Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan
mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.
Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus
adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan
yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan
tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia
sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis.
Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia
profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki
spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.

Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa


kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut
untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah
awal untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

• Menegetahui anatomi sistem musculoskeletal

• Menegetahui pembagian serta letak anatomi tubuh manusia khususnya


mengenai sistem skeletal, muscular san persendian.

• Memenuhi tugas mata kuliah Basic science Nursing III

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot


(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi.

1. Kerangka tubuh

Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.

2. Proteksi

Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak


dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada
rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).

3. Ambulasi & Mobilisasi

Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh dan

perpindahan tempat.

4. Hemopoesis

Berperan dalam pembentukan sel darah pada red marrow.

5. Deposit Mineral

Tulang mengandung 99 % kalsium & 90 % fosfor tubuh.

2
2.1.1 Pertumbuhan Tulang

Tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan


seimbang hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan
reabsorpsi sehingga terjadi penurunan massa tulang sehingga pada usila
menjadi rentan terhadap injury. Pertumbuhan dipengaruhi hormon & mineral.

2.1.2 Penyusunan Tulang

Tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast
dan osteoklast serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik
terutama kalsium dan fosfor.

2.1.3 Struktur Tulang

Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa
(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis
jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam
kanalikuli tulang kompak.

Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang


merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang
tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang),
jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya
otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi,
pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak


memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium
Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.

3
Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-

serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada
tulang kaki dan tulang tangan.

Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon


(busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-
sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut
trabekula. Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :

1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran
limfe)

2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan²lempengan yang

mengandung sel tulang).

4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke

osteon).

4
2.1.4 Bentuk Tulang

Sistem skelet disusun oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah.


Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :

1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar


contohnya os humerus dan os femur.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa
carpi.

3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os


scapula

5
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.

5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla

6
2.2 Sistem Skelet (Tulang Kerangka)

Susunan tulang atau skelet(kerangka) merupakan salah satu unsur system


penegak dan pengerak. Tulang manusia dihubungkan dengan yang lain melalui
sambungan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan
system lokomotor pasif, yang akan diatur oleh alat-alat lokomotif aktif dari otot.
Sistem skeletal dibagi kedalam kedua bagian besar yaitu axial skeleton yang
terdiri atas tulang kepala, vertebra, sternum, dan tulang iga. Pembagian yang
berikutnya adalah appendicular skeleton yang terdiri dari ekstremitas atas dan
ekstermitas bawah.

7
1. Axial Skeleton

Axial skeleton terdiri dari


• Truncus/ Batang badan
• Skull
 Os Sternum
- Os Occipitale
- Manubrium sterni
- Os Parietale
Cranium - Louis angle
- Os Temporale
- Corpus Sterni
- Os Frontale
- Processus Xyphoideus
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid  Ribs/Costae
- Os Maxilla - Costae vera (1-7)
- Os Palatine - Costae spuriae affixae
Face
- Os Nasal (8-10)
- Vomer - Costae spuriae
- Concha nasal inferior fluctuantes (11-12)
- Os Zygomatic
 Vertebrae
- Os Lacrimal
Lower- Cervical
limb (7)
- Mandibula
- Torakal
− Os (12)
coxae (Os Ilium, Os
- Ossicles auditori & Os Hyoid
- Lumbal Pubis)
Ischium,Os (5)

− Os Femur

− Os Patella

2. Appendikular Skeleton − Os Tibia

− Os Fibula

− Os Tarsals
8
− Ossa Metatarsals

− Ossa phalanges
Upper limb

Os Scapula

− Os Clavicula

− Os Humerus

Os Radius

Os Ulna

Os Carpals

Ossa Metacarpals

Ossa Phalanges

2.2.1 Karakteristik Tulang Kerangka

1. Tulang panjang

Pada bagian tengah tulang panjang terdapat diafise dan ujungnya


disebut epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang
memudahkan gerakan sendi rawan disebut rawan sendi (artikulasio).
Permukaan luar tulang dibungkus oleh selaput tulang (periostinum)
yang merupakan sifat menyerupai jaringan ikat.

