Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kerangka terdiri atas tulang, tulang rawan, sendi dan ligament. Dan
merupakan sekitar 20% dari massa tubuh. Tulang merupakan bagian terbesar dari
kerangka; tulang rawan hanya terdapat pada tempat – tempat tertentu seperti
hidung, ujung iga dan sendi, yang memungkinkan gerakan. Sendi, yang merupakan
batas antar tulang, memungkinkan kerangka bergerak tanpa mengalami cedera.
Kerangka manusia terdiri dari kedua tulang menyatu dan individu yang
didirikan dan didukung oleh tendon (bagian otot dengan yang link ke tulang), otot
dan ligamen (pita jaringan ikat dimana dua atau lebih tulang ditempatkan bersama-
sama dengan satu sama lain pada sendi ). Tulang utama dalam tubuh manusia
adalah tulang paha di kaki atas, dan yang paling miniscule adalah tulang stapes di
telinga tengah. kerangka merupakan 15% dari berat total tubuh, dan sekitar
setengah dari berat ini adalah air. Kerangka manusia terdiri dari tiga komponen
utama, Tulang, tulang rawan dan sendi Associated. Kerangka manusia dapat dibagi
menjadi dua divisi yaitu: Axial Skeleton dan Appendic Skeleton.
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri
tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh
darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga
tulang merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat dan
membawa barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah organ yang kita
butuhkan untuk melakukan aktifitas sehari–hari. Sehingga kita tidak dapat
membayangkan bagaimana terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada
tulang kita.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Anatomi
a. Anatomi Skeletal
Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur
yang membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum
fungsi dari sistem skeletal adalah:
1. Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh,
2. Sebagai alat gerak pasif,
3. Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,
4. Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone
marrow),
5. Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium, dan
6. Menyimpan lemak (yellow bone marrow).
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Rangka manusia
terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh.
Secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi
menjadi dua yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota
tubuh). Ada empat fungsi utama jaringan tulang :
1. Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan
otot untuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang
merupakan alat gerak pasif.
2. Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga
sumsum tulang.
3. Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai
mineral yang penting seperti kalsium dan phospat.
4. Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan
perkembangan sel darah.
Komposisi Tulang
Tulang terdiri dari 2 bahan:
1. Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang)
2. Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari:

2
1. Sel (2%) :
1. Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel
pembentuk tulang
2. Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang
3. Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan
tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang.
2. Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral
(osteoid=tulang muda)
a. Fungsi Tulang
1. Menggambarkan bentuk tubuh
2. Penentuan tinggi seseorang
3. Perlindungan organ tubuh yang lunak
4. Tempat melekatnya otot
5. Sebagai alat gerak pasif
6. Menghasilkan sel-sel darah
7. Tempat penimbunan mineral seperti; calsium dan posfor
b. Klasifikasi Tulang
1. Menurut bentuknya
a. Os longum (tulang panjang) misalnya : humerus tibia femur dsb.
b. Os brevis ( tulang pendek) misalnya : ossa carpalia ossa tarsalia
c. Os planum (tulang pipih) misalnya : scapula cranii
d. Os pneumaticum (tulang berongga) misalnya : os maxillaris ossis
ethimoidalis
e. Os irreguler (tidak beraturan) misalnya : vertebra.
f. Os sesamoidea tulang yang terdapat pada persedian misalnya : patella dan
beberapa tulang pada persendian jari-jari tangan dan kaki.
Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang
rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang
dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus,
hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.

3
Mengapa bila anak-anak mengalami patah tulang, cepat menyambung
kembali? Hal ini dikarenakan pada anak-anak masih banyak memiliki tulang
rawan, sehingga bila patah mudah menyambung kembali. Proses perubahan
tulang rawan menjadi tulang keras, disebut osifikasi.
b. Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas)ruang antar
sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat
keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO3 ) dan
kalsium fosfat ( Ca( PO4 )2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam
tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah
yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras:
- tulang paha
- tulang lengan
- tulang betis
- tulang selangka
Bentuk Tulang
Menurut bentuknya tulang terbagi 3 macam, yaitu:
1. Tulang pipa
Bentuknya bulat, panjang dan tengahnya berongga
Contohnya :
- tulang paha
- tulang lengan atas
- tulang jari tangan
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah
2. Tulang pipih
Bentuknya pipih ( gepeng )
Contohnya:
- tulang belikat
- tulang dada
- tulang rusuk
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih

4
3. Tulang pendek
Bentuknya pendek dan bulat
Contohnya:
- ruas-ruas tulang belakang
- tulang pergelangan tangan
- tulang pergelangan kaki
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
1). Tulang tengkorak
Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan
organ penglihatan. Hubungan antartulang yang terdapat pada tempurung kepala
termasuk jenis suture yaitu tidak ada gerak.
2) Tulang hyoid
Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak
di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya
beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia.
3) Tulang belakang (vertebrae)
Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae (baca: vertebre) ber
fungsi menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakan misalnya berdiri duduk atau
berlari. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian. Mari kita simak tabel
penyusun tulang belakang di bawah ini!
Tulang leher ke-1 bersendi dengan tulang kepala belakang (osipitalis)
sehingga memungkinkan kepala kita dapat mengangguk. Tulang leher ke-2
mempunyai tonjolan yang bersendi dengan tulang leher ke-1 memungkinkan
kepala kita dapat menggeleng.
4) Tulang dada (sternum) dan Tulang rusuk (costa)
Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) bersama-sama
membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada
yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan
tulang belakang (vertebrae). Perhatikan penyusun tulang dada (sternum) dan
tulang rusuk (costa) berikut ini!
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak.
Rangka apendikuler terdiri atas bahu tulang-tulang tangan telapak tangan

5
panggul tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun
alat gerak tangan dan kaki.
5). Tulang belikat (Skapula)
Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan merupakan
bagian pembentuk bahu. Coba raba tulang belikat (skapula) bagian kiri dengan
tangan kirimu atau tulang belikat (skapula) bagian kanan dengan tangan
kananmu!
6). Tulang panggul (Koksa)
Setiap makhluk vertebrata memiliki jumlah tulang panggul (Koksa) 2. 1
bagian terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi pada bagian kanan. Tulang
panggul membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi untuk menahan berat
tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul (Koksa) sebetulnya terdiri dari 3
tulang yaitu ileum ischium dan pubis. Namun setelah dewasa ketiga tulang ini
bersatu menjadi tulang panggul (koksa).
7). Tangan dan kaki
Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan telapak
tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang hanya
mempunyai dua ruas. Telapak kaki manusia melengkung dan tidak kaku
sehingga berfungsi sebagai pegas ketika berjalan.
Jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % BB dan otot menyusun kurang lebih
50 %. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem muskuloskeletal sangat tergantung
pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan terhadap
organ vital termasuk otak jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan
kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke
tulang memungkinkan tubuh bergerak. Matriks tulang menyimpan kalsium
posfor magnesium dan fluor. Lebih dari 99 % kalsium tubuh total terdapat dalam
tulang. Sumsum tulang merah terdapat dalam rongga tulang menghasilkan sel
darah merah dan putih dalam proses yang dinamakn hematopoesis. Kontraksi
otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas
untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Perkembangan dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
1. Tulang didahului oleh model kartilago.

6
2. Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago
dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan
ruang-ruang.
3. Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk
tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang
(osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.
4. Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis
yang menghasilkan tiga pusat osifikasi.
5. Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang
sehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah
secara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas
mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua
runag mebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang
mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk tulang.
6. Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi
dengan korpus.
Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone
sebagai berikut :
 Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor.
Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai
contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan
berkurang.
 Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan
kadar kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal.
 Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia
pada usia dewasa.
 Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi
hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk
meningkatkan aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
 Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam
peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk
pada masa sebelum pubertas.
 Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.
 Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat
peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat
menopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan
konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis).

7
Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan
masa tulang.
Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu rangka aksial
(membentuk sumbu tubuh, meliputi tengkorak, kolumna vertebra, dan toraks) dan
rangka apendikular (meliputi ekstremitas superior dan inferior).
Berdasarkan bentuknya dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa
penggolongan:
1. Tulang panjang, yaitu tulang lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai, dan
kaki (kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulang ini
disebut diafisis, sedangkan ujungnya disebut epifisis.
2. Tulang pendek, yaitu tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.
3. Tulang pipih, yaitu tulang iga, bahu, pinggul, dan kranial.
4. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang vertebra dan tulang wajah
5. Tulang sesamoid, antara lain tulang patella dan tulang yang terdapat di
metakarpal 1-2 dan metatarsal 1.
Rangka aksial
Tengkorak
Tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut
meliputi:
 Tulang frontal
 Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi
anterior, berbatasan dengan tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada
tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut sinus frontalis,
yang terhubung dengan rongga hidung.
 Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua
belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfungsi dengan penuh.
 Tuberositas frontal adalah dua tonjolan yang berbeda ukuran dan biasanya
lebih besar pada tengkorak muda.
 Arkus supersiliar adalah dua lengkungan yang mencuat dan menyatu
secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut glabela.
 Tepi supraorbital yang terletak dibawah lengkungan supersiliar dan
membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (takik pada
beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan saraf.

