Diajukan untuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyediaan Air Bersih.
Disusun Oleh :
Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat,karuniaya dan kehendak-Nya sehingga penyusun makalah Penyediaan Air
Bersih dengan judul jenis penyakit berbasis air bersih yang tercemar dapat
terselesaikan dengan baik. Selesainya tugas makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ingin disampaikan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Ibu. Apriyani,SKM,MPH selaku
dosen pengampu di mata kuliah peyediaan air bersih ini.
Akhirnya dengan satu harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi rekan-rekan pembaca semuanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Air dibutuhkan dalam
berbagai kepentingan mulai dari irigasi, pertanian, kehutanan, industri, pariwisata, air
minum, dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat memanfaatkan air. Permasalahan
yang terjadi adalah kualitas air permukaan yang semakin menurun akibat limbah, baik
limbah domestik maupun industri. Hal ini berdampak pada terbatasnya ketersediaan
air bersih, yang bahkan dapat dikatakan saat ini dunia berada pada kondisi krisis air
bersih. Dengan demikian, tersedianya air bersih di setiap wilayah menjadi suatu hal
yang sangat penting sehingga kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dapat
terpenuhi. Jika dilihat dari segi infrastruktur suatu wilayah itu sendiri, ketersediaan air
bersih juga merupakan salah satu komponen yang layak menjadi fokus perhatian.
Pencemaran Air merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh aktivitas manusia sehingga
melampaui Baku Mutu Air yang telah ditetapkan.Dari beberapa penelitian yang telah
di analisis, hasil pencemaran sungai terdapat beberapa parameter tidak sesuai dengan
Standar Baku Mutu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.beberapa parameter
tersebut ditinjau dari parameter fisik, kimia dan biologi. Air yang kualitasnya buruk
akan berdampak pada kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan makhluk
hidup lainnya.
Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-
hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya. Air
dapat menjadi masalah jika tersedia dalam kondisi yang tidak bersih, baik kualitas
maupun kuantitas airnya, misalnya pencemaran air. Air yang tercemar disebabkan
oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga
menyebabkan kualitas air menurun (Idrus, 2015).
Kualitas lingkungan perairan di Indonesia sekarang ini banyak yang mengalami
permasalahan karena adanya pencemaran. Salah satu diantara akibat dari pencemaran
adalah terjadinya peningkatan penyakit bawaan air seperti penyakit kulit (Cahyaning,
2009). Berbagai pencemaran sungai juga tidak lepas dari permasalah limbah,
disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia
dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat
mengganggu kesehatan manusia (Tasriani & Zulhadi, 2013).
Pencemaran ini sangat berdampak pada Sungai terlihat dari warna air yang
menguning bahkan menghitam dan berbau, hal ini didukung oleh data dari Dinas
Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa sebagian air Sungai yang ada di
Indosnesia tercemar berat (BLH Kab. Kuantan Singingi, 2016). Sehingga air Sungai
tidak layak digunakan sehingga menyebabkan masalah kesehatan salah satunya
penyakit kulit. Penyakit kulit adalah penyakit yang umum terjadi pada semua usia.
Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang sensitif terhadap bermacam-macam
penyakit.Penyakit kulit dapat disebabkan oleh beberapa faktoryaitu kebiasaan hidup
dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Pecemaran Air Bersih
2. Bagaimana Ciri-ciri Air yang tercemar
3. Apa saja Penyebab Pecemaran Air di Indonesia
4. Penyakit Kulit Akibat pencemaran Air Bersih
5. Pencegahan Pecemaran Sumber Air Bersih
C. Tujuan Masalah
1. Mengeali apa itu pecemaran air bersih
2. Mengetahui ciri-ciri air yang tercemar agar tidak diguakan dan dapat melakukan
perbaikan kualitas air untuk mejaga kesehatan
3. Mengetahui apa penyebab percemaraan air di indonesia agar dapat melaukuakan
pecegahan
4. Mengetahui cara pencegahan pecemaran air agar dapat menjadi agen perubahan
yang dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkup sekitar.
