Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENCEMARAN AIR BERSIH

“JENIS PENYAKIT BERBASIS AIR BERSIH YANG TERCEMAR”

Diajukan untuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyediaan Air Bersih.

Dosen Pengampu : Apriyani,SKM,MPH

Disusun Oleh :

1. Riska Ria Stefani (2013201093)


2. Nargis Hasyimiyah Shahab (2013201064)
3. Noviana Roben (2013201067)
4. Mellyeawati Ishak (2013201026)
5. Seftyan Wardana (2013201063)
6. Putry Angreyni (2013201080)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat,karuniaya dan kehendak-Nya sehingga penyusun makalah Penyediaan Air
Bersih dengan judul jenis penyakit berbasis air bersih yang tercemar dapat
terselesaikan dengan baik. Selesainya tugas makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ingin disampaikan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Ibu. Apriyani,SKM,MPH selaku
dosen pengampu di mata kuliah peyediaan air bersih ini.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan


tugas mata kuliah Semester III penyediaan air bersih di Universitas Widya Gama
Mahakam Samarinda, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Study Kesehatan
Masyarakat.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Akhirnya dengan satu harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi rekan-rekan pembaca semuanya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

BAB III PEMBAHASAN

A. Definisi Pecemaran Air Bersih


B. Ciri-ciri Air yang tercemar
C. Penyebab Pecemaran Air di Indonesia
D. Pencegahan Pecemaran Sumber Air Bersih
E. Penyakit Kulit Akibat pencemaran Air Bersih

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTARPUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Air dibutuhkan dalam
berbagai kepentingan mulai dari irigasi, pertanian, kehutanan, industri, pariwisata, air
minum, dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat memanfaatkan air. Permasalahan
yang terjadi adalah kualitas air permukaan yang semakin menurun akibat limbah, baik
limbah domestik maupun industri. Hal ini berdampak pada terbatasnya ketersediaan
air bersih, yang bahkan dapat dikatakan saat ini dunia berada pada kondisi krisis air
bersih. Dengan demikian, tersedianya air bersih di setiap wilayah menjadi suatu hal
yang sangat penting sehingga kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dapat
terpenuhi. Jika dilihat dari segi infrastruktur suatu wilayah itu sendiri, ketersediaan air
bersih juga merupakan salah satu komponen yang layak menjadi fokus perhatian.
Pencemaran Air merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh aktivitas manusia sehingga
melampaui Baku Mutu Air yang telah ditetapkan.Dari beberapa penelitian yang telah
di analisis, hasil pencemaran sungai terdapat beberapa parameter tidak sesuai dengan
Standar Baku Mutu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.beberapa parameter
tersebut ditinjau dari parameter fisik, kimia dan biologi. Air yang kualitasnya buruk
akan berdampak pada kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan makhluk
hidup lainnya.
Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-
hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya. Air
dapat menjadi masalah jika tersedia dalam kondisi yang tidak bersih, baik kualitas
maupun kuantitas airnya, misalnya pencemaran air. Air yang tercemar disebabkan
oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga
menyebabkan kualitas air menurun (Idrus, 2015).
Kualitas lingkungan perairan di Indonesia sekarang ini banyak yang mengalami
permasalahan karena adanya pencemaran. Salah satu diantara akibat dari pencemaran
adalah terjadinya peningkatan penyakit bawaan air seperti penyakit kulit (Cahyaning,
2009). Berbagai pencemaran sungai juga tidak lepas dari permasalah limbah,
disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia
dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat
mengganggu kesehatan manusia (Tasriani & Zulhadi, 2013).
Pencemaran ini sangat berdampak pada Sungai terlihat dari warna air yang
menguning bahkan menghitam dan berbau, hal ini didukung oleh data dari Dinas
Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa sebagian air Sungai yang ada di
Indosnesia tercemar berat (BLH Kab. Kuantan Singingi, 2016). Sehingga air Sungai
tidak layak digunakan sehingga menyebabkan masalah kesehatan salah satunya
penyakit kulit. Penyakit kulit adalah penyakit yang umum terjadi pada semua usia.
Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang sensitif terhadap bermacam-macam
penyakit.Penyakit kulit dapat disebabkan oleh beberapa faktoryaitu kebiasaan hidup
dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Pecemaran Air Bersih
2. Bagaimana Ciri-ciri Air yang tercemar
3. Apa saja Penyebab Pecemaran Air di Indonesia
4. Penyakit Kulit Akibat pencemaran Air Bersih
5. Pencegahan Pecemaran Sumber Air Bersih

