Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“Sanitasi Lingkungan”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

ROSDARNI, S.Si.,M.PH

ANGGOTA KELOMPOK 7

RIZKY AULIA MARVA : A202302012


ASTIN : A202101097
AFIFA NERFLIA : A202101112
WAODE NURUL INTAN R : A202101115
HERLINA : A202101116
KHAIRUN NISA : A202101117

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami bias menyelesaikan makalah tentang
“Sanitasi Lingkungan.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen
pengampu mata kuliah Rosdarni, S.Si.,M.PH dan teman-teman kelompok 7kelas
G2 yang telah turut memberikan kontibusi dalam penyusunan makalah ini
tentunya tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca

Kendari, 24 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
A Pengertian Air Bersih dan Air Limbah ........................................................... 7
B. Pengertian sampah domestic dan industry .................................................... 9
C. Polusi Industri ................................................................................................. 12
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan suatu upaya kesehatan masyarakat untuk
memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah kesehatan yang disebabkan
oleh faktor lingkungan. Masalah sanitasi merupakan suatu permasalahan
kesehatan yang sangat perlu diperhatikan oleh berbagai pihak karena berkaitan
dengan berbagai kegiatan manusia. Sanitasi yang buruk akan berdampak
negatif di berbagai aspek kehidupan, seperti turunnya kualitas lingkungan
hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,
munculnya berbagai penyakit, dan sebagainya.
Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNICEF) dan
World Health Organization (WHO) tahun 2013, secara global terdapat dua
juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di negara berkembang
seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi.
Diare menyebabkan kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%).
Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare setiap tahun atau sekitar 460
balita perhari
Menurut Depkes RI (2012) bahwa rumah sehat merupakan rumah
yang memenuhi kriteria minimal akses air minum, akses jamban sehat, lantai,
ventilasi, dan pencahayaan. Sedangkan Konstruksi rumah dan lingkungan
yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan
berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan. Sanitasi
dasar adalah sarana minimum yang diperlukan untuk menyediakan
lingkungan pemukiman sehat yang memenuhi syarat kesehatan meliputi
penyediaan air bersih, sarana jamban, pembuangan sampah dan pembuangan
air limbah Pentingnya lingkungan yang sehat telah dibuktikan oleh WHO
dengan penyelidikan-penyelidikan di seluruh dunia dimana didapatkan bahwa
angka kematian (mortalitas), angka perbandingan orang sakit (morbiditas)
yang tinggi sama seringnya terjadi endemic di tempat-tempat dimana hygiene
dan sanitasi lingkungannya buruk. Sanitasi lingkungan juga sangat terkait
dengan ketersediaaan air bersih, ketersediaan jamban. Makin tersedia air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari, makin kecil risiko anak terkena penyakit
Menurut WHO secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari.
Menurut data WHO (2012), diare merupakan penyebab nomor satu kematian
anak di bawah lima tahun (balita) di seluruh dunia yang mengakibatkan
842.000 kematian, 361.000 diantaranya merupakan balita.
Faktor yang menyebabkan terjadinya diare pada balita di Indonesia,
adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sarana jamban,
saluran pembuangan, air minum yang buruk, ketersediaan tempat sampah.
Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Apabila.
faktor lingkungan yang dominan seperti pembuangan tinja dan sumber air
minum, berperan dalam penyebaran kuman diare pada balita. Pengalaman
beberapa negara membuktikan upaya penggunaan jamban sebagai tempat
pembuangan tinja mempunyai dampak yang besar terhadap penurunan risiko
penyakit diare. Sarana air minum juga merupakan bagian yang terpenting
dalam kesehatan lingkungan. Semua sumber air minum harus memenuhi
syarat kesehatan air minum karena sangat erat kaitannya dengan penyakit
diare. Pembuangan air limbah rumah tangga juga berkontribusi pada sanitasi
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari sanitasi lingkungan yaitu:
1. Apa pengertian air bersih dan air limbah?
2. Apa pengertian sampah domestik dan industri?
3. Apa pengertian polusi industri?
C. Tujuan
Tujuan dari sanitasi lingkungan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian air bersih dan air limbah
2. Untuk mengetahui sampah domestik dan industry
3. Untuk mengetahui polusi indutri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air Bersih dan Air Limbah


