Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun Terkait Diare


2.1.1 Pengertian Diare
Diare yaitu kondisi dimana buang air besar secara terus menerus lebih dari 3 kali dalam
sehari dengan konsistensi cair atau lunak bahkan dapat berupa air(Rahman et al.,
2016).Biasanya Diare ditandai dengan adanya perubahan konsistensi tinja secara tiba-tiba
melebihi batas normal (10 ml / kg / hari) (Tanto dan Liwang, 2014). Diare sering sekali
menyebabkan dehidrasi akibat pengeluaran cairan yang berlebih. Pada balita dan anak-anak
lebih rentan terkena diare dari pada orang dewasa hal itu dikarenakan daya tahan tubuhnya
yang masih lemah. Diare merupakan indicator terjadinya kejadian luar biasa karena sering
sekali menjadi penyebab utama kekurangan gizi hingga menimbulkan kematian Ada
beberapa factor terjadinya Diare yaitu oleh bakteri melalui kontaminasi makanan dan
minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan penderita. Selain
kontaminasi, factor lain yang menimbulkan diare yaitu air, hygiene sanitasi, jamban
keluarga.(Melvani et al., 2019). Diare di klasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu : diare akut dan
diare persisten. Diare akut terjadi dalam rentan waktu kurang dari 3 hari ditandai dengan
konsistensi feses yang berair,lembek,lemas,nyeri pada perut,serta kentut terus menerus. Pada
diare persisten/ kronik biasanya terjadi dalam rentan waktu dua sampai tiga minggu disertai
keluhan berkurangnya nafsu makan disertau turunnya berat badan,serta tubuh terasa
lemas(Dipiro,2016).

2.1.2 Klasifikasi Diare


Menurut (Davey, 2015) klasifikasi diare secara umum dibagi menjadi dua yaitu
diare akut dan diare kronis
1. Diare Akut

Sebagian besar diare akut (<48-72 jam) disebabkan oleh infeksi atau keracunan
makanan. Selain itu dapat juga disebabkan pada kelainan usus lain dengan
diagnosa banding yiatu :
a. Umum : keracunan makanan, kolitis, diare akibat toksin

Clostridium difficile, kanker kolon.

b. Jarang : kolitis iskemik, perubahan divertikular, kelianan endokrin, misalnya


hipertiroidisme.

Pada diare akut ini bisa juga disebabkan karena riwayat bepergian, kontak,
makanan, diare akibat toksin Clostridium difficile terjadi setalah pemakaian
antibiotik spektrum luas selama 2 hari sampai 1 bulan pada pasien manula yang
kondisinya lemah.

2. Diare Kronik
Secara umum ssebagian besar diare dikarenakan infeksi sembuh dalam 2-3
minggu dan diare yang berlangusng lebih lama membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut dengan diagnosa banding yaitu :

a. Sering : kolitis, penyakit selika, giardiasis, obat-obatan (misalnya : inhibitor


pompa proton)

b. Jarang : hipolaktasia, neoplasma kolon, misalnya adenoma vilosa,

c. Sangat jarang : tumor endokrin


Pada diare kronik juga dapat disebabkan karena riwayat perjalanan penyakit , dari
riwayat tersebut dapat memberi petunjuk terkait kelianan terutama berasal dari
kolon, usus halus, atau pankreas

a. Diare kolon : diare cair (watery) sering disertai arah dan lendir. Dapat juga
disertai sulit buang air besar.

b. Diare usus halus : diare yang ditandai dengan menurunnya berat badan
c. Infusiensi eksokrin pankreas : dengan ditandai penurunan berat badan, nyeri
pada pankreas berupa nyeri epigastrik (sering menjalar samapai kepunggung)
yang berhubungan dengan makanan berlemak.

2.1.3 Epidemiologi
6
2.1.4 Etiologi
Menurut (Amin,2015) penyebab diare disebabkan oleh beberapa hal :
1)Virus
Virus adalah salah satu penyebab utama diare pada anak berkisar 70-80%.

Adapun beberapa jenis virus yang menyebabkan diare yaitu:


1. Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9 : biasa terjadi pada manusia, serotype 3 dan 4
terdapat pada hewan dan manusia sedangkan serotype 5,6 dan 7 hanya terdapat
pada hewan.
2. Norwalk virus : terdapat pada semua jenis usia, seringnya terjadi karena food
borne atau water borne transmisi, bisa juga terjadi penularan melalui person to
person.
3. Astrovirus :umumnya ditemui pada anak dan dewasa
4. Adenovirus tipe 40,41
5. Small bowel structured virus,
6. Cytomegalovirus.
2)Bakteri
Bakteri yang sering ada pada diare antara lain:
1. Enterotoxigenic E. coli (ETEC),bakteri ini memiliki 2 faktor virulensi yaitu
faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri dapat melekat pada enterosit pada
usus halus dan enterotoksin yang menyebabkan sekresi cairan dan elekrolit yang
menghasilkan watery diarrhea. ETEC tidak menyebabkan infeksi pada mukosa.
Enteropathogenic E. coli (EPEC), mekanisme terjadi diare belum jelas.
Didapatkan proses perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari
membrane mikro vili yang akan mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas
disakaridase.
2. Enteroaggregative E. coli (EaggEC), bakteri yang melekat kuat pada mukosa
usus halus dan menyebabkan peubahan morfologi yang khas. Mekanisme
timbulnya diare masih belum jelas tetapi memungkinkan sitoksin memegang
peran.
3 Enteroinvasive E. coli (EIEC), secara serologi dan biokimia mirip dengan
shigella. Seperti Shigella, EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi
didalam sel epitel kolon
7
4 Enterohemorrhagic E. coli (EHEC), memproduksi verocytotoxin (VT) 1 dan
2 yang disebut juga Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan
perdarahan diffuse di kolon. Pada anak sering berlanjut menjadi hemolytic-
uremic syndrome.
5 Shigella spp., menginvasi dan multifikasi didalam sel epitel kolon,
menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. Shigella jarang
masuk kedalam aliran darah.
6 Campylobacter jejuni (Helicobacter jejuni), manusia terinfeksi melalui
kontak langsung dengan hewan atau dengan veses hewan melalui makanan
yang terkontaminasi. Kadang infeksi juga dapat menyebar melalui kontak
langsung person to person. C. jejuni mungkin menyebabkan diare melalui
invasi kedalam usus halus dan usus besar.
7 Vibrio cholerae 01 , dan V. choleare 0139, air atau makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri ini akan menularkan kolera. Penularan melalui
person to person jarang terjadi.
8 Salmonella (non-thypoid), dapat menginvasi sel epitel usus. Enterotoksin
yang dihasilkan dapat menyebabkan diare. Bila terjadi kerusakan mukosa
yang menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody diarrhea.
1)Protozoa
Protozoa yang terdapat pada diare yaitu:
1. Giardia lamblia, parasit ini menginfeksi usus halus. Mekanisme patogenesis
masih belum jelas, tapi dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme
asam empedu. Didaerah dengan endemisitas yang tinggi dapat menyebabkan
diare persisten dengan atau tanpa malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas
rendah, dapat terjadi wabah 5-8 hari setelah terpapar dengan manifestasi diare
akut yang disertai mual, nyeri epigastrik dan anoreksia, kadang dijumpai dengan
nyeri perut dan kembung.
2. Entamoeba histolytica, prevalensi yang bervariasi, namun penyebaran diseluruh
dunia. Insiden akan meningkat dengan bertambahnya umur, terutama pada laki-
laki dewasa, kira-kira 90% infeksi yang disebabkan oleh protozoa ini.
3. Cryptosporidium,
4. Microsporidium spp.,
5. Isospora belli,
6. Cyclospora cayatanensis.
2)Helminths
Helminths yang ada pada diare antara lain:
1. Strongyloides stercoralis, kelainan pada mukosa usus akibat cacing dewasa dan
larva menimbulkan diare.
2. Schistosoma spp., cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ
termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi, termasuk diare dan pendarahan
usus.
3. Capilaria philippinensis, cacing ini ditemukan pada usus halus, terutama jejunu,
menyebabkan inflamasi dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri perut.
4. Trichuris trichuria, cacing dewasa yang hidup di kolon dan usus. Infeksi baru
dapat menimbulkan pendarahan pada diare dan nyeri perut.
2.1.5 Patofisiologi

2.1.6 Faktor Resiko Diare


2.1.7 Manifestasi Klinis
2.1.8 Tatalaksana Diare
2.1.9 Komplikasi Diare

2.2 Konsep Ketepatam


2.2.1 Pengertian Ketepatan
2.2.2 Penggunaan Obat Rasional

2.3 Teori Health Belief Model


2.3.1 Pengertian Helath Belief Model
2.3.2 Komponen Health Belief Model

2.4 Statistik Parametrik dan Non Parametrik


2.4.1 Statistik Parametrik
2.4.2 Statistik Non Parametrik
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah susunan atau rancangan seorang
peneliti yang memiliki tujuan menjawab rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian (Lapau, 2016).
Pada penelitian ini digunakan metode cross-sectional yakni metode
jenis observasional, hasil dan paparan dari penelitian dilakukan pada peserta
studi pada saat yang sama (Setia, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor perilaku masyarakat terhadap ketepatan penggunaan obat
diare dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) di Pulau Biak
Papua.
Desain penelitian adalah suatu rancangan penelitian yang dibuat
seorang peneliti sebagai patokan kegiatan yang akan dilaksanakan
(Arikunto, 2019).Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental
dengan rancangan penelitian menggunakan metode cross-sectional yakni
metode observasional analitik melalui kuisioner. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor perilaku masyarakat terhadapat ketepatan
penggunaan obat diare dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM)
di Pulau Biak, Papua.

