DISUSUN OLEH :
Anggota :
2. AL AKSAR C1B121048
4. HARDIANTO C1B121064
5. FISTI C1B121060
6. DEVIA C1B121056
7. SILFIANINGSIH C1B121040
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akses Air Bersih di Kel. Watu watu dan Kel. Tipulu
2.2 Sanitasi di Kel. Watu Watu dan Kel. Tipulu
2.3 Jaminan Sosial dan Higienitas di Kel. Watu Watu dan Kel. Tipulu
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk
mendukung semua aktivitas manusia. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan
sektor industri maka kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Peningkatan
kebutuhan air bersih jika tidak diimbangi dengan sumber produktivitas air, maka
akan menimbulkan krisis air bersih. Mengatasi hal ini diperlukan suatu program
penyediaan air bersih agar bisa memenuhi kuantitas dan kualitas kebutuhan air
masyarakat dengan baik. Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) merupakan upaya untuk memenuhi kuantitas dan kualitas
air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air bersih ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih.Air merupakan sumber kehidupan dan sangat penting bagi
manusia. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan demikian untuk kelangsungan
hidup, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkualitas yang memadai.
Air adalah sumber daya alam yang melimpah karena dapat ditemukan di
setiap tempat di permukaan bumi. Kondisi umum sumber daya air di Indonesia
berdasarkan hasil riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2009 disebutkan Indonesia masih memiliki
cadangan air yang cukup besar yaitu sebanyak 2.530 km3 . Atau menduduki
peringkat ke lima di dunia. Meski begitu, sesungguhnya sebaran sumber daya air
di Indonesia tidak merata. Di wilayah barat cukup besar namun di wilayah timur
dan selatan kurang sehingga ancaman krisis air di sejumlah wilayah di Indonesia
kerap terjadi dan dikhawatirkan akan semakin meluas. Hal ini diperparah dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang tidak merata, seperti di Pulau Jawa yang
hanya 7 persen dari luas lahan di Indonesia, sekitar 65 persen penduduk Indonesia
tinggal di pulau ini dan potensi airnya hanya 4,5 persen dari potensi air di
Indonesia.
Ketersediaan air bersih dan layak minum menjadi masalah yang kian serius
saat ini.Sumber daya air bersih untuk minum yang seharusnya dapat dinikmati
dengan mudah oleh masyarakat pada kenyataannya kini makin sulit ditemui dan
mahal harganya.Bahkan, menurut data LIPI tahun 2012, Indonesia memiliki
peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi
se-Asia Tenggara. Fakta lainnya menunjukkan bahwa baru 29 persen masyarakat
yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan.
Sistem penyediaan air bersih adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk
mengalirkan air yang belum bersih (air baku) yang belum bersih dari sumber air melalui
sistem pegolahan tertentu hingga didapatkan air yang memenuhi standar lalu disalurkan
ke konsumen /pemakai (sudah menjadi air bersih) (Nadjaji, 1986). Air alamiah umumnya
tidak dapat langsung dikonsumsi.Air dari sumber tertentu sebelum disalurkan kepada
konsumen.Perlu diperiksa terlebih dahulu, diteliti penyimpangan-penyimpangan yang ada
dan harus dihilangkan secara pengolahan. Pengolahan adalah semua usaha yang
dilakukan pada air baku. Dari awal hingga mencapai kualitas air minum yang
memenuhi persyaratan (George, 1984). Sistem pengolahan ini sangat penting
dalam penyediaan air bersih, karena dengan adanya proses pengolahan ini, maka
diperoleh mutu air minum yang memenuhi standar air yang telah ditentukan
Ketersedian air di Kota Kendari atau Hidrologi air permukaan di wilayah
Kota Kendari Kelurahan Watu-Watu dan Kelirahan Tipulu dipengaruhi oleh
sungai besar dan kecil, Sungai Tipulu, Sungai Mandonga, dan Sungai Sodohoa,
yang kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi
sebagai saluran pembuangan air hujan/drainase kota.Di kelurahan Watu-Watu
sebagian masyarakatnya memakai sumur Bor dan PDAM.Air yang mereka akses
hanya bisa mandi dan mencuci untuk masak dan minum mereka memakai Air
Galon. Sedangkan keluruhan Tipulu rata-rata menggunakan air penggunungan
yang dimana air yang mereka akses bisa untuk mencuci, mandi, masak .,dan
minum
Sanitasi dasar adalah upaya dasar dalam meningkatkan kesehatan manusia
dengan cara menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan.
Upaya sanitasi dasar pada masyarakat meliputi penyediaan air bersih, jamban
sehat, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.Sanitasimemiliki
banyak pengaruh bagi kesehatan, utamanya sanitasi di lingkungan rumah tangga.