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.32 tahun 2017 dinyatakan
bahwa yang dimaksud dengan air adalah Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi meliputi
parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib dan
parameter tambahan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut
digunakan untuk memeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan
sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan
pakaian. Selain itu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan
sebagai air baku air minum.
Sedangkan di dalam UU No 7 tahun 2004 mengatakan bahwa yang di
maksdud dengan air adalah semua yang terdapat pada, diatas ataupun
dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah
semua air yang terdapat pada permukaan tanah.Air tanah adalah air yang
terdapat dalam lapisan tanah atau bantuan dibawah permukaan
tanah.Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan buatan yang
terdapat pada, diatas ataupun dibawah permukaan tanah.
Standar kualitas air adalah baku mutu yang di tetapkan berbagai sifat-
sifat fisik, kimia, radioaktif maupun biologis, yang menunjukan persyaratan-
persyaratan kualitas air tersebut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan pengendalian
pencemaran air. (Oktavianto,2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dibagi menjadi 3 yaitu
antara lain faktor fisik, kimia dan bakteriologis.
a. Faktor fisik
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan
kualitas air minum menuliskan bahwa air minum yang layak untuk
dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari harus memiliki
kualitas yang baik sebagai air mium ataupun air bersih (air baku). Air
harus memenuhi syarat secara fisik yaitu tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa dimana sifat-sifat air tersebut dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti suhu, bau dan rasa, kekeruhan, warna dan zat padat
terlarut.
b. Faktor kimia
Air bersih adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat
kimia yang berbahaya, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Flourida (F),
Derajat keasaman (pH), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat kimia
lainnya. Zat kimia yang terkandung dalam air bersih yang digunakan
sehari-hari sebaiknya hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan oleh standar baku mutu air minum dan air bersih
c. Faktor bakteriologi
Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi atau
bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang
dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses dari manusia
maupun dari hewan, karena organisme tersebut merupakan organisme
yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Air
yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat
digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak
karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya
bagi kesehatan, terutama pathogen penyebab infeksi saluran
pencernaan.
B. Pengertian sampah domestik dan industri
Limbah domestik adalah bagian sisa atau buangan yang di hasilkan dari
berbagai kegiatan manusia. Limbah domestik dapat berasal dari rumah tangga
sekolah, penginapan, restoran, perkantoran, pasar, mall, dan sarana jenis
lainnya.Limbah menjadi salah satu permasalahn yang berkepanjangan dan
cukup sulit untuk di atasi karena akan terus ada mengikuti perkembangan
kehidupan manusia. Manusia akan menghasilkan limbah dari berbagai macam
kegiatannya mulai dari kegiatan industri, pertanian, hingga kegiatan sehari-
hari yang di lakukan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah yang saat
ini di hasilkan oleh manusia adalah limbah domestik. Jenis dan Contoh
Limbah Domestik Limbah domestik diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Limbah cair domestik
Limbah cair domestik berasal dari berbagai kegiatan atau kebutuhan
sehari-hari manusia, seperti air bekas mandi, air bekas mencuci baju, air
bekas mencuci peralatan makan, sisa makanan berwujud cair, serta kotoran
manusia. Pembuangan limbah cair domestik perlu dikelola dengan baik
karena tidak sedikit dari limbah jenis ini yang mengandung bahan kimia,
seperti detergen, sabun mandi, dan minyak, sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan.
b. Limbah Padat Domestik
Limbah padat domestik berasal dari berbagai bahan atau barang yang
tersisa dan tidak dibutuhkan lagi. Limbah padat yang dibuang
sembarangan akan menyebabkan pencemaran dan kerusakan pada
lingkungan. Limbah padat domestik dibagi menjadi dua macam, yaitu
limbah organik dan limbah anorganik.
1. Dampak Limbah Domestik
Limbah domestik jika dibuang begitu saja, tanpa adanya pengelolaan
terlebih dahulu, dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi
lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Berikut beberapa dampak
buruk yang dapat ditimbulkan oleh pembuangan limbah domestik.
a. Dampak Limbah Domestik terhadap kesehatan
Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih
dahulu dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia. Limbah