2. Tulang atap kepala

Tulang atap kepala terdiri atas 2 lapisan, yaitu substansi kompakta


tubula eksterna (lapisan luar) dan substansi kompakta tubula interna
(lapisan dalam). Diantara dua lapisan ini terdapat substansi spongeosa.
Lubang bagian dalam diafise terdapat ruang yang disebut kavum
medulla yang berisi sumsum tulang kuning (medulla osseum plava) dan
pada lubang substansi spongeosa terdapat sumsum tulang merah

9
(medulla osseum rubra). Permukaan dalam substansi kompakta diliputi
oleh selaput tipis yang disebut endosteum.

Substansi kompakta dan spongeosa ini termasuk jaringan penunjang.


Jaringan penunjang pada jaringan antar sel banyak yang mengandung
kalsium, fosfat, kalsium karbonat, dan memiliki sifat yang keras. Bila
dibandingkan zat-zat organis lebih banyak terdapat dalam tulang anak-
anak daripada lansia sehingga tulang anak-anak lebih lentur (bingkas).

Dalam substansi kompakta terdapat saluran yang dikelilingi oleh


beberapa lapis yang disebut lamella havers (keping tulang yang
membentuk saluran) dan dibawah periostinum terdapat lapisan tulang.

2.2.2 Tulang Tengkorak Bayi

Pada bayi dan anak umur dua tahun, perhubungan tulang ini belum
sempurna seperti orang dewasa. Bentuk sutura pada tulang tengkorak bayi
menyerupai garis dan ditemukan dua buah celah, yaitu frontale mayor dan
frontale minor.

1. Frontale Mayor

Celah ini berbentuk belah ketupat pada sudut pertemuan antara tulang os
parietal kiri dan kanan. Pada bagian depan ujung sutura sagitalis dan
pertengahan sutura koronalis di daerah ubun-ubun puncak kepala, sudut depan
lebih besar dan sudut bel

2. Frontale Minor

Celah ini terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietal dengan os
oksipital, ujung belakang sutura sagitalis berbatas dengan fossa cranii posterior.

10
2.2.3 Rangka Tulang Kepala

Kranium (tulang tengkorak) : dibentuk oleh potongan tulang yang saling


bertautan membentuk kerangka kepala. Tulang-tulang yang membentuk kranium
adalah sebagai berikut :

1. Kerangka otak (neuro kranium)

Gubah tengkorak (klavilaria)

• Os frontale (tulang dahi) 1 buah

• Os parietale (tulang ubun-ubun) 2 buah

• Os oksipitale (tulang belakang) 1 buah

• Os temporale (samping tengkorak 2 buah

2. Tengkorak wajah (spankno kranium)

Bagian hidung

• Os lakrimale (tulang air mata) 2 buah

• Os nasale (tulang hidung) 2 buah

• Os konka nasale (tulang karang hidung) 2 buah

• Os septum nasale (sekat rongga hidung) 2 buah

Bagian rahang

• Os maksilaris (tulang rahang atas) 2 buah

• Os zigomatikum ( tulang rahang bawah) 2 buah

• Os palatum (tulang langit-langit) 2 buah

• Os mandibularis (tulang rahang bawah) 1 buah

11
• Os hyoid (tulang lidah) 1 buah

Perhubungan tulang yang memebentuk kranium sangat kuat. Batas-


batas tempat perhubungan ini berupa garis yang berliku-liku yang disebut sutura
(tautan). Sutura merupakan garis yang berkesinambungan dan saling
berpotongan.

