PENCERNAANGASTRITIS
Disusun Oleh:
Kelompok 8:
PENDAHULUANA.
A. Latar Belakang
Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul
penderitagastroenteritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas
dandari latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai
penyusunanmakalah keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenteritis.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang diamaksud dengan gastroenteritis ?
C. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
KONSEP MEDISA
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yangmeningkat (Arif Mansjoer, 1999 :
501).
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer ataucair lebih dari
tiga kali sehari. Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkanoleh berbagai bakteri , virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi
yangtidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali
sehari.
B. Klasifikasi
Menurut jenis :
1. Gastroentritis akut
Adalah diare yang kurang dari 14 hari yang sebagian besar disebapkanoleh Infeksi.2.
2. Gastroenteritis kronik
Menurut patofisiologi :
1. Diare sekresi
Diare dengan volume banyak disebapkan oleh peningkatan produksidan sekresi air
serta elektrolit oleh mukosa usur kedalam lomen usus.
2. Diare osmotic
Bila air terdorong ke usus oleh tekanan osmotikdari pertikel yangtidak dapat
diabsorbsi,sehingga reabsorbsi terlambat.
3. Diare campuran
C. Etiologi
Faktor infeksi.
1. Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utamadiare. Pada
sat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenismikroorganisme yang dapat
menyebabkan diare pada anak dan bayi.Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam
penyakit yang ditimbulkanadanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama
oleh virus yangterutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah
virus Norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulatkecil.
Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit itu adalahaeromonashidrophilia,
bacillus cereus, campylobacter jejuni, clostridiumdefficile, clostridium perfringens, E,
coli, plesiomonas, shigelloides,salmonella spp, staphylococcus aureus, vibrio cholerae,
dan yersinia enterocolitica.
3. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar, ialah
bvakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang termauk dalam golongan bakteri non
invasive adalah : vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan
golongan bakteri invasiv adalahsalmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E.
coli hemorrhagic(EHEC) dan camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non
ihnvasiv terjadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan
transport ion di dalam sel-sel usus berikut ini : CAMP (cyclicadenosine
monophospate), CGMP (cyclic guaniosin monophospate), Ca-dependent dan
pengaturan ulang sitoskeleton.
4. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaanseperti :
otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya.
D. Manifestasi KLinis
6. Perut kembung
E. Patofisiologi
Diare akut akibat infeksi( gastro enteritis) terutama dilakukan secara fekaloral. Hal
ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan
ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak
penularannya transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan
yang terkontaminasi (clostridiumdifficille), atau melalui aktivitas seksual. Kuman tersebut
membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare patogenesis diare disebabkan
infeksi bakteriterbagi dua yaitu :
Bakteri masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri tersebut.
Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung,didalam lambung bakteri akan
dibunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah bakteri terlalu banyak maka akan ada yang
lolos kedalam usus 12 jari(duodenum). Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak
sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per ml cairan usus.
Denanmemproduksi enzim muicinase bakteri berhasil mencairkan lapisan lendir yang
menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bakteri dapat masuk ke dalam membrane
(dinding sel epitel). Di dalam membrane bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit
A dan sub unit B. sub unit B melekat di dalammembrane dari sub unit A dan akan
bersentuhan dengan membrane sel serta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin
Monophospate). cAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di bagian kripta vili dan
menghambat absorbsicairan di bagian kripta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel
tersebut.Sebagai akibat adanya rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi
cairantersebut, volume cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan iniakan
menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai reaksi dinding usus
akan megadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitasatau hiperperistaltik untuk
mengalirkan cairan ke baeah atau ke usus besar.Dalam keadaan normal usus besar akan
meningkatkan kemampuannya untuk menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi tentu
saja ada batasannya. Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih
belum terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap, maka
akan terjadi diare.
2. Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan
bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang
termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasif E.Coli (EIEC), S. Paratyphi B, S.
Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis,Shigela, Yersinia dan Perfringens tipe C.
Penyebab diare lainnya, seperti parasit menyebabkan kerusakan berupausus besar (E.
Histolytica) kerusakan vili yang penting menyerap air, elektrolitdan zat makanan (lamdia)
patofisologi kandida menyebabkan gastroenteritis belum jelas, mungkin karena superinfeksi
dengan jasad renik lain.
