Anda di halaman 1dari 15

PENCEMARAN AIR

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan SDA & Kesehatan di Perkotaan

Dosen Pengampu: Ibu Ernyasih SKM.MKM

Disusun oleh Kelompok 2:

Aisyah Hanifah 202010101000102

Dhinda Irly Rachmania Pratiwi 20201010100012

Fahira Mawaddah 20201010100018

Jermaine Affan Yani 20201010100026

Salsabila Putri Fajrani 20201010100052

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat,
berkah, hidayah, dan karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai “Pencemaran Air”.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya. Untuk itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Ernyasih SKM.MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan SDA &
Kesehatan di Perkotaan yang telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan
arahan kepada kami; dan
2. Untuk kedua orng tua kami, yang telah memberikan kekuatan secara moril maupun
materil, karena tanpa bantuan mereka mustahil kami bisa menyelesaikan makalah ini
3. Teman- teman seperjuangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang senantiasa memberikan motivasi dn
semangat
Terimakasih telah membimbing dan menyayangi kami sampai saat ini. Semoga segala
bantuan yang telah diberikan kepada kami, senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Aamiin

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi semua pembaca. Serta dapat berguna bagi kemajuan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Tangerang Selatan, 4 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Definisi Pencemaran Air.........................................................................................3


B. Sumber Pencemar pada Pencemaran Air.................................................................3
C. Ciri-ciri Air yang Tercemar.....................................................................................4
D. Alat Ukur untuk Mengukur Kualitas Air.................................................................5
E. Dampak Akibat Adnya Pencemaran Air.................................................................7
F. Cara Penanggulangan Pencemaran Air...................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana
dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air
perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun kualitasnya,
dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya
agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
Di satu pihak, usaha dan atau kegiatan manusia memerlukan air yang berdaya guna, tetapi
di lain pihak berpotensi menimbulkan dampak negatif, antara lain berupa pencemaran
yang dapat mengancam ketersediaan air, daya guna, daya dukung, daya tampung, dan
produktivitasnya. Agar air dapat bermanfaat secara lestari dan pembangunan dapat
berkelanjutan, maka dalam pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air (Bappepti, 2022)
Dampak negatif pencemaran air mempunyai nilai (biaya) ekonomik, di samping nilai
ekologik, dan sosial budaya. Upaya pemulihan kondisi air yang cemar, bagaimanapun
akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan nilai
kemanfaatan finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemarannya. Demikian pula
bila kondisi air yang cemar dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) juga mengandung ongkos,
mengingat air yang cemar akan menimbulkan biaya untuk menanggulangi akibat dan atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh air yang cemar (Bappepti, 2022)

B. Rumusan Masalah
1. Aapa yang di maksud dengan Pencemaran Air?
2. Apa saja sumber pencemar pada Pencemaran Air?
3. Bagaimana ciri-ciri air yang tercemar?
4. Apa saja alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas air?
5. Bagaimana dampak yang terjadi akibat adanya Pencemaran Air?
6. Bagiamna Cara Penanggulangannya agar Pencemaran Air tidak terjadi lagi/

1
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Pencenaran Air
2. Untuk mengetahui sumber pencemar pada Pencemaran Air
3. Untuk memahami ciri-ciri air yang tercemar
4. Untuk mengetahui alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas air
5. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat adanya Pencemaran Air
6. Untuk mengetahui Cara Penanggulangannya agar Pencemaran Air tidak terjadi lagi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pencemaran Air


Pencemaran air adalah perubahan yang disebabkan oleh manusia dalam kondisi
sumber daya air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah. Danau, sungai, lautan, dan air
tanah merupakan bagian penting dari siklus kehidupan manusia dan siklus hidrologi.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat
diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek
penyebab atau pelaku dan aspek akibat. (Warlina, 2018)
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun
biologis. Menurut PP 82 tahun 2001, pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi
berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Arifin, 2021)

B. Sumber Pencemar pada Pencemaran Air


Menurut (Warlina, 2018) Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara
umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung:
1. Sumber langsung (point source)
Sumber langsung merupakan sumber pencemaran yang berasal dari titik tertentu
yang ada di sepanjang badan air penerima dengan sumber lokasi yang jelas. Titik
lokasi pencemaran terutama berasal dari pipa pembuangan limbah industri yang
tidak mengolah limbahnya maupun pembuangan hasil pengolahan limbah di IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang masuk ke badan air penerima.