5. Mengenali penyakit kulit yang disebabkan oleh pencemaran air
D. Manfaat Penelitian
Adapun mafaat dari penulisan makalah yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pecemaran air bersih
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri air yang tercemar agar tidak diguakan dan
dapat melakukan perbaikan kualitas air untuk mejaga kesehatan
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab percemaraan air di indonesia agar
dapat melaukuakan pecegahan
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan pecemaran air agar dapat menjadi
agen perubahan yang dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkup sekitar.
5. Mahasiswa dapat mengenali penyakit kulit yang disebabkan oleh pencemaran air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1) Air Angkasa
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di bumi.
Walau pada saat pretisipasi merupakan air yang paling bersih, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran yang berlangsung diatmosfer itu dapat disebabkan oleh
partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida,
nitrogen, dan amonia.
2) Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan
tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah, maupun lainnya.
3) Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, didalam
perjalannya ke bawah tanah, membuat tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan.
BAB III
PEMBAHASAAN
A. Definisi Pecemaran Air Bersih
Pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP RI, 2001). Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan bahwa di tahun 2015 hampir 68% mutu
air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat. Angka ini
mengalami penurunan jika dibandingkan pencemaran di tahun 2014 yang mencapai
79%. Walaupun mengalami penurunan, namun persentasenya masih tergolong tinggi,
terutama di sungai-sungai yang terletak di wilayah regional Sumatera (68%), Jawa
(68%), Kalimantan (65%), dan Bali Nusa Tenggara (64%). Sedangkan di wilayah
regional Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Papua relatif lebih kecil, yaitu 51%
(Wendyartaka, 2016).
Terkait penentuan status air sungai tercemar atau tidak, terdapat tujuh
parameter yang digunakan untuk menghitung indeks kualitas air yang dianggap
mewakili kondisi riil kualitas air sungai. Tujuh parameter tersebut meliputi:
1) Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan
oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2,0 µm, yang konsentrasinya
dapat digunakan untuk indikator tingkat sedimentasi.
2) Dissolved Oxygen (DO) untuk mengukur banyaknya oksigen yang terkandung
dalam air, yang diindikasikan memiliki tingkat pencemaran tinggi jika air
memiliki DO rendah.
3) Biochemical Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik pada
kondisi aerobik. 4)
4) Chemical Oxygen Demand (COD) digunakan untuk pengukuran jumlah
senyawa organik dalam air yang setara dengan kebutuhan jumlah oksigen
untuk mengoksidasi senyawa organik secara kimiawi.
5) Total Phosfat (T-P) menunjukkan keberadaan senyawa organik seperti protein,
urea, dan hasil proses penguraian.
6) Fecal Coli menunjukkan keberadaan mikroorganisme yang umumnya terdapat
pada limbah domestik dalam jumlah banyak seperti coliform, fecal coli, dan
salmonella, dan
7) Total Coli sebagai indikator adanya pencemaran yang disebabkan oleh tinja
manusia (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015).
Banyak faktor yang menjadi penyebab pencemaran air, namun limbah domestik
atau rumah tangga seperti kotoran manusia, limbah cucian piring dan baju, kotoran
hewan, dan pupuk dari perkebunan dan peternakan teridentifikasi sebagai sumber
utama pencemaran (Whitten, Soeriaatmadja, & Afiff, 1999; Wendyartaka, 2016).
Limbah rumah tangga berupa feses dan urin berperan dalam meningkatkan kadar
fecal coli atau bakteri E. coli dalam air yang merupakan sumber berbagai penyakit.
Bahkan dilaporkan bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Yogyakarta,
kandungan E. coli di sungai maupun air sumur penduduk melebihi ambang batas
normal (Wendyartaka, 2016).
Sekarang ini, kualitas air di Indonesia semakin menurun. Hal ini dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam. Tuhan telah
menciptakan alam beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kita hanya
diberikan tugas untuk memanfaatkan sekaligus melestarikannya. Namun, dalam
kenyataannya manusia masih banyak yang belum memiliki kesadaran lingkungan.