8
 Tulang temporal
 Terdapat dua tulang temporal di setiap sisi lateral tengkorak.
Antara tulang temporal dan tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa.
Persambungan antara tulang temporal dan tulang zigomatikum disebut
sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu
penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus
(liang telinga).
 Bagian skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis
yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus menonjol dari bagian
skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan
bagian temporal dari setiap tulang zigomatikus untuk membentuk arkus
zigomatikus.
 Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat
dari samping. Bagian ini berisi stuktur telinga tengah dan telinga dalam.
 Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus
mastoid adalah tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang telinga.
Pada orang dewasa prosesus mastoideus mengandung ruang-ruang udara,
yang disebut sel-sel udara mastoid mastoid (sinus), dan dipisahkan dari
otak oleh sekat tulang yang tipis. Inflamasi pada sel udara mastoid
(mastoiditis) dapat terjadi akibat infeksi telinga tengah yang tidak diobati.
 Bagian timpani terletak disisi inferior bagian squamosa dan sisi anterior
dari bagian mastoid. Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori
eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang ramping untuk melekat pada
ligamen stiloid.
 Tulang parietal
 Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain
melalui sutura sagitalis. Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang
parietal dan tulang temporal.
 Sutura sagital yang menyatukan tulang kiri dan kanan adalah sendi mati
yang disatukan fibrokartilago.
 Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal
 Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital

9
 Tulang oksipital
 Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang
tengkorak. Antara tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh
sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital terdapat foramen magnum,
suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis. Di sisi
foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang
menghubungkan oksipital dengan tulang atlas (C1).
 Foramen magnum adalah pintu oval besar yang dikelilingi tulang
oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dengan rongga
spinal.
 Protuberans oksipital eksternal adalah suatu proyeksi yang mencuat
diatas foramen magnum.
 Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval pada tulang oksipital yang
dengan berartikulasi vertebra serviks pertama, atlas.
 Tulang sphenoid
Tulang sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-
parieto-temporal yang satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi
menjadi greater wing dan lesser wing, di mana greater wing berada lebih lateral
dibanding lesser wing. Kanalis optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing).
Selain itu terdapat juga sella turcica (yang melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus
sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).
 Tulang ethmoid
 Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang
tulang nasal dan lakrimal. Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah
crista galli (proyeksi superior untuk perlekatan meninges), cribriform
plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang melewatkan
nervus olfaktori), perpendicular plate (bagian dari nasal septum) dan
konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga
hidung.
 Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit – langit rongga
nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori. Bagian krista galli
(disebut demikian karena kemiripannya dengan jengger ayam jantan)
adalah prosesus halus tringular yang menonjol kedalam rongga kranial

10
diatas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat perlekatan
perlapis otak.
 Lempeng perpendikular menonjol kearah bawah disudut kanan lempeng
kribriform dan membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua
rongga nasal.
 Massa leteral mengandung sel – sel udara atau sinus etmoid tempat
mensekresi mukus.
 Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum. Menonjol secara
medial dan berfungsi untuk memper luas area permukaan rongga nasal.
(konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri).
Sedangkan tulang wajah meliputi:
 Tulang mandibula
Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan
tulang temporal melalui prosesus kondilar.
 Tulang maksila
 Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi
antara lain prosesus palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan
prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.
 Prosesus alveolar, mengandung soket gigi bagian atas
 Prosesus zigomatikus, memanjang keluar untuk bersatu dengan tepi
infraorbital pada orbital.
 Prosesus palatines, membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.
 Sinus maksilar, yang kosong sampai kerongga nasal, merupakan bagian
dari empat sinus paranasal.
 Tulang nasal
Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan
berbatasan dengan tulang maksila.
 Tulang lakrimal
Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid
dan tulang maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.
 Tulang zigomatikum
Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan
tulang frontal, temporal dan maksila.
 Tulang palatin

11
Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior
palatum.
 Tulang vomer
Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).
Kolumna vertebra
Kolumna vertebra, menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spinalis.
Kolumna ini terdiri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokartilago
intervertebal.
Ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan
tulang vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum dan tiga sampai lima tulang
koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks. Ke-31 pasang saraf spinal keluar
melalui foramina (foramen) intervertebralis diantara vertebra yang letaknya
bersebelahan
Struktur khas vertebra
1. Badan atau setrum menyangga sebagian besar berat tubuh.
2. Lengkung saraf (vertebra), terbentuk dari dua pedikel dan lamina, membungkus
rongga saraf dan menjadi lintasan medulla spinalis.
3. Prosesus spinosa menonjol dari arah lamina ke arah posterior dan inferior untuk
tempat perlekatan otot.
4. Prosesus transversa menjorok ke arah lateral
5. Prosesus pengartikulasi inferior dan prosesus pengartikulasi superior menyangga
faset untuk berartikulasi dengan vertebra atas dan vertebra bawah.
Variasi regional pada karakteristik vertebra
 Vertebra serviks memiliki foramina tranversal untuk litasan arteri vertebra,
vertebra serviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk menyangga dan
menggerakkan kepala.
 Atlas: vertebra serviks pertama dan tidak mimiliki badan
 Aksis: vertebra serviks kedua, memiliki prosesus odontoid yang
menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas
 Vertebra serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang,
sehingga dapat teraba dan terlihat pada pangkal leher. Oleh karena itu,
vertebra ini sering disebut sebagai vertebra prominens.
Vertebra toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah ke bawah,
dan memiliki faset artikular pada prosesus transversus, yang digunakan untuk artikulasi

12
tulang iga. Vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus
spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol hampir searah garis horizontal. Sakrum
adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan vertebra lumbal
kelima. Di arah lateral, banyak terdapat foramen (lubang) pada sakrum untuk lintasan
arteri dan saraf. Tepi anterior bagian atas sacrum adalah promontoilum sakrum suatu
tanda obstetric yang dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan ukuran pelvis. Koksiks
(tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum yang kemudian
membentuk sendi dengan sedikti pergerakan. Pergerakan ini penting selama melahirkan
untuk membentuk jalur keluar kepala janin.
a. Lengkung pada kolumna vertebra
1. Lengkung primer, yaitu konkaf atau cembung (berbentuk C) terbentuk
pada area toraks dan pelvis selama pertumbuhan janin.
2. Lengkung sekunder, yaitu konveks atau cekung terbentuk pada spina
serviks setelah kelahiran saat bayi mulai mengangkat kepalanya, dan
pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan berjalan.
3. Lengkung abnormal
 Skoliosis: lengkungan lateral spina pad rotasi vertebra. Muncul
selama masa pertumbuhan yang cepat (masa remaja).
 Kifosis (punggung bungkuk): lengkung posterior yang berlebihan
pada bidang toraks.
 Lordosis (swayback): lengkung arterior yang berlebihan pada area
lumbal.
Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual yang disebut sebagai
vertebra. Terdapat sekitar 26 vertebra, meliputi 7 vertebra servikal, 12 vertebra torakal,
5 vertebra lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra individual) dan 1
vertebra koksigeal (yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil).
Secara umum, bentuk vertebra terdiri atas korpus vertebra, lengkung vertebra,
foramen vertebra, prosesus transversus, prosesus spinosa, prosesus artikular inferior,
prosesus artikular posterior, pedikulus dan lamina.
Terdapat sedikit perbedaan antara vertebra segmen servikal, torakal, dan lumbar:
 Pada vertebra segmen servikal, korpus berukuran relatif lebih kecil
dibandingkan segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus
terdapat foramen (lubang) transversus, yang fungsinya untuk melewatkan
arteri vertebralis. Artikulasi antara satu vertebra servikal dengan vertebra

