BAB I
PENDAHULUAN
Faktor lingkungan (fisik, biologi dan sosio kultural) mempunyai kaitan yang
erat dengan faktor perilaku misalnya kebiasaan atau perilaku dalam
menggunakan air bersih, buang air besar serta membuang sampah di
sembarang tempat, termasuk pembuangan limbah. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya pencemaran air tersebut dan penduduk menjadi rawan terhadap
penyakit menular bawaan air, seperti penyakit kulit, diare dan lain-lain (Depkes
RI, 2008)
Di Indonesia menurut data yang di peroleh selama 7 tahun terakhir dari tahun
2010- 2017 Pada tahun 2010 jumlah kasus Diare sebanyak 4.204 kasus dengan
jumlah kematian sebanyak 73 , tahun 2011 jumlah kasus diare sebanyak 3.003
dengan jumlah kematian 12, tahun 2012 sebanyak 1.625 kasu dengan jumlah
kematian sebanyak 25, tahun 2013 kasus diare sebanyak 633 dengan jumlah
kematian 7 orang, tahun 2014 jumlah kasus diare sebanyak 2.549 dengan
jumlah kematian sebanyak 29, pada tahun 2015 jumlah kasus diare sebanyak
1.213 dengan jumlah kematian sebanyak 30. Pada tahun 2016 jumlah kasus
diare sebanyak 198, data tersebut hanya dari 3 provinsi dengan jumlah
kematian 6 jiwa, lalu pada tahun 2017 jumlah kasus diare sebanyak 1.725
dengan jumlah kematian sebanyak 34 jiwa. (Dinkes RI,2017)
Kasus diare di provinsi lampung pada tahun 2012 sebanyak 143.693 penderita,
tahun 2013 kasus diare sebanyak 169,748 penderita, pada tahun 2014 kasus
diare sebanyak 171.760, pada tahun 2015 kasus diare sebanyak 173.710 dan
pada tahun 2016 kasus diare sebanyak 138.885. (Dinkes Provinsi
Lampung,2016)
Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana yang
terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Krieger, 2002).
Masyarakat Mesuji khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di dekat
sungai badak kecamatan Mesuji, lampung masih menggunakan air sungai
untuk kebutuhan sehari – hari seperti mencuci pakaian, mandi, mencuci piring
dan buang air besar di sekitar sungai badak karena masyarakat disana masih
banyak yang belum memiliki air bersih dan jamban sendiri. Sehingga dari
aktivitas tersebut kemungkinan air sungai tersebut sudah tercemar.