Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KELOMPOK

PERSEPSI DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP AKSES


AIR BERSIH, SANITASI, JAMINAN SOSIAL, DAN HIGIENITAS

( Studi kasus di Kel. Watu Watu dan Kel.Tipulu )

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Irvon Fallz, S.Sos.M.A.P

DISUSUN OLEH :

Ketua Kelompok : ARDIAN. A ( C1B121054 )

Anggota :

1. ANANDHA ABRAR GALANT SUNU C1B121050

2. AL AKSAR C1B121048

3. ANDI FARHAN SHANOUBAR C1B121052

4. HARDIANTO C1B121064

5. FISTI C1B121060

6. DEVIA C1B121056

7. SILFIANINGSIH C1B121040

8. WA ODE ERNIATI C1B121042

9. YUNITA APRILIANI TAMBENGI C1B121046


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akses Air Bersih di Kel. Watu watu dan Kel. Tipulu
2.2 Sanitasi di Kel. Watu Watu dan Kel. Tipulu
2.3 Jaminan Sosial dan Higienitas di Kel. Watu Watu dan Kel. Tipulu
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk
mendukung semua aktivitas manusia. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan
sektor industri maka kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Peningkatan
kebutuhan air bersih jika tidak diimbangi dengan sumber produktivitas air, maka
akan menimbulkan krisis air bersih. Mengatasi hal ini diperlukan suatu program
penyediaan air bersih agar bisa memenuhi kuantitas dan kualitas kebutuhan air
masyarakat dengan baik. Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) merupakan upaya untuk memenuhi kuantitas dan kualitas
air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air bersih ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih.Air merupakan sumber kehidupan dan sangat penting bagi
manusia. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan demikian untuk kelangsungan
hidup, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkualitas yang memadai.
Air adalah sumber daya alam yang melimpah karena dapat ditemukan di
setiap tempat di permukaan bumi. Kondisi umum sumber daya air di Indonesia
berdasarkan hasil riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2009 disebutkan Indonesia masih memiliki
cadangan air yang cukup besar yaitu sebanyak 2.530 km3 . Atau menduduki
peringkat ke lima di dunia. Meski begitu, sesungguhnya sebaran sumber daya air
di Indonesia tidak merata. Di wilayah barat cukup besar namun di wilayah timur
dan selatan kurang sehingga ancaman krisis air di sejumlah wilayah di Indonesia
kerap terjadi dan dikhawatirkan akan semakin meluas. Hal ini diperparah dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang tidak merata, seperti di Pulau Jawa yang
hanya 7 persen dari luas lahan di Indonesia, sekitar 65 persen penduduk Indonesia
tinggal di pulau ini dan potensi airnya hanya 4,5 persen dari potensi air di
Indonesia.
Ketersediaan air bersih dan layak minum menjadi masalah yang kian serius
saat ini.Sumber daya air bersih untuk minum yang seharusnya dapat dinikmati
dengan mudah oleh masyarakat pada kenyataannya kini makin sulit ditemui dan
mahal harganya.Bahkan, menurut data LIPI tahun 2012, Indonesia memiliki
peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi
se-Asia Tenggara. Fakta lainnya menunjukkan bahwa baru 29 persen masyarakat
yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan.
Sistem penyediaan air bersih adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk
mengalirkan air yang belum bersih (air baku) yang belum bersih dari sumber air melalui
sistem pegolahan tertentu hingga didapatkan air yang memenuhi standar lalu disalurkan
ke konsumen /pemakai (sudah menjadi air bersih) (Nadjaji, 1986). Air alamiah umumnya
tidak dapat langsung dikonsumsi.Air dari sumber tertentu sebelum disalurkan kepada
konsumen.Perlu diperiksa terlebih dahulu, diteliti penyimpangan-penyimpangan yang ada
dan harus dihilangkan secara pengolahan. Pengolahan adalah semua usaha yang
dilakukan pada air baku. Dari awal hingga mencapai kualitas air minum yang
memenuhi persyaratan (George, 1984). Sistem pengolahan ini sangat penting
dalam penyediaan air bersih, karena dengan adanya proses pengolahan ini, maka
diperoleh mutu air minum yang memenuhi standar air yang telah ditentukan
Ketersedian air di Kota Kendari atau Hidrologi air permukaan di wilayah
Kota Kendari Kelurahan Watu-Watu dan Kelirahan Tipulu dipengaruhi oleh
sungai besar dan kecil, Sungai Tipulu, Sungai Mandonga, dan Sungai Sodohoa,
yang kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi
sebagai saluran pembuangan air hujan/drainase kota.Di kelurahan Watu-Watu
sebagian masyarakatnya memakai sumur Bor dan PDAM.Air yang mereka akses
hanya bisa mandi dan mencuci untuk masak dan minum mereka memakai Air
Galon. Sedangkan keluruhan Tipulu rata-rata menggunakan air penggunungan
yang dimana air yang mereka akses bisa untuk mencuci, mandi, masak .,dan
minum
Sanitasi dasar adalah upaya dasar dalam meningkatkan kesehatan manusia
dengan cara menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan.
Upaya sanitasi dasar pada masyarakat meliputi penyediaan air bersih, jamban
sehat, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.Sanitasimemiliki
banyak pengaruh bagi kesehatan, utamanya sanitasi di lingkungan rumah tangga.
Menurut Peraturan Departemen Kesehatan RI (2004.