2.2.4 Kerangka Otak (neuro kranium)

Terdiri dari sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak bergerak
disebut sutura. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi kranium dan wajah,
yang terdiri atas lamina eksterna dan lamina interna dipisahkan oleh lapisan
spongeosa.

a. Gubah otak

• Os Frontale

Melengkung ke bawah membentuk margo superior orbita. Pada tulang ini


dapat dilihat adanya arkusnsupersiliaris dan insisura foramen supra orbita,
dibedakan atas 3 bagian:

1) Squama frontalis (bagian atas)

Kafum kranii (bagian tengah)

Fasa Kranii Posterior (bagian belakang)

12
Os Parietal

Dibentuk oleh tulang pipih segi empat di atas kranium terdapat :

1) Fasies eksterna :permukaan luar os parietal yang menonjol tuber


parietal, pada bagian lateral terdapat 2 garis lengkung yang berjalan
sejajar yaitu linea temporalis superior dan linea temporalis inferior

2) Fasies interna : permukaan dalam menghadap ke otak terdapat sulkus


yang bentuknya sesuai dengan tonjolan permukaan meningen.

Os Oksipitalis

Tulang pipih yang berbentuk trapesium dan terletak dibelakang kepala


yang berlubang besar, di bawahnya terdapat foramen magnum yang
menghubungkan rangka otak (cavum kranii) dengan kanalis vertebralis
dan dilalui pangkal medula spinalis. Os oksipitalis dibagi atas 3 bagian
yaitu pars basilaris, pas lateralis, pas squamosa ossis oksipitalis.

13
Os Temporalis

Tulang tengkorak pandangan samping

b. Dasar tengkorak (Basis Kranii)

Os Spenoidale

Os Spenoidale terdiri atas korpus ossis Spenoidale ditengah-tengah kedua


pasang sayap kiri dan kanan, juga sebelah depan atas sayap kecil dan
sebelah belakang bawah sayap besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju
ke bawah disebut prosesus ptergoideusi. Bagian tengah mempunyai lekuk

14
yang disebut sella tursika
(pelana turki) yaitu
kelenjar hipofisis.

Os Ethmoidale

Os Ethmoidale terdiri atas


lamina kribrosa, lamina
perpendikularis, dan
labirintus ethmoidalis.

15
16
c. Tengkorak Wajah (Spankno kranii)

Ossa Maksilaris

Ossa Maksilaris merupakan dua buah tulang menjadi satu yang terdiri atas
5 bagian.

1) Korpus maksilaris : berbentuk kubus, terdapat rongga udara yang


disebut sinus maksilaris.

2) Prosesus frontalis : tonjolan pada sudut media anterior korpus


maksilaris berhubungan dengan os frontalis ke atas dan os ke bawah
medial

3) Prosesus zigomatikus : berhubungan dengan os zigomatikum


membentuk pipi

4) Prosesus alviolaris : membentuk lengkung dan mempunyai lubang di


ujungnya untuk perlengketan dengan gigi.

5) Prosesus palatinum : tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris


membentuk sutura palatina.

Ossa Mandibular

Ossa Nasale

Ossa zigomatikum

Ossa Lakrimale

Ossa Palatum

Ossa Vamer

d. Konka Nasalis Inferior

17
Menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat pada
krista konka nasalis ossis maksilaris dan ossis platina. Bagian tengah terdapat
pintu sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis lakrimalis.

2.2.5 Ekstramitas Superior

Gelang bahu : persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.


Pergelangan ini mempunyai mangkok yang tidak sempurna karena bagian
belakangnya terbuka dibentuk oleh rangka tulang skapula, klavikula, dan
humerus.

