KELOMPOK III
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Rezky Nefianthi, M. Si.
6) Proses Osifikasi
Osifikasi adalah proses pembentukan tulang rawan menjadi tulang keras di
dalam tubuh manusia. Karena itulah, fungsi tulang pada tubuh akan jadi lebih optimal
setelah melalui proses osifikasi. Osifikasi adalah pembentukan tulang yang melibatkan 3
sel penting di dalam tubuh, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
-Osteoblas: sebagai sel pembentuk tulang
-Osteosit: sebagai sel tulang dewasa
-Osteoklas: sebagai sel pemecah tulang
Ketiga sel tersebut akan membentuk tulang melalui dua jenis osifikasi, yaitu osifikasi
intramembran dan osifikasi endokondral.
A. Osifikasi Intramembran
Osifikasi intramembran merupakan pembentukan tulang yang terjadi pada
bagian tengkorak serta tulang pipih lainnya. Beberapa tahapan osifikasi intramembran
yang terjadi di dalam tubuh manusia antara lain:
1. Pembentukan Pusat Osifikasi
Sel induk dalam mesenkim (jaringan embrional yang membentuk beberapa jaringan
ikat) akan berubah menjadi sel-sel osteoblas. Sel-sel osteoblas tersebut kemudian
berkumpul dan membentuk pusat osifikasi.
2. Penyusunan Matriks
Osteoblas di dalam pusat osifikasi akan mengeluarkan osteoid, yaitu serat berupa
protein yang menyusun matriks tulang. Osteoid tersebut lalu akan berbaur dengan
kalsium sehingga membentuk tulang berkalsium. Tulang berkalsium ini selanjutnya
menyerap osteoblas dan membentuk osteosit.
3. Periosteum dan Weaving
Osteoid lalu akan melekat di sekitar pembuluh darah secara acak dan akan terbentuk
trabeculae. Hal ini akan memunculkan tulang spongiosa (tulang berongga).
4. Penyusunan Tulang Keras
Tahapan terakhir dari osifikasi intramembran ini berlangsung di saat trabeculae
menebal di dalam tulang spongiosa. Osteoblas yang ada di sekelilingnya juga akan
membentuk osteoid secara terus-menerus. Osteoid tersebut kemudian akan mengeras
di sekitar tulang spongiosa. Dalam tahapan ini juga akan membentuk sumsum tulang
merah serta pembuluh darah pada rongga tulang spongiosa.
B. Osifikasi Endokondral
Proses lain dari osifikasi adalah osifikasi endokondral. Osifikasi endokondral
adalah proses pembentukan tulang yang paling umum terjadi. Lantaran, sebagian besar
tulang yang membentuk kerangka manusia melalui proses osifikasi endokondral ini.
Beberapa tahapan dari osifikasi endokondral adalah sebagai berikut:
1. Periosteum Collar
Selubung jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi permukaan tulang atau biasa
dikenal periosteum akan terbentuk di sekitar tulang rawan hialin. Kemudian, sel
induk akan berubah menjadi sel-sel osteoblas dan mengeluarkan osteoid di sekitar
tulang rawan hialin. Sel-sel osteoblas selanjutnya membentuk bone collar dan
mengeras pada dinding diafisis.
2. Pembentukan Rongga
Setelah itu, tulang rawan yang menjadi pusat (pusat osifikasi utama) akan
mengalami proses pembentukan tulang keras di sekitarnya. Karena dikelilingi oleh
tulang keras, tulang rawan jadi tidak dapat ternutrisi dengan baik. Dengan begitu,
tulang rawan akan hancur sehingga terbentuklah rongga.
3. Invasi Vaskular
Di tahap ini, pembuluh darah dalam periosteum akan melalui bone collar serta
masuk ke rongga tulang rawan (poros tulang) atau biasa disebut dengan foramen
nutrisi. Kemudian, tulang rawan yang tersisa akan dipecah oleh osteoklas dan
membentuk tulang keras.
4. Elongasi
Osteoklas, osteosit, dan pembuluh darah yang menyerang tulang tersebut membuat
poros tulang memanjang. Kemudian, pembuluh darah di sekitar tulang rawan hialin
atau bagian ujung tulang panjang akan membentuk pusat osifikasi sekunder.
5. Osifikasi Epifisis
Tahapan terakhir dari osifikasi endokondral adalah osifikasi epifisis. Tahapan ini
hampir serupa dengan invasi vaskular. Namun, tulang yang terbentuk adalah tulang
spongiosa. Dalam tahapan ini juga akan terbentuk lempeng epifisis dan menyisakan
tulang rawan hialin hanya pada bagian ujung.
A. Indikator Pengetahuan:
1. Menjelaskan Sistem Gerak Berdasarkan Aktivitasnya (C2)
2. Menentukan Macam-macam Tulang Penyusun Rangka Manusia (C2)
3. Membedakan Berbagai Macam Tulang Berdasarkan Bentuknya (C2)
4. Membedakan Tulang Berdasarkan Jaringannya (C2)
5. Menentukan Macam Sendi Berdasarkan Gerakannya (C2)
6. Menjelaskan Proses Osifikasi (C2)
7. Menjelaskan Kelainan/ Penyakit pada Sistem Rangka (C2)
B. Indikator Proses:
Membuat produk dari bahan sederhana untuk menjaga postur tubuh dengan melatihkan
keterampilan akademik seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
menganalisis data, membuat kesimpulan (C6).
C. Tujuan Proses:
Menganalisis pengaruh produk yang dihasilkan terhadap postur tubuh.
D. Indikator Tujuan:
1. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 3 sistem gerak berdasarkan aktivitasnya
(C1)
2. Mahasiswa mampu menyebutkan salah satu macam tulang penyusun rangka
manusia (C1)
3. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 5 tulang berdasarkan bentuknya (C1)
4. Mahasiswa mampu menyebutkan kedua macam tulang berdasarkan jaringannya
(C1)
5. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 3 sendi berdasarkan gerakannya (C1)
6. Mahasiswa mampu membedakan proses osifikasi intramembran dan endokondral
(C2)
7. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 3 kelainan/ penyakit pada sistem rangka
(C1)
E. Rumusan masalah
1. Bagaimana jika sistem gerak tidak dapat melakukan aktivitasnya?
2. Sebutkan macam-macam tulang penyusun rangka manusia?
3. Jelaskan tulang berdasarkan bentuknya?
4. Bagaimana membedakan tulang berdasarkan macam jaringannya?
5. Jelaskan sendi berdasarkan gerakannya?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan osifikasi?
7. Apa saja yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem rangka?
8. Bagaimana pengaruh alat penyangga terhadap postur tubuh?
F. Merumuskan Hipotesis
1. Tubuh tidak akan bisa bergerak dengan baik
2. Rangka aksial dan rangka apendikular
3. Tulang pipih, tulang panjang, tulang pendek
4. Tulang rawan, dan tulang keras
5. Sendi peluru, sendi pelana, sendi putar
6. Osifikasi adalah perubahan tulang rawan menjadi tulang keras
7. Osteoporosis, skoliosis, tumor tulang
8. Produk alat penyangga, bisa berpengaruh pada tubuh manusia
G. Analisis Data
1. Jika sistem gerak tidak dapat melakukan aktivitasnya, maka yang akan terjadi
adalah tubuh tidak dapat bekerja secara maksimal, karena sistem gerak merupakan
komponen penting dalam hidup, dan beraktivitas.
2. Ada 2 penyusun rangka manusia, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.
Rangka aksial adalah rangka yang berupa sumbu tubuh, yang berfungsi untuk
melindungi organ dan memelihara postur tubuh. Tulang manusia yang termasuk
dalam rangka aksial antara lain:
-Tulang Tengkorak
-Tulang Pendengaran
-Tulang Hyoid
-Tulang Belakang
-Tulang Rusuk
-Tulang Dada.
Rangka apendikular memiliki fungsi utama yang berperan sebagai anggota gerak
tubuh. Tulang manusia yang termasuk ke dalam rangka apendikular di antaranya:
Gelang bahu (pectoral)
-Anggota gerak atas
-Anggota gerak bawah
-Gelang panggul (pelvic)
3. -Tulang Pipih
Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempengan-lempengan lebar. Tulang pipih
ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis
karnii.
-Tulang Panjang
Berbentuk silinder dengan kedua ujungnya yang bulat. Biasa disebut tulang pipa
karena bentuknya seperti pipa. Ujung tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun
atas tulang rawan disebut epifise.
-Tulang Pendek
Tulang pendek adalah tulang yang berbentuk seperti kubus, memiliki panjang,
lebar, dan ketebalan yang kira-kira sama. Satu-saruunya tulang pendek di kerangka
manusia adalah karpal pada pergelangan tangan dan tarsal pada pergelangan kaki.
4. Berikut perbedaan tulang rawan dan tulang keras
Tulang rawan Tulang keras
Bersifat keras (tidak elastis) dan tangguh Bersifat lembut, elastis, dan
fleksibel
Berfungsi membentuk kerangka tubuh Berfungsi melindungi tulang dari
bagian belakang gesekan satu sama