C. Tujuan Masalah
1. Mengeali apa itu pecemaran air bersih
2. Mengetahui ciri-ciri air yang tercemar agar tidak diguakan dan dapat melakukan
perbaikan kualitas air untuk mejaga kesehatan
3. Mengetahui apa penyebab percemaraan air di indonesia agar dapat melaukuakan
pecegahan
4. Mengetahui cara pencegahan pecemaran air agar dapat menjadi agen perubahan
yang dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkup sekitar.
5. Mengenali penyakit kulit yang disebabkan oleh pencemaran air

D. Manfaat Penelitian
Adapun mafaat dari penulisan makalah yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pecemaran air bersih
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri air yang tercemar agar tidak diguakan dan
dapat melakukan perbaikan kualitas air untuk mejaga kesehatan
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab percemaraan air di indonesia agar
dapat melaukuakan pecegahan
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan pecemaran air agar dapat menjadi
agen perubahan yang dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkup sekitar.
5. Mahasiswa dapat mengenali penyakit kulit yang disebabkan oleh pencemaran air

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

1.1 Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi


Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air minum
(Permenkes RI No. 32 Tahun 2017). Akhir- akhir ini sulit medapatkan air bersih.
Penyebab susah mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air yang
disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas
mata air dari pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur yang terkikis
terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang langka
(Asmadi, Khayan and Kasjono, 2011)
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak,
menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup
sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas (Asmadi,
Khayan and Kasjono, 2011)
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih
harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang
terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat.Volume rata-rata
kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon.
Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar
kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2012).

1.2 Sumber Air Bersih


Menurut (Chandra, 2012) air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus
berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasa-batasan sumber air yang bersih
dan aman tersebut, antara lain :
a) Bebas dari kontaminan atau bibit penyakit
b) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun c. Tidak berasa dan
berbau
c) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga.
d) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan RI. Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit,
parasit, bahan-bahan kimia berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air
yang berada dari permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan),
air permukaan, dan air tanah (Chandra, 2012).

1) Air Angkasa
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di bumi.
Walau pada saat pretisipasi merupakan air yang paling bersih, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran yang berlangsung diatmosfer itu dapat disebabkan oleh
partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida,
nitrogen, dan amonia.
2) Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan
tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah, maupun lainnya.
3) Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, didalam
perjalannya ke bawah tanah, membuat tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan.