1.2. Rumusan Masalah


Dengan masih adanya kelangkaan akses air bersih yang terjadi dalam
menjalankan tujuan berkelanjutan dalam penyediaan Air Bersih, Sanitasi serta
Jaminan Sosial dan Higientas bagi warga Masyarakat di Kelurahan Watu-watu
dan Kelurahan Tipulu, untuk itu masalah yang akan di teliti dalam laporan ini,
yaitu ;“Bagaimana Keadaan Akses Air Bersih, Sanitasian, Jaminan sosial dan
Higienitas di Kelurahan Watu-Watu dan Tipulu?”

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana akses air bersih di kelurahan Watu-
Watu dan Tipulu
2. Untuk mengetahui bagaimana keadaan sanitasi di kelurahan Watu-
Watu dan Tipulu
3. Untuk mengetahui apakah masyarakat di kelurahan Watu-Watu dan
Tipulu mendapat jaminan sosial
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1. Akses air bersih di kelurahan Watu-Watu dan Tipulu


Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk
mendukung semua aktivitas manusia. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk
dan sektor industri maka kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Peningkatan
kebutuhan air bersih jika tidak diimbangi dengan sumber produktivitas air, maka
akan menimbulkan krisis air bersih. Mengatasi hal ini diperlukan suatu program
penyediaan air bersih agar bisa memenuhi kuantitas dan kualitas kebutuhan air
masyarakat dengan baik.Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) merupakan upaya untuk memenuhi kuantitas dan
kualitas air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air bersih.
Air merupakan sumber kehidupan dan sangat penting bagi manusia.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan demikian untuk kelangsungan hidup,
air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkualitas yang memadai.
Sanitasi dasar adalah upaya dasar dalam meningkatkan kesehatan manusia
dengan cara menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan.
Upaya sanitasi dasar pada masyarakat meliputi penyediaan air bersih, jamban
sehat, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
Higienitas dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk
meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap
individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu terhindar
dari ancaman kuman penyebab penyakit. Kata Higiene berasal dari Bahasa
Yunani yaitu "hygieine" yang beraarti healthfull dan dalam bahasa indonesia
dapat diartikan sehat, diambil dari nama seorang dewi kesehatan Yunani
(Hygieia).
Ruang lingkup sanitasi di masyarakat antara lain sebagai berikut:
 Penyediaan air minum
 Pengolahan air buangan
 Pengelolaan sampah padat
 Pengendalian penyebaran penyakit
 Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah
 Higenis makanan
 Pengendalian pencemaran udara
 Pengendalian radiasi
 Kesehatan kerja
 Pengendalian kebisingan
 Perumahan dan pemukiman
 Pencegahan kecelakaan