4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian yaitu keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto,
2019). Populasi adalah keseluruhan dari satuan analisis yang akan diteliti,
dalam hal ini adalah individu-individu responden (Hamidi, 2010). Penentuan
subjek pada penelitian sangat penting dan menentukan hasil yang akurat dari
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien diare di Pulau Biak, Papua.

4.2.2 Sampel Penelitian


Sampel yaitu sebagian dari populasi yang diambil untuk di teliti dengan
cara tertentu untuk mengukur maupun mengamati karakteristiknya, sehingga
dapat ditarik dianggap mewakli populasi (Arikunto,2019). Sampel dalam
penelitian ini adalah semua pasien diare di Pulau Biak, Papua yang
memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini
penentuan pengambilan besar sampel ditentukan berdasarkan rumus
Lemesow. Alasan menggunakan rumus Lemesow.karena besar sampel pada
penelitian ini tidak diketahui dengan pasti .Berikut merupakan rumus
Lemesow.

(1− p)
n=z 2
d2

Keterangan :

n = Besaran smpel yang dicari

z = Nilai table normal dengan alpha tertentu

d2 = Presisi atau tingkat eror (presisi yang digunakan adalah 5%)

p = focus kasus

Maka,

( 1− p )
n=z 2
d2

(1,96)2 (1−0,5)
n= ¿¿

n = 76 responden

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebesar ± 76 responden.

4.2.3 Teknik Sampling


Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel yaitu cara khusus
yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel penelitian, yang
tergantung dari tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi (Notoatmodjo,
2012). Teknik sampling yang digunakan non probality sampeling yakni
pengambilan sampel dengan mempertimbangkan kesesuain dengan kriteria
inklusi dan eksklusi, sehingga yang menjadi sampel harus memenuhi syarat
kriteria inklusi dan eksklusi, maka apabila ada sampel atau seseorang yang
sudah menjadi sampel sebelumnya tidak dapat menjadi sampel untuk kedua
kalinya. Teknik nonprobability sampling yang digunakan yaitu metode
accidental dimana teknik pengambilan sampel, dengan cara memilih sampel
diantara populasi yang sesuai dan dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah
dalam penelitian), sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikehendaki
4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yaitu ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Kriteria
inklusi pada penelitian adalah :
1. Masyrakat setempat yang pernah terkena diare di Pulau Biak Papua
2. Berumur 18 tahun keatas

3. Pasien yang sedang menggunakan obat diare.

4. Pasien dapat mendengar serta berkomunikasi dan menulis dengan baik


5. Pasien yang bersedia menjadi responden dari penelitian ( mengisi informed
consent)

4.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria Ekslusi yaitu sampel yang tidak dapat diambil sebagai sampel
atau tidak layak untuk ditelit karena tidak memenuhi kriteria Inklusi
(Notoatmodjo, 2012). Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah :

1. Penderita Diare yang memiliki komplikasi maupun yang pernah di Rawat Inap.
2. Responden yang datanya tidak lengkap
4.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
4.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses


pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
(Nursalam, 2013). Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk
mendapatkan data yang digunakan pada penelitian. Data tersebut digunakan
sebagai sumber untuk dilakukan analisis dan kesimpulan penelitian.

4.4.2 Instrumen Penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.


Kuisioner adalah alat yang digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk
mempermudah mendapatkan jawaban yang diinginkan kepada responden
penelitian. Kuesioner menjadi perantara untuk memperoleh informasi yang
dapat mempermudah peneliti untuk menjawab rumusan masalah.
Berdasarkan tujuannya kuesioner bersifat fleksibel atau dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan penelitian (Nugroho, 2018).
Kuesioner diisi dengan chek list, yaitu sebuah daftar responden tinggal
menambahkan tanda check (√) pada kolom yang telah tersedia (Arikunto,
2010). Kuesioner ketepatan yang digunakan pada penelitian ini melihat pada
kuisioner Adherence to Refills and Medications Scale (ARMS). Jenis
kuesioner yang digunakan adalah Likert scale (skala Likert). Skala likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala (Wibowo &
Ardhi, 2019).

4.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek yang dijadikan fokus utama pada penelitian.


Varibel penelitian dapat berbentuk apa saja sesuai dengan keinginan peneliti,
yang pada akhirnya variable tersebut akan dipelajari dan mendapatkan hasil
akhir atau sebuah kesimpulan (Siyoto, S., & Sodik, 2015).

4.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas atau X adalah variabel yang mempengaruhi atau yang


menjadi sebab berubahnya variabel lain (Siyoto, S., & Sodik, 2015).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor – faktor teori Health
Belief Model yang dapat mempengaruhi dari ketepatan dalam menggunakan
obat diare antara lain perceived susceptibility (kerentanan), perceived
severity (keparahan), perceived benefit (manfaat), perceived barrier
(hambatan), self efficacy (motivasi diri).

