KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Program bantuan penyediaan air bersih. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dina Dwi Nuryani, M.Kes
pada mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk memperdalam pemahamaan tentang Air bersih dan sanitasi berbasis
masyarakat pada masyarakat bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dina Dwi Nuryani, M.Kes selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat dan kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 30 September 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Air Bersih Sanitasi
2.2 Manfaat Program Penyediaan Air Bersih
2.3 Tujuan Program Penyediaan Air Bersih
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin dalam tujuan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) pada sektor lingkungan
hidup adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.32 tahun 2017 dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan air adalah Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib
dan parameter tambahan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk
pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci
bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian.
Selain itu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum
Sedangkan di dalam UU No. 7 tahun 2004 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan air
adalah semua air yang terdapat pada, diatas maupun dibawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Air
permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang
terdapat dalam lapisan tanah atau bantuan dibawah permukaan tanah. Sumber air adalah
tempat atau wadah air alami dan buatan yang terdapat pada,diatas maupun dibawah
permukaan tanah.
Menurut Effendi (2003), siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi.
Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui
proses evaporasi (penguapan) air sungai, danau dan laut serta proses penguapan air oleh
tanaman. Uap air bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena
tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinyu akan menjadi
jenuh. Pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer, uap air tersebut mengalami sublimasi
sehingga butiran – butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan.
Zat yang bersifat higroskopis (menyerap air) dapat mempercepat integrasi pengikatan molekul
uap air menjadi air. Sehingga pada pembuatan hujan buatan, dilakukan penambahan zat yang
bersifat higroskopis terhadap awan (NaCl atau Urea).
2.2 DAMPAK PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
Program bantuan penyediaan air bersih memiliki dampak yang positif pada masyarakat dan
lingkungan, termasuk:
1. Peningkatan Kesehatan Masyarakat: Air bersih adalah kebutuhan dasar yang penting untuk
kesehatan manusia. Program ini dapat mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh air
kotor atau tercemar, seperti diare, kolera, dan infeksi pernapasan.
2. Peningkatan Akses ke Air Bersih: Program ini membantu masyarakat yang sebelumnya tidak
memiliki akses mudah ke sumber air bersih, terutama di daerah pedesaan. Ini meningkatkan
kualitas hidup mereka dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mengumpulkan air.
3. Pengurangan Beban Kerja: Dengan akses yang lebih mudah ke air bersih, terutama oleh
perempuan dan anak-anak, beban kerja mereka dalam mengumpulkan air dapat berkurang,
sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk pendidikan dan pekerjaan lainnya.
4. Dampak Lingkungan: Penyediaan air bersih yang berkelanjutan dapat membantu melindungi
ekosistem air, seperti sungai dan danau, dengan mengurangi penarikan air yang tidak
berkelanjutan.
Air adalah salah satu elemen utama di Bumi yang menjadi bagian tidak terpisahkan bagi
seluruh manusia. Makhluk hidup tidak dapat hidup jika tidak ada air, sehingga air sangat
dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup.
Air dalam tubuh manusia sangat berfungsi untuk mengisi cairan dalam tubuh dengan meminum
air. Selain untuk penghilang rasa haus dan manfaat utama lainnya air untuk tubuh, air juga
memiliki manfaat lain yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan.
Salah satu bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah dengan menggunakan
air bersih sehari-hari. Karena kualitas air dapat mempengaruhi kesehatan dan kehidupan
sehari-hari.
Air yang kita gunakan sehari-hari seperti minum, masak, mandi dan lainnya harus dalam
keadaan bersih sehingga kita dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan karena kualitas air
buruk.
Dengan menggunakan air bersih kita dapat terhindar dari penyakit seperti diare, kolera, disentri,
tipes, cacingan, penyakit kulit hingga keracunan. Untuk itu wajib bagi seluruh anggota keluarga
dalam menggunakan air bersih setiap hari dan menjaga kualitas air tetap bersih di
lingkungannya.
Berikut ada beberapa tips dalam menjaga kualitas air bersih di lingkungan.
1. Pisahkan jarak antara sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah minimal
10 meter
2. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar
3. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya gar tidak
rusak
4. Lantai sumur sebaiknya kedap air (diplester) dan tidak retak, bibir sumur dan dinding sumur
harus diplester dan sumur ditutup
5. Ember penampung air dilengkapi dengan penutup dan gayung bertangkai, dijaga
kebersihannya.
6. Air harus dijaga kebersihannya dengan tidak ada genangan air di sekitar sumber air, dan
dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada kotoran, tidak ada lumut, pada
lantai/dinding sumur.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Program bantuan penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat di Kecamatan
Rajabasa Nunyai, Bandar Lampung, merupakan inisiatif pemerintah pusat yang melibatkan aktif
partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, materi, dan kegiatan sosial. Masyarakat secara
positif merespons program ini karena mereka memiliki kemauan dan kemampuan untuk
meningkatkan kondisi lingkungan dan memperbaiki akses air bersih, terutama di wilayah yang
mengalami kekurangan air bersih.
Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin dalam tujuan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) pada sektor lingkungan
hidup adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi.
Program bantuan penyediaan air bersih memiliki dampak positif yang mencakup peningkatan
kesehatan masyarakat, akses yang lebih baik ke air bersih, pengurangan beban kerja, dan
dampak positif pada lingkungan melalui pengelolaan air yang berkelanjutan.
Air adalah elemen penting bagi kehidupan manusia dan memainkan peran vital dalam menjaga
kesehatan. Penggunaan air bersih dan menjaga kualitas air sangat penting untuk mencegah
penyakit dan menjalani kehidupan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, C. (2020). Partisipasi Masyarakat Dalam Program Penyediaan Air Bersih Dan
Sanitasi (Studi Di Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik). Jurnal Pembangunan
Berkelanjutan, 3(2), 27 - 31
Muhammad Effendi (2003). Siklus Hidrologi Air jurnal repository.poltekkes-denpasar.ac.id
Lestari, F., Susanto, T., & Kastamto, K. (2021). Pemanenan air hujan sebagai penyediaan air
bersih pada era new normal di kelurahan susunan baru. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan, 4(2), 427-434.