Sedangkan jaminan sosial Jaminan sosial merujuk pada system


perlindungan sosial yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga lainnya kepada
individu atau kelompok dalam masyarakat.Tujuan dari jaminan sosial adalah
untuk melindungi individu dan masyarakat dari risiko ekonomi, sosial, dan
kesehatan yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Jaminan Kesehatan
menyediakan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau atau gratis bagi
individu atau keluarga.Ini dapat meliputi asuransi kesehatan, program pengobatan
gratis atau subsidi, dan fasilitas pelayanan kesehatan publik.Akses air bersih di
kelurahan watu-watu dan Tipulu

Akses air bersih di kelurahan watu-watu bisa di bilang sudah mencukupi


dan dapat akses dengan mudah hanya saja di kelurahan watu-watu tidak begitu
mudah atau agak sulit sedikit. Hal ini di sebabkan juga oleh keadaan dan letak
geografis kelurahan tipulu tidak jauh dari sumber mata air pegunungan dan letak
geografis kelurahan watu-watu memang tidak jauh juga dari sumber air
pengunungan akan tetapi sebagian warga nya menggunakan sumber air dari
penggunungan dan PDAM.
Masyarakat kelurahan watu-watu seperti yang di sebutkan tidak
menggunakan sumber air yang sama. Yang menggunakan sumber air dari PDAM
mengatakan bahwa “memang kami menggunakan sumber air dari PDAM akan
tetapi air dari PDAM itu tidak setiap hari mengalir bahkan mengalirnya hanya 2
kali seminggu hari rabu dan hari kamis” ucap ibu resti (27) anak satu.
Hal ini jika dikaitkan dengan teori Adam Smith yang mengatakan bahwa
keadilan dikatakan apabila tidak merugikan orang lain serta menghargai harkat
martabat beserta hak-haknya yang melekat pada setiap individu.Menurut Adam
Smith yang disebut keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti yaitu keadilan
komutatif yang menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan
antara satu orang atau pihak dengan orang atau pihak .Keadilan legal
sesungguhnya sudah terkandung dalam keadilan komutatif, karena keadilan legal
sesungguhnya hanya konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif yaitu
bahwa demi menegakkan keadilan komutatif negara harus bersikap netral dan
memperlakukan semua pihak secara sama tanpa terkecuali.
Adam Smith menolak keadilan distributif sebagai salah satu jenis keadilan.
Alasannya antara lain karena apa yang disebut keadilan selalu menyangkut hak
semua orang tidak boleh dirugikan haknya atau secara positif setiap orang harus
diperlakukan sesuai dengan haknya.
Ada 3 (tiga) prinsip pokok keadilan komutatif menurut Adam Smith, yaitu.