Tulang-tulang ekstremitas superoir

• Os Skapula (tulang belikat)

• Os Klavikula (tulang selangka)

• Os Humerus (tulang lengan atas)

• Os Ulna (tulang hasta)

• Os radius (tulang pengumpil)

• Os metakarpalia (tulang telapak tangan)

• Falangus (tulang jari tengah)

2.2.6 Tulang Kerangka Dada

Tulang kerangka dada terdiri atas :

• Kolumna vertebralis ( ruas tulang belakang)

Dibentuk oleh 33 buah os vetebra yang tersusu dari atas ke bawah


mulai dari leher sampai ke tulang ekor

18
a Vetebra servikalis (tulang leher) 7 ruas

Terdiri dari atlas,Aksis (prosesus odontoid), dan Prosesus


prominan.

b Vetebra torakalis (tulang punggung) 12 ruas

Terdiri dari prosesus spinosus, prosesus transverses, prosesus


artikularis.

c Vetebra lumbalis ( tulang pinggang) 5 ruas

d Tulang sakralis (tulang kelangkang ) 5 ruas

Terdiri dari Arikulasio sakro iliaka, promontorium sakralis,


foramina sakralis, san hiatus sakralis.

e Vetebra koksigalis ( tulang ekor) 4 ruas

• Os Kosta (tulang iga)

Os kosta terdiri atas 12 pasang tulang yang dibagi dalam 3 bagian


yaitu kosta vera (iga sejati 1-7), kosta spuira(iga tidak sejati 8-10),
dan kosta fluitantes (iga melayang 11-12)

• Os Sternum (tulang dada)

Terdiri dari Manubrium sterni, korpus sterni, dan prosesus sipoideus.

2.2.7 Ekstremitas Inferior

Ekstermitas inferior terdiri dari :

• Os Koksa (tulang panggul)

Terdiri dari OS ileum (tulang usus), os pubis ( tulang kemaluan),


dan os iskii (tulang duduk).

• Os femur(tulang paha)

19
• Os Patela (tulang tempurung lutut)

• Os Tibia (tulang kering)

• Fibula (tulang betis)

• Os Tarsalia (pangkal kaki)

• Os Metatarsal

• Os Falang pediss

2.3 Sistem Persendian (Ilmu Gerak)

Persambungan tulang atau sendi ( artikulasi) adalah pertemuan dua buah


tulang atau beberapa tulang kerangka. Artrologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang persendian. Persendian antara dua tulang atau lebih yang saling
berhubungan dapat terjadi pergerakan ataupun tidak. Pada awalnya rangka tulang
terbentuk dari jaringan rawan dan juga sebagai pengganti jaringan lainnya. Pada
keadaan tertentu, tulang rawan diganti dengan tulang keras dan jaringan sebagai
jaringan penutup. Dalam perkembangannya jaringan ikat diganti oleh jaringan
rawan.

Untuk memungkinkan terjadinya pergerakan maka ada tempat tertentu


sebagian jaringan ikat dan jaringan rawan diganti dengan jaringan tulang dimana
pada ujung rulang tersebut akan tinggal suatu lempeng jaringan rawan yang
berfungsi sebagai rawan sendi.

Alat gerak dibagi atas dua yaitu alat anggota gerak pasif dan alat anggota
gerak aktif.

• Alat anggota gerak pasif : gerakan yang dilakukan oleh kerangka tulang badan

• Alat anggota gerak aktif : gerakan yang dilakukan oelh otot-otot badan.

Stabilisasi sendi tergantung pada :

20
a) Permukaan sendi : bentuk permukaan tulang memegang peranan penting
pada stabilisasi sendi

b) Ligamentum : ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi secara


berlebihan jika terjadi regangan yang berlangsung lama dan terus-menerus
maka ligamentum fibrosa akan teregang

c) Tonus otot : pada sebagian besar sendi, tonus otot merupakan faktor utama
yang mengatur stabilitas.

2.3.1 Persyarafan Sendi

Kapsula dan ligamentum memiliki saraf sensoris, pembuluh darah


memiliki serabut saraf otonom simpatis, dan tulang rawan yang meliputi
permukaan sendi memiliki sedikit ujung saraf didaerah pinggirnya. Peregangan
berlebihan pada kapsula dan ligamentum dapat menimbulkan refleks kontraksi
otot sekitar sendi, dan peregangan rasa nyeri akibat berkurangnya suplai darah
pada sendi.