4.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah varibel yang hasilnya dapat dipengaruhi oleh


variabel bebas. Variabel terikat merupakan situasi yang akan dijelakan oleh
peneliti (Siyoto, S., & Sodik, 2015). Variabel terikat pada penelitian ini
adalah ketepatan penggunaan obat diare.
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah peneliti memberikan pengertian atau menjelaskan tentang variabel agar dapat dimengerti,
dapat diukur atau dapat diuji. Definisi operasional dijelaskan dengan kolom ataupun naratif (Swarjana, 2019).
Beberapa hal yang perlu di definisikan adalah :
1. Ketepatan adalah perilaku penderita dalam penggunaan obat diare serta upaya pencegahan penyakit untuk sembuh.
2. Health Belief Model adalah teori yang menjelaskan bagaimana keyakinan individu mempengaruhi diri untuk memilih
perilaku yang lebih sehat. Health Belief Model dibagi menjadi 5, yaitu:
a. Perceived susceptibility adalah pendapat subyektif responden tentang resiko yang bisa terjadi dari kondisi
penyakit diare.

b. Perceived severity adalah pendapat subyektif responden tentang keseriusan dari penyakit diare.

c. Perceived benefits adalah pendapat subyektif responden tentang keuntungan yang diperoleh bila melakukan
pencegahan.

d. Perceived barriers adalah pendapat subyektif responden terhadap kondisi yang menjadi halangan dalam
melaksanakan pencegahan

e. Self efficacy adalah kepercayaan pada diri sendiri untuk dapat sembuh dari penyakit.

3. Kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan untuk melakukan analisis dari sikap-
sikap maupun hasil jawaban yang diberikan oleh suatu responden dalam suatu populasi.
4. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes, 2014).
Tabel IV.1 Definisi operasional

Definisi No. Alat Skala


No Variable Indikator Skor
Operasional Item Ukur Data
1. Ketepatan Perilaku masyarakat 1. ketepatan Indikasi 1 Hasil yang di dapatkan
dalam ketepatan 2. Ketepatan Pasien 2 dikelompokkan menjadi 4
penggunaan obat 3. Ketepatan Dosis 3 kategori:
diare serta cara untuk 4. Ketepatan penggunaan 1. Sangat baik (76%-100%)
4
mencegah penyakit 2. Baik (56%-75%)
obat menurut aturan
3. Kurang Baik (40%-55%)
pakai
5. Efek samping 5,6,7,8,9 Kuisioner Ordinal 4. Tidak Baik (< 40%)
10 A Jawaban Kuisioner untuk
6. Kesesuaian
responden:
lama pengobatan
Selalu =4
Sering =3
Jarang =2
Tidak Pernah =
1
1. Gaya Hidup masyarakat 1 Hasil yang diperoleh
1. Perceived
2. Faktor Resiko 2,3 dikelompokkan menjadi 4
susceptibility
kategori:
Health (Kerentanan)
Kuisioner 1. Sangat baik (76%-100%)
2. Belief pendapat subyektif Ordinal
B 2. Baik (56%-75%)
Model responden tentang
3. Kurang Baik (40%-55%)
s resiko yang bisa
4. Tidak Baik (< 40%)
terjadi dari kondisi
Jawaban Kuisioner untuk
penyakit diare. responden:
Sangat Setuju =4
Setuju =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1
2. Perceived 1. Komplikasi yang diderita 4,5,6 Hasil yang diperoleh
severity 2. Dampak Sosial 7 dikelompokkan menjadi 4
(Keseriusan) kategori:
pendapat subyektif 1. Sangat baik (76%-100%)
responden tentang 2. Baik (56%-75%)
keseriusan dari 3. Kurang Baik (40%-55%)
penyakit diare 4. Tidak Baik (< 40%)
Jawaban Kuisioner untuk
responden:
Sangat Setuju =4
Setuju =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1
3. Perceived 1. Akses Menuju 10 Hasil yang diperoleh
barriers puskesmas dikelompokkan menjadi 4
(Hambatan) 2. Efek samping obat yang 8 kategori:
pendapat subyektif dirasakan dan jumlah obat 1. Sangat tinggi (76%-100%)
responden yang terlalu banyak 2. Tinggi (56%-75%)
terhadap kondisi 3. Aktivitas Pekerjaan 9 3. Rendah (40%-55%)
37

yang menjadi 4. Sangat Rendah (< 40%)


halangan dalam Jawaban Kuisioner untuk
melaksanakan responden:
pencegahan Sangat Setuju =4
Setuju =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1
4. Perceived 1. Penyembuhan rasa sakit 12,13 Hasil yang diperoleh
benefits (Manfaat) 2. Produktivitas 14 dikelompokkan menjadi 4
(bekerja/beraktivitas) kategori:
pendapat subyektif meningkat 1. Sangat baik (76%-100%)
responden tentang 3. Informasi dari tenaga 11 2. Baik (56%-75%)
keuntungan yang medis 3. Kurang Baik (40%-55%)
4. Tidak Baik (< 40%)
diperoleh bila
Jawaban Kuisioner untuk
melakukan responden:
pencegahan. Sangat Setuju =4
Setuju =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1
5.Self efficacy 1. Mengurangi kecemasan 16 Hasil yang diperoleh
(percaya diri) terhadap penyakit pasien dikelompokkan menjadi 4
2. menimbulkan rasa 17 kategori:
kepercayaan pada percaya diri 1. Sangat baik (76%-100%)
diri sendiri untuk 3. memotivasi diri untuk 15 2. Baik (56%-75%)
dapat sembuh dari mencapai keadaan sehat 3. Kurang Baik (40%-55%)
4. Tidak Baik (< 40%)
penyakit. Jawaban Kuisioner untuk
responden:
Sangat Setuju =4
Setuju =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1
4.7 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Pulau Biak Papua. Waktu penelitian February 2021-April 2021

4.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


4.8.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur dapat mengukur secara valid apa yang diukur.
Tujuan pengujian validitas instrumen atau kuesioner yakni untuk menyakinkan bahwa kuesioner yang digunakan
benar- benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid (Donsu, 2016).
Untuk mengetahui pertanyaan yang telah disusun mampu mengukur apa yang hendak diukur,maka perlu
dilakukan uji korelasi antar skor (nilai) tiap pertanyaan dengan skor total. Teknik kolerasi yang digunakan adalah
Pearson Product Moment yaitu :

rxy = Indeks korelasi anatara dua belah instrument n = Jumlah butir pertanyaan
∑x = Jumlah skor pada belah ganjil
∑y = Jumlah skor pada belah genap

4.8.2 Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data karena instrumen tersebut sudah valid (Arikunto, 2010).
Uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Rumus yang digunakan untuk
mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 atau 0 (Arikunto, 2010). Rumus Cronbach’s Alpha :
>0,40 – 0,60

>0,60 – 0,80

4.9 Statistik Deskriptif


Keterangan :
r11 = koefisien reabilitas Statistik
alpha
Deskriptif adalah
k = jumlah item
bagian statistika
pertanyaan
mengenai
∑ 2b = jumlah varian butir
2 pengumpulan data,
t = varian total
penyajian,
Perhitungan uji
penentuan nilai-
reliabilitas pada penelitian ini
nilai statistika,
menggunakan program SPSS
pembuatan
(Statistical Package for the
diagram atau
Social Sciences) ver 23 for
gambar mengenai
windows. Instrumen
ketepatan
dinyatakan reliabel bila nilai
penggunaan obat
α > 0,60 atau sama dengan 1
diare dengan
(Arikunto, 2010). Tingkat
menyajikan data
reliabilitas berdasarkan nilai
yang mudah
alpha tersaji dalam tabel 4.
dipahami atau
Uji Validitas dan
dibaca (Arikunto.
Reliabilitas pada penelitian
S, 2010).
ini dilakukan di Pulau Biak
Papua dengan jumlah
respondeh sebanyak 250
responden yang masuk
kriteria inklusi.

Tabel IV.2 Tingkat


reliabilitas nilai alpha

Cronbach’s Alpha Tingkat reliabilitas

0,0 – 0,20 Kurang reliabel

>0,20 – 0,40 Agak reliabel


Jenis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif harus
sesuai dengan jenis data atau variabel berdasarkan skala pengukurannya,
yaitu nominal, ordinal, atau interval/rasio (Arikunto. S, 2010)

4.10 Analisa Data


4.10.1 Cara Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data menggunakan


komputer dengan program sistem pengolahan data komputer. Adapun
langkah – langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
1. Checking
Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap
pengumpulan data setelah data terkumpul. Peneliti akan memeriksa
kebenaran dan kelengkapan data berupa kuesioner yang dikumpulkan
oleh responden.
2. Coding
Mengkategorikan data dengan cara memberi kode angka pada
jawaban untuk mempermudah tabulasi dan analisis data.
3. Tabulating
Memindahkan data dari pertanyaan yang ada dalam kuesioner
untuk memudahkan penjumlahan dan persentase. Data kemudian
disusun, dibandingkan dengan data yang lain dan disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi yang telah disediakan.
4. Data Entry
Memasukkan data kedalam komputer melalui SPSS, sebelum
dilakukan analisis dengan komputer dilakukan pengecekan ulang data.
5. Scoring
Merupakan pemberian skor penelitan setelah sudah terkumpul.
Setelah kuesioner dikumpulkan dilakukan pengolahan data dengan
pemberian skor. Alat ukur yang digunakan untuk menentukan
tindakan responden berdasarkan Teori Health Belief Model dan
ketepatan apakah bersifat positif (favorable) atau negatif
(unfavorable) dengan penelitian model Likert yang terdiri dari empat
alternatif jawaban yaitu, apabila di jawab Sangat setuju (SS) / Selalu
(SL) maka nilainya 4, Setuju (S) / Sering (S) maka nilainya 3, Tidak
setuju (TS) / Jarang (J) maka nilainya 2, Sangat tidak setuju (STS) /
Tidak pernah (TP) maka nilainya 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan
unfavorable. Dalam menjawab skala Likert, responden hanya beri
tanda checklist (√) pada kemungkinan jawaban yang paling sesuai
dengan pribadinya, kemudian dari hasil scoring tersebut dimasukkan
rumus:

f
P= x 100 %
n
Keterangan :
P= nilai prosentasi
F= total jawaban benar
n = jumlah skor maximal
Hasil yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi empat kategori,
yaitu :
1. Sangat Baik / Tepat : bila obyek mampu menjawab benar 76%-
100% dari pertanyaan yang diberikan
2. Baik / Tepat : bila subyek mampu menjawab benar 56%- 75%
daripertanyaan yang diberikan
3. Kurang Baik / Tepat : bila subyek mampu menjawab benar
40%- 55% dari pertanyaan yang diberikan
4. Tidak baik / Tepat : bila subyek mampu menjawab benar < 40%
dari pertanyaan yang diberikan.

4.10.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model


penelitian. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi
normal. Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan uji Normal
Kolmogorov-Smirnov (Sujarweni, 2015). Uji normalitas harus dilakukan
sebelum dilakukan uji t dan F. Untuk menguji apakah data berdistribusi
nomal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test.
Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05
(As’ari, 2018). Langkah-langkah untuk melakukan uji normalitas adalah
sebagai berikut :
1. Klik data view name, type(numeric), label (diisi variabel bebas dan
terikatnya), untuk yang lainnya diabaikan.
2. Klik data view kemudian masukkan data variabel X dan variabel Y

3. Klik Analyze, regression, linier. Maka akan muncul kotak linier


regression, untuk variabel X masukkan kedalam kolom independent,
sedangkan variabel Y masukkan kedalam kolom dependent.
4. Klik save, pilih unstandardized, continue, OK

5. Maka tampak pada data view RES_1, Klik Analyze, nonparametric


test, 1 Sampel K-S.
Maka akan muncul kotak one sample Kolmogorov-smirnov tes, masukkan

unstandardized Residu kedalam kolom test variable list, Normal, OK.

4.10.3 Analisis Bivariat

Pada analisis digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel,


yaitu hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel
terikat. Pada teknik analisis bivariat digunakan jika terdapat dua variabel
yang akan dianalisis (Hulu & Sinaga, 2019). Analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji T
A. Uji T
Uji T adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan antara dua variabel. Uji t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas yang menjelaskan tentang
variasi variabel terikat. Analisis uji t ini digunakan jika ingin
membandingkan antara dua kelompok data (Sani, 2016).
1. Independent-Sample T Test (T test tidak berpasangan)
Independent sample t test merupakan salah satu uji untuk
mengetahui perbedaan antara dua sampel yang berbeda.
Interpretasi data sama dengan interpretasi data pada paired sample
t test yaitu dapat dilihat dari nilai signifikansi yaitu jika nilai
signifikansi < 0,05 berarti ada perubahan yang signifikan antara
dua variabel yang berbeda dan sebaliknya (Sani, 2016).
B. Uji Alternatif T
Uji alternatif T test merupakan uji di gunakan untuk melihat
perbedaan antara dua variabel jika data tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan uji t test (data tidak normal). Jenis uji alternatif ini yaitu Uji
Mann-Withney.
Uji Mann-Withney adalah uji nonparametrik untuk melihat adanya
perbedaan antara dua variabel yang tidak berpasangan.Uji ini
digunakan sebagai uji alternatif uji independent sample t test jika data
tidak normal. Adapun syarat uji Mann-Withney adalah :
a. Data merupakan skala ordinal, interval dan rasio

b. Data terdiri dari dua kelompok yang berbeda (independent)

c. Data kedua kelompok tidak harus sama banyak

d. Data tidak harus terdistribusi normal, jadi tidak perlu uji


normalitas.