2.1.1. Prinsip No Harm

Menurut Adam Smith prinsip paling pokok dari keadilan adalah


prinsip no harm atau prinsip tidak merugikan orang lain. Dasar dari prinsip
ini adalah penghargaan atas harkat dan martabat manusia beserta hak-
haknya yang melekat padanya, termasuk hak atas hidup. Prinsip No Harm
merupakan prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan
hak dan kepentingan orang lain. Prinsip ini bertujuan agar dalam suatu
interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak
sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri
tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun. Dalam
bisnis, tidak boleh ada 13 pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
baik sebagai investor, karyawan, distributor, konsumen maupun
masyarakat luas.
2.1.2. Prinsip non intervention
Prinsip non intervention adalah prinsip tidak ikut campur tangan.
Prinsip ini menuntut agar demi jaminan dan penghargaan atas hak dan
kepentingan setiap orang tidak diperkenankan untuk ikut campur tangan
dalam kehidupan dan kegiatan orang lain. Prinsip tidak ikut campur tangan
yang menuntut agar jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan
setiap orang, tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut campur tangan
dalam kehidupan dan kegiatan orang lain Campur tangan dalam bentuk
apapun akan merupakan pelanggaran terhadap hak orang tertentu yang
merupakan suatu harm (kerugian) dan itu berarti telah terjadi
ketidakadilan. Dalam hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah
tidak diperkenankan ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap
warga negara tanpa alasan yang jelas, dan campur tangan pemerintah akan
dianggap sebagai pelanggaran keadilan. Dalam bidang ekonomi, campur
tangan pemerintah dalam urusan bisnis setiap warga negara tanpa alasan
yang sah akan dianggap sebagai tindakah tidak adil dan merupakan
pelanggaran atas hak individu, khususnya hak atas kebebasan.
2.1.3. Prinsip pertukaran yang adil
Prinsip keadilan tukar atau prinsip pertukaran dagang yang fair,
terutama terwujud dan terungkap dalam mekanisme harga dalam pasar. Ini
sesungguhnya merupakan penerapan lebih lanjut prinsip no harm secara
khusus dalam pertukaran dagang antara satu pihak dengan pihak lain
dalam pasar.
Prinsip pertukaran dagang yang fair, terwujud dan terungkap
dalam mekanisme harga pasar yang merupakan penerapan lebih lanjut dari
no harm secara khusus dalam pertukaran dagang antara satu pihak dengan
pihak lain dalam pasar. Adam Smith membedakan antara harga alamiah
dan harga pasar atau harga aktual.Harga alamiah adalah harga yang
mencerminkan biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh produsen, yang
terdiri dari tiga komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal,
dan sewa.Harga pasar atau harga aktual adalah harga yang aktual
ditawarkan dan dibayar dalam transaksi dagang di dalam pasar.Jika suatu
barang dijual dan dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang
tersebut dijual dan dibeli pada tingkat harga yang adil.Pada tingkat harga
itu baik produsen maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah
mengungkapkan kedudukan yang setara dan seimbang antara produsen dan
konsumen karena apa yang dikeluarkan masing-masing dapat kembali
(produsen: dalam bentuk harga yang diterimanya, konsumen: dalam
bentuk barang yang diperolehnya), maka 15 keadilan nilai tukar benar-
benar terjadi. Dalam jangka panjang, melalui mekanisme pasar yang
kompetitif, harga pasar akan berfluktuasi sedemikian rupa di sekitar harga
alamiah sehingga akan melahirkan sebuah titik ekuilibrium yang
menggambarkan kesetaraan posisi produsen dan konsumen. Dalam pasar
bebas yang kompetitif, semakin langka barang dan jasa yang ditawarkan
dan sebaliknya semakin banyak permintaan, harga akan semakin naik.
Pada titik ini produsen akan lebih diuntungkan sementara konsumen lebih
dirugikan. Namun karena harga naik, semakin banyak produsen yang
tertarik untuk masuk ke bidang industri tersebut, yang menyebabkan
penawaran berlimpah dengan akibat harga menurun.Maka konsumen
menjadi diuntungkan sementara produsen dirugikan.

Darifakta sosial tersebut dapat kita lihat bahwa adanya ketidakadilan dan
kurangnya perhatian dari pemerintah atau pihak terkait sehingga menyulitkan
mereka dalam mengakses air dari PDAM yang seharusnya itu mereka dapatkan
setiap harinya hal ini menyebabkan juga mereka beralih ke Air galon untuk masak
dan untuk mandi mereka menggunakan air dari PDAM. Sedangankan
Di kelurahan Tipulu mereka rata-rata menggunakan air dari pengunungan
baik untuk mandi, masak, mencuci pakaian dan lain sebagainya.Hal ini
disebabkan karena letak rumah mereka tidak jauh dari sumber air pegunungan
lahundape yang mengalir daripuncak lahundape menuju ke teluk kendari (kebi) air
tersebutlah yang di manfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan pangan
mereka.

2.2. Sanitasi Kelurahan Watu-Watu dan Tipulu

Sanitasi adalah kegiatan bersih-bersih lingkungan yang dapat dilakukan oleh


pemerintah setempat atau pihak-pihak terkait atau bahwakan bisa juga warga
dalam hal ini untuk menjaga kebersihan lingkungan dan dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit yang tidak diinginkan karena lingkungan yang kotor
dapat manarik berbagai macam penyakit yang tidak diinginkan pula.

Menurut Suparlan yang dikutip dalam Jurnal Poltekkes Yogyakarta, Sanitasi


adalah suatu upaya mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik sehingga
munculnya penyakit yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal
yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan
hidup. Sementara itu, Endang Maryanti dkk dalam bukunya Faktor Pemicu Terjadi
Diare Berdasarkan Kepada Sanitasi Lingkungan, pengertian sanitasi adalah upaya
kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari
subjeknya.