3
2. Sumber tidak langsung (non-point source)
Sumber tak langsung merupakan sumber yang berasal dari kegiatan petanian,
peternakan, industri kecil/menengah, dan domestik yang berupa penggunaan dari
barang konsumsi.

C. Ciri-ciri Air yang Tercemar


Air yang bersih, jernih, dan murni adalah air yang layak dikonsumsi oleh manusia,
hewan, dan tumbuhan. Tetapi air yang sudah tercemar tidak layak dikonsumsi karena
dapat mengganggu kesehatan. Menurut (Webmaster, 2020) ciri-ciri air yang tercemar
adalah sebagai berikut.
1. Adanya Bahan Pelarut Dan Endapan
Bahan pelarut dan endapan dapat membuat air berbau, memiliki derajat keasaman
yang tinggi, memiliki rasa, dan berwarna.
2. Berbau
Air yang murni dan sehat tidak akan menimbulkan bau. Jika sudah tercemar oleh
zat polutan, air tersebut akan menimbulkan bau busuk dan menyengat.
3. Derajat Keasaman Tidak Netral
Normalnya, derajat keasaman air adalah 7. Jika melebihi atau kurang dari 7, air
tersebut sudah tercemar.
4. Mikroorganisme yang Berlebih
Limbah atau sampah yang ada di dalam air akan diuraikan oleh mikroorganisme.
Untuk menguraikannya, mikroorganisme membutuhkan pasokan oksigen.
Semakin banyak limbah atau sampah, membuat jumlah mikroorganisme dan
pasokan oksigen yang dibutuhkan juga semakin banyak. Hal ini akan membuat
kandungan oksigen di dalam air berkurang sehingga hewan dan tumbuhan yang
hidup di dalamnya akan kekurangan oksigen.
5. Memiliki Rasa
Air yang baik, murni, dan sehat adalah air yang tidak memiliki rasa. Jika memiliki
rasa, baik itu asam, manis, atau pahit, dapat dipastikan air tersebut tercemar.
6. Radioaktivitas Air Meningkat
Jika jumlah zat radioaktif sangat banyak, radioaktivitas air akan meningkat yang
kemungkinan besar air tersebut sudah tercemar. Jika tidak segera ditangani, zat-
zat yang berasal dari aktivitas manusia dan aktivitas mesin ini dapat merusak
lingkungan.
4
7. Suhu Air Berubah
Dalam kondisi normal, suhu air lebih rendah dibandingkan dengan suhu
lingkungan. Karena itulah, air akan terasa dingin saat disentuh. Jika dalam kondisi
normal suhu air terus berubah, dapat dipastikan air tersebut sudah tercemar.
8. Berwarna
Air yang bersih tidak akan berwarna dan terlihat bening. Jika zat polutan sudah
mencemarinya, air akan mudah berubah warna.

D. Alat ukur untuk Mengukur Kualitas Air


Berikut ini merupakan beberapa jenis alat ukur yang dapat di gunakan untuk
mengukur kualitas air antara lain:
1. ORP Meter

ORP Meter digunakan untuk mengukur kualitas air di kolam renag. Alat ini memiliki
temperatur 0 hingga 55°C. Dengan dimensi 170 x 40 x 23 mm, alat ini emiliki
accuracy dengan Mv ±5mV, pH ±0.1 pH dan Temperature ±1°C..

2. TDS Meter

TDS Meter digunakan untuk mengukur jumlah partikel terlarut pada air minum yang
tidak tampak oleh mata. Total Dissolved Solids (TDS Meter) memiliki satuan satuan
ppm (mg/L). Dengan adanya TDS Meter, aneka partikel terlarut seperti mangan,
tembaga, besi, alumunium dan lainnya yang terdapat pada air akan terukur jumlahnya.

5
Dan dengan adanya TDS Meter akan mengetahui apakah air minum tersebut layak
untuk diminum atau berbahaya bagi kesehatan.

3. Multiparameter

Alat ukur Multiparameter dapat mengukur PH, elektro-konduktivitas, total padatan


terlarut, serta suhu air sekaligus. Alat ukur ini dapat melakukan pengukuran hanya
dengan dua tombol yang tersedia, di mana dapat memilih untuk aneka buffer kaibrasi
serta skala pada suhu ° C atau ° F.