4.10.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah analisa metode statistik yang


memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap dua variabel secara
bersamaan. Dengan menggunakan analisis ini dapat menganalisis
pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat dalam waktu
bersamaan (Sujarweni, 2015).
Dalam analisis multivariat menggunakan Analisis multivariat
dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1) kelompok dipendensi, dimana
variabel dekelompokkan menjadi variabel bebas yang mempengaruhi dan
variabel tak bebas yang dipengaruhi; dan 2) kelompok interdependensi,
dimana variabel tidak dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel tak
bebas. Pada penelitian ini uji multivariate yang digunakan adalah
kelompok dependensi yakni uji Anova. Variabel bebas yang digunakan
pada penelitian adalah faktor dari HBM yaitu perceived barries, perceived
benefits, perceived susceptibility, perceived severity dan self efficacy
A. Uji Anova
Uji anova merupakan uji yang memberikan gambaran hasil yang
hampir sama dengan uji t test dimana hasilnya memberikan gambaran
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji anova memiliki
kelebihan dibandingkan dengan uji t test yaitu uji anova dapat
dilakukan untuk menguji lebih dari dua variabel. Uji anova juga dapat
disebut dengan uji F. Syarat uji anova adalah data yang digunakan
harus normal dan data harus homogen. Jenis uji anova yang digunakan
dalam penelitian ini adalah One Way ANOVA (Anova Satu Jalur)
(Sani, 2016).
1. One Way ANOVA (Anova Satu Jalur)
One Way anova adalah uji parametrik yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata antara dua variabel atau lebih dari
dua variabel. Variabel terikat dibandingkan dengan lebih dari satu
variabel bebas. Interprestasi data dilihat dari uji One Way Anova
(Sani, 2016).
B. Uji Krusal Wallis
Uji Krusal Wallis adalah uji alternatif yang digunakan untuk
menggantikan analisis dengan uji anova satu arah jika diperoleh data
yang tidak normal (Sani, 2016).
Dalam pengujian hipotesis, membandingkan nilai P-value tingkat
signifikan pengujian (α), dengan kriteria P-value < α, ditolak, P-value
> α, diterima. Cara lain dalam pengujian hipotesis ini adalah dengan
membandingkan nilai chi-square yang diperoleh nilai-nilai kritis pada
tabel distribusi chi-square (Junaidi & Jambi, 2015).

4.10.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk melihat adanya hubungan


yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada perubahan variabel
independen oleh variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol
sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independent dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 maka dapat disimpulkan semakin kuat kemampuan
variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen secara
bersama-sama (G. Santoso, 2016).

4.11 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian subjek yang memberikan jawaban pada


kuesioner, para subjek akan diberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan
penelitian, responden yang menjadi sampel dalam penelitian akan dilindungi
haknya dan kerahasiaan identitas responden. Kemudian responden diminta
untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Setelah responden
menandatangani surat persetujuan maka responden diperbolehkan menjawab
kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

4.11.1 Inform Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti


yang memenuhi kriteria inklusi, disertai dengan judul penelitian dan
manfaat penelitian. Dalam pengisian lembar persetujuan ini tidak ada
unsur pemaksaan yang dilakukan oleh peneliti kepada responden. Subjek
yang bersedia harus menandatangani lembar persetujuan, jika subjek
menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak –hak
subjek.

4.11.2 Anonimity

Peneliti bertanggung jawab untuk melindungi semua data yang


dikumpulkan dalam lingkup penelitian dari pemberitahuan kepada orang
diluar team riset. Termasuk merahasiakan nama responden terkait dengan
partisipasi dalam suatu penelitian dengan cara menggunakan inisial atau
kode nama responden. Daftar nama responden yang sudah selesai
dilakukan penelitian akan dimusnakan beserta data yang lain.
4.11.3 Toleransi

Menghargai orang-orang yang akan diteliti bukan sebagai subjek,


melainkan sebagai orang yang sama derajatnya dengan peneliti. Peneliti
juga harus memegang prinsip keterbukaan dan hasil perlu dijaga oleh
peneliti dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Prinsip keadilan
ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan
keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan
sebagainya, apabila suasana terbina, maka akan terbuka kesempatan bagi
peneliti untuk berkomunikasi secara lancar dan akrab dengan pasien.

4.11.4 Kerahasiaan

Setiap orang mempunyai hak dasar untuk tidak memberikan apa yang
diketahuinya kepada orang lain, jika informasi yang diberikan mereka
tidak dikehendaki untuk dipublikasikan hendaknya peneliti
menghormatinya.
Lampiran 4. Lembar Kuisioner Kode Responden

LEMBAR KUISIONER DEMOGRAFI

Analisis Faktor Perilaku Masyarakat Terhadap Ketepatan


Penggunaan Obat Diare Di Pulau Biak Papua Dengan Pendekatan
Health Belief Model (HBM)

Tanggal Pengambilan Data :

Petunjuk Pengisian : Pilihlah jawaban yang sesuai dengan yang Anda


rasakan dengan memberi tanda check (√) pada
kolom yang telah disediakan dan semua pertanyaan
harus dijawab dengan satu pilihan.