Menurut Peraturan Departemen Kesehatan RI (2004.
Darifakta sosial tersebut dapat kita lihat bahwa adanya ketidakadilan dan
kurangnya perhatian dari pemerintah atau pihak terkait sehingga menyulitkan
mereka dalam mengakses air dari PDAM yang seharusnya itu mereka dapatkan
setiap harinya hal ini menyebabkan juga mereka beralih ke Air galon untuk masak
dan untuk mandi mereka menggunakan air dari PDAM. Sedangankan
Di kelurahan Tipulu mereka rata-rata menggunakan air dari pengunungan
baik untuk mandi, masak, mencuci pakaian dan lain sebagainya.Hal ini
disebabkan karena letak rumah mereka tidak jauh dari sumber air pegunungan
lahundape yang mengalir daripuncak lahundape menuju ke teluk kendari (kebi) air
tersebutlah yang di manfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan pangan
mereka.
Ekologi Sosial
Teori ini menyoroti interaksi kompleks antara individu, lingkungian fisik, dan
konteks sosial yang lebih luas dalam mempengaruhi kesehatan.Faktor-faktor
seperti akses terhadap fasilitas kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan
dukungan sosial di lingkungan tempat tinggal dapat berdampak pada kesehatan
individu dan kelompok.
2.3.2. Higienitas
1. Menggunakan Tisu atau Siku Saat Bersin atau Batuk: Menutup mulut dan
hidung dengan tisu atau siku saat bersin atau batuk dapat membantu
mencegah penyebaran partikel droplet yang mengandung kuman.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan: Menjaga kebersihan di sekitkita, seperti
membersihkan permukaan yang sering disentuh, seperti meja, gagang
pintu, dan tombol lift, dapat membantu mengurangi penyebaran kuman.
3. Pengelolaan Limbah: Memahami dan menerapkan praktik yang tepat
dalam pengelolaan limbah sangat penting. Pastikan untuk membuang
sampah pada tempatnya, memilah sampah dengan benar, dan mengikuti
pedoman pengelolaan limbah yang berlaku di daerah Anda.
4. Praktik Higienis Saat Memasak dan Menyimpan Makanan: Mencuci bahan
makanan dengan bersih sebelum memasak, memasak makanan dengan
suhu yang aman, dan menyimpan makanan pada suhu yang tepat dapat
mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
5. Menjaga Kebersihan Diri: Mandi secara teratur, menjaga kebersihan
rambut, kuku, dan gigi, serta mengganti pakaian yang kotor dapat
membantu menjaga kebersihan diri sendiri dan mencegah penyebaran
penyakit.
6. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD),Penggunaan masker, sarung
tangan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai sangat penting dalam
situasi tertentu, seperti saat merawat orang yang sakit atau saat berada di
tempat umum selama pandemi.
7. Vaksinasi: Vaksinasi merupakan langkah penting dalam menjaga
kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit menular. Mengikuti jadwal
vaksinasi yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan dapat
memberikan perlindungan baik secara individu maupun secara komunitas.
8. Edukasi dan Kesadaran: Pendidikan dan peningkatan kesadaran tentang
pentingnya praktik kebersihan dan higienitas melalui kampanye publik,
program penyuluhan, dan media sosial dapat membantu membangun
kebiasaan yang sehat dalam masyarakat.
3.1. Kesimpulan
Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk
mendukung semua aktivitas manusia.Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan
sektor industri maka kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Mengatasi hal ini
diperlukan suatu program penyediaan air bersih agar bisa memenuhi kuantitas dan
kualitas kebutuhan air masyarakat dengan baik.Ketersediaan air bersih dan layak
minum menjadi masalah yang kian serius saat ini.Sumber daya air bersih untuk
minum yang seharusnya dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat pada
kenyataannya kini makin sulit ditemui dan mahal harganya.Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) merupakan upaya untuk
memenuhi kuantitas dan kualitas air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu
air bersih ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun
1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B. A. B., & Keadilan, A. T. (n.d.). Jurnal Teori keadlian. April 2013, 11–70.
Lasmita, R., Mulyadi, A., & Fauzi, M. (2020). Analisis Pengelolaan Air Program
Pamsimas Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Kuantan Mudik
Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(1), 66.
https://doi.org/10.31258/jil.14.1.p.66-79
Raksanagara, A. S., Santanu, A. M., Sari, S. Y. I., Sunjaya, D. K., Deasy Arya, I.
F., & Agustian, D. (2017). Faktor yang Memengaruhi Perilaku Penggunaan
Air Bersih pada Masyarakat Kumuh Perkotaan berdasar atas Integrated
Behavior Model. Majalah Kedokteran Bandung, 49(2), 122–131.
https://doi.org/10.15395/mkb.v49n2.1059