13
servikal lainnya (melalui sendi apophyseal) membentuk sudut sekitar 45
derajat. Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies artikulasi untuk
dens axis (C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan
dengan oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis
yang akan berartikulasi dengan atlas (C1).
 Pada vertebra segmen torakal, korpus berukuran relatif lebih besar
dibandingkan segmen servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan
segmen lumbar. Tidak ada foramen transversus. Khas pada vertebra segmen
torakal adalah adanya facies untuk artikulasi dengan tulang iga (kostal).
Facies ini ada yang terletak di prosesus transversus dan ada yang terletak di
prosesus spinosa.
 Pada vertebra segmen lumbar, korpus berukuran relatif lebih besar
dibandingkan dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Adanya
prosesus asesorius pada prosesus transversus dan prosesus mamilaris pada
prosesus artikulasi superior menjadi ciri khas pada segmen lumbar.
 Pada vertebra segmen sakral, bentuknya khas seperti sayap yang melebar
dengan penonjolan ke depan pada artikulasi lumbo-sakral yang disebut
sebagai promontory. Vertebra segmen sakral terdiri atas 5 vertebra
individual, yang dihubungkan satu sama lain melalui celah transversus dan
memiliki 8 foramen sakral. Di bagian posterior terdapat celah yang disebut
hiatus sakralis.
 Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4-5 segmen koksigeal
individual yang terhubung dengan vertebra segmen sakralis.
Dilihat secara lateral, kolumna vertebra yang tersusun mulai dari servikal hingga
koksigeal membentuk lengkung yang khas, yaitu lordosis servikal, kyphosis torakal,
lordosis lumbar dan kyphosis sakral. Lordosis servikal terbentuk ketika seorang bayi
mulai belajar menegakkan kepalanya (usia 3 bulan), sedangkan lordosis lumbar
terbentuk ketika seorang anak mulai belajar berdiri.

Toraks

14
Toraks merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organ-organ
penting di dalamnya. Secara umum toraks tersusun atas klavikula, skapula, sternum, dan
tulang-tulang kostal.
 Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan
berartikulasi dengan klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula juga
berhubungan dengan humerus melalui fossa glenoid.
 Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula melalui
akromion, dan di ujungnya yang lain berartikulasi dengan manubrium
sternum.
 Sternum merupakan suatu tulang yang memanjang, dari atas ke bawah,
tersusun atas manubrium, korpus sternum, dan prosesus xyphoideus.
Manubrium berartikulasi dengan klavikula , kostal pertama, dan korpus
sternum. Sedangkan korpus stenum merupakan tempat berartikulasinya
kartilago kostal ke-2 hingga kostal ke-12.
 Tulang-tulang kostal merupakan tulang yang berartikulasi dengan vertebra
segmen torakal di posterior, dan di anterior berartikulasi dengan manubrium
dan korpus sternum. Ada 12 tulang kostal; 7 kostal pertama disebut kostal
sejati (karena masing-masing secara terpisah di bagian anterior berartikulasi
dengan manubrium dan korpus sternum), 3 kostal kedua disebut kostal palsu
(karena di bagian anterior ketiganya melekat dengan kostal ke-7), dan 2
kostal terakhir disebut kostal melayang (karena di bagian anterior keduanya
tidak berartikulasi sama sekali).

15
Rangka apendikular
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang
lengan serta tungkai. Terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai, dan
tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan
tungkai pada rangka aksial
Girdel pektoral memiliki dua tulang klaviula dan skapula berfungsi untuk
melekatkan tulang lengan kerangka aksial.
Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi : tepi
vertebra (medial) yang panjang terletak paralel dengan kolumna vertebra, tepi superior
yang pendek melandai kearah ujung bahu, dan tepi lateral merupakan tepi ketiga
pelengkap segitiga mengarah ke lengan.
Bagian spina pada scapula adalah hubungan tulang yang berawal dari tepi vertebra
dan melebar saat mendekati ujung bahu. Spina berakhir pada prosesus akromion, yang
berartikulasi dengan klavikula: bagian ini menggantung persendian bahu.
Prosesus korokoid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang
berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagai otot dinding dada dan lengan. Rongga
glenoit (fosa glenoit) adalah suatu ceruk dangkal yang ditemukan pada persendian tepi
superior dan lateral. Bagian ini mempertahankan letak kepala humerus (tulang lengan).
Klavikula (tulang kolar) adalah tulang terbentuk S, yang secara lateral,
berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara mendial dengan
manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular. Dua pertiga
bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konfeks, atau melengkung ke depan.
Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau melengkung
kebelakang. Klavikula berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot leher, toraks,
punggung dan lengan.
Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan tulang
tangan. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala
membulat yang masuk kedalam rongga glenoid, bagian leher yang anatomis dan bagian
batang yang memanjang kearah distal.
Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak diujung atas batang
tulang dan memberikan tempat untuk perlekatan otot. Batang tulang dibawah tuberkel
menyempit menuju suatu bidang yang disebut leher surgikal karena kecenderungan
humerus untuk mengalami fraktur diarea ini. Bagian tengah batang tulang kebawah
adalah tuberositas deltoid kasar yang berfungsi untuk tempat perletakan otot deltoid.

16
Bagian ujung bawah dari tulang humerus melebar dan masuk kedalam tonjolan
epikondilus medial dan lateral tempat asal otot-otot lengan atas dan tangan. Saraf ulnar
memanjang dibelakang epikondilus medial dan responsif terhadap tiupan atau tekanan,
sehingga mengakibatkan ‘’sensasi kesemutan pada tulang’’.
Permukaan artikular humerus tersusun dari kapitulum lateral [kepala kecil],
yang menerima tulang radius lengan bawah, dan troklea [pullei], tempat tulang ulna
lengan bawah bergerak.
Prosesus koronoid terletak diatas troklea pada permukaan anterior; sedang
prosesus olekranon juga terletak diatas trokleal, tetapi dipermukaan posterior. Indentasi
ini berfungsi untuk menerima bagian-bagian dari tulang lengan bawah saat tulang-
tulang tersebut bergerak. Tulang pada lengan bawah adalah ulna pada sisi medial dan
tulang radius di sisi lateral (sisi ibu jari) yang dihubungkan dengan suatu jaringan ikat
felsibel
Ekstremitas atas
Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna,
karpal, metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
 Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal
dan berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina,
korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas
dan lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion.
Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket
dengan humerus, yaitu fossa glenoid.
 Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral
dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai
penahan skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
 Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan
dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki
beberapa bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel
minor dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa
bagian antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle
medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi

17
dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus
ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.
 Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi
anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa
olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada
humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak
fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini
berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah
distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang
disebut sebagai prosesus styloid. Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak
di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan
humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid
(dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel,
memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan
radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya
gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial,
juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid. Ujung proksimal
[ujung atas] tulang ulna tampak seperti yang terurai. Bagian atas pulinan tersebut
adalah prosesus oleklanon, yang masuk dengan pas kedalam fosa oleknanon humerus
saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah pilihan adalah prosesus kronoid,
yang masuk dengan pas kedalam frosa koronoid humerus saat lengan bawah
berefleksi penuh. Takik radial, yang terletak dibawah prosesus koronoid,
mengakomodasi bagian kepala dari tulang radius.
Ujung distal (bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang
disebut kepala. Bagian ini berartikulasi dengan prosesus ulnar tulang radius. Bagian
kepala memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.
 Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada
posisi anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal,
terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain
tulang scaphoid dan tulang lunate.

18
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada
posisi anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal,
terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain
tulang scaphoid dan tulang lunate. Ujung proksimal tulang radius adalah kepala
berbentuk diskus yang berartikulasi dengan kapitulum homerus dan takik radial
tulang ulna.
Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang
radius tepat dibawah bagian kepala. Ujung distal tulang radius memiliki permjukaan
karpal konkaf yang beraktikulasi dengan tulang pergelangan tangan, sebuah takik
ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah
prosesus stiloid di sisi lateral.
 Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung
distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara
tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah
scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis
terdiri dari tulang berikut ini:
1) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai
perahu
2) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bula sabit
3) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudu
4) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang.
 Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan
bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal.
Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan
menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang
karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti
menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu.
Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang
sesamoid.