1.3 Persyaratan Kuantitas dan Kualitas Air


Sifat fisik air dapat dianalisa secara visual dengan pancaindra. Misalnya, air
keruh atau berwarna dapat dilihat, air berbau dapat dicium. Penilaian tersebut
tentunya bersifat kualitatif. Misalnya, bila tercium bau berbeda, rasa air pun akan
berbeda, rasa air pun berbeda atau bila air berwarna merah, bau yang akan tercium
pun pasti sudah dapat ditebak. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis air
secara sederhana karena sifat-sifat air saling berkaitan (Kusnaedi, 2010). Ada
beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air
bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut (Kusnaedi, 2010):
1. Syarat Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan
dilayani. Penyediaan air bersih harus memenuhi kebutuhan masyarakat
karena penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan untuk timbulnya
penyakit di masyarakat. Kebutuhan air bervariasi untuk setiap individu dan
bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan
masyarakat.
2. Syarat Kualitatif
Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini
meliputi syarat fisik, kimia, bioligis dan radiologis.
1) Syarat Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa(tawar). Warna dipersyaratankan dalam air bersih untuk
masyarakat karena pertimbangan estetika. Rasa asin, manis, pahit,
asam dan sebagainya tidak boleh terdapat dalam air bersih untuk
masyarakat. Bau yang bisa terdapat pada air adalah bau busuk, amis,
dan sebagainya. Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam
air. Suhu air sebaiknya sama dengan suhu udaraatau kurang lebih
25oC. Sedangkan untuk jernih atau tidaknya air dikarenakan adanya
butiran-butiran koloid daribahan tanah liat. Semakin banyak
mengandung koloid maka air semakin keruh.
2) Syarat Kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh terdapat
zat-zat yang beracun, tidak boleh ada zat-zat yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, tidak mengandung zat-zat yang
melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan teknis, dan
tidak boleh mengandung zat kimia tertentu sehingga dapat
menimbulkan gangguan ekonomis. Salah satu peralatan kimia air
bersih adalah kesadahan. Menurut (Chandra, 2006), air untuk
keperluan air minum dan masak hanya diperbolehkan dengan batasan
kesadahan 50-150 mg/L. Kadar kesadahan diatas 300 mg/L sudah
termasuk air sangat keras.
3) Syarat Bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan
parasitik seperti kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan
gastroenteris. Karena apabila bakteri patogen dijumpai pada air
minum maka akan menganggu kesehatan atau timbul penyakit. Untuk
mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan
pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan
bakteri indikator pencemaran air. Secara bakteriologis, total Coliform
yang diperbolehkan pada air bersih yaitu 0 koloni per 100 15 ml air
bersih. Air bersih yang mengandung golongan Coli lebih dari kadar
tersebut dianggap terkontaminasi oleh kotoran manusia.
4) Syarat Radioaktif Air minum tidak boleh mengandung zat yang
menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif seperti sinar
alfa, gamma, dan beta

BAB III

PEMBAHASAAN
A. Definisi Pecemaran Air Bersih
Pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP RI, 2001). Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan bahwa di tahun 2015 hampir 68% mutu
air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat. Angka ini
mengalami penurunan jika dibandingkan pencemaran di tahun 2014 yang mencapai
79%. Walaupun mengalami penurunan, namun persentasenya masih tergolong tinggi,
terutama di sungai-sungai yang terletak di wilayah regional Sumatera (68%), Jawa
(68%), Kalimantan (65%), dan Bali Nusa Tenggara (64%). Sedangkan di wilayah
regional Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Papua relatif lebih kecil, yaitu 51%
(Wendyartaka, 2016).
Terkait penentuan status air sungai tercemar atau tidak, terdapat tujuh
parameter yang digunakan untuk menghitung indeks kualitas air yang dianggap
mewakili kondisi riil kualitas air sungai. Tujuh parameter tersebut meliputi:
1) Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan
oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2,0 µm, yang konsentrasinya
dapat digunakan untuk indikator tingkat sedimentasi.
2) Dissolved Oxygen (DO) untuk mengukur banyaknya oksigen yang terkandung
dalam air, yang diindikasikan memiliki tingkat pencemaran tinggi jika air
memiliki DO rendah.
3) Biochemical Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik pada
kondisi aerobik. 4)
4) Chemical Oxygen Demand (COD) digunakan untuk pengukuran jumlah
senyawa organik dalam air yang setara dengan kebutuhan jumlah oksigen
untuk mengoksidasi senyawa organik secara kimiawi.
5) Total Phosfat (T-P) menunjukkan keberadaan senyawa organik seperti protein,
urea, dan hasil proses penguraian.
6) Fecal Coli menunjukkan keberadaan mikroorganisme yang umumnya terdapat
pada limbah domestik dalam jumlah banyak seperti coliform, fecal coli, dan
salmonella, dan
7) Total Coli sebagai indikator adanya pencemaran yang disebabkan oleh tinja
manusia (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015).