Pembuangan limbah yang tidak sesuai menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Limbah rumah tangga dapat membahayakan kesehatan manusia dan seluruh
ekosistem yang berada di sekitar pemukiman tersebut. Limbah yang dibuang secara
sembarangan dapat menyebabkan pencemaran air. Untuk mengetahui air tercemar
atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air. Adapun sifat yang
dapat menentukan tingkat polusi air, misalnya:
a) nilai pH atau keasaman
b) Suhu
c) Warna, bau dan rasa
d) Jumlah padatan
e) Nilai BOD/COD
f) Mikroorganisme patogen
g) Kandungan minyak
h) Kandungan logam berat
i) Kandungan bahan radioaktif H. Pengukuran pH Cara paling mudah untuk
menget
2) Impetigo
infeksi kulit menular yang banyak dialami oleh bayi dan anak-anak. Infeksi ini
ditandai dengan kemunculan bercak merah dan lepuhan pada kulit, terutama di
bagian wajah, tangan, dan kaki.
a. Gejala
• Bercak kemerahan yang terasa gatal di sekitar mulut dan
hidung, namun tidak menimbulkan nyeri. Bercak tersebut dapat
menjadi luka jika digaruk.
• Kulit di sekitar luka mengalami iritasi.
• Terbentuknya koreng berwarna kuning kecokelatan di sekitar
luka.Koreng akan meninggalkan bekas kemerahan pada kulit
dan dapat hilang tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa
hari atau minggu.
b. Pencegahan
• Rajin mencuci tangan dengan air bersih, terutama setelah
beraktivitas di luar.
• Menutup luka agar bakteri tidak masuk ke dalam tubuh.
• Memotong dan selalu menjaga kebersihan kuku.
• Tidak menyentuh atau menggaruk luka untuk menurunkan
risiko penyebaran infeksi.
• Mencuci pakaian atau membersihkan benda yang telah
digunakan, untuk menghilangkan bakteri dengan air bersih.
• Hindari berbagi penggunaan peralatan makan, handuk, atau
pakaian dengan penderita impetigo.
• Mengganti sprei, handuk, atau pakaian yang digunakan
penderita setiap hari, sampai luka tidak lagi menularkan
infeksi.
c. Pengobatan
• Salep atau krim antibiotik, seperti mupirocin digunakan jika
infeksi yang terjadi tergolong ringan, hanya menyerang satu
area tubuh, dan belum menyebar terlalu luas. Sebelum
mengoleskan krim atau salep antIbiotik, dianjurkan untuk
merendam luka dengan air hangat atau menggunakan kompres
hangat untuk melunakkan koreng.
• Jika kondisi impetigo bertambah parah dan mulai menyebar ke
bagian tubuh lainnya, maka dokter akan memberikan antibiotik
dalam bentuk tablet, seperti clindamycin atau antibiotik
golongan sefalosporin.
• Tablet antibiotik juga diberikan jika krim atau salep tidak lagi
efektif mengobati impetigo. Jangan menghentikan konsumsi
obat tanpa seizin dokter meskipun gejalanya sudah membaik,
agar infeksi tidak kambuh.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya suatu zat keperairan sehingga
mencemari dan menurunkan bahkan merusak kualitas air tersebut.
2. Penyebab pencemaran air dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber kontaminan
langsung dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar
industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung
adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfer berupa hujan.
3. Berikut adalah sumber-sumber pencemaran air :
1) Limbah industri: bahan kimia cair maupun padat, dari sisa-sisa bahan
bakar seperti tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak
tanah yang ditimbun dalam tanah.
2) Penggunaan lahan hijau atau hutan untuk membangun sesuatu.
3) Limbah pertanian.
4) Limbah pengolahan kayu.
5) Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut.
6) Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan
seperti plastik,gelas, kaleng, batu batre, sampah cair seperti detergen dan
sampah organik, seperti Sisa-sisa makanan dan sayuran).
4. Pencemaran air bersih yang digunakan sehari – hari untuk keperluan hidup
seperti mencuci baju, mandi, dan mencuci piring juga memasak dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya adanya penyakit kulit.
5. Jenis gangguan kulit yang sering dialami seperti kulit gatal, ruam dan merah ,
dan terkadang merasa panas yang merupakan gejala dari dermatitis yang
merupakan respon dari kulit terhadap agen – agen yang beraneka ragam.