19
Tangan (metakarpus) tersusun dari 5 tulang metakarpal. Semua tulang
metacarpal sangat serupai, kecuali untuk ukuran panjang metakarpal pertama pada
ibu jari. Setiap tulang metakarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang
berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan. Sebuah batang,
dan sebuah kepala terpilih yang berartikulasi dengan sebuah tulang falang, atau
tulang jari. Kepala tulang metakarpal membentuk buku jari yang menonjol pada
tangan.
 Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di
setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya
(phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang
phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk
menggenggam sesuatu.
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di
setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya
(phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang
phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk
menggenggam sesuatu. Tulang jari (phalanges). Setiap jari memiliki tiga tulang,
yaitu tulang falang proksimal, medial dan falang distal. Ibu jari hanya memiliki
tulang falang proksimal dan medial.
Barisan tulang distal terdiri dari:
1) Trapezium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena
permukaannyayangn banyak
2) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi sisi juga
3) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang berat dan besar
4) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai
kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.
Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal,
metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.

 Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium,

20
pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi
dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis
terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai
puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul
kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-
ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang
femur.
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium,
pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi
dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis
terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai
puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul
kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-
ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang
femur. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tugkai bawah dan
melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang
punggul (disebut juga ossa koksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang
bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan
sakrum.
Tulang punggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros
pemegang serta dua baling-baling. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti
cangkir, disebut asetabulum, yang menerima kepala femur, atau tulang paha,
dipersendian panggul. Ilum adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas
dan keluar asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Krista iliaka
tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul.
Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung
posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina ini menjadi tempat
perlekatan otot dan ligament.
Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar dibawah spina
iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka
posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior. Di bawah spina iliaka
posterior superior, tapi posterior tulang ilium membentuk lekukan yang dalan
disebut takik skiakik besar.

21
Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas.
Tepi medialnya ikut membentuk takik skiatik besar. Pada sisi inferior takik skiatik
besar adalah bagian spina iskial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya
ligament dari sakrum. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang menyokong tubuh
dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha
posterior. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping yang
memanjang ke arah depan dan keatas untuk menyatu dengan ramus pubis
inferioryang bmemanjang kebawah dari tulang pubis. Tulang pubis melengkapi
baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini terutama terdiri dari
dua batang tulang: ramus pubis superior dan inferior. Ramus pubis superior dan
ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain digaris tengah
simfisis pubis. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan
tulang pubis dibawah simfisis.
Foramen abturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus iskial,
terdapat ramus iskial ramping iskial, ramus pubis inferior, ramus pubis superior.
Foramen ini merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi
dengan membran obturator.
Perbedaan pelvis menurut jenis kelamin
Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan perempuan,
maka sekitar 50% perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati perempuan,
yang diameternya lebih lebar dan lebih panjang disbandingkan pelvis laki-laki,
yang memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
Pengukuran pelvis menunjukan bebragai variasi : sebenarnya, ada banya
variasi bentuk dan ukuran pelvis diantara sesama perempuan, dan juga antara
perempuan dan laki-laki.
Hubungan anatomis pelvis
Pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang menjulang dari kedua
ilia dan konkavitasna, serta dengan dua sayap pada dasar sakrum. Pelvis sejati
(kecil) terbentuk dari sekrum dan koksiks, serta ileum, pubis, dan iskium pada
kedua sisinya.
Pembatas pada pembukaan pelvis sejati, atau inlet pelvis, disebut
brimpelvis. Diameter rongga pelvis berkaitan erat dengan proses melahirkan.

22
Dimensi dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas iskial, rimbawa sifisi pubis,
dan ujung koksiks, secara obsterik juga penting.
Saat lahir, ilium, iskium, dan pubis yang tersusun terutama dari jaringan
kartilago, terurai dan mulai terpisah. Iskium dan pubis mulai mengeras menjadi
jaringan tulang yang menyatu pada usia 7-8 tahun : osifikasi total dari semua
jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.
 Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi
dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di
daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter
minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat
condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan
untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi
dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di
daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter
minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat
condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan
untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar. Femur
(paha) : tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka
tubuh. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi
dengan asetabulum.Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami
depresi,fovea kapitis,untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala
tulang agar tetap di tempatnya dan membawa pembulu darah ke kepala tersebut.
Femur tidak berada pada garis vertical tubuh.Kepala femur masuk dengan pas ke
asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari bagian leher
femur;dengan demikian,batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang
pelvis saat paha bergerak. Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang
dari 125 derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek. Di bawah bagian
kepala yang tirus adalah bagian leher yang tebal,yang terus memanjang sebagai
batang. Garis intertrokanter pada permukaan anterior dan Krista intertrokanter di
permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
Ujung batas batang memiliki dua prosesus yang menonjol.Trokanter besar
dan trokanter kecil,sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian

23
panggul. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja. Linea
aspera,yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot. Ujung bawah batang
melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral.
Pada permukaan posterior,dua kondilus tersebut membesar dengan fosa
interkondilar yang terletak di antara keduanya. Area triangular di atas fosa
interkondilar disebut permukaan popliteal. Pada permukaan anterior,epikondilus
medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar.Permukaan artikular halus yang
terdapat diantara kedua kondilus adalah permukaan patelar,yang berbentuk konkaf
untuk menerima patela(tempurung lutut).
 Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial
dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan
lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur.
Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain
itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia
membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial
dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan
lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur.
Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain
itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia
membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial. Tibia
adalah tulang medial yang besar;tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke
bagian kaki.Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral.Yang
berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial dan
lateral (meniskus). Berada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan
artikular. Tonjolan interkondilar terletak di antara dua kondilu. Kondilus lateral
menonjol untuk membentuk faset fibular,yang menerima bagian kepala fibula.
Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligament
patella,menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
Krista tibial (anterior),lebih umum disebut tulang kering adalah punggung
batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah.
Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan

24
kaki.Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada
sisi medial pergelangan kaki.
 Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral
dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia.
Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk
artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang
letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula
berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus
lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. Fibula adalah tulang
yang paling ramping dalam tubuh, panjangnya proposional,dan tidak menopang
berat tubuh. Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang tersedia
sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai. Bagian kepala fibula berartikulasi
dengan faset fibular di bawah kondilus lateral tulang tibia. Ujung bawah batang
berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia,dan memanjang
ke arah lateral menjadi maleolus lateral,yang seperti moleolus tibia lateral,dapat
diraba di pergelangan kaki.
 Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan
tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu
calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan
sebagai tulang penyanggah berdiri.
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan
tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu
calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan
sebagai tulang penyanggah berdiri.
Tulang tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan,tetapi berukuran
lebih besar tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan,dan falang
pada jari kaki juga menyerupai falang jari tangan. Tulang talus berartikulasi dengan
maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula untuk membentuk
persendian pergelangan kaki.Oleh karena itu,bagian menopang seluruh berat
tungkai,yang tersebar setengah ke bawah ke arah tumit dan setengah lagi ke depan
pada tulang-tulang pembentuk lengkung kaki. Tulang kalkaneus terletak di bawah

25
talus dan menonjol di belakang talus menjadi tulang tumit.Tulang ini menopang
talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah
Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk
berartikulasi dengan talus dan permukaan anterior berbentuk konveks untuk
berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
Ketiga tulang kuneiform yang berbentuk baji,diberi nomor dari sisi medial
ke sisi lateral, sebagai kuneiform pertama,kedua,dan ketiga. Masing-masing tulang
berartikulasi dengan tulang tarsal bernomor sama;tulang koneiform ketiga juga
berartikulasi dengan tulang tarsal ketujuh,yaitu tulang kuboid tulang koneiform ini
membentuk arkus transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
 Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal
dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari)
terdapat 2 tulang sesamoid. Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi
dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang
metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. Tulang kuboid berartikulasi di
sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan kelima di sisi posterior,tulang ini
berartikulasi dengan kalkaneus. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari
lima tulang metatarsal yang ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian
dasar,batang,dan bagian kepala. Tulang-tulang metatarsal dikenal dengan urutan
nomor dari satu sampai lima,mulai dari sisi medial ibu jari kaki. Bagian dasar
metatarsal berartikulasi dengan tarsal. Bagian kepalanya berartikulasi dengan
falang. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki. Bagian
kepala metatarsal pertama memiliki 2 tulang sesamoid yang melekat pada
permukaan plantarnya. Ke – 14 falang pada jari – jari kaki, seperti halnya falang
jari tangan. Tersusun dalam barisan proksimal, medial. Ibu jari kaki hanya memiliki
falang proksimal dan distal.
 Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu
jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di
ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

