PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
Fifian Lula 142110101010
Diare adalah suatu penyakit dengan berak encer (biasanya 4 kali atau lebih
dalam sehari), kadang-kadang disertai muntah, badan lesu, atau lemah, tidak nafsu
makan, muncul lendir dan darah dalam kotoran. Diare dibagi menjadi dua macam
yaitu diare akut dan diare kronik. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit
berbasis lingkungan, dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih
dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama perilaku
manusia, apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar bakteri atau
virus serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula yaitu
melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan penyakit diare.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat
menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menciptakan lingkungan
sehat di rumah tangga (Depkes RI, 2005).
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3
tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan
menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga
diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO, 2009).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka
kematian akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya,
yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006,
penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.
Penyakit diare termasuk kedalam sepuluh penyakit terbesar di Indonesia.
Saluran Pernapasan Akut (ISPA), hipertensi dan gastritis. Pada tahun 2013 insiden
dan period prevalence diare untuk seluruh umur di Indonesia adalah 3,5% dan 7,0%.
tiga besar penyakit terbesar di Puskesmas Sukowono dengan jumlah kasus sebesar
1334 jiwa yaitu sebesar 9,42%, setelah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) dan hipertensi. Hal tersebut diperparah lagi dari hasil analisis situasi di Desa
yang menderita penyakit diare. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya aspek-aspek
yang mendukung, beberapa diantaranya jika dilihat dari teori H.L. Bloom adalah
dari keadaan aspek lingkungan dan aspek prilaku responden yang rendah.
Desa Arjasa masih banyak masyarakatnya yang penyediaan air bersihnya berasal
dari sumur gali (52,0%) dan untuk cara pengolahan air minum tanpa dimasak
(26,6%), kemudian untuk pembuangan tinja masih banyak yang buang air besar
adalah masih banyak masyarakat di Desa Arjasa yang sarana pemuangan air
limbahnya terbuka (34,0%) dan bahkan ada pula yang tidak memiliki sarana
pembuangan air limbah (31,1%), selain itu masih banyak pula masyarakatnya yang
Tahun 2016 terhadap 1362 KK yang ada, mengambil 226 KK sebagai sampel untuk
menunjukkan bahwa jika dilihat dari aspek lingkungan terdapat 74,8% responden
yang tidak memiliki jamban, 62,5% jarak jamban dengan sumber air kurang dari 10
m.
laporan analisis situasi yang dilakukan oleh kelompok 8 PBL Fakultas Kesehatan
Jember.
2.1 Diare
2.1.1 Pengertian Diare
Diare adalah perubahan frekuensi dan konsentrasi tinja. WHO pada
tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai bercak cair tiga kali atau lebih dalam
sehari semalam (24 jam) (Widoyono, 2008).
2.1.2 Penyebab Diare
Penyebab diare secara gratis besar dapat dikelompokkan menjadi enam
golongan yaitu (Depkes, 2007):
a. Infeksi
Diare yang disebabkan karena infeksi paling sering ditemui dilapangan.
Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme yang masuk
kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan
mengakibatkan kemampuan fungsi usus. Agen penyebabnya adalah bakteri
(Shigella, Salmonella, Eschericia), Virus (Rotarisvirus, Adenovirus), Parasit
(Protozoa=Enatmoeba Histolytica, Giada Lamblia, Balantidium Coli,
Cacing= Ascaris, Trichuris, Blastissistis huminis).
b. Malabsobsi
Kegagalan usus dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan
osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga atau ketidak mampuan usus
menyerap zat-zat makanan tertentu sehingga menyebabkan diare.
c. Alergi
Tubuh tidak tahan terhadap makanan tertentu, seperti alergi laktosa yang
terkandung dalam susu sapi.
d. Keracunan
Keracunan dapat menyebabkan diare dapat dibedakan keracunan dari
bahan-bahan kimi , serta keracunan oleh bahan yang di kandung dan di
produksi oleh makhluk hidup (seperti racun yang ihasilkan oleh jasad renik,
algae, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran)
e. Sebab-Sebab Lain
Faktor perilaku yang menerapkan kebiasaan buang air besar di sungai,
faktor lingkungan yaitu ketersediaan air bersih yang tidak memaai,
kebersihan lingkungan, kurangnya ketersediaan jamban.
2.1.3 Jenis-Jenis Diare
Menurut Wijaja (2003) jenis-jenis diare antara lain :
a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung satu sampai empat hari. Diare akut
akibat ari dehirasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama
kematian bagi penderita diare.
b. Disentri yaitu penyakit radang pada usus besar diesertai darah an nanah di
dalam tinja, penyebab isentri aalah Shigella Salmonela, Escherichia Coli,
Entamoeba Histoliytica.
c. Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus, akibatnya penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
2.1.4 Tanda dan Gejala Diare
Menurut Widoyono (2008) ada beberapa gejala dan tanda diare diantaranya
adalah:
1. Gejala Umum
a) Mengeluarkan kotoran lembek dan sering merupakan gejala khas diare
b) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut
c) Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare
d) Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis
bahkan gelisah
2. Gejala Spesifik
a) Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau
amis.
b) Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah.
n = Besar sampel
Data adalah suatu fakta yang digambarkan lewat angka, huruf, gambar, simbol,
kode, dan lain-lain. Sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder, yaitu :
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari
individu atau perorangan, biasanya seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Suyanto, 2005). Data
primer dalam penelitian yaitu pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana
jamban.
Data sekunder merupakan data yang telah diolah atau disajikan, baik oleh
pengumpul dan data primer oleh pihak lain pada umumnya disajikan dalam
bentuk table-tabel atau diagram. Data sekunder pada umumnya digunakan
oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap
ataupun diproses lebih lanjut (Notoadmodjo, 2010). Data sekunder peneliti ini
meliputi profil Desa Arjasa, data kesehatan dari Puskesmas Sukowono dan
buku-buku yang mendukung terkait penelitian ini.
b. Observasi (pengamatan)
c. Dokumentasi
Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode atau
teknik pengumpulan data (Arikunto, 2006). Data yang dikumpulkan dengan cara
mengisi instrument penelitian berupa kuisioner yang diajukan kepada responden
yang berada pada satu rumah.