Banyak faktor yang menjadi penyebab pencemaran air, namun limbah domestik
atau rumah tangga seperti kotoran manusia, limbah cucian piring dan baju, kotoran
hewan, dan pupuk dari perkebunan dan peternakan teridentifikasi sebagai sumber
utama pencemaran (Whitten, Soeriaatmadja, & Afiff, 1999; Wendyartaka, 2016).
Limbah rumah tangga berupa feses dan urin berperan dalam meningkatkan kadar
fecal coli atau bakteri E. coli dalam air yang merupakan sumber berbagai penyakit.
Bahkan dilaporkan bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Yogyakarta,
kandungan E. coli di sungai maupun air sumur penduduk melebihi ambang batas
normal (Wendyartaka, 2016).

B. Ciri-ciri Air yang Tercemar


Air bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air tetapi didasarkan pada keadaan
normalnya.Ciri-ciri secara umum air telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati melalui :
1. Perubahan suhu air Air yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan
organisme air karena kadar oksigen terlarut dalam air akan turun bersamaan
dengan kenaikan suhu.
2. Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen Air normal yang memenuhi
syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air
limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan
mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan
organisme dalam air.
3. Perubahan warna, bau dan rasa air Bahan buangan yang berupa bahan organik
maupun anorganik dapat larut dalam air. Apabila bahan buangan tersebut
dapat larut dalam air maka akan menjadi perubahan warna. Air dalam keadaan
normal tidak akan berwarna sehingga tampak bening dan jernih. Bau yang
keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air
limbah dari industri, atau dapat berasal dari hasil degradasi bahan buangan
oleh mikroba yang hidup dalam air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara
mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran
air yang tinggi. Adanya perubahan warna pada air disebabkan adanya mineral-
mineral yang terlarut dalam air. Perubahan rasa pada umumnya juga diikuti
pula dengan perubahan pH.
4. Timbulnya endapan, koloid, dan bahan terlarut Endapan dan koloidal serta
bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang berbentuk
padat. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air, akibatnya proses fotosintesis
tidak berlangsung secara maksimal. Apabila endapan berasal dari bahan
organik maka endapan akan didegradasi menjadi bahan yang lebih sederhana.
Dalam hal ini kadar oksigen akan semakin turun. Kalau bahan buangan yang
terlarut adalah bahan anorganik maka air akan mendapatkan tambahan ion-ion
logam, dimana banyak ion-ion logam berat yang bersifat racun.
5. Mikroorganisme Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi
bahan buangan organik. Apabila bahan buangan yang harus didegradasi cukup
banyak, berarti perkembangbiakan mikroorganisme juga semakin banyak, hal
ini tidak menutup kemungkinan mikroba patogen juga ikut berkembang pula.
6. Meningkatkannya radioaktivitas air lingkungan Zat radioaktif dapat
menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila ditangani secara
tidak benar. Zat ini sudah ada secara alami di bumi dan bisa juga
keberadaanya bertambah akibat penggunaan teknologi nuklir yang kurang
ramah lingkungan dalam bidang kedokteran dan pertanian misalnya.