b. Anatomi Muskulus

26
Otot pada manusia merupakan anggota sistem gerak aktif. Otot hampir
terdapat di seluruh bagian tubuh manusia. Otot merupakan komponen pada
pergerakan internal pada vertebrata.
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak. Otot
adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah berkontraksi yang
berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh baik yang di sadari maupun
yang tidak.
Kecuali otot polos , sistem otot berkembang dari lapisan
germinativum dan terdiri dari otot rangka, polos, dan jantung. Otot rangka
berasal dari mesoderm pakarsial, yang membentuk somit dan regio oksipital
sampai sakral dan somitomer di kepala. Otot polos berdiferensiasi dari meroderm
splaknik yang mengelilingi usus dan turunan turunanya serta dari eksoderm ( otot,
pupil, kelenjar mamaria dan kelenjar keringat). Otot jantung berasal dari mesoderm
splanknik yang mengelilingi tabung jantung.
Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah
berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh baik yang di
sadari maupun yang tidak. Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh
manusia memiliki lebih dari 600 otot rangka. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan
panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa menjadi gerakan
dan energi panas.
Otot rangka melekat pada tulang secara langsung ataupun dengan bantuan
tendon. Otot bekerja berpasangan satu berkontraksi dan lawannya relaksasi
sehingga otot bisa menggerakan berbagai bagian dari tubuh manusia seperti lutut
yang bisa dibengkokan maupun di luruskan.
Bagian-bagian sistem otot rangka manusia
Otot rangka yang jumlahnya lebih dari 600 macam mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki yang berfungsi untuk menggerakan seluruh tubuh kita sbb:
 Otot frontalis yang berfungsi untuk mengangkat alis mata, posisi nya terletak di
sekitar alis
 otot orbikularis okuli berfungsi untuk menutup kelopak mata, posisinya terletak
di kelopak mata
 Otot orbikularis oris berfungsi untuk mengkerutkan bibir
 Otot sternokleidomastoid yang berfungsi untuk memiringkan kepala
 Otot trapezius berfungsi untuk memperkuat bahu
27
 Otot pektoralis major berfungsi untuk memutar lengan
 Otot pektoralis minor berfungsi untuk menarik bahu kebawah
 Otot triseps dan otot biseps berfungsi untuk menggerakan lengan
 Otot serratus anterior yang berfungsi untuk menarik bahu kesekeliling
 Otot interkosta berfungsi untuk mengangkat rusuk
 Otot rektus abdominis berfungsi untuk mengempiskan dinding perut
 Otot sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan
lutut
 Otot guadriseps femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut
 Otot gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut
 Otot tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat kaki
 Otot peroneus berfungsi untuk melengkungkan kaki
 Otot latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung
 Otot gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul
 Otot archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu
menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki
tiga kemampuan khusus yaitu :
1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan
yang ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan
relaksasi.
Jenis-jenis otot pada manusia yaitu
a. Otot Rangka
Otot rangka dinamakan demikian karena memang menempel pada rangka.
Otot dan rangka dihubungkan oleh struktur yang dinamakan dengan tendon. Otot
rangka selanjutnya akan berfungsi sebagai penggerak rangka, yang secara
keseluruhan akan menyebabkan gerak pada bagian tertentu dari tubuh manusia dan
vertebrata lain.

28
Otot rangka memiliki struktur dasar berupa sel otot yang lebih sering
disebut sebagai serabut otot. Serabut otot secara struktural terdiri dari miofibril-
miofibril yang tergabung dan dibungkus oleh membran sarkolema (sarkolema:
membran sel otot). Serabut otot ini sebenarnya merupakan sel otot yang berbentuk
memanjang dengan ciri khas inti dan mitokondria yang banyak.
Miofibril tersusun atas sarkomer, suatu struktur pengulangan pola tunggal
yang menyebabkan terbentuknya lurik pada otot rangka. Satu sarkomer terbentang
dari garis Z hingga garis Z selanjutnya. Di antara garis Z terdapat irisan miofilamen
tipis dan tebal, serta garis M yang berada di tengah zona H. Zona H merupakan
zona ditengah yang pada saat otot pada kondisi tidak berkontraksi hanya terdiri dari
filamen tebal (miosin) tanpa perpotongan dengan filamen tipis (aktin).
Garis Z disebut juga sebagai pita I (zona gelap). Garis Z merupakan tempat
terjadinya invaginasi dari sarkolema (membran plasma sel otot), yang dipinggirnya
terdapat miofilamen tipis atau aktin. Invaginasi tersebut menyebabkan
terbentuknya saluran transversal ke dalam miofibril yang dinamakan dengan
tubulus T. Tubulus tersebut berperan sebagai tempat penghantaran potensial aksi
dari kerja sistem saraf.
Sementara itu, irisan antara dua macam filamen otot, garis M, dan zona H
membentuk kompartemen yang dinamakan dengan pita A (zona terang). Garis M
merupakan persambungan antara dua filamen tebal (miosin).
Begitulah struktur ringkas dari serabut otot. Sementara itu, serabut otot (sel
tunggal otot) rangka bergabung membentuk berkas serabut otot yang dilapisi oleh
membran yang dinamakan fasikulus. Satu berkas serabut menyusun satu jaringan
otot (contoh: otot trisep), yang dilindungi oleh selaput pembungkus atau fasia.
Setelah struktur diketahui, hal lain yang penting adalah sifat-sifat otot
rangka baik struktural maupun fisiologisnya. Sifat otot rangka adalah sebagai
berikut:
a. memiliki lurik
b. berinti banyak dan terletak di tepi
c. bekerja dibawah pengaruh saraf sadar (volunter)
d. mampu bereaksi secara cepat namun mudah lelah
e. menempel pada rangka
Otot rangka bekerja jika ada stimulus. Stimulus pada otot rangka akan sampai di
bagian yang dinamakan dengan MEP (motor end plate). MEP merupakan ujung akson

29
dari sel saraf motorik yang berbentuk menebal. Proses penghantaran stimulus dari akson
ke membran sel otot (sarkolema) diperantarai oleh neurotransmitter.
b. Otot Jantung
Otot jantung dinamakan dengan otot kardiak (cardiac muscle). Otot ini
ditemukan pada jantung vertebrata. Sebagaimana kita tahu, otot jantung memiliki kerja
di pengaruhi oleh saraf tak sadar dan mampu bekerja dalam jangka waktu yang sangat
lama (tidak mudah lelah).
Otot jantung memiliki lurik sebagaimana otot rangka. Berbeda dengan otot
rangka, otot jantung memiliki inti sel tunggal dan serabut ototnya memiliki
percabangan. Percabangan tersebut dinamakan dengan diskus interkalaris (intercalar
disc). Adanya diskus interkalar berperan dalam meningkatkan kecepatan perambatan
sinyal. Hal tersebut menyebabkan bagian tertentu dari jantung dapat berkontraksi secara
bersamaan, misalkan otot pada ventrikel saat memompa darah.
Jantung manusia tersusun atas ventrikel dan atrium. Konsep struktur
menentukan fungsi memudahkan pemahaman mengapa otot pada dinding ventrikel
lebih tebal dibandingkan atrium. Otot pada ventrikel lebih tebal karena digunakan untuk
memompa darah keluar dari jantung, sehingga memerlukan kekuatan kontraksi yang
lebih dibandingkan atrium. Otot dinding ventrikel kiri merupakan otot dengan bagian
paling tebal karena fungsinya memompa darah menuju seluruh bagian tubuh. Hal itu
tentunya memerlukan tenaga kontraksi yang lebih besar.
c. Otot Polos
Di dalam tubuh, otot polos lebih banyak terdapat di organ-organ visceral tubuh
manusia. Otot polos banyak ditemukan di organ-organ pencernaan dan pembuluh darah.
Sesuai dengan namanya, otot polos memiliki ciri khas serabutnya yang polos alias tidak
memiliki lurik. Hal itu disebabkan karena susunan filamen aktin dan miosin pada otot
polos tidak tersusun secara teratur sebagaimana otot rangka, kadang malah tersusun
secara spiral.
Ciri lainnya, ukuran serabut otot polos lebih kecil dibandingkan dengan serabut
otot rangka. Serabut otot polos berbentuk lancip pada kedua ujungnya. Inti sel hanya
satu dan terletak di tengah serabut. Serabut juga tidak membentuk tubulus T, sehingga
reaksi otot polos cenderung lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka. Kontraksi
otot polos berbeda dengan otot rangka. Kontraksi otot polos menyebabkan filamennya
melekat satu sama lain, sehingga waktu kontraksi bisa bertambah tanpa menggunakan
ATP yang banyak.