Menurut jenis sendi dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini.

a Sendi pelana : permukaan sendi ini hampir datar. Hal ini memungkinkan
tulang saling bergeser satu sama lainya,misalnya persendian yang terdapat
pada bahu yaitu sendi pelana art.sternoklavikular dan art. Akromio
klavikular.

b Sendi engsel : bentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan
gerakan fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan
dengan tulang yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua
arah misalnya sendi siku dan sendi lutut.

c Sendi kondiloid : permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi denga


permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua
bidang dan empat arah (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi).

21
d Sendi elipsoid : permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga
pergerakan (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi
rotasi tidak dapat dilakukan misalnya sendi ibu jari.

e Sendi peluru ( ball and socket) :kepala sendi berbentuk bola pada salah satu
tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti socket,bongkol
sendi tempat masuknya pada mangkok sendi gerakan yang dapat diberikan
keseluruh arah dengan pergerakan sangat bebas (fleksi, ekstensi, abduksi,
dan adduksi, rotasi ) misalanya sendi bahu dan sendi panggul

f Sendi pasak : pada swndi ini terdapat pasak yang dikelilingi cincin
ligamentum bertulang sehingga hanya satu gerakan yang dapat dilakukan
yaitu rotasi misalnya tulang atlas, berbentuk cincin berputar di atas
prosesus odontoid, gerakan radius disekitar ulna pronasi dan supinasi
disebut juga sendi berporos atau sendi putar

g Sendi pelana (sendi timbal balik) : berbentuk pelana kuda yang dapat
memberikan banyak kebebasan untuk bergerak (fleksi, ekstensi, abduksi,
dan rotasi) misalnya ibu jari dapat berhadapan dengan jari yang lain.

2.3.2 Pembagian Sendi

1 Sendi fibrus (sinartrosis)

sendi yang tidak bergerak sama sekali, seperti berikut ini.

a Sutura : persambungan tulang bergerigi, dimana pinggir tulang


dihibungkan oleh jaringan ikat yang tipis diantara tulang tengkorak

22
b Schindylosis : suatu lempeng tulang yang terjepit dalam celah
tulang yang lain misalnya perhubungan antara os maksilaris dan
kedua os palatum, os ethmoidal dan os femur

c Komposis : dimana tulang yang satu berbentuk kerucut, masuk ke


dalam lekuk yang sesuai dengan bentuk dari tulang yang lain
misalnya antara gigi dengan alveoli dari os maksilaris dan os
mandibilaris.

d Schindrosis : dimana jaringan perhubungan dari sendi terdiri dari


tulang rawan misalnya antara epifise dan diafise pada orang
dewasa antara kedua ossa pubika.

23
2 Amfiartosis

Suatu sendi yang pergerakannya sedikit karena komponen sendi


tidak cukup. Permukaan dilapisi oleh bahan yang memungkinkan
pergerakan sendi sedikit, misalnya sendi antara manubrium sterni
dengan korpus sterni dan sendi antara tulang vetebra.

3 Diartosis (sendi sinovial)

Sendi dengan pergerakn bebas. Permukaan sendi diliputi oleh lapisan


tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi, susunan ini yang
memungkinkan sendi gerak bebas. Rongga sendi dibatasi oleh membran
sinovial yang terletak dari pinggir permukaan sendi ke permukaan sendi
yang lain.

Berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :

1. Sendi Fibrosa

Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua tipe


sendi fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2)
sindesmosis yang terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu
ligamen di antara tulang. Sendi ini mempunyai pergerakan yang
terbatas.

2. Sendi Kartilago/tulang rawan

Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong oleh
ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi

24
kartilaginosa yaitu sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh
persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi sendi kostokondral
adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang
tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan
selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh
sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi sendi pada tulang
punggung.