Lingkungan dengan sanitasi yang buruk tentunya akan menimbulkan


dampak yang buruk pula bagi kesehatan. Berbagai macam virus yang
menimbulkan banyak penyakit bisa saja muncul karena sanitasi yang buruk di
lingkungan sehingga menjadi sumber perkembang biakan berbagai macam jenis
penyakit.

Menjaga serta meningkatkan sanitasi adalah suatu kewajiban untuk Anda


yang ingin hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.Rumah dan
lingkungan sekitar Anda tinggal harus selalu menerapkan sistem sanitasi yang
sangat baik.

Dengan melakukan kebiasaan pola hidup sehat tersebut dapat membantu


untuk memutus siklus perkembang-biakan berbagai jenis virus yang dapat
menimbulkan penyakit. Berikut beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan sanitasi adalah:

 Terus meningkatkan atau mengembangkan untuk menerapkan perilaku


atau kebiasaan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
 Membersihkan rumah tinggal Anda mulai dari ruangan hingga bagian
halaman rumah dengan rutin
 Gunakan air bersih untuk semua keperluan

Dari hasil wawancara bahwasannya Sanitasi di kelurahan Watu-Watu


mereka melakukan pembersihan lingkungan untuk menjaga kenyamanan maupun
untuk mencegah mereka dari berbagai macam penyakit. Sebagian warganya itu
melakukan pembersihan lingkungan dengan cara bergotong-royong. Akan tetapi,
sebagian pula warga di kelurahan watu-watu melakukan sanitasi di halaman
sekitar rumah mereka secara masing-masing.Salah satu warga mengatakan “Disini
kami melakukan pembersihan lingkungan dengan cara bergotong royong”. Ucap
Rinto ( 30 tahun ), sehingga keadaan lingkungan pada kelurahan Watu-watu cukup
dikatakan bersih.Sedangkan di kelurahan Tipulu, keadaan lingkungannya sebagian
perumahan warga tersebut terdapat pencemaran lingkungan seperti membuang
sampah sembarangan.Contohnya di selokan dan di sekitaran perumahan
warga.Namun, tidak semua perumahan warga tersebut dapat dikatakan tercemar
karena sebagian warga juga ada yang melakukan sanitasi secara bersama-sama.

Ekologi Sosial
Teori ini menyoroti interaksi kompleks antara individu, lingkungian fisik, dan
konteks sosial yang lebih luas dalam mempengaruhi kesehatan.Faktor-faktor
seperti akses terhadap fasilitas kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan
dukungan sosial di lingkungan tempat tinggal dapat berdampak pada kesehatan
individu dan kelompok.

2.3. Jaminan social dan Higienitas di kelurahan Tipulu dan Watu-watu


2.3.1. Jaminan sosial

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh jaminan


kesehatan dari negara. Setiap orang dengan status sosial yang berbeda-beda
berhak untuk memperoleh jaminan kesehatan yang memadai.Oleh karena itu
peningkatan derajat kesehatan harus terus menerus diupayakan agar bisa
memenuhi standar hidup sehat jasmaniah sehingga setiap orang dapat hidup
produktif baik itu kehidupan sosial maupun ekonomi.Masyarakat yang sejahtera
adalah masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.Menyelenggarakan
pembangunan di sektor kesehatan adalah upaya membangun kesejahteraan sosial.

Berdasarkan wawancara yang di lakukan pada warga di kelurahan Tipulu


mereka mengatakan bahwa sebagian warga itu mendapatkan BPJS(Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial ) dan ada juga yang tidak mendapatkan
BPJSSedangkan di kelurahan Watu-Watu rata-rata penggunanan BPJS itu
menggunakan BPJS mandiri yang berbayar setiap bulannya tergantung pada
tingkatan faskesnya.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan sebuah badan hukum
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak BPJS diselenggarakan
berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dengan tujuan untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar hidup
yang layak bagi setiap rakyat Indonesia yang sudah menjadi hak dasar
manusia.BPJS memiliki visi dan misi di dalamnya yang harus dilaksanakan, antara
lain: Visi BPJS Kesehatan : “Cakupan Semesta 2019”. paling lambat 1 Januari
2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang
handal, unggul dan terpercaya

Dalam Undang-Undang BPJS telah ditentukan bahwa BPJS Kesehatan


memiliki fungsi untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.Jaminan
Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar Kesehatan.Dalam implementasi pelayanan kesehatan, BPJS juga
memperhatikan hak para pekerja dengan menghadirkan BPJS
Ketenagakerjaan.BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi
menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.

2.3.2. Higienitas

Penggunaan higienitas atau praktik kebersihan yang ada pada warga di


kelurahan Tipulu dan watu-watu yang baik sangat penting dalam masyarakat
untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Berikut adalah
beberapa pengetahuan menurut warga tentang penggunaan higienitas :Cuci
Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah penting
dalam mencegah penyebaran penyakit. Disarankan untuk mencuci tangan sebelum
dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, setelah bersin atau batuk, dan
setelah menyentuh benda yang kotor.

1. Menggunakan Tisu atau Siku Saat Bersin atau Batuk: Menutup mulut dan
hidung dengan tisu atau siku saat bersin atau batuk dapat membantu
mencegah penyebaran partikel droplet yang mengandung kuman.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan: Menjaga kebersihan di sekitkita, seperti
membersihkan permukaan yang sering disentuh, seperti meja, gagang
pintu, dan tombol lift, dapat membantu mengurangi penyebaran kuman.
3. Pengelolaan Limbah: Memahami dan menerapkan praktik yang tepat
dalam pengelolaan limbah sangat penting. Pastikan untuk membuang
sampah pada tempatnya, memilah sampah dengan benar, dan mengikuti
pedoman pengelolaan limbah yang berlaku di daerah Anda.
4. Praktik Higienis Saat Memasak dan Menyimpan Makanan: Mencuci bahan
makanan dengan bersih sebelum memasak, memasak makanan dengan
suhu yang aman, dan menyimpan makanan pada suhu yang tepat dapat
mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
5. Menjaga Kebersihan Diri: Mandi secara teratur, menjaga kebersihan
rambut, kuku, dan gigi, serta mengganti pakaian yang kotor dapat
membantu menjaga kebersihan diri sendiri dan mencegah penyebaran
penyakit.
6. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD),Penggunaan masker, sarung
tangan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai sangat penting dalam
situasi tertentu, seperti saat merawat orang yang sakit atau saat berada di
tempat umum selama pandemi.
7. Vaksinasi: Vaksinasi merupakan langkah penting dalam menjaga
kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit menular. Mengikuti jadwal
vaksinasi yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan dapat
memberikan perlindungan baik secara individu maupun secara komunitas.
8. Edukasi dan Kesadaran: Pendidikan dan peningkatan kesadaran tentang
pentingnya praktik kebersihan dan higienitas melalui kampanye publik,
program penyuluhan, dan media sosial dapat membantu membangun
kebiasaan yang sehat dalam masyarakat.

Penggunaan higienitas dalam masyarakat merupakan tanggung jawab


bersama.Dengan menerapkan praktik kebersihan yang baik, kita dapat melindungi
diri sendiri, orang lain, dan membangun lingkungan yang lebih sehat.
Lampiran

(Sumber : Kelompok 3 di Kel. Watu-watu )


( Sumber : Kelompok 3 di Kel. Tipulu )
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk
mendukung semua aktivitas manusia.Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan
sektor industri maka kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Mengatasi hal ini
diperlukan suatu program penyediaan air bersih agar bisa memenuhi kuantitas dan
kualitas kebutuhan air masyarakat dengan baik.Ketersediaan air bersih dan layak
minum menjadi masalah yang kian serius saat ini.Sumber daya air bersih untuk
minum yang seharusnya dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat pada
kenyataannya kini makin sulit ditemui dan mahal harganya.Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) merupakan upaya untuk
memenuhi kuantitas dan kualitas air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu
air bersih ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun
1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih.

Sanitasi adalah kegiatan bersih-bersih lingkungan yang dapat dilakukan


oleh pemerintah setempat atau pihak-pihak terkait atau bahwakan bisa juga warga
dalam hal ini untuk menjaga kebersihan lingkungan dan dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit yang tidak diinginkan karena lingkungan yang kotor
dapat manarik berbagai macam penyakit yang tidak diinginkan pula.Lingkungan
dengan sanitasi yang buruk tentunya akan menimbulkan dampak yang buruk pula
bagi kesehatan.

Dengan melakukan kebiasaan pola hidup sehat tersebut dapat membantu


untuk memutus siklus perkembang-biakan berbagai jenis virus yang dapat
menimbulkan penyakit. Berikut beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan sanitasi adalah:

 Terus meningkatkan atau mengembangkan untuk menerapkan perilaku


atau kebiasaan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
 Membersihkan rumah tinggal Anda mulai dari ruangan hingga bagian
halaman rumah dengan rutin.
 Gunakan air bersih untuk semua keperluan

3.2 Saran

Adapun saran dari kelompok kami yaitu bagaimana Bagi pemerintah


seharusnya dapat memberikan akses air bersih yang lebih memadai,Agar sebagian
masyarakat tidak kesusahan dalam hal penggunaan akses air bersih tersebut.
Kemudian pada sanitasi atau pembersihan lingkungan, warga di kelurahan tipulu
maupun di watu2 harus selalu dapat memperhatikan dan menjaga kebersihan
lingkungannya,tidak hanya saling bergotong royong sekali ataupun dua kali
saja,tetapi di harapkan dapat terus menerus melakukan sanitasi tersebut.

Pembersihan lingkungan sangat berkaitan erat dengan kondisi kesehatan


manusia, jika kondisi lingkungan nya bersih maka kesehatan juga dapat terjamin.
Namun,jika terdapat banyak sampah berserakan itu akan berdampak pada
kesehatan pula. Kemudian pada warga di kelurahan tipulu maupun di watu2 di
harapkan dapat menggunakan jaminan sosial berupa BPJS yang di berikan dapat
di gunakan dengan baik,karena sebagian warga pun tidak seberuntung yang
mendapatkannya,karena BPJS sangat penting pada saat terjadinya gangguan
kesehatan yang dimana BPJS inilah yg berperan dalam meringankan beban warga
ataupun masyarakat jika trkena gangguan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas G. Ch. Tampi. (2016). Dampak Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial Kesehatan Terhadap Masyarakat Di Kelurahan Tingkulu. Acta
Diurna, V(1), 3.

Celesta, A. G., & Fitriyah, N. (2019). Overview Basic Sanitation In Payaman


Village, Bojonegoro District 2016. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2), 83.
https://doi.org/10.20473/jkl.v11i2.2019.83-90

Gunawan, I. (2006). Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengelolaan Sanitasi


Berbasis Masyarakat Tesis. v–138.

Ii, B. A. B., & Keadilan, A. T. (n.d.). Jurnal Teori keadlian. April 2013, 11–70.

Lasmita, R., Mulyadi, A., & Fauzi, M. (2020). Analisis Pengelolaan Air Program
Pamsimas Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Kuantan Mudik
Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(1), 66.
https://doi.org/10.31258/jil.14.1.p.66-79

Masayoe Shari Fitriany, H. M. A. Husnil Farouk, & Ridhah Taqwa. (2016).


Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Kesehatan Lingkungan (Studi di
Desa Segiguk sebagai Salah Satu Desa Penyangga Kawasan Hutan Suaka
Margasatwa Gunung Raya Ogan Komering Ulu Selatan). Jurnal Penelitian
Sains, 18(1), 41–46.

Raksanagara, A. S., Santanu, A. M., Sari, S. Y. I., Sunjaya, D. K., Deasy Arya, I.
F., & Agustian, D. (2017). Faktor yang Memengaruhi Perilaku Penggunaan
Air Bersih pada Masyarakat Kumuh Perkotaan berdasar atas Integrated
Behavior Model. Majalah Kedokteran Bandung, 49(2), 122–131.
https://doi.org/10.15395/mkb.v49n2.1059

Solechan, S. (2019). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan


Sebagai Pelayanan Publik. Administrative Law and Governance Journal,
2(4), 686–696. https://doi.org/10.14710/alj.v2i4.686-696

Anda mungkin juga menyukai