmanto telah melakukan
penelitian terkait dengan pemanfaatan jamban dan kejadian diare. Hasil
penelitian yang diperoleh berdasarkan kesimpulan dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ada faktor resiko pemanfaatan jamban terhadap kejadian
diare secara statistik yang bermakna dengan nilai p value = 0,049.11
Pemanfaatan jamban keluarga berguna untuk menjaga lingkungan agar tetap
dalam keadaan bersih, sehat dan tidak berbau. Penggunaan jamban juga berguna
untuk membantu mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya.
Memanfaatkan jamban keluarga yang bersih dan sehat juga tidak mengundang
datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit yang dapat
diakibatkan oleh tinja manusia, seperti diare, kolera, disentri, typus, kecacingan,
berbagai penyakit saluran pencernaan, macam-macam penyakit kulit dan
keracunan.
Penelitian ini membandingkan hasil penelitian dengan hasil penelitian serupa
sebelumnya berdasarkan dasar teori yang ada.
Kesimpulan Validitas Analisis
Penelitian ini mempunyai validitas analisis yang baik.

3.5. Validitas Interna Kausal


Komponen Validitas Interna Kausal
1. Temporality
2. Spesifikasi
3. Kekuatan hubungan
4. Dosis respons
5. Konsistensi internal
6. Konsistensi eksternal
7. Biological plausibility
Uraian Validitas Interna Kausal
Validitas internal adalah ikhwal kesahihan penelitian yang menyangkut
pertanyaan: sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian
(terutama penelitian eksperimental) benar-benar hanya terjadi karena perlakuan

17
yang diberikan (variabel perlakuan) dan bukan terjadi karena pengaruh faktor
lain (variabel luar).12 Kriteria validitas interna kausal digunakan dalam
penelitian deskriptif untuk mengetahui hubungan antara kualitas sumber air
minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan angka kejadian diare.
Berdasarkan informasi, didapatkan bahwa konsistensi internal dan biological
plausibility tidak dapat dinilai karena bukan merupakan uji klinis.

Kesimpulan Validitas Interna Kausal


Penelitian ini menganalisis hubungan antara hubungan antara kualitas
sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan angka kejadian
diare, namun validitas interna kausa tidak dapat dinilai karena bukan merupakan
uji klinis.

3.6. Validitas Eksterna


Komponen Validitas Eksterna
1. Validitas Eksterna 1
 Besar sampel
 Participation rate
2. Validitas eksterna 2
 Validitas eksterna 1
 Logika akademis untuk generalisasi penelitian
Uraian Validitas Eksterna
Validitas luar ialah ikhwal penelitian yang menyankut pertanyaan: sejauh mana
hasil suatu penelitian dapat dirampatkan (digeneralisasikan) pada populasi
induk (asal penelitian sampel diambil).12 Penelitian ini menggunakan data
sampel yang diambil dari 45 sampel penelitian berupa penduduk yang
bertempat tinggal di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Walaupun sampel penelitian ini kecil, telah dilakukan
perhitungan besar sampel minimal agar sampel dapat mewakili populasi secara
keseluruhan.
Pada penelitian ini, didapatkan hasil pengolahan dan analisis data dari 45
sampel penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas
sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan angka kejadian
diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Hal ini

18
sesuai dengan dengan teori yang dikemukan Lawrence Green. Menurut Green,
derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat tidak hanya berasal dari
sektor kesehatan antaralain pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor lingkungan sosial, faktor keturunan
dan faktor lainnya.13,14 Dalam konteks ini, faktor lingkungan dalam hal ini
kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat dalam hal ini angka kejadian diare.
Kesimpulan Validitas Eksterna
Validitas eksterna pada penelitian ini cukup baik karena menurut penelaah
beberapa sudah sesuai dengan logika akademis dan penelitian terdahulu.

3.7. Importancy
Komponen Importancy
1. Perbandingan effek size yang diperoleh dengan effek size yang diharapkan
oleh pembaca.
2. Bila outcome kategorik : nilai relative risk (RR), relative risk reduction
(RRR), absolute risk reduction (ARR), number needed to treat (NNT), dan
cost analysis
Uraian Importancy
 Pada penelitian ini, peneliti berhasil membuktikan bahwa mayoritas
penduduk di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang yang mengalami diare memiliki sumber air minum yang tidak
memenuhi syarat dan tidak memanfaatkan jamban keluarga
 Penelitian ini berhasil membangun hubungan kausal antara kualitas
sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan angka
kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang.
Kesimpulan Importancy
Penelitian ini memenuhi aspek importancy.