30
Cara kerja otot polos
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar
dan otot menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu
mendapat suatu rangsang, maka reaksi terhadap berasal dari
susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot polos
tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
a. Otot Lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan
berinti banyak, letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan
diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak
menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya
tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam,
yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka
mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan
tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak
susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti
sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang (Ville,1984).
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka
termasuk otot-otot lurik berada di bawah kehendak kita.
Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga terdapat dalam
kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot
lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata
Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap
serabut turut dengan berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya
berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan daraf sadar (otot
valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut
otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot
sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi
kerja otot lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.
Struktur Otot Ekstremitas
Anatomi Otot Ekstremitas Bawah

31
Otot rangka atau otot serat-lintang adalah otot yang melekat ke tulang dan
bertanggung jawab atas gerakan tulang-tulang dalam kaitannya satu sama lain. Otot
rangka ini dipersarafi oleh sistem saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran.
Otot rangka membentuk sekitar 40% dari berat tubuh pria dan 32% pada wanita. Otot
rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak bercabang.
Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan
saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan
lurik. Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus
dengan rapat dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria.
Warna merah dari otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti
hemoglobin dalam sarkoplasma. Setiap miofibril mempunyai lurik(striasi) terang dan
gelap secara bergantian, disebut pita I dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2
tipe filamen, satu mengandung protein aktin, dan lainnya mengandung protein myosin.
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke
tulang. Tendon menyalurkan gayayang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. Serat
kolagen dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan olehsel-sel fibroblas. Namun,
bisa juga jaringan otot langsung bertautan dengan tulang atau bergabung dahulu dengan
jaringan ikat, akhirnya bertautan dengan tulang.
Origo otot adalah tempat pertautan yang tetap atautidak dapat berpindah, sedang
Insersio adalah tempat pertautan pada atau dekat terjadinya gerakan tulang.
Kontraktilitas yaitu kemampuan otot untuk mengadakan respon (memendek)
bila dirangsang (otot polos1/6 kali; otot rangka 1/10 kali). Ekstensibilitas
(distensibilitas) yaitu kemampuan otot untuk memanjang bila otot ditarik atau ada
gayayang bekerja pada otot tersebut bila otot rangka diberi beban.
Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah mengalamiekstensibilitas atau distensibilitas (memanjang) atau kontraktilitas
(memendek).
Eksitabilitas elektrik yaitu kemampuan untuk merespon terhadap rangsangan
tertentu dengan memproduksi sinyal-sinyal listrik disebut tindakan potens.

2. Fisiologi
a. Sistem Skeletal
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori :
tulang panjang (misal. Femur), tulang pendek (misal. Tulang Tarsalia), tulang

32
pipih (misal sternum), dan tulang tak teratur (misal. Vertebra). Bentuk dan
konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja
padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius)
atau kortikal (kompak). Tulang panjang (misal. Femur berbentuk seperti tangkai
panjang dengan ujung yang membulat). Batang, atau diafisis, terutama tersusun
atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis dan terutama
tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan
merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa
mengalami kalsifikasi. Ujung tulang panjang tertutupi oleh kartilago artikular
pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk penyangga berat badan dan
gerakan. Tulang pendek misal metakarpal terdiri dari tulang kanselus ditutupi
selapis tulang kompak, tulang pipih (misal. Sternum) merupakan tempat penting
untuk hematopoesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital.
Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara dua tulang kompak. Tulang
tak teratur vertebrata mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya.
Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya
terdiri atas tiga jenis dasar osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast
berfungsi dalam pembentukan tulang denagn mensekresikan matriks tulang.
Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan[asam folisakararida]) dan proteoglikan. Matriks merupakan
kerangka dimana garam-garam mineral anorgenik ditimbun. Osteosit adalah sel
dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam
osteon (unit matriks tulang) osteoklast adalah sel multinuklear (berinti banyak
yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodelling tulang).
Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa ditengah
osteon terdapat kapiler di sekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang
yang dinamakan lamela. Di dalam lamela terdapat osteosit, yang memperoleh
nutrisi melalui prosesus yang berlanjut kedalam canaliculi yang halus (kanal
yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari
0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrous padat dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya

33
tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum
mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling lekat
dengan tulang yang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk
tulang.
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga
sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas,
yang melarutkan tulang untuk memeliharan rongga sumsum, terletak dekat
endosteum dan dalam lakunaHowship (cekungan dalam permukaan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam ronga sumsum
( batang) tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah, yang
terutama terletak disternum, ileum, vertebra dan rusuk pada orang dewasa,
bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan putih. Pada orang
dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang
kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh
metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang
kompak melalui kanal Volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien
yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina
(lubang-lubang kecil). Arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang.
Sistem vena ada yang mengikuti arteri ada yang keluar sendiri.
Pembentukan tulang. Tulang mulai terbenuk lama sebelum kelahiran.
Osifikasi adalah proses dimana matriks tulang (di sini serabut kolagen dan
substansi dasar) terbentuk pengerasan mineral (disini garam kalsium) ditimbun
di serabut kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif. Serabut kolegan
memberi kekuatan terhadap tarikan pada tulang, dan kalsium memberikan
kekuatan terhadap tekanan kepada tulang.
Ada dua model dasar osifikasi : intramembran dan endokondral.
Penulangan intramembranus dimana tulang tumbuh di dalam membran, terjadi
pada tulang wajah dan tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami
penyenbuhan, terjadi union secara fibrus. Bentuk lain pembentukan tulang
adalah penulangan endokondral, dimana terbentuk dahulu model tulang rawan.
Pertama terbentuk jaringan serupa tulang rawan (osteoid), kemudian mengalami
resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakan tulang di tubuh terbentuk dan
mengalami penyembuhan melalui osifikasi endokondral.

34
Pemeliharan tulang. Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam
keadaan peralihan yang konstan (resorpsi dan pembentukan tulang). Kalsium
adalah tulang orang dewasa diganti dengan kecepatan sekitar 18% per tahun.
Faktor pengatur penting yang menentukan keseimbangan antara pembentukan
dan resorbsi tulang antara lain stress terhadap tulang, vitamin D, hormon
paratiroid, kalsitonin, dan peredaran darah.
Vitamin D berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan
meningkatkan penyerapan kalsium dalam darah dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D
mengakibatkan defisit mineralisasi, deformitas dan patah tulang.
Hormon paratiroid dan kalsitonin adalah hormon utama yang mengatur
homeostasis kalsium. Hormon paratiroid mengatur konsentrasi kalsium dalam
darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahan kalsium dari tulang.
Sebagai respon kadar kalsium darah yang rendah, peningkatan kadar hormon
paratiroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, dimineralisasi tulang dan
pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan
penimbunan kalsium dalam tulang.
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang menurunnya
pasokan darah atau hiperemia (kongesti) akan terjadi penurunan osteogenesis
dan tulang mengalami osteoporosis. Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang
kehilangan aliram darah.

b. Penyembuhan Tulang

Kebanyakan patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika


tulang mengalami cedera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan
parut. Namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Umumnya patah tulang
sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang mengalami cidera, fragmen
tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut,, namun tulang mengalami
regenerasi sendiri. Mengutip pendapat Smeltzer (2002), tahapan penyembuhan
tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan
kalus (osifikasi), dan remodeling.
Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang

35
cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen
tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera
kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan
membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.

Tahap Proliferasi Sel.


Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk
benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoklast
(berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan
kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang.
Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum,
tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh
gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang
berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh
menunjukkan potensial elektronegatif.
Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh
mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara
langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu
waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang
rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi
digerakkan.
Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga
minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang
panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai
empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah
bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati
dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling

36
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya
modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang
melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang
kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang
kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis
mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis
menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil
proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan.
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak
dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif,
sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang
negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.

c. Sistem Persendian
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi
di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian
diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan
dengan persendian tersebut), danmenurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah
gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
Klasifikasi structural persendian
1. Sendi fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini
biasanya terikat mis, sutura tulang tengkorak. Kadang sendi dapat sedikit
bergerak.
2. Sendi kartilago
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh
jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago mis, antara korpus
vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan
sedikit bebas.
3. Sendi synovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umm. Sendi ini biasanya
memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya : lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan, dll) tetapi beberapa sendi synovial secara relative tidak
bergerak (misalnya : sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul

37
fibrosa dibatasi dengan membrane synovial tipis. Membrane ini menskresi
cairan synovial kedalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Permukaan
tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan
ini berhubungan dengan tulang.
Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang sebagian
memisahkan tulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang)
Klasifikasi fungsional persendian
1) Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
2) Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan
hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
3) Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin.
4) Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
5) Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago,yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan.
6) Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas
dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli.
7) Diartrosis adalah sendi yang bergerak bebas,disebut juga sendi synovial.
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul
sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada
sendi synovial dilapisi kartilago artikular.
Ciri – ciri sendi diartrosis
 Pada setiap sendi bagian ujung sendi ditutupi oleh tulang rawan
hialin yang halus, dilapisi oleh selubung fibrus kapsul sendi
 Kapsul dilapisi oleh membran sinovial yang mensekresi cairan
pelumas dan peredam getaran dalam kapsul sendi (cairan synovial),
sehingga tidak terjadi kontak/sentuhan antar permukaan tulang
 Untuk membentuk sendi maka antar tulang dihubungkan dengan
ligamen (pita jaringan ikat fibrus)
 Ligamen dan tendon otot yang melintasi sendi sehingga jaga
kestabilan sendi

38
Diantara permukaan tulang rawan sendi terdapat diskus artikularis
Jenis – jenis sendi diartrosis
 Sendi Peluru
Kepala sendi yang bulat tepat masuk di dalam rongga cawan sendi
sehingga memungkinkan gerakan bebas penuh.
Contoh: Sendi panggul dan bahu
 Sendi Engsel/Hinge
Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang sehingga arah gerak
hanya pada satu arah.
Contoh: Siku dan lutut
 Sendi Pelana
Permukaan sendi berbentuk pelana, arah sumbu yang satu permukaan
cembung dalam arah sumbu yang lain cembung.
Contoh: Pada dasar ibu jari
 Sendi Pivot / Kisar
Gerakan rotasi sesuai dengan arah panjang tulang untuk melakukan
aktivitas.
Contoh: Sendi antara radius dan ulna (untuk membuka pintu)
 Sendi Peluncur
Gerakan ke semua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia
di pergelangan tangan.
 Sendi Kondiloid
Mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, lateral ke
belakang dan ke depan sehingga flexi, extensi, abduksi, adduksi (ke samping)
Contoh: Temporomandibula
Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membrane synovial, dan ditemukan
di luar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga
dapat ditemukan di area percabangan tendon atau otot di atas tulang yang menonjol atau
secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.

39
Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat
pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang
berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
Body Movement
 Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sudut antara dua tulang atau duan
bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan),
menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk
torso kea rah samping.
 Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan
(meninggikan bagian dorsal kaki)
 Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
 Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak
meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.
 Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-
bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah
belakang.
 Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat
lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan
abduksi jari tangan dan jari kaki.
 Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke
aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
 Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu
sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala.
 Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang
mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
 Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan
menghadap ke depan.
 Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk
membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan
membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendiaan
panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.

40
 Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai
menghadap ke dalam atau kea rah medial.
 Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap kea rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna
untuk berjalan diatas daerah yang rusak dan berbatu-batu.
 Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang
bawah ke depan, atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
 Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat
meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
 Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan
mulut (mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
 Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat
membuka mulut.
Tulang-tulang dalam tubuh dibungkus satu sama lain dengan sendi atau
artikulasi yang memungkinkan berbagai macam gerakan. Berapa pun besarnya
gerakan yang mungkin dilakukan, hubungan antara dua tulang atau lebih
dinamakan sendi. Ada tiga macam sendi : sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
Sendi sinartrosis adalah sendi yang tak dapat digerakkan, misalnya adalah sendi
pada tulang tengkorak. Amfiatrosis, seperti sendi pada vertebra dan simfisis
pubis, memungkinkan gerakan terbatas. Tulang dipisahkan oleh tulang rawan
fibrus. Diartrosis adalah sendi yang mampu digerakkan secara bebas, jenis sendi
diartrosis
 Sendi peluru, misal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan
gerakan bebaspenuh.
 Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan
contohnya adalah siku dan lutut.
 Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak
lurus. Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
 Sendi privot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna.
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar
pegangan pintu.
 Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas ke semua arah dan
contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
Pada sendi yang dapat digerakkan, ujung persendian tulang ditutupi oleh
tulang rawan hialin yang halus. Persendian tulang tersebut dikelilingi oleh
41
selubung fibrus kuat kapsul sendi. Kapsul dilapisi oleh membran, sinovium,
yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran ke dalam kapsul sendi.
Maka, permukaan tulang tidak dapat kontak langsung. Pada beberapa sendi
sinovial terdapat diskus fibrokartilago di antara permukaan tulang rawan sendi.
Bagian ini merupakan peredam getaran.
Ligamen (pita jaringan ikat fibrus) mengikat tulang dalam sendi,
menjaga stabilitas sendi. Pada beberapa sendi, ligamen antara sendi (mis.
Ligamen krusiatum di lutut) terletak di dalam kapsul sendi dan memperkuat
stabilitas sendi.
Bursa adalah suatu kantung berisi cairan sinovial yang terletak di titik
pergeseran. Bursa biasanya merupakan bantalan bagi pergerakan tendon,
ligamen dan tulang di siku, lutut, dan beberapa sendi lainnya.

d. Sistem Otot Skelet


Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur dan fungsi
produksi panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau
aponeurosis (lembaran jaringan ikat fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang
jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot menyebabkan dua titik perlekatan satu
sama lain. Otot bevariasi ukuran an bentuknya bergantung aktivitas yang
dibutuhkan. Otot akan berkembang dan terpelihara bila digunakan secara aktif.
Proses penuaan dan disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot sehingga
jaringan otot kontraktil akan diganti oleh jaringan fibrotik.
Otot tubuh tsusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang
terbungkus oleh jaringan fibrus yang dinamakan epimisium atau fasia. Semakin
banyak fasikuli yang terdapat dalam otot semakin rinci dalam gerakan yang
ditimbulkan. Kecepatan kontraksi otot berbeda-beda. Mioglobulin merupakan
pigmen protein yang serupa dengan hemoglobin yang terdapat dalam otot lurik.
Mioglobin bemanfaat sebagai transpor oksigen untuk memenuhi kebutuhan
metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot. Otot mengandung
sejumlah besar mioglobulin (otot merah) yang ternyata berkontraksi lebih
lambat dan lebih kuat ( misal otot pernafasan dan postur) . otot yang sedikit
mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi cepat dan dalam waktu yang
lama (misal otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh mengandung
baik serat otot merah maupun serat otot putih. Tiap sel otot (sering juga disebut

42
serabut otot) mengandung mio fibril yang pada gilirannya tersusun atas
seklompok sarkomer, yang merupakan unit kontrkatil otot skelet yang
sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal sebagai filamen tebal dan tipis.
Filamen tipis tersusun terutama oleh protein yang dikenal sebagai aktin. Filamen
tebal tersusun terutama oleh protein miosin.
Kontraksi otot skelet. Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing-
masing komponen sarkomer. Kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi
antara miosin dalam filamen tebal dan aktin dalam filamen tipis, yang saling
mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar ion kalsium. Filamen tebal
dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer
menurun, filamen miosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali
kepanjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat
berinteraksi tanpa ada kalsium. Serabut otot akan berkontraksi sebagai respon
terhadap rangsangan listrik. Bila terangsang, sel otot akan membangkitkan suatu
potensial aksi dengan cara serupa dengan yang terlihat pada sel saraf. Potensial
aksi ini akan menjalar sepanjang membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion
kalsium kedalam sel otot yang sebelumnya tersimpan dalam organel khusus
yang dinamakan retikulum sarkoplasmikum adalah kalsium yang
memungkinkan interaksi antara aktin dan sarkomer. Segera setelah membran sel
mengalami depolarisasi, membran ini akan kembali ke tegangan membran
istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari sarkomer oleh reakumulasi aktif
dalam retikulum sarkoplasmikum, dan otot kembali relaks.
Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan yang dibawa oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot
terjadi dalam motot end plate. Neuron yang mengatur yang aktivitas sel otot
skelet. Dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal dari kornu anterior
korda spinalis. Dibutuhkan energi untuk berkontrkasi otot dan relaksasi.
Banyaknya energi yang diperlukan oleh otot skelet berbeda-beda, sangat
meningkat selama latihan. Sumber energi untuk sel otot adalah adenosin trifosfat
(ATP) yang dibangkitkan melalui metabolisme oksidatif seluler. Kreatinin fosfat
yang juga terdapat dalam sel otot, berperan sebagai cadangan kedua energi
metabolisme ; dapat dikonversi menjadi ATP bila perlu pada aktifitas rendah,
otot skelet mensintesis ATP dari oksidasi glukosa menjadi air dan
karbondioksida selama rasa aktivitas tinggi, bila tidak tersedia oksigen yang