C. Penyebab Pecemaran Air bersih di Indonesia


Sumber pencemaran air pada umumnya berasal dari limbah rumah tangga.
Kantong plastik sekali pakai merupakan sampah yang dominan didapati pada aliran
sungai ini. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air
permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan
manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari
14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh
pencemaran air. Penyebab terjadinya pencemaran air berasal dari berbagai sumber.
Berikut ini merupakan sumber terjadinya pencemaran air, sebagai berikut:
1) Limbah rumah tangga. Pemukiman penduduk menjadi penyumbang terbesar
limbah rumah tangga yang biasanya berupa air tinja dan air seni, bekas cucian
dapur yang mengandung bahan-bahan organik, atau air bekas mandi dan
mencuci yang umumnya mengandung detergen. Tentunya kamu pernah
melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.
Sejatinya deterjen merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-
bahan turunan minyak bumi. Pada umumnya, deterjen mengandung bahan
seperti surfaktan (surface active agent) merupakan bahan aktif yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi
proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan
bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
2) Limbah industri, baik industri skala besar maupun industri menengah, kecil
dan keluarga. Industri menengah kecil dan industri keluarga merupakan
penyumbang limbah terbesar. Pada umumnya limbah industri mengandung
limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 1999
pasal 1 menyebutkan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan
atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Limbah industri yang
berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
3) Limbah Pertanian Limbah pertanian dapat berasal dari limbah hewan, pupuk,
maupun pestisida. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat
mencemari air.Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang
pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan
gulma air yang tidak terkendali dapat menimbulkan dampak seperti yang
diakibatkan pencemaran oleh deterjen. Limbah pestisida mempunyai aktifitas
dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah
pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan
hewan air lainnya.
4) Limbah Pertambangan Limbah pertambangan seperti batubara biasanya
tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah
pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah
menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/
kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.

Sekarang ini, kualitas air di Indonesia semakin menurun. Hal ini dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam. Tuhan telah
menciptakan alam beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kita hanya
diberikan tugas untuk memanfaatkan sekaligus melestarikannya. Namun, dalam
kenyataannya manusia masih banyak yang belum memiliki kesadaran lingkungan.
Pembuangan limbah yang tidak sesuai menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Limbah rumah tangga dapat membahayakan kesehatan manusia dan seluruh
ekosistem yang berada di sekitar pemukiman tersebut. Limbah yang dibuang secara
sembarangan dapat menyebabkan pencemaran air. Untuk mengetahui air tercemar
atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air. Adapun sifat yang
dapat menentukan tingkat polusi air, misalnya:
a) nilai pH atau keasaman
b) Suhu
c) Warna, bau dan rasa
d) Jumlah padatan
e) Nilai BOD/COD
f) Mikroorganisme patogen
g) Kandungan minyak
h) Kandungan logam berat
i) Kandungan bahan radioaktif H. Pengukuran pH Cara paling mudah untuk
menget

B. Pencegahan Pecemaran Sumber Air Bersih


Hal-hal yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kualitas air yang sudah menurun,
yaitu ada dua cara diantaranya penanggulaga dan pencegahan sebagai berikut:
1. Penanggulangan terjadinya pencemaran air
1) Dalam perubahan harus dimunculkan dengan keinginan diri sendiri, misalnya
dalam hal kecil yaitu untuk tidak membuang sampah sembarangan.
2) Pemerintah yang bersangkutan dalam pengelolaan air harus bertindak langsung.
3) Pengadaan sosialisasi dari desa ke desa tentang bagaimana dampak pencemaran
air yang akan dirasakan di masa depan.
4) Konservasi tanah dan air untuk memperbaiki fungsinya kembali.
5) Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan
ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan,
kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke
sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
6) Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi
bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik
yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah,
kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
7) Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas
tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
8) penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap
perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah
atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran (Warlina, 2004).

2. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air antara lain :


a) Tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah
industri secara sembarangan,
b) Tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan.
Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk
dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian.
c) Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan
makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
d) Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman
e) Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan
atau ekosistem
f) Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain
yang dapat menimbulkan pencemaran
g) Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
h) Melakukan intensifikasi pertanian Kendala dalam mengatasi pencemaran air

