Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan SDA & Kesehatan di Perkotaan
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat,
berkah, hidayah, dan karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai “Pencemaran Air”.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya. Untuk itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Ernyasih SKM.MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan SDA &
Kesehatan di Perkotaan yang telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan
arahan kepada kami; dan
2. Untuk kedua orng tua kami, yang telah memberikan kekuatan secara moril maupun
materil, karena tanpa bantuan mereka mustahil kami bisa menyelesaikan makalah ini
3. Teman- teman seperjuangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang senantiasa memberikan motivasi dn
semangat
Terimakasih telah membimbing dan menyayangi kami sampai saat ini. Semoga segala
bantuan yang telah diberikan kepada kami, senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Aamiin
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi semua pembaca. Serta dapat berguna bagi kemajuan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana
dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air
perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun kualitasnya,
dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya
agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
Di satu pihak, usaha dan atau kegiatan manusia memerlukan air yang berdaya guna, tetapi
di lain pihak berpotensi menimbulkan dampak negatif, antara lain berupa pencemaran
yang dapat mengancam ketersediaan air, daya guna, daya dukung, daya tampung, dan
produktivitasnya. Agar air dapat bermanfaat secara lestari dan pembangunan dapat
berkelanjutan, maka dalam pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air (Bappepti, 2022)
Dampak negatif pencemaran air mempunyai nilai (biaya) ekonomik, di samping nilai
ekologik, dan sosial budaya. Upaya pemulihan kondisi air yang cemar, bagaimanapun
akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan nilai
kemanfaatan finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemarannya. Demikian pula
bila kondisi air yang cemar dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) juga mengandung ongkos,
mengingat air yang cemar akan menimbulkan biaya untuk menanggulangi akibat dan atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh air yang cemar (Bappepti, 2022)
B. Rumusan Masalah
1. Aapa yang di maksud dengan Pencemaran Air?
2. Apa saja sumber pencemar pada Pencemaran Air?
3. Bagaimana ciri-ciri air yang tercemar?
4. Apa saja alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas air?
5. Bagaimana dampak yang terjadi akibat adanya Pencemaran Air?
6. Bagiamna Cara Penanggulangannya agar Pencemaran Air tidak terjadi lagi/
1
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Pencenaran Air
2. Untuk mengetahui sumber pencemar pada Pencemaran Air
3. Untuk memahami ciri-ciri air yang tercemar
4. Untuk mengetahui alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas air
5. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat adanya Pencemaran Air
6. Untuk mengetahui Cara Penanggulangannya agar Pencemaran Air tidak terjadi lagi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Sumber tidak langsung (non-point source)
Sumber tak langsung merupakan sumber yang berasal dari kegiatan petanian,
peternakan, industri kecil/menengah, dan domestik yang berupa penggunaan dari
barang konsumsi.
ORP Meter digunakan untuk mengukur kualitas air di kolam renag. Alat ini memiliki
temperatur 0 hingga 55°C. Dengan dimensi 170 x 40 x 23 mm, alat ini emiliki
accuracy dengan Mv ±5mV, pH ±0.1 pH dan Temperature ±1°C..
2. TDS Meter
TDS Meter digunakan untuk mengukur jumlah partikel terlarut pada air minum yang
tidak tampak oleh mata. Total Dissolved Solids (TDS Meter) memiliki satuan satuan
ppm (mg/L). Dengan adanya TDS Meter, aneka partikel terlarut seperti mangan,
tembaga, besi, alumunium dan lainnya yang terdapat pada air akan terukur jumlahnya.
5
Dan dengan adanya TDS Meter akan mengetahui apakah air minum tersebut layak
untuk diminum atau berbahaya bagi kesehatan.
3. Multiparameter
Memiliki kelebihan tahan air dan ekonomis, di mana HANNA HI9813-5 mampu
untuk mengukur konduktivitas, ph, total kepadan terlarut serta suhu pada air. tersedia
tombol khusus pada LCD untuk model pengukuran. Selain itu terdapat pula tombol
untuk kalibrasi titik tunggal pH dan EC/TDS. Sangat cocok digunakan untuk aplikasi
pertanian, hidroponik dan rumah kaca.
5. COD Meter
6
COD Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah oksigen pada air
yang diperluan untuk mengurai seluruh bahan organik. Dalam melakukan
pengukuran, harus mendapatkan sampel air dan melakukan pengukuran pada
kandungan oksigen terlarut yang ada pada sampel yang selama 5 hari telah mengalami
proses inkubasi pada kondisi gelap dan suhu tetap.
6. Turbidity Meter
Turbidity Meter yang berfungsi untuk mengetahui tingkat kekeruhan air akibat
pencemaran lingkungan. Biasanya tingkat dari kekeruhan air akan dapat diketahui
dari besaran NTU (Nephelometric Turbidity Units) (Anisa, 2015)
7
perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun
yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah
menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi
kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.
2 Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.
3 Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri
Air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-
daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa.
8
F. Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh
instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah
dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang
berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap
untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga
berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat
setempat
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis
yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan
pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan
secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
Menurut (Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2017) penanggulangan
pencemaran air dapat di mulai dari diri sendiri yaitu dengan cara:
1. Gunakanlah air air sesuai kebutuhan dan gunakan dengan jumlah yang tepat.
2. Gunakan deterjen yang ramah lingkungan agar dapat terurai dengan cepat di alam.
3. Kurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang bisa merusak lingkungan
seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab rusaknya
ekosistem air
4. Tidak membuang sampah ke sungai, dan Tidak menggunakan sungai untuk
mencuci mobil, truk, dan sepeda motor
5. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
9
6. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
7. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran air adalah perubahan yang disebabkan oleh manusia dalam
kondisi sumber daya air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah. Danau, sungai,
lautan, dan air tanah merupakan bagian penting dari siklus kehidupan manusia dan
siklus hidrologi. Sumber pencemaran air secara umum dapat dikategorikan menjadi 2
(dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber pencemar
kontaminan langsung merupakan sumber pencemaran yang berasal dari titik tertentu
yang ada di sepanjang badan air penerima dengan sumber lokasi yang jelas sedangkan
sumber pencemar kontaminan tidak langsung sumber yang berasal dari kegiatan
petanian, peternakan, industri kecil/menengah, dan domestik yang berupa penggunaan
dari barang konsumsi.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dan lain-lain. Pada
prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-
teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran, Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah
proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat menjadi bahan edukasi
terhadap masyarakat terkait pencemaran air. Dan di harapkan masyarakat dapat
memahami, mengimplementasikan dan menjaga ekosistem air agar pencemaran air ini
tidak terjadi lagi di lingkungan sekitar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Intan S.W. “Kualitas Air Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga Di Desa
Pesarean Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal”. Skripsi. UNNES, Semarang, 2015.
Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2017). Mengatasi Pencemaran Air Yang
Dimulai Dari Diri Sendiri. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/mengatasi-pencemaran-air-
yang-dimulai-dari-diri-sendiri
Webmaster. (2020). Ciri-Ciri Air Yang Tercemar – Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang. https://dlh.semarangkota.go.id/ciri-ciri-air-yang-tercemar/
12