43
memadai, glukosa terutama dimetabolisme menjadi asam laktat. Meskipun ATP
juga dapat dihasilkan selama produksi asam laktat, proses ini tidak efisien bila
dibandingkan dengan jalur oksidatif. Sehingga diperlukan lebih banyak glukosa
dan harus disediakan oleh glikogen otot. Glikogen adalah suatu tepung yang
dibuat dari glukosa, disimpan dalam sel selama periode istrirahat, dan
dipergunakan dalam periode aktivitas. Kelelahan otot mungkin disebabkan oleh
pemecahan glikogen dan simpanan energi serta penumpukan asam laktat sebagai
akibatnya, lingkaran kontraksi dan relaksasi otot tak dapat berlanjut.
Selama kontraksi otot, energi yang dilepaskan dari ATP tidak seluruhnya
digunakan oleh aparatus kontraktil. Kelebihan energi ini akan dilepaskan dalam
bentuk panas. Selama kontraksi isometrik, hampir semua energi dilepaskan
dalam bentuk panas; selama kontraksi isotonik, sebagian energi dikeluarkan
dalam bentuk kerja mekanis. Pada keadaan tertentu, seperti pada saat menggigil
karena kedinginan, kebutuhan untuk menghasilkan panas merupakan rangsangan
utama untuk kontraksi otot.
Jenis-Jenis Kontraksi Otot
Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan kontraksi isotonik maupun
isometrik. Pada kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga
yang dihasilkan oleh otot meningkat ; contohnya adalah bila kita mendorong
dinding yang tak dapat digerakkan. Kontraksi isotonik, sebaliknya, ditandai
dengan pemendekan otot tanpa peningkatan tegangan dalam otot contohnya
adalah fleksi lengan atas. Pada aktivitas normal, kebanyakan gerakan otot adalah
kontraksi isotonik dan isometrik. Misalnya ketika berjalan, kontraksi isotonik
menyebabkan pemendekan tungkai, dan selama kontraksi isotonik kekakuan
tungkai akan mendorong lantai. Tonus otot. Otot yang sedang relaksasi
menunjukkan suatu keadaan yang selalu siap untuk berespons terhadap setiap
rangsangan kontraksi. Keadaan yang selalu siap ini dikenal sebagai tonus otot
dan disebabkan karena tetap terjaganya beberapa saraf otot dalam keadaan
kontraksi. Organ indra dalam otot ( spindel otot) selalu memantau tonus otot.
Tonus otot menjadi paling minim saat tidur dan meningkat ketika seseorang
dalam keadaan cemas. Otot yang tonusnya kurang dari normal disebut flaksid;
otot yang tonusnya lebih tinggi dari normal spastik. Pada kerusakan lower motor
neuon (misal. Polio), otot yang mengalami denervasi akan menjadi atonik (lunak
dan menggelambir) dan atrofi.

44
Kerja Otot
Otot mampu melakukan gerakan dengan hanya kontraksi. Melalui
koordinasi kelompok-kelompok otot , tubuh mampu melakukan berbagai macam
gerakan. Penggerak utama adalah otot yang menyebabkan gerakan tertentu. Otot
yang membantu pergerakan utama dinamakan sinergis. Otot yang menyebabkan
gerakan yang berlawanan dengan penggerak utama dikenal sebagai antagonis.
Otot antagonis harus rileks untuk memberi kesempatan penggerak utama untuk
berkontraksi, menghasilkan gerakan. Misalnya, ketika kontraksi bisep
menyebabkan fleksi sendi siku, bisep merupakan penggerak utama dan trisep
sebagai antagonis. Bila otot mengalami paralisis, orang tetap dapat memperoleh
kembali fungsi otot melalui kelompok sinergis untuk mengkoordinasi
sedemikian rupa untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan. Penggerak
sekunder kemudian menjadi penggerak utama.
Gerakan tubuh yang dapat dihasilkan oleh kontraksi otot sangat banyak.
Fleksi ditandai dengan adanya lipatan pada sendi (misal. siku). Gerakan nyang
berlawanan adalah ekstensi, atau peluru sendi. Abduksi adalah gerakan yang
menjauhkan diri dari setengah tutbuh. Gerakan yang mendekati garis setengah
tubuh adduksi. Rotasi adalah gerakan memutar pada sumbu tertentu misal. Sendi
bahu. Sirkumduksi adalah gerakan ibu jari yang berbentuk corong. Gerakan
khusus tubuh meliputi supinasi (membalik telapak tangan keatas), pronasi
(membalik telapak tangan keatas), inversi (memutar telapak kaki kedalam),
eversi (lawan gerakan inversi), protraksi ( menarik dagu ke depan), dan retraksi
(menarik dagu ke belakang).
Latihan, Disuse, dan Perbaikan
Otot harus selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan kekuatannya. Bila
otot berulang-ulang mancapai tegangan maksimum atau mendekati maksimum
selama waktu yang lama, seperti pada latihan beban teratur, maka irisan
melintang otot akan membesar (hipertrofi). Ini disebabkan karena penambahan
ukurab masing-masing serat otot tanpa peningkatan jumlah serta otot. Hipertrofi
hanya bisa dipertahankan selama latihan dilanjutkan.
Fenomena sebaliknya bila terjadi disus otot dalam waktu yang lama.
Pengecilan ukuran otot dinamakan atrofi. Tirah baring dan immobilisasi akan
menyebabkan kehilangan massa dan kekuatan otot. Bila immbobilisasi karena
suatu modalitas penanganan (misal. Pada gips dan traksi), kita dapat mengurangi

45
efek immbolitas pasien dengan latihan isometrik otot-otot dibagian yang
diimobilisasi. Latihan kuadriseps ( mengencangkan otot paha) dan latihan
gluteal (mengencangkan otot bokong) dapat membantu mempertahankan
kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat
badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah
terjadinya atrofi otot. Ketika otot mengalami cedera, harus diistirahatkan dan
immobilisasi sampai terjadi perbaikan . otot yang sudah sembuh kemudian harus
dilatih secara progresif untuk mencapai kemampuan fungsional dan kekutatan
seperti sebelum cedera.

e. Fenomena Listrik dan Ion


Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi)
syaraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum
terjadi potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi
depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh) dalam kuantum kecil
secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di syaraf motoriknya,
pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate
menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang membrane sel
otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma membuka dan
melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar keseluruh
sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan troponin C dengan ion Ca
mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding sites
untuk kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut
memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin
dan myosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi
hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi di kepala myosin yang memungkinkan
pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen bergerak saling bergeser
(sliding of myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi
otot. Seluruh peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf
motorik hingga pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling.
Berdasarkan urutan kejadian pada perangsangan otot rangka, jika
dilakukan rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka maka hasilnya
akan terlihat perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 2 milidetik

46
sedangkan perubahan mekanik berlangsung selama 10 – 100 milidetik
bergantung pada tipe serat otot rangkanya.
Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial aksi di membrane
serat otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa pergeseran miofilamen
Jika kemudian impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca dalam sitoplasma
akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa
aktif. Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament
aktin tertutup kembali, ikatan aktin dan myosin terlepas sehingga terjadilah
relaksasi otot.

47
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat
berdiri tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya
pembuluh darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan
lunak, juga tulang merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk
mengangkat dan membawa barang-barang yang berat. Secara anatomi tulang
dibagi menjadi 2 yaitu tulang pipih dan tulang panjang. Pembagian rangka tubuh
manusia di kelompokkan atas 2 bagian yaitu : skeleton aksial dan skeleton
apendikular.
Sistem musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan
bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat
badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ – organ penting
dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan
bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak,
disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah
putih ( tepatnya di sumsum tulang ) dalam proses yang disebut hematopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4
katagori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak
beraturan.
Kerangka manusia terdiri dari tiga komponen utama, Tulang, tulang
rawan dan sendi Associated. Kerangka manusia dapat dibagi menjadi dua divisi
yaitu: Axial Skeleton dan Appendic Skeleton.
Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah
berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh baik yang
di sadari maupun yang tidak. Jenis jenis otot yaitu: otot lurik, otot polos, dan
otot jantung

48
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.Jakarta : EGC


Guyton and Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Smiltizer, Suzane C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta :
EGC
Syaifuddin.1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta: penerbit
buku kedokteran

49

Anda mungkin juga menyukai