3.8. Applicability
Komponen Applicability
1. Transportability

19
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial
budaya
Uraian Applicability
Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang
Kabupaten Rembang masih dipertimbangkan oleh penelaah untuk dapat
digunakan secara menyeluruh di Indonesia mengingat penelitian ini hanya
dilakukan di satu puskesmas dengan sampel yang kecil pada daerah pedesaan
dalam wilayah salah satu kabupaten di Indonesia.

Kesimpulan Applicability
Hasil penelitian utama belum mampu untuk diterapkan di semua
masyarakat Indonesia.

BAB IV
TELAAH KRITIS JURNAL
UNTUK ARTIKEL TENTANG PENELITIAN
POTONG LINTANG

4.1. Panduan Pertanyaan

1. Apakah latar belakang Berdasarkan data yang diperoleh mengenai


studi ini? Sebutkan! kasus diare di Kecamatan Sarang, selama
tahun 2010, telah terdapat 681 kasus diare.
Dari 681 kasus diare tersebut, 161 di
antaranya berasal dari wilayah desa

20
Karangmangu.
Data yang diperoleh berdasarkan profil Desa
Karangmangu tahun 2012 memperlihatkan
bahwa prasarana penyediaan air bersih yang
ada di Desa Karangmangu masih dalam
kategori kurang baik. Air bersih yang
digunakan berasal dari 37 unit sumur pompa
dengan 35 unit sumur pompa dalam keadaan
rusak. Fasilitas tersebut digunakan oleh 100
kepala keluarga (KK). Di Desa Karangmangu,
terdapat 275 keluarga yang memiliki fasilitas
WC sehat di rumahnya. Namun, sebanyak 886
keluarga lainnya memiliki kebiasaan
membuang air besar di
sungai/parit/kebun/hutan dan belum
menggunakan atau memiliki WC sehat. Selain
itu, terdapat 174 unit sumur gali yang
digunakan oleh sebanyak 974 KK, MC 2 unit
rusak 2 unit digunakan oleh sebanyak 57 KK.
2. Apa masalah utama Tingginya angka kejadian diare di Desa
penelitian ini? Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang. Angka ini lebih tinggi
dibandingkan dengan angka kejadian diare di
desa lainnya.
Belumnya tersedianya sumber air minum
yang memenuhi syarat dan jamban keluarga
pada seluruh kepala keluarga di Desa
Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang
3. Apa rumusan masalah Bagaimana hubungan antara kualitas sumber
penelitian ini? air minum dan pemanfaatan jamban keluarga

21
dengan kejadian diare di Desa Karangmangu
Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang
4. Apa tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara kualitas
ini? sumber air minum dan pemanfaatan jamban
keluarga dengan kejadian diare di Desa
Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang
4. Apa desain studinya? Desain studi berupa explanatory research
dengan pendekatan secara cross sectional
5. Bagaimana populasi Populasi adalah penduduk Desa
diseleksi? Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang. Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling.
Kriteria seleksi yang meliputi kriteria inklusi
dan kriteria ekslusi tidak dijelaskan dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini, hanya
dijelaskan bahwa sampel penelitian ini adalah
45 responden yang berasal dari populasi
penduduk yang bertempat tinggal di Desa
Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang
6. Apakah prosedur Ya.
pengambilan sampel dalam Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
populasi dijelaskan? purposive sampling

7. Apakah telah dilakukan Tidak.


teknik/cara untuk Pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai
menghindari bias seleksi pengontrolan perancu sehingga bias pada
(dalam pengambilan penelitian ini tinggi
sampel)?
8. Apa determinan (faktor Faktor risiko pada penelitian ini adalah
penentu/faktor risiko) kualitas sumber air minum dan pemanfaatan
prevalensi masalah (dalam jamban keluarga

22
penelitian in)?

4.2. Apa Hasil Penelitian


1. Data yang didapatkan dianalisis dengan
Apa jenis analisis deskriptif menggunakan uji Fisher’s dan disajikan
yang diperoleh? (berupa dengan tabel distribusi frekuensi dan tabel
desksripsi/narasi, tabel distribusi hubungan antara kualitas sumber air
distribusi frekuensi, minum dan pemanfaatan jamban keluarga
prevalensi, dsb) dengan angka kejadian diare.
2. Apa saja kesimpulan Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan
penelitian ini? (What are antara kualitas sumber air minum dan
conclusions of this study?) pemanfaatan jamban keluarga dengan
kejadian diare.
Penelitian ini cukup memenuhi kriteria
validitas seleksi, validitas informasi, validitas
analisis, vadilitas interna, validitas eksternal,
namun belum cukup memenuhi kriteria
pengontrolan perancu dan applicability.
Selain itu, validitas interna kausal tidak dapat
dinilai karena penelitian ini bukan merupakan
uji klinis atau penelitian eksprimental lainnya.