padat yang dibuang secara sembarangan di permukaan tanah akan
mengalami pembusukan. Limbah yang mengalami pembusukan
tersebut dapat menghasilkan gas beracun, seperti metan, asam
sulfat, dan amonia. Limbah jenis ini juga dapat menyebabkan
pencemaran pada air dan lingkungan sekiranya jika dibuang di
perairan, seperti sungai atau laut. Limbah domestik jenis ini dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diare, gatal-
gatal, hingga gangguan ginjal dan hati.
Selain itu, air limbah domestik yang berasal dari toilet juga dapat
menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan tifus,
karena mengandung bakteri E. Coli. Air limbah toilet ini perlu
dikelola dengan baik. Jarak antara sumur dan septic tank harus
cukup jauh karena jika tidak, air limbah dapat menyerap ke dalam
sumur. Air sumur yang tercemar oleh air limbah akan mengandung
bakteri yang dapat menyebar jika digunakan untuk mandi,
menggosok gigi, mencuci piring, dan kegiatan lainnya yang
menggunakan air sumur tanpa melalui proses memasak.
b. Dampak Limbah Domestik terhadap Lingkungan
Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih
dahulu dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Pembuangan limbah domestik yang mengandung bahan kimia,
seperti detergen, di permukaan tanah dapat mempengaruhi tingkat
keasaman/pH tanah yang akan berpengaruh pada penyerapan unsur
hara dan pertumbuhan tanaman. Limbah dengan kandungan bahan
kimia yang dibuang di sungai akan merusak atau bahkan
membunuh tanaman dan hewan yang hidup dalam sungai tersebut.
Hal tersebut terjadi karena air limbah yang mengandung bahan
kimia domestik ini akan mengurangi kadar oksigen yang terdapat
dalam air sungai sehingga merusak kualitas air sungai tersebut.
Keadaan ini akan berpengaruh pada kerusakan ekosistem di sungai
dalam waktu yang berkepanjangan.
2. Cara Mengurangi Limbah Domestik
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi jumlah limbah domestic yaitu:
a. Mengurangi Penggunaan Energi Listrik
b. Mengurangi Penggunaan Pendingin Ruangan
c. Meninggalkan Penggunaan Kantong Plastik
C. Polusi Industri
Kegiatan industri merupakan salah satu unsur penting dalam
menunjang pembangungan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
di harapkan dapat meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Akan tetapi
kegiatan industri selain dapat berdampak positif juga dapat berdampak
negative. Dampak positifnya menghasilkan barang dan jasa, meningkatkan
lapangan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup
dan dampak negatifnya menghasilkan limbah dan pencemaran lingkungan
serta dapat menimbulkan kerusakansumber daya alam dan menurunkan
kualitas hidup karena lingkungan hidup menjadi kotor dan tercemar.
(Supraptini,2002)
Pencemaran udara merupakan salah satu bagian dari pencemaran
lingkungan fisik. Pencemaran lingkungan fisik yang lain adalah pencemaran
air dan tanah. Udara merupakan kebutuhan yang paling utama untuk
kehidupan makhluk di bumi . Untuk udara bersih yang pada dasarnya tidak
ada nilai jual belinya, manusia harus membayar atau memberikan
pengorbanan. Walaupun udara hanya salah satu dari sekian banyak
komponen dari lingkungan hidup manusia, tetapi udara merupakan
komponen lingkungan hidup yang dibutuhkan setiap saat. Manusia dapat
dipisahkan dengan minuman dan makanan selama beberapa waktu yang
relatif lama, namun manusia tidak dapat dipisahkan dengan udara walaupun
hanya untuk beberapa saat saja. Kebutuhan akan udara memang mutlak untuk
kelangsungan hidup. Udara yang bersih dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup yang sehat.
Buangan asap kendaraan bermotor merupakan sumber polutan
terbesar yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Hal ini berkaitan
dengan kandungan kimia dalam bahan bakar kendaraan Pencemaran udara
yang tergolong tinggi ini dapat memberikan beberapa efek buruk bagi
kesehatan manusia, antara lain dapat menyebabkan gangguan jantung,
gangguan pernapasan seperti asma, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
dan yang lebih parah lagi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker
paru-paru. Selain itu dapat menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) dan
perkembangan mental khususnya emosi pada anak-anak balita
Pencemaran udara pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain adalah kualitas bahan bakar minyak (fosil), emisi kendaraan
bermotor, sistem transportasi dan manajemen lalu lintas yang tidak efektif,
dan emisi industri12.Pencemaran udara di Jakarta mayoritas disumbangkan
dari sektor transportasi atau emisi kendaraan bermotor yaitu sebesar 70% dan
sisanya disumbangkan dari sektor industri dan rumah tangga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Oktavianto,A., Nurhayati,N.,Enny, S., (2014). Evaluasi Keamanan Sumber Air


Minum desa Mojo Kecamata Padang Kabupaten Lumajang .Jurnal
Agroteknologi. Vol 08, No. 02.
Supraptini.(2002). Pengaruh Limbah Industri Terhadap Lingkungan di Indonesia
.Jurnal Media Kesehatan, Vol 12, No 2

Anda mungkin juga menyukai