3. Sendi Sinovial/sinovial joint

Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan


sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam
kapsul), cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen
yang berfungsi memperkuat kapsul sendi. Cairan sinovial normalnya
bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.
Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil (1
sampai 3 ml).

25
Macam-macam pergerakan sendi diantaranya adalah :

• Fleksi • Rotasi • Opposisi

• Ekstensi • Pronasi • Protraksi

• Abduksi • Supinasi • Elevasi

• Adduksi • Inversi • Depresi

Gerak yang dihasilkan oleh sendi sinovial

Wrist joint Atlanto-occipital


joint

26

Radioulnar joint Carpometacarpal 1 joint


2.3.3 Alat-alat khusus persendian

a. Kapsula artikularis : melekat pada epikondilus medialis permukaan


depan, humerus di atas fossa koronoidea dan fossa radialis sebelah
bawah melekat pada permukaan anterior prosesus koronoideus ulna.

b. Ligamentum kolateral ulna : ligamentum ini tebal merupakan tiga


buah pita berbentuk segitiga. Ligamentum ini berhubungan dengan
M. Triseps brakhii, flexor karpi ulnaris, nervus ulnaris merupakan
origo dari M. Flexor digiterum sublimis.

c. Ligamentum kolateral radiale : merupakan pita sederhana


menghubungkan epikondilus lateralis humeri dengan ligamentum
ulnare berhubungan dengan tendon M. Supinator.

d. Artikulasi radioulnaris proksimal : merupakan sendi antara sirkum


ferensia artikularis radii dengan insisura radialis ulna dan
ligamentum ulnare.

27
e. Artikulasi radioulnaris distalis : sendi antara sirkumferensia
artikularis kapituli ulna dengan insura radii, rongga sendi berbentuk
huruf L dibentuk oleh ulna dan radius permukaan sendi sangat luas
sehingga terdapat kemungkinan yang luas untuk pergerakan supinasi
dan pronasi.

f. Sinartrosis : kedua ulna dan radius dihubungkan oleh koroidea


obligue dan membran interosa antebrakii.

2.4 Sistem Otot

Sistem muscular atau otot dalam tubuh memiliki fungsi umum untuk
pergerakan, membentuk postur tubuh dan memproduksi panas. Otot didalam
tubuh manusia terdiri atas otot rangka,otot polos dan otot jantung. Sifat fisiologis
dasar dari otot adalah :

• Contractily : mampu berkontraksi atau memendek

• Excitability/irribility : kemampuan menerima dan berespon terhadap stimulus

• Extensibility : kemampuan untuk meregang

• Elasticity : kemampuan untuk kembali pada ukuran semula setelah


berkontraksi ataupun meregang.

Otot membentuk 43% berat badan. Lebih dari 1/3-nya merupakan protein
tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.

Proses vital di dalam tubuh (seperti Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh


darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.

28
Fungsi sistem otot rangka:

ჲ Menghasilkan gerakan rangka.

ჲ Mempertahankan sikap & posisi tubuh.

ჲ Menyokong jaringan lunak.

ჲ Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.

ჲ Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi → panas

Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka
disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel

29
otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap
sel otot dipisahkan oleh endomisium.

Organisasi otot rangka terdiri dari :

1. Otot

2. Fasikula

3. Serabut Otot

4. Miofibril

5. Miofilamen

Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :

1. Sarkolema (membran sel serabut otot)

2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)

3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein &


enzim.

4. Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium)

5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)

30
Tipe jaringan otot :

 Otot polos

memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom


(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh
(viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme
aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan terhadap
kelelahan

 Otot rangka

memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),


melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dari metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat,
mengalami tetani, & cepat lelah.

 Otot jantung

memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom


(involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES
& RS, sumber energi dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak
mengalami tetani, & tahan terhadap kelelahan

31

Otot rangka Otot jantung


BAB III

SIMPULAN

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot


(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi.

32

Anda mungkin juga menyukai