WOC Gastroenteritis
Menimbulkan
rangsangan Menimbulkan mekanisme tubuh
Makanan atau zat tidak dapat untuk mrngrluarkan toksin
tertentu yaitu
diserat
:menimbulkan
mekanisme
makananPeningkatan gerakan
Tekana osmotik dalam tubuhuntuk meng
usus
rongga usus meninni eluarkan toksin
Berkurangnya kesempatanusus
Terjadi pergeseran air & Peningkatan menyerap makanan
elektrolit kedalam rongga sekresi air
usus &elektrolit
kedalam rongga
usus
Isi rongga usus
yang berlebihan akan
merangsang usus
untuk mengeluarkannya
Diare
F. Tes Diagnostik
BAHAN PEMERIKSAAN:
1. Tinja
2. Darah
3. Cairan duadenum
4. Biakan : Siggela, salmonella, E. coli, V. Cholarae
G. Penatalaksanaan
2. Dietetik.
3. Obat-obatan.
Jenis cairana.
a. Cairan peroral :
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak
mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairanyang berisi NaCl
dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap seringdisebut juga oralit. Cairan
sederhana yang dapat dibuat sendiri (formulatidak lengkap)hanya mengandung
garam dan gula (NaCl dan sukrosa),atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk
pengobatan sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan
kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.
b. Cairan parenteral :
1) Belum ada dehidrasi : Peroral sebanyak anak mau minum atau 1gelas tiap
defekasi.
4) Dehidrasi berata
a) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, berat badan 3 – 10 kg. yaitu 1
jam pertama : 40 ml/kg BB / jam = 10 tetes / kg BB/menit (set infus
berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes /kg BB /menit (set infus 1 ml
: 20 tetes). 7 jam berikutnya :12 ml /kg BB/jam = 33 tetes / kg BB/ m
atau 4 tetes / kgBB/menit. 16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit
peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, terus
kandengan intravena 2 tetes/.kg BB/menit atau 3tetes/kgBB/menit.
2. Pengobatan dietetik
a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BBkurang dari 7 kg
jenis makanan.
b. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah danasam
lemak tak jenuh).
Cara memberikannya :
c. Hari kelima : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susuatau
makanan biasa.
3. Obat-obatana.
b. Obat spasmolitik.
H. Komplikasi
1. Dehidras
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
A. Pengkajian
c. CBC
d. Elektrolit serum
e. Kreatinin
f. BUN7
B. Analisa DataData
DO : Setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan
Peristaltik : 40x/menit
Skala nyeri :
S : Skalanyeri 5
T : Sering
C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan yang berlebihan, diare.
2. Resiko gangguan integritas kulit b.d iritasi akibat frekuensi BAB yangmeningkat.
3. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.dmalabsorpsi usus, mual,
muntah.
D. Intervensi
1. Defisit volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan yang berlebihan, diare
Observasi kulit kering berlebihan dan membrane Menunjukan cairan yang berlebihan
mukosa, penurunan tugor kulit atau dehidrasi
2. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi, usus, mual,
muntah
Berikan obat sesuai indikasi seperti Antikolinergik diberi 15-30 menit sebelum
antikolinergik makan memeberikan penhilang kram dan
diare, menurunkan imobilitas gaster , dan
meningkan untuk absorbsi nutrient
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal Iritasi tidak ada Tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
E. Implementasi
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan :
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
e. Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
F. Evaluasi
O :Kien tampak menyeringai kesaklitan, Klien terus memegangi perutnya- Skala nyeri 3
O : Klien BAB 2x/hari, Turgor kulit kembali < 1 detik, Mata tidak cowong, Klien merasa
mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya, Klien tidak muntah
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan- Kaji intak output cairan setiap 8 jam- Pantau
tanda-tanda dehidras
BAB IV
PENUTUP.
A. Kesimpulan
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BABdimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250gram
1. Infeksi internal.
3. Infeksi parenterala.
2. Dietetik.
3. Obat-obatan.
B. Saran
Saran dari para pembaca sebagai masukan sangat diperlukan untuk perbaikan bagi
penulis, diharapkan penulis mampu membuat karya tulisanya lagilebih baik dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKAD