Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi

kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Air yang dibutuhkan

manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan

memasak, mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan

minum. Air juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit. Air

merupakan media dan lingkungan yang baik untuk kehidupan mikroorganisme

baik itu mikroorganisme patogen maupun non patogen, oleh karenanya timbul

pengertian apa yang disebut water borne disease (Rumondor P., dkk., 2014).

Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh

manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus

dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter

hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Agar

tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun

bakteriologis (Rahayu S., dkk, 2017).

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, syarat-syarat air minum antara lain

tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam-logam

berat dan senyawa-senyawa kimia yang sangat beresiko terhadap kesehatan

seperti Nitrat dan Nitrit. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh

manusia, namun terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri atau

1
zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga

100oC, banyak zat berbahaya , terutama logam berat dan senyawa kimia

berbahaya tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Sejalan dengan kemajuan

dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat,

akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air baru setiap saat terus

dilakukan. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Air

tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi

rembesan dari tangki septic tank maupun air permukaan (Sisca V., 2016).

Tingginya kebutuhan masyarakat akan air minum, terutama di perkotaan

mendorong timbulnya industri-industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

dan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). Secara nasional kebutuhan air di

tingkat rumah tangga di Indonesia mencapai lebih dari 20 L per hari bahkan

bisa sampai 100 L per hari. Menurut hasil Riskesdas 2010, sumber air yang

digunakan oleh rumah tangga di Indonesia sebagai air minum yaitu atara lain:

sumur gali terlindung (24,7%), air ledeng (14,2%), sumur bor/pompa (14,0%)

dan air dari depot air minum (DAM) (13,8%). Sementara itu berdasarkan

tempat tinggal baik yang ada di perkotaan maupun di pedesaan sumber utama

untuk minum cukup bervariasi (Pasaribu A., 2019).

Kebutuhan akan air minum selama ini dipenuhi dari sumber air sumur,

mata air, atau dari air permukaan yang telah diolah daerah perusahaan air

minum (PDAM). Berdasarkan laporan Unicef Joint Monitorong, kinerja sektor

air minum dan sanitasi di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan

negara lainnya di Asia Tenggara. Dari penduduk Indonesia yang berjumlah

2
sekitar 218 juta jiwa pada tahun 2015, diperkirakan sekitar 103 juta jiwa (47%)

belum memiliki akses terhadap sanitasi dan sekitar 47 juta jiwa (22%) belum

memiliki akses terhadap air bersih. Hanya sekitar 50% dari seluruh penduduk

Indonesia yang mendapatkan akses air minum (Susanto E., 2019).

Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 492 tahun 2010 tentang

persyaratan kualitas air minum menjelaskan bahwa air minum adalah air yang

melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Banyak masyarakat mencukupi

kebutuhan air minum dengan mengkonsumsi air minum dalam kemasan

(AMDK). Hal ini dilakukan karena AMDK memiliki kepraktisan dan higienis

dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, secara ekonomis AMDK dirasa mahal

dalam mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga sebagai alternatif banyak

masyarakan menggunakan air minum isi ulang (AMIU) yang dapat diperoleh di

depot air minum isi ulang (DAMIU) (Ismayanti N., 2019).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pemeriksaan kualitas air minum dari depot isi ulang di

Kabupaten Mamuju. Mengingat Kabupaten Mamuju menjadi salah satu kota

yang berkembang dimana kebutuhan masyarakatnya akan air minum juga

semakin tinggi. Kondisi tersebut menjadi faktor penyebab banyaknya muncul

depot air minum isi ulang di Kabupaten Mamuju.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang jadi permasalahan adalah

bagaimanakah Identifikasi Kandungan Nitrat Pada Air Minum di Depot Air

Minum Isi Ulang di Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui identifikasi kandungan senyawa Nitrat pada air galon

di Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya ada tidaknya kandungan senyawa Nitrat pada air

minum isi ulang yang diperoduksi di Depot Air Minum Isi Ulang di

Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.

b) Diketahuinya tingkat pH air yang mengandung Nitrat pada Air

Minum Isi Ulang yang diproduksi di Depot Air Minum Isi Ulang di

Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju layak dikomsumsi oleh

Masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi institusi pendidikan , sebagai bahan bacaan dan wawasan bagi

Mahasiswa dalam hal pemahaman, perkembangan, dan pengetahuan

tentang identifikasi kandungan Nitrat pada air minum isi ulang yang

di peroduksi di Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Binanga,

Kabupaten Mamuju.

4
2. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dengan

meninjau langsung ke lokasi penelitian mengenai identifikasi

kandungan Nitrat pada air minum isi ulang yang di peroduksi di

Depot Air Minum Isi Ulang Di Kelurahan Binanga, Kabupaten

Mamuju.

3. Menambah pengetahuan di bidang ilmu toksikologi bagi penulis

tentang bahan tambahan makanan khusus Nitrat pada air minum isi

ulang.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya mengenai

penggunaan bahan tambahan yang di anjurkan.

5. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam memilih air minum isi

ulang yang aman untuk dikonsumsi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat

bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga merupakan zat

yang paling parah akibat pencemaran. Penyakit-penyakit yang menyerang

manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Penyakitpenyakit tersebut

merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang memasuki air.

(Wandrivel R., dkk, 2012)

Kebutuhan akan air minum selama ini dipenuhi dari sumber air sumur,

mata air, atau dari air permukaan yang telah diolah daerah perusahaan air

minum (PDAM). Berdasarkan laporan Unicef Joint Monitorong, kinerja sektor

air minum dan sanitasi di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan

negara lainnya di Asia Tenggara. Dari penduduk Indonesia yang berjumlah

sekitar 218 juta jiwa pada tahun 2015, diperkirakan sekitar 103 juta jiwa (47%)

belum memiliki akses terhadap sanitasi dan sekitar 47 juta jiwa (22%) belum

memiliki akses terhadap air bersih. Hanya sekitar 50% dari seluruh penduduk

Indonesia yang mendapatkan akses air minum (Susanto E., 2019)

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi

kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Air yang dibutuhkan

manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan

6
memasak, mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan

minum. Air juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit. Air

merupakan media dan lingkungan yang baik untuk kehidupan mikroorganisme

baik itu mikroorganisme patogen maupun non patogen, oleh karenanya timbul

pengertian apa yang disebut water borne disease (Rumondor P., dkk 2014).

Menurut (Widodo I., 2012) tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas

air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan

yang dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih

adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu

sebelum diminum. Syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan persyaratan

kualitas air secara fisika, kimia dan biologi. Sumber daya alam yaitu air, dapat

diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan

genangan air lainya. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air

tanah tidak tertekan (bebas) adalah air terletak pada suatu dasar yang kedap air

dan mempunyai permukaan bebas. Air tanah tertekan adalah air yang

sepenuhnya jenuh dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang

kedap air, salah satunya sumur artetis (Permenkes RI NO. 907 Tahun 2002).

7
Uraian Bahan:

Air (FI. Ed III : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

RM/BM : H2O/18,02

O
HH

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Zat tambahan

B. Air Minum

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat langsung diminum, syarat kesehatan yang dimaksud adalah mikrobiologi,

kimia fisika dan radio aktif. Air di dalam tubuh manusia,berkisar antara 50-70%

dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah

air yang ada dalam organ, seperti 80% dari darah adalah air, kehilangan 15% dari

berat badan dapat mengakibatkan kematian (Mirza M., 2014).

Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 492 tahun 2010 tentang

persyaratan kualitas air minum menjelaskan bahwa air minum adalah air yang

melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Banyak masyarakat mencukupi

8
kebutuhan air minum dengan mengkonsumsi air minum dalam kemasan

(AMDK). Hal ini dilakukan karena AMDK memiliki kepraktisan dan higienis

dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, secara ekonomis AMDK dirasa mahal

dalam mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga sebagai alternatif banyak

masyarakan menggunakan air minum isi ulang (AMIU) yang dapat diperoleh di

depot air minum isi ulang (DAMIU) (Ismayanti N., 2019).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, menyatakan

bahwa air minum yang aman bagi kesehatan harus memenuhi persyaratan fisik,

biologi dan kimia.

a. Syarat Fisik Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak

berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih dan dengan

suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan

jumlah zat padat terlarut yang rendah.

b. Syarat Biologis Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung

bakteri, baik air angkasa, 8 air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan

jenis bakteri berbeda sesuai tempat dan kondisi yang mempengaruhinya.

Oleh karena itu air yang dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari harus

bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform) merupakan

indikator dari pencemaran air oleh bakteri.

c. Syarat Kimia Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara

berlebihan oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan antara lain

kesadahan, zat organik (KmnO4), besi (Fe), Mangan (Mn), derajat

9
keasaman (pH), kadmium (Cd) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat

kimia dalam air minum yang dikonsumsi sehari-hari hendaknya tidak

melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan dalam Peraturan Menteri

Kesehatan No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air

minum. (Pasaribu A., 2019).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, air yang aman untuk di konsumsi

adalah memenuhi syarat fisika, kimia, dan mikrobiologi. Serta untuk menjaga

kualitas air minum dalam kemasan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat

maka harus dilakukan pengawan secara internal maupun eksternal. Yaitu

dimana, pengawan internal dilakukan oleh produsen atau badan penyelenggara,

sedangkan pengawan secara eksternal yaitu pengawan yang dilakuka oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rohmawati H., 2019).

Dalam hal ini maka air yang digunakan harus memenuhi persyaratan

kualitas air yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

173/Men.Kes/Per/VIII/77, yaitu

a. Kualitas fisik yang meliput warna, kekeruhan, rasa dan bau.

b. Kualitas kimia, yang berhubungan dengan ion logam atau senyawa

yang membahayakan.

c. Kualitas mikrobioogi yaitu yang berhubungan dengan bakteri E. coli,

Salmonella, Pseudomonas aeruginosa.

Selain itu kualitas air juga dipengaruhi proses produksi air minum dalam

kemasan itu sendiri. Proses produksi yang mempengaruhi ada beberapa tahap

yaitu proses penampungan air, proses pengolahan air, dan proses sterilisasi air.

10
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bau - tidak berbau
1.2 Rasa - Normal
1.3 Warna Unit Pt-Co maks. 5
6,0 – 8,5 /
2 pH -
miin 4,0 *)
3 Kekeruhan NTU maks. 1,5
4 Zat yang terlarut mg/L maks.500
5 Zat organik (angka KmnO4) mg/L maks. 1,0
6 Nitrat (sebagai NO3) mg/L maks. 50
7 Nitrit (sebagai NO2) mg/L maks. 3
8 Amonium (NH4) mg/L maks. 0,15
9 Sulfat (SO4) mg/L maks. 200
10 Klorida (Cl-) mg/L maks. 250
11 Fluorida (F) mg/L maks. 1
12 Sianida (CN) mg/L maks. 0,05
13 Besi (Fe) mg/L maks. 0,1
14 Mangan (Mn) mg/L maks. 0,05
15 Klor bebas (Cl2) mg/L maks. 0,1
16 Kromium (Cr) mg/L maks. 0,05
17 Barium (Ba) mg/L maks. 0,7
18 Boron (B) mg/L maks. 2,4
19 Selenium (Se) mg/L maks. 0,01
20 Bromat mg/L maks. 0,01
21 Perak (Ag) mg/L maks. 0,025
Kadar karbon dioksida (CO2)
22 mg/L 3000-5890
bebas
Kadar oksigen (O2) terlarut awal
23 mg/L min. 40,0
**)
Kadar oksigen (O2) terlarut akhir
24 mg/L min. 20,0
**)
25 Cemaran logam
25.
Timbal (Pb) mg/L maks. 0,005
1
25.
Tembaga (Cu) mg/L maks. 0,5
2
25.
Kadmium (Cd) mg/L maks. 0,003
3
25.
Merkuri (Hg) mg/L maks. 0,001
4
26 Cemaran Arsen (As) mg/L maks. 0,01
27 Cemaran mikroba
27. maks. 1,0 x
Angka Lempeng total awal **) koloni/mL
1 102
27. maks. 1,0 x
Angka lempeng total akhir **) koloni/mL
2 105
11
27.
Coliform koloni/250mL TTD
3
27.
Pseudomonas aeruginosa koloni/250mL TTD
4
Tabel 2.1 Syarat Mutu Air Mineral

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010

C. Nitrat

Nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) adalah ion-ion anorganik alami, yang

merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air

menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama

menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh

karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat

adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun

air yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk

ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat

meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di

dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah

tanah (Emilia I., 2019).

12
1. Uraian Bahan:

Asam Nitrat (FI. Ed IV : 160-161)

Nama Resmi : ASAM NITRAT

Nama Lain : Nitrate Acid

RM/BM : HNO3/63,01

Pemerian : Cairan berasap, sangat korosif, bau khas, sangat

merangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang 120o,

bobot jenis lebih kurang 1,41. Merusak jaringan hewan

menjadi kunung.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai reagen untuk reaksi nitrasi.

2. Bahaya Nitrat (NO3)

Tingginya kadar nitrat pada air minum terutama yang berasal dari

sungai atau sumur di dekat pertanian juga sering menjadi sumber

keracunan nitrat terbesar. Hal ini sangat berbahaya bila kandungan nitrat

ini dikonsumsi oleh anak bayi dan dapat menjadi sumber keracunan nitrat

terbesar. Hal ini sangat berbahaya bila kandungan nitrat ini dikonsumsi

oleh anak bayi dan dapat menimbulkan keracunan akut bayi yang baru

13
berumur beberapa bulan belum mempunyai keseimbangan yang baik

antara usus dan bakteri usus. Sebagai akibatnya, nitrat yang masuk dalam

saluran pencernaan akan langsung diubah menjadi nirit yang kemudian

berikatan dengan hemoglobin membentuk methemoglobin yang terbentuk

dalam tubuh mereka akan mengakibatkan timbulnya sianosis pada bayi

(Talib H.R., 2018).

D. Depot Air Minum Isi Ulang

Usaha depot air minum yang tumbuh pesat dewasa, ini memiliki arti

penting dalam penyediaan air minum yang terjangkau oleh masyarakat. Dari

berbagai kajian diketahui ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

penurunan kualitas air minum depot antara lain adalah ketidaktahuan para

pemilik/operator depot air minum tentang penanganan kualitas air baku,

pengelolaan dan penggunaan filter serta peralatan disenfeksi yang tidak benar.

Untuk dapat langsung dikonsumsi, air minum yang dihasilkan oleh depot air

minum harus memenuhi persyaratan kesehatan (Depkes RI, 2010). Berdasarkan

survei awal yang dilakukan pada bulan Mei secara mandiri didapati bahwa

beberapa depot air minum isi ulang (DAMIU) yang ada di kecamatan Sario kota

Manado masih belum melakukan pengolahan secara tepat dan benar, misalnya

dalam penanganan air hasil pengolahan, jenis peralatan yang digunakan, serta

belum adanya pemeriksaan secara rutin terhadap kualitas air minum hasil

produksi. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

higiene sanitasi dan kualitas bekteriologis air minum pada Depot Air minum Isi

Ulang (DAMIU) (Dilapanga M., dkk 2014).

14
Higiene sanitasi DAMIU yang tidak sesuai dengan ketentuan atau

peraturan yang berlaku dapat mengakibatkan kualitas air minum yang

dihasilkan tidak memenuhi standar kualitas air minum yang ditentukan karena

apabila kualitas air minum tidak memenuhi syarat khususnya kualitas

bakteriologis yang akan menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan

kesehatan dapat menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, tifoid, hepatitis,

disentri, dan gastroenteritis. Kasus diare ini menempati urutan keempat dengan

jumlah 30.839 kasus. JumLah kasus di wilayah kerja Puskesmas Cipeundeuy

sebanyak 2.466 kasus dan di wilayah kerja Puskesmas Padalarang sebanyak

1.530 kasus.3 Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan DAMIU yang dilakukan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2012 diketahui

bahwa sebanyak 34,667% DAMIU (26 DAMIU dari 75 DAMIU) tidak

memenuhi syarat karena masih mengandung bakteri Coliform (Khoeriyah A.,

dkk, 2015).

15
E. Tinjauan Umum Tentang Penelitian Sebelumnya

1. Rumondor P., dkk., 2014

Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Agar tetap

sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun

bakteriologis. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa cemaran Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK), Air Minum Isi Ulang (AMIU), dan air

dengan alat Pemurnian (Purrified) di masyarakat sekitar jalan Merkuri

Timur, Margahayu Raya Bandung. Uji biokimia bakteri merupakan suatu

cara atau perlakuan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan

mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat

fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel,

yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan

energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-

komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan. Batas

maksimal cemaran mikroba yang diizinkan dalam Kualitas air minum

menurut PerMenKes No.492/ Menkes /Per/IV/2010 berdasarkan kualitas

mikrobiologisnya yaitu: Total bakteri Escherichia coli maksimal 0

koloni/g (per 100 ml sampel) dan Total bakteri Coiliform maksimal 0

koloni/g (per 100 ml sampel). Escherichia coli merupakan bakteri

komensal yang dapat bersifat patogen, bertindak sebagai penyebab utama

morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Persamaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian menggunakan air sebagai objek penelitian

16
Perbedaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian saat ini menggunakan objek Nitrat sebgai bahan penelitian

sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan bakteri Escherichia

Coli sebagai objek penelitian.

b. Penelitian saat ini menggunakan uji kualitatif sedangkan penelitian

sebelumnya menggunakan uji biokimia.

2. Susanto E, 2019

Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan

dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang berkualitas baik

dan aman untuk dikonsumsi. Walaupun memiliki harga yang murah, tidak

semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya. Depot air

minum isi ulang sebagai pilihan alternatif untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan air minum menjadi resiko yang berbahaya bagi kesehatan

jika konsumen tidak memberikan perhatian pada higiene sanitasi depot air

minum isi ulang. Dari hasil penelitian bahwa kondisi higiene sanitasi pada

tempat dan peralatan depot air minum isi ulang memenuhi syarat, tetapi

masih ada fasilitas sanitasi yang belum memenuhi syarat yaitu, ventilasi

pada depot tidak ada, ruang khusus tidak ada, tempat sampah tertutup dan

tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun belum tersedia.

Dan pada peralatan produksi belum memenuhi karena tidak dilengakapi

dengan saringan pasir dan tidak melakukan tahap-tahap penyaringan dan

pencucian wadah dengan air bersuhu 60-80ºC dan tidak menggunakan

deterjen hanya menggunakan air bersih biasa. Sumber air baku depot air

17
minum isi ulang berasal dari mata air atau air pegunungan (50%) dan dari

sumur bor (50%). Kondisi higiene karyawan tidak memenuhi syarat

karena 100% karyawan tidak menggunakan pakaian kerja seperti tutup

kepala, tutup mulut, sepatu, dan karyawan tidak mencuci tangan sebelum

melakukan pekerjaan, terutama pada saat penanganan wadah dan

pengisian galon.

Persamaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian menggunakan air sebagai subject penelitian.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian saat ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya nitrat

pada air minum isi ulang. Sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan

untuk mengetahui higine sanitasi depot air minum isi ulang.

3. Rahayu S., dkk, 2017

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia.

Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum antara lain tidak

berasa,tidak berbau,tidak berwarna, dan tidak mengandung logam-logam

berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,

namun terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri atau zat-

zat berbahaya . Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air

hingga 100oC, banyak zat berbahaya , terutama logam tidak dapat

dihilangkan dengan cara ini. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan

taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat, akibatnya

kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air baru setiap saat terus

18
dilakukan. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan.

Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah

terkontaminasi rembesan dari tangki septic tank maupun air permukaan.

Hal tersebutlah yang membuat depot-depot air minum isi ulang

bermunculan, air minum yang bisa diperoleh depot-depot ini harganya

bisa sepertiga lebih murah dari produk air minum dalam kemasan yang

bermerek, yang juga disebut berasal dari mata air yang bersih dan

berasal dari air pegunungan. Tidak heran kalau air minum isi ulang

banyak diminati oleh konsumen. Keberadaan depot air minum isi ulang

semakin meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat

terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Namun

tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya,

karena sebagian depot-depot tersebut belum terdaftar di Departemen

Kesehatan

Persamaan dengan penelitian terdahulu :

b. Penelitian ini menggunakan pH sebagai variable independen.

c. Penelitian menggunakan air sebagai subject penelitian.

d. Penelitian ini menggunakan pengujian nitrat untuk mengetahui air

layak di konsumsi atau tidak.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu :

b. Penelitian saat ini hanya menggunakan uji kualitatif sedangkan

penelitian sebelumnya menggunakan uji bakteriologis , pH,

kekeruhan, nitrat, logam besi dan mangan.

19
4. Pasaribu A., 2019

Menurut keputusan menteri perindustrian dan perdagangan No. 651

tahun 2004, untuk menjamin kualitas produk air minum yang dihasilkan,

maka depot air minum diwajibkan untuk melakukan pengujian kualitas

produk di Laboratorium 2 Pemeriksaan Air yang ditunjuk oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi, dilakukan sekurang-kurangnya

dalam 6 (enam) bulan sekali. Air selain bermanfaat bagi manusia juga bisa

menjadi media bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri patogen dapat

menyebabkan penyakit dengan keluhan diare seperti disentri, tipus, dan

kolera melalui air yang diminum. Bakteri Escherichia coli termasuk

bakteri yang dapat menyebabkan keluhan diare. Tercatat 38,29% dari

seluruh kasus diare di rumah sakit disebabkan oleh bakteri Escherichia

coli. Air minum dengan kualitas yang buruk akan sangat berdampak bagi

kesehatan. Air dapat menjadi media penyebaran penyakit-penyakit

tertentu misalnya diare. Air yang tercemar feses akan terkontaminasi oleh

bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare. Hal ini

dimungkinkan terjadi 3 salah satunya akibat kualitas air minum yang

kurang baik banyak dikonsumsi masyarakat sekitar.

Persamaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian menggunakan air sebagai objek penelitian

Perbedaan dengan penelitian terdahulu :

20
a. Penelitian saat ini menggunakan nitrat sebagai variabel dependen

sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan air sebagai variabel

dependen.

b. Penelitian saat ini menggunakan uji kualitatif sedangkan penelitian

sebelumnya menggunakan uji bakteriologis.

5. Ismayanti N., 2019

Masyarakat yang berada di lingkungan kampus khususnya mahasiswa

memiliki aktifitas yang sangat tinggi. Dalam mencukupi kebutuhan sehari-

hari terutama air minum memerlukan layanan yang cepat dan prakti.

Keberadaan DAMIU di lingkungan kampus menjadi salah satu alternative

dalam memenuhi kebutuhan air minum. Air minum yang diperoleh dari

DAMIU tidak perlu dimasak, harganya murah dan terdapat layanan antar

sehingga pembeli tidak perlu datang membeli langsung ke depot. Air

minum yang baik dan layak konsumsi tentunya bebas dari kontaminan

salah satunya adalah logam berat. Adanya logam berat dalam air minum

dapat berdampak pada kesehatan baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Logam berat yang tidak bisa terurai dalam tubuh akan

terakumulasi dan dalam jangka waktu yang lama akan berjumlah lebih

banyak. Apabila kadar logam berat dalam tubuh berjumlah besar akan

berdampak pada kesehatan. Meskipun banyak logam dapat mengakibatkan

keracunan dalam tubuh, akan tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit

logam berat tersebut juga diperlukan oleh tubuh. Meskipun perusahaan air

minum isi ulang dalam produksinya menggunakan peralatan dan sistem

21
yang baik, air minum isi ulang yang dihasilkan harus tetap terbebas dari

zat pencemar seperti logam berat Pb, Fe, Cd dan Cr. Berdasarkan

permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas

air minum isi ulang yang diperoleh dari depot air minum isi ulang yang

ditinjau dari parameter fisikan yaitu bau, warna, rasa dan pH. Sedangkan

parameter kimia meliputi logam besi, kromium, timbal dan kadmium.

Logam-logam tersebut diamati karena apabila masuk dalam tubuh dengan

kadar yang besar dapat mengakibatkan kerusakan pada organ vital dalam

tubuh. Parameter tersebut kemudian dibandingkan dengan permenkes

nomor 492/menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.

Persamaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian ini menggunakan parameter kimia dengan pengijian

keasaman (pH).

Perbedaan dengan penelitian terdahulu :

a. Penelitian saat ini hanya menggunakan parameter keasaman (pH)

sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan parameter fisika Pb,

Fe, Cd dan Cr sebagai parameter penelitian.

22
Air Minum Isi Ulang
Fisika Kimia Biologi
pH Mikroba
Bau
Rasa
Warna

23
Metode Uji
Kualitatif dengan
Menggunakan
Test-Kit
Kerangka Teori

Nitrat
F.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

1. Uji Kualitatif
Dengan Test-Kit Nitrat pada Air
Minum Isi
Ulang di
2. Uji Secara Fisik Kabupaten
a) pH Mamuju

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan

Variable Independen (Terikat)

Variable Dependen (Bebas)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengujian

laboratorium secara kualitatif untuk menentukan ada atau tidaknya nitrat dan

menentukan kandunagn nitrat pada air minum yang diperoduksi di Depot Air

Minum Isi Ulang di Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif dengan

metode survey menggunakan laruran pereaksi nitrat untuk mengetahui ada

tidaknya kandungan senyawa nitrat pada air minum yang di diperoduksi di

Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Mamuju.

24
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Variabel Defenisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur

Nitrat (NO3) Adalah 1. Positif Jika Adanya

Ion-Ion Anorganik Perubahan Warna

Alami, yang Kuning atau Merah

Variabel Merupakan Bagian 2. Negatif Jika Tidak


Test-Kit
Independen dari Siklus Nitrogen. Terjadi Perubahan

Aktifitas Mikroba di Warna

Tanah atau Air

Air Minum Adalah 1. pH Dikatakn Basa

Air yang Melalui Jika Kertas Lakmus

Proses Pengolahan Merah Berubah

Variabel atau Tanpa Proses Menjadi Biru


2. pH Dikatakan Asam Kertas Lakmus
Dependen Pengolahan yang
Jika Kertas Lakmus
Memenuhi Syarat
Biru Berubah
Kesehatan dan Dapat
Menjadi Merah
Langsung Diminum.

D. Populasi dan Sampel

25
1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan. Dalam penelitian ini populasi

yang digunakan adalah seluruh air minum isi ulang yang diperoduksi di

Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi. Pada penelitian ini sampel

yang diambil dari 11 Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Binanga.

Kabupaten Mamuju.

3. Sampling

Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi (Sugiono, 2007. Dikutip dari Aminuddin, A.k. 2013),

dengan metode pemeriksaan seluruh jenis air minum isi ulang yang ada di

Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.

E. Tempat dan Waktu

1. Tempat penelitian

Tempat Pengambilan sampel dilakukan di depot air minum isi ulang

di Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju, Kemudian pengujian

sampeldilakukan di Laboratorium STIKES Andini Persada Mamuju.

2. Waktu penelitian

26
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Oktober- 4 Desember

2020.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini harus memperhatikan masalah dalam

etika penelitian yang meliputi :

1. Kejujuran yaitu jujur dalam pengumpulan data, pelaksanaan metode

prosedur penelitian, publikasi hasil, jujur pada kekurangan atau

kegagalan metode yang dilakukan, hargai rekan peneliti, jangan

mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda.

2. Penghargaan terhadap kerahasiaan bila pada penelitian terdapat

kandungan nitrat pada air minum yang di diperoduksi di Depot Air

Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Mamuju maka peneliti

harus menjaga kerahasiaan data.

3. Ketelitian yaitu berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidak

pedulian,secara teratur catat pekerjaan yang anda lakukan.

4. Integritas yaitu tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian

dengan tulus, upayakan selalu menjaga pikiran dan perbuatan.

G. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

peneliti langsung yang diperoleh dari hasil pengamatan yang telah

dilakukan pada saat pengambilan dan pemeriksaan sampel.

27
2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung

dari hasil pengamatan dan pemeriksaan sampel. Tetapi data yang

diperoleh dari buku, jurnal, internet, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan penelitian.

H. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Gelas beker

b. Gelas ukur

c. Corong

d. Sendok pengaduk

e. Tabung reaksi

f. Rak tabung

g. Skala warna nitrat

h. Pipet tetes

2. Bahan

a. Aquadest (H2O) (FI. ed III, hal: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

28
Kegunaan : Zat tambahan

b. Asam Nitrat (HNO3) (FI. ed IV hal : 160-161)

Nama Resmi : ASAM NITRAT

Nama Lain : Nitrate Acid

RM/BM : HNO3/63,01

Pemerian : Cairan berasap, sangat korosif, bau khas, sangat

merangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang 120o,

bobot jenis lebih kurang 1,41. Merusak jaringan hewan

menjadi kunung.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai reagen untuk reaksi nitrasi.

c. Test Kit Nitrat

Test kit adalah sebuah instrument yang dirancang sebagai

screening kit atau alat pendeteksi awal, dengan pembacaan secara

visual yaitu dengan membandingkan warna yang terbentuk dari hasil

reaksi antara sampel dengan pereaksi siap pakai dengan rangkaian

beberapa warna yang tertera. Apabila sampel tersebut berwarna pink

muda hingga tua, maka positif nitrat.

3. Prosedur Kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Bilas tabung tabung reaksi beberapa kali dengan sampel air dan isi

sampai 5 mL

29
c. Tambahkan 5 tetes NO3-1 dan aduk dengan cara dikocok selama 30

detik

d. Tambahkan 1 sendok penuh NO3-2 dan kocok selama 30 detik

e. Setelah 5 menit letakkan tabung diatas skala berwarna dan tetapkan

nilai dari pengamatan di atas

30
I. Alur Penelitian

Persiapan

Menentukan lokasi yang menjadi daerah penelitian

Pengambilan sampel

Pengamatan

Identifikasi kandungan Nitrat secara kualitatif

Secara Kimia pH

Test Kit Kertas Lakmus

Perubahan Warna Asam Basa

Hasil dan Pembahasa

Gambar 3.2 Alur Penelitian Identifikasi Nitrat pada air minum isi ulang

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Gambaran Umum Lokasi


Kelurahan Binanga merupakan salah satu Kelurahan di wilayah
Kecamatan Mamuju yang terletak di tengah (pusat) jantung Kota Mamuju,
Provinsi Sulawesi Barat, Kelurahan Binanga merupakan representasi dari
Kelurahan yang ada di Kabupaten Mamuju mengacu pada kepadatan penduduk
dan pelayanan administrasi. Berdasarkan Profil Kelurahan yang sesuai dengan
Pembentukan Kelurahan Binanga yang berdasarkan pada Peraturan Kabupaten
Mamuju nomor 22 tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja
Sekertariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Pemerintahan Kecamatan dalam Kabupaten Mamuju, menyatakan bahwa
Kelurahan Binanga menaungi 10 lingkungan dan 35 RT dalam melaksanakan
tugas pemerintahannya kantor Kelurahan Binanga didukung 25 PNS dan 18
tenanga kontrak yang siap melaksanakan tugas-tugas kantor pada setiap hari
kerja yang memprioritaskan pada pelayanan masyarakat di Kelurahan Binanga.
Berdasarkan penelitian tentang identifikasi kandungan nitrat pada air
galon didepot air minum isi ulang di kelurahan binanga kecamatan mamuju
yang dilakukan pada bulan November sampai Desember 2020, penelitian
menggunakan uji kualitatif menggunakan test-kit untuk mengetahui ada atau
tidaknya kandungan nitrat pada air minum isi ulang, sampel diambil langsung
dari masyarakat dan depot air minum yang berbeda dengan menggunakan botol
air yang sudah bersih dan kering. Pemeriksaaan dilakukan di laboratorium
stikes andini persada mamuju, dan pengelolaan data serta penyajian data dari
hasil pemeriksaan pada sampel air minum dengan 11 sampel yang diuji
kandungan nitratnya.

32
F. Hasil penelitian
1. Pemeriksaan Secara Kimia

Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan Kandungan Nitrat dengan Uji Kualitatif
Menggunaka Test-Kit pada Sampel Air Minum Isi Ulang di Kelurahan
Binanga Kabupaten Mamuju Tahun 2020
Kode Sampel Keterangan Mg/L NO3
I Negatif 0
II Positif 0-2
III Positif 0-2
IV Negatif 0
V Negatif 0
VI Negatif 0
VII Negatif 0
VIII Negatif 0
IX Negatif 0
X Negatif 0
XI Negatif 0
Sumber Data : Hasil Penelitian Tahun 2020
Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui hasil dari pemeriksaan
kandungan nitrat dangan uji kualitatif menggunakan test-kit pada air minum isi
ulang yang berada di kelurahan binanga kecamatan mamuju, dapat dilihat pada
table tersebut terdapat 2 dari 11 sampel air minum isi ulang yang mengandung
nitrat.

2. Pemeriksaan Dengan menggunakan Kertas Lakmus

Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Asam Basa dengan Uji Kualitatif Menggunakan
Kertas Lakmus pada Sampel Air Minum Isi Ulang di Kelurahan
Binanga Kabupaten Mamuju Tahun 2020

33
34
Kode Sampel Keterangan
I Netral
II Netral
III Netral
IV Netral
V Netral
VI Netral
VII Netral
VIII Netral
IX Netral
X Netral
XI Netral
Sumber Data : Hasil Penelitian Tahun 2020
Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui hasil dari pemeriksaan Asam Basa
dangan uji kualitatif menggunakan Kertas lakmus pada air minum isi ulang
yang berada di Kelurahan Binanga Kecamatan Mamuju, dapat dilihat pada table
tersebut semua sampel bersifat Netral.

35
G. Pembahasan
1. Pemeriksaan Secara Kimia
Pada pengujian tersebut control positif pengujian kualitatif
kandungan nitrat pada air minum isi ulang adalah aquadest ditambahkan
nitrat murni untuk mengetahui alat test kit yang digunakan Reagennya
berfungsi atau tidak yang ditandai dengan perubahan warna menjadi pink.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa uji control positif mengalami
perubahan warna menjadi pink, yang berarti test kit nitrat yang digunakan
baik atau layak digunakan.

Reaksi air yang mengandung nitrat dengan menggunkan test kit nitrat

NO 3 H 2 O HNO3
+ =
Nitrat Air Asam Nitrat

HNO3 C 2 H 4 O2 C H NO 2+ NO 2
+ = 2 5
Asam Nitrat Asam Asetat Glisina

C2 H 5 NO 2+ NO 2 H 2 SO 4 CO 2
+ = + ¿¿ +
Glisina Asam Sulfat Karbon Dioksida
SO 2 H O+O2
+ 2
Belerang Diosksida AIR

Reaksi air yang tidak mengandung nitrat dengan menggunakan Test kit

C 2 H 4 O2 H O C H 2 O2 + H 2
+ 2 =
Asam Asetat Air Asam Format
C H 2 O2 + H 2 H 2 SO 4 CO 2 SO 2
+ = +
Asam Format Asam Sulfat Karbon Dioksida Belerang Diosksida

H2O
+
AIR

Pada penelitian ini, dilakukan uji kualitatif terhadap sampel air


minum isi ulang yang diduga mengandung nitrat meskipun kasus

36
keracunan nitrit jarang terjadi. Tetapi keracunan nitrit pada bayi dapat
terjadi, kandungan nitrat bias terdapat pada bahan air yang digunakan
untuk mencampur susu formula bayi, yang dapat menyebabkan
methemoglobinemia. Masalah ini membuat darah lebih sedikit membawa
oksigen, yang dampaknya anak kejang, sesak, dan pucat-pucat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan nitrat di laboratorium
STIKES Andini Persada Mamuju dengan menggunakan metode test kit
nitrat dari 11 jenis sampel air minum isi ulang yang diperiksa secara
keseluruhan terdapat 2 sampel air minum isi ulang yang positif
mengandung nitrat, yaitu sampel II, dan sampel III, hal ini terlihat pada
hasil pengujian yang menunjukkan terjadinya perubahan warna (pink)
pada larutan sampel yang diuji (dapat dilihat dari lampiran).
Berdasarkan hasil penelitian diatas meskipun terdapat 2 sampel air
minum isi ulang yang positif mengandung nitrat air minum isi ulang
tersebut masih dapat dikomsumsi dikarenakan dilihat dari skala warna,
kadar nitrat dalam air tersebut 0-2 Mg/L NO 3, menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010, syarat mutu air mineral untuk
nitrat adalah 50 Mg/L NO3.
2. Pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus.
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan kertas lamkus
di laboratorium stikes andini persada mamuju pada air minum isi ulang
dengan jumlah sampel keseluruhan yaitu sebelas sampel. Untuk
mengetahui asam basa pada sampel air minum isi ulang.
Pada pengujian tersebut control asam basa pada pengujian kualitatif
kandungan nitrat pada air minum isi ulang adalah asam nitrat dan deterjen
cair dengan mencelupkan kertas lakmus merah dan biru, untuk
mengetahui kertas lakmus merah dan biru dapat digunakan yang ditandai
dengan perubahan warna pada kertas lakmus merah menjadi biru (basa)
atau biru menjadi merah (asam). Hasil pengujian menunjukkan bahwa uji
control asam basa mengalami perubahan warna saat mencelupkan kertas

37
lakmus merah dan biru pada sampel asam nitrat, kertas lakmus biru
berubah warna menjadi merah yang berarti sampel bersifat (asam), dan
ketika mencelupkan kertas lakmus biru dan merah pada deterjen cair
kertas lakmus merah berubah menjadi biru yang berarti sampel bersifat
(basa). yang berarti kertas lakmus yang digunakan baik atau layak
digunakan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan asam basa di laboratorium STIKES
Andini Persada Mamuju dengan menggunakan kertas lakmus dari 11
jenis sampel air minum isi ulang yang diperiksa secara keseluruhan
menunjukkan sampel bersifat netral, hal ini terlihat pada hasil pengujian
yang menunjukkan tidak adanya perubahan yang pekat pada kertas
lakmus merah dan biru (dapat dilihat dari lampiran).

38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap uji identifikasi
kandungan nitrat pada air minum isi ulang di Kelurahan Binanga Kabupaten
Mamuju bahwa:
1. Hasil pemeriksaan kimia dengan menggunakan test kit nitrat, dari 11
sampel air minum isi ulang yang ada di Kelurahan Binanga Kabupaten
Mamuju menunjukkan bahwa terdapet 2 sampel air minum isi ulang yang
positif mengandung nitrat yang ditandai dengan adanya perubahan warna
menjadi pink hingga pink pekat.
2. Hasil Pemeriksaan asam basa dengan Menggunakan kertas lakmus dari
11 sampel air minum isi ulang yang ada di Kelurahan Binanga
Kabupaten Mamuju menunjukkan bahwa semua sampel air minum isi
ulang yang ada di kelurahan binanga bersifat netral dapat dilihat dari
hasil penelitian bahwa tidak adanya perubahan yang pekat pada kertas
lakmus merah dan biru.
B. Saran
1. Pihak dinas kesehatan kabupaten mamuju diharapkan untuk selalu
melakukan pemeriksaan pada depot air minum isi ulang agar lebih
meminimalisir tingkat kadar nitrat dalam air minum isi ulang.
2. Masyarakat diharap lebih berhati-hati dalam memberikan air minum,
maupun mencampurkan untuk susu formula untuk bayi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian
dengan melakukan penelitian secara kuantitatif untuk dapat mengetahui
jumlah kandungan nitrat pada air minum isi ulang.

39

Anda mungkin juga menyukai