4. Portable pH/ EC/TDS Meter

Memiliki kelebihan tahan air dan ekonomis, di mana HANNA HI9813-5 mampu
untuk mengukur konduktivitas, ph, total kepadan terlarut serta suhu pada air. tersedia
tombol khusus pada LCD untuk model pengukuran. Selain itu terdapat pula tombol
untuk kalibrasi titik tunggal pH dan EC/TDS. Sangat cocok digunakan untuk aplikasi
pertanian, hidroponik dan rumah kaca.

5. COD Meter

6
COD Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah oksigen pada air
yang diperluan untuk mengurai seluruh bahan organik. Dalam melakukan
pengukuran, harus mendapatkan sampel air dan melakukan pengukuran pada
kandungan oksigen terlarut yang ada pada sampel yang selama 5 hari telah mengalami
proses inkubasi pada kondisi gelap dan suhu tetap.

6. Turbidity Meter

Turbidity Meter yang berfungsi untuk mengetahui tingkat kekeruhan air akibat
pencemaran lingkungan. Biasanya tingkat dari kekeruhan air akan dapat diketahui
dari besaran NTU (Nephelometric Turbidity Units) (Anisa, 2015)

E. Dampak Akibat Adanya Pencemaran Air


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan
danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dan lain-lain. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas
bakteri akan menurun.
Menurut KLH, 2004 dalam (Warlina, 2018) Dampak pencemaran air pada umumnya
dibagi dalam 4 kategori antara lain:
1 Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan
kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi

7
perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun
yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah
menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi
kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.
2 Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.
3 Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
 Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri
 Air sebagai media untuk hidup vector penyakit

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-
daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa.

4 Dampak terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan,
maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau
yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika
lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika.
Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin.
Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa
yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

8
F. Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh
instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah
dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang
berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap
untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga
berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat
setempat
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis
yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan
pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan
secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
Menurut (Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2017) penanggulangan
pencemaran air dapat di mulai dari diri sendiri yaitu dengan cara:
1. Gunakanlah air air sesuai kebutuhan dan gunakan dengan jumlah yang tepat.
2. Gunakan deterjen yang ramah lingkungan agar dapat terurai dengan cepat di alam.
3. Kurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang bisa merusak lingkungan
seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab rusaknya
ekosistem air
4. Tidak membuang sampah ke sungai, dan Tidak menggunakan sungai untuk
mencuci mobil, truk, dan sepeda motor
5. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.

9
6. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
7. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran air adalah perubahan yang disebabkan oleh manusia dalam
kondisi sumber daya air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah. Danau, sungai,
lautan, dan air tanah merupakan bagian penting dari siklus kehidupan manusia dan
siklus hidrologi. Sumber pencemaran air secara umum dapat dikategorikan menjadi 2
(dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber pencemar
kontaminan langsung merupakan sumber pencemaran yang berasal dari titik tertentu
yang ada di sepanjang badan air penerima dengan sumber lokasi yang jelas sedangkan
sumber pencemar kontaminan tidak langsung sumber yang berasal dari kegiatan
petanian, peternakan, industri kecil/menengah, dan domestik yang berupa penggunaan
dari barang konsumsi.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dan lain-lain. Pada
prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-
teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran, Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah
proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat menjadi bahan edukasi
terhadap masyarakat terkait pencemaran air. Dan di harapkan masyarakat dapat
memahami, mengimplementasikan dan menjaga ekosistem air agar pencemaran air ini
tidak terjadi lagi di lingkungan sekitar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Intan S.W. “Kualitas Air Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga Di Desa
Pesarean Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal”. Skripsi. UNNES, Semarang, 2015.

Arifin, M. H. R. (2021). Analisis Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran


Sungai Cisangkan, Kota Cimahi. 5–26. http://eprints.itenas.ac.id/1634/3/02.pdf

Bappepti. (2022). Peraturan Pemerintah Disperindag. 82.


https://bappebti.go.id/srg/peraturan_pemerintah

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2017). Mengatasi Pencemaran Air Yang
Dimulai Dari Diri Sendiri. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/mengatasi-pencemaran-air-
yang-dimulai-dari-diri-sendiri

Warlina, L. (2018). Pencemaran air : sumber, dampak dan penanggulangannya. Makalah


Pribadi, 1–26. http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf

Webmaster. (2020). Ciri-Ciri Air Yang Tercemar – Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang. https://dlh.semarangkota.go.id/ciri-ciri-air-yang-tercemar/

12

Anda mungkin juga menyukai