I. Data Demografi
1. Usia / Jenis Kelamin :
2. Pekerjaan : PNS Karyawan
Wiraswasta Lain-lain......
3. Pendidikan Terakhir : SD/Sederajat SMP/Sederajat

SMA/Sederajat Diploma/Perguruan
tinggi

4. Telah Menderita Diare Selama :


< 2 Minggu > 2 Minggu
5. Saya Pernah Menggunakan Obat Diare :
Ya Tidak

*Lingkari nama obat yang sedang digunakan

 Attapulgit Antibiotik
Zinc:
 Kaolin  Metronidazol
 Peptin  Cotrimoxazol
 Garam Oralit  Tetrasiklin
Kode Responden

Kuisioner A

LEMBAR KUISIONER KETEPATAN

Analisis Faktor Perilaku Masyarakat Terhadap Ketepatan


Penggunaan Obat Diare Di Pulau Biak Papua Dengan Pendekatan
Health Belief Model (HBM)

Tanggal Pengambilan Data :

Kuisioner A : Data Ketepatan Responden

Petunjuk Pengisian : Pilihlah jawaban yang sesuai dengan yang Anda


rasakan dengan memberi tanda check (√) pada
kolom yang telah disediakan dan semua pertanyaan
harus dijawab dengan satu pilihan.

Keterangan :

SL : Selalu J : Jarang

SR : Sering TP : Tidak Pernah

Kuisioner A ketepatan

No Pertanyaan SL SR J TP
Saya pernah menggunakan obat diare sesuai
1. dengan aturan yang telah dianjurkan oleh dokter

Saya menggunakan obat diare agar mengurangi


2.
buang air besar yang tidak terkontrol
Saya mengg unakan obat diare sesuai yang
3.
tertera pada kemasan obat yang diberikan
Saya menggunakan obat diare sesuai dengan
4.
Aturan cara pakai
5. Saya menghentikan penggunaan obat diare
apabila mengalami susah BAB
Saya menghentikan penggunaan obat diare
6.
apabila mengalami mual
Saya menghentikan penggunaan obat diare
7.
apabila mengalami perut kembung
Saya menghentikan penggunaan obat diare
8.
apabila mengalami sakit pada perut
Saya mengentikan penggunaan obat diare apabila
9.
mengalami sakit pada kepala tiba-tiba
Dalam waktu 1 minggu setelah menggunakan
obat diare saya tidak merasakan perubahan, saya
10 .
menghentikan mengonsumsi obat diare dan pergi
ke dokter
Kuisioner B Teori Health Belief Model

Keterangan :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Persepsi Kerentanan
No Pertanyaan SS S TS STS
Menurut saya pola hidup yang tidak sehat akan
1.
menyebabkan terjadinya penyakit diare
Menurut saya apabila tidak tersedia air bersih
2. dapat meningkatkan resiko terkena diare

Menurut saya keadaan rumah dan lingkungan yang


3. kurang bersih mudah menyebabkan diare

Menurut saya pola makan yang tidak sehat dapat


4. meningkatkan resiko terkena diare

Menurut saya apabila tidak adanya jamban pada


5. rumah akan meningkatkan resiko terkena diare

Persepsi Keseriusan
No Pertanyaan SS S TS STS
Menurut saya apabila muncul tanda-tand diare
6. namun diabaikan akan menimbulkan rasa haus
yang berlebihan
Menurut saya gejala diare akan menyebabkan
7. lemas

Menurut saya gejala diare dalam waktu yang lama


8. akan membuat tubuh menjadi lemas disertai rasa
haus yang berlebihan

Menurut saya kurangnya dukungan dari keluarga


akan menyebabkan proses pengobatan diare lebih
9.
lama sembuh

Persepsi Hambatan
Menurut saya diare dapat menghambat dalam
10.
No melaksanakan aktifitas rutin sehari-hari
Pertanyaan SS S TS STS

Menurut saya jarak antara Puskesmas maupun


Rumah sakit dengan tempat tinggal yang jauh
11.
akan memperlama proses pengobatan
Persepsi Manfaat
No Pertanyaan SS S TS STS
Saya mendapat banyak manfaatsetelah
11.
Berkonsultasi dengan dokter maupun tenaga
kesehatan di Puskemas maupun rumah sakit
Menurut saya menggunakan obat anti diare dapat
12. mengontrol buang air besar berlebih dan
mengurangi dehidrasi
Menurut saya menggunakan obat anti diare dapat
13.
mengurangi dehidrasi
Menurut saya buang air besar secara teratur setiap
14. hari dapat mempermudah dalam melakukan
kegiatan

Percaya Diri
No Pertanyaan SS S TS STS
Jika mengkonsumsi obat diare sesuai anjuran
15.
dokter maka diare saya dapat segera sembuh
Jika saya rutin menjalankan pengobatan diare,
16.
maka saya dapat terhindar dari penyakit diare
Dengan menjaga pola hidup sehat saya yakin
17.
dapat mencegah terjadinya diare

Anda mungkin juga menyukai