23
BAB V
PENUTUP

24
Kesimpulan
Penelitian ini cukup memenuhi kriteria validitas seleksi, validitas
informasi, validitas analisis, vadilitas interna, validitas eksternal, dan
importancy, namun belum cukup memenuhi kriteria pengontrolan perancu dan
applicability. Selain itu, validitas interna kausal tidak dapat dinilai karena
penelitian ini bukan merupakan uji klinis atau penelitian eksprimental lainnya.

Saran
1. Saran untuk pembuat
kebijakan
Pengambil keputusan kesehatan masyarakat dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk mengevaluasi
program kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama kebijakan perilaku hidup
sehat dalam upaya penanganan diare, khususunya kebijakan terkait kualitas
sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga.

2. Saran untuk penelitian


Penelitian sejenis perlu lebih menjelaskan kriteria seleksi, concealment,
dan jenis analisis lebih terperinci, memperhatikan cara meminimalisir
terjadinya bias pada validitas pengontrolan perancu agar dapat mendukung
validitas hasil penelitian, menjelaskan lebih terperinci tentang cara perhitungan
besar sampel dan definisi operasional variabel penelitian, dan memperkuat
analisis dengan uji stastistik yang lebih terperinci. Penelitian sejenis juga perlu
dilakukan di puskesmas lain di wilayah Indonesia untuk membandingkan hasil
ataupun mengonfirmasi apakah hasil penelitian di puskesmas tersebut sesuai
dengan keadaan di Indonesia sehingga dapat digunakan sebagai data nasional.

DAFTAR PUSTAKA

25
1. Hubungan Faktor Individu dan Karakteristik Sanitasi Air dengan Kejadian
Diare pada Balita Umur 10–59 Bulan di Kelurahan Sumurbatu Kecamatan
Bantargebang Kota Bekasi Tahun 2013 [Skripsi]. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta; 2013. h. 1
2. Suraatmaja S. Diare. Dalam: Kapita Selekta Gastroenterologi. Jakarta:
Sagung Seto; 2007. h. 1-2.
3. Syuraidah, Akmal, Latief B. Hubungan Penggunaan Jamban terhadap
Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Balang Lompo Kabupaten
Pangkep. J STIKES Nani Hasanuddin 2013; 6(1): 1-6.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Provinsi Jawa Tengah Tahun
2011. Semarang: Dinkes Jateng; 2011. h. 12-15.
5. Pebriani RA, Dharma S, Naria E. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Penggunaan Jamban Keluarga dan Kejadian Diare di Desa Tualang Sembilar
Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2012. Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2014. h. 1-5.
6. Badiamurti GR, Muntalif BS. Korelasi Kualitas Air dan Insidensi Penyakit
Diare Berdasarkan Keberadaan Bakteri Coliform di Sungai Cikapundung.
Bandung: Institut Teknologi Bandung; 2010. h. 1-11.
7. Bumulo S. Hubungan Sarana Penyediaan Air Bersih dan Jenis Jamban
Keluarga dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2012
[Skripsi]. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo; 2013. h. 1-6.
8. Sugiyono. Teknik Sampling. Dalam: Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta; 2011. h. 67.
9. Budiarto E. Penelitian Deskriptif. Dalam: Metolodogi Penelitian Kedokteran
Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC; 2004. h. 32.
10. Zulkibli. Hubungan Cakupan Air Bersih dan Jamban Keluarga dengan
Prevalensi Diare di Kabupaten Sambas tahun 2006 [Skripsi]. Pontianak:
Universitas Tanjung Pura; 2007. h. 1, 35, 37.

26
11. Sarmanto. Faktor-faktor Risiko Pemanfaatan Jamban terhadap Kejadian Diare
di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu [Tesis]. Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro; 2005. p. 1, 45, 47.
12. Pratiknya AW. Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Kedokteran. Dalam:
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada; h. 91-92.
13. Staff Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat-Ilmu Kedokteran Keluarga.
Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Dalam: Modul Blok Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; 2008. h.
65-66.
14. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam: Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. h. 143-144.

27

Anda mungkin juga menyukai