C. Penyakit Kulit Akibat Pecemaran Air Bersih


Penyakit kulit adalah Penyakit kulit adalah penyakit yang umum terjadi pada
semua usia.Penyebab penyakit kulit ini adalah akibat air yang sudah tercemar dengan
kondisi airnya seperti warnanya mengkuning bahakan menghitam dan berbau dan
penyakit kulit juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kebiasaan hidup seperti tidak
menjaga kebersihan,selalu mengunakan air yang kotor seperti mandi,masak,mecuci dan
sebagiaya,sedagkan lingkungan seperti secara alamiah bentukan (kondisi) wilayahnya
yang memang sulit untuk mendapatkan air sehingga tidak tersedianya air bersih,hal itu
yang menyebabkan penyakit kulit kerana menggunakan air yag kotor yag tidak pantas di
gunakan dalam sehari-hari. Penyakit kulit dapat berkembang pada personal hygiene dan
keadaan kebersihan lingkungan yang buruk (Sacharin, 2009).Dalam Penyakit Kulit ada
dua macam yaitu :
1) Dermatitis Atopik (Eksim)
Penyakit kulit yang disebabkan oleh peradangan akibat kontak langsug dengan
zat iritas (mudah mengiritasi kulit) atau alergen (pemicu alergui) disekitar
lingkungan.
a. Berbagai tanda gejala umum yang dialami penderita yaitu :
• Rasa gatal yang parah terutama di kulit yang terlekuk seperti
dalam siku,depan leher dan belakang lutut.
• Ruam yang bengkak dan berair jika tergores
• Bercak merah,kasar,pecah atau kulit berbisik.
b. Cara Pencegahan
• Mandi mengguakan air yang bersih
• Menggunakan sabun antiseptik
• Mengeringkan tubuh dengan handuk yang bersih dan halus
• Menggunakan minyak atau krim pelembab atau anti alergi
• Menghindari zat penyebab alergi atau iritasi.
c. Pengobatan Alami
• Mengompres dingin
• Mandi air hangat
• Jangan menggaruk kulit
• Gunakan pakaian berbahan katun atau yang menyerap keringat
• Mengoleskan tea tree oil
• Mengoleskan aloe vera
• Meminum suplemen

d. Pengobatan Medis

• Mengoleskan salep kortikosteroid untuk menghilangkan gatal


dan peradangan.

• Mengoleskan krim atau losion tertentu yang memengaruhi


sistem imun (calcineurin inhibitors).

• Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi


reaksi alergi dan gatal.

• Minum antibiotik atau antijamur jika eksim sudah terinfeksi.

• Melakukan fototerapi atau terapi cahaya.

2) Impetigo
infeksi kulit menular yang banyak dialami oleh bayi dan anak-anak. Infeksi ini
ditandai dengan kemunculan bercak merah dan lepuhan pada kulit, terutama di
bagian wajah, tangan, dan kaki.
a. Gejala
• Bercak kemerahan yang terasa gatal di sekitar mulut dan
hidung, namun tidak menimbulkan nyeri. Bercak tersebut dapat
menjadi luka jika digaruk.
• Kulit di sekitar luka mengalami iritasi.
• Terbentuknya koreng berwarna kuning kecokelatan di sekitar
luka.Koreng akan meninggalkan bekas kemerahan pada kulit
dan dapat hilang tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa
hari atau minggu.
b. Pencegahan
• Rajin mencuci tangan dengan air bersih, terutama setelah
beraktivitas di luar.
• Menutup luka agar bakteri tidak masuk ke dalam tubuh.
• Memotong dan selalu menjaga kebersihan kuku.
• Tidak menyentuh atau menggaruk luka untuk menurunkan
risiko penyebaran infeksi.
• Mencuci pakaian atau membersihkan benda yang telah
digunakan, untuk menghilangkan bakteri dengan air bersih.
• Hindari berbagi penggunaan peralatan makan, handuk, atau
pakaian dengan penderita impetigo.
• Mengganti sprei, handuk, atau pakaian yang digunakan
penderita setiap hari, sampai luka tidak lagi menularkan
infeksi.

c. Pengobatan
• Salep atau krim antibiotik, seperti mupirocin digunakan jika
infeksi yang terjadi tergolong ringan, hanya menyerang satu
area tubuh, dan belum menyebar terlalu luas. Sebelum
mengoleskan krim atau salep antIbiotik, dianjurkan untuk
merendam luka dengan air hangat atau menggunakan kompres
hangat untuk melunakkan koreng.
• Jika kondisi impetigo bertambah parah dan mulai menyebar ke
bagian tubuh lainnya, maka dokter akan memberikan antibiotik
dalam bentuk tablet, seperti clindamycin atau antibiotik
golongan sefalosporin.
• Tablet antibiotik juga diberikan jika krim atau salep tidak lagi
efektif mengobati impetigo. Jangan menghentikan konsumsi
obat tanpa seizin dokter meskipun gejalanya sudah membaik,
agar infeksi tidak kambuh.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya suatu zat keperairan sehingga
mencemari dan menurunkan bahkan merusak kualitas air tersebut.
2. Penyebab pencemaran air dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber kontaminan
langsung dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar
industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung
adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfer berupa hujan.
3. Berikut adalah sumber-sumber pencemaran air :
1) Limbah industri: bahan kimia cair maupun padat, dari sisa-sisa bahan
bakar seperti tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak
tanah yang ditimbun dalam tanah.
2) Penggunaan lahan hijau atau hutan untuk membangun sesuatu.
3) Limbah pertanian.
4) Limbah pengolahan kayu.
5) Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut.
6) Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan
seperti plastik,gelas, kaleng, batu batre, sampah cair seperti detergen dan
sampah organik, seperti Sisa-sisa makanan dan sayuran).
4. Pencemaran air bersih yang digunakan sehari – hari untuk keperluan hidup
seperti mencuci baju, mandi, dan mencuci piring juga memasak dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya adanya penyakit kulit.

5. Jenis gangguan kulit yang sering dialami seperti kulit gatal, ruam dan merah ,
dan terkadang merasa panas yang merupakan gejala dari dermatitis yang
merupakan respon dari kulit terhadap agen – agen yang beraneka ragam.

6. Dermatitis kontak adalah dermatitis ( peradangan kulit ) yang disertai dengan


adanya edema pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan – bahan
kimia yang berkontak atau terpajan kulit.
B. SARAN
1. Pencegahan pencemaran air bersih harus segera digalakkan dan dipromosikan
kepada masyarakat luas
2. Pendidikan akan bahayanya pencemaran air dengan metode penyuluhan
3. Diberikan aturan yang tegas beserta sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pencemaran pada sumber-sumber air
4. Perbaikan sumber – sumber air yang sudah tercemar yang didukung oleh semua
aparat masyarakat dan pemerintah.
5. Pemeriksaan berkala pada kualitas air bersih yang digunakan untuk menjaga
kualitas air yang digunakan masyarakat dan mencegah terjadinya penyakit yang
disebabkan oleh pencemaran air bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Fuadi,Afrina Yana,Hardiyanto Afdal.(2021).lmpact of River Pollution In Indonesia on Health


Problems : A Literature Review.Vol 13 No 1,120-133.
https://juriskes.com/index.php/jrk/article/view/1829

Sari Rulfima Resti,Safri,Woferst Rismadefi.(2018).Gambaran Kejadian Penyakit Kulit Pada


Masyarakat Pengguna Air Sungai Kuatan.Vol.5 No.2,746-753.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/21940

Ismy Fadillah,Ashar Taufik,Dharma Surya.(2012).Analisis Kualitas Air dan Kelurahan


Gangguan Kulit pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku
Kelurahan Tanjung RHU Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012.Vol 13(1),1-9.
https://media.neliti.com/media/publications/14405-ID-analisis-kualitas-air-dan-keluhan-
gangguan-kulit-pada-masyarakat-penggunan-air-su.pdf

Utami Sri,Handayani Kurniati Sri.(2017).Ketersediaan Air Bersih Untuk Kesehatan:Kasus


dalam Pencegahan Diare Pada Anak.
https://www.researchgate.net/publication/326057942_KETERSEDIAAN_AIR_BERSIH_UNT
UK_KESEHATAN_KASUS_DALAM_PENCEGAHAN_DIARE_PADA_ANAK

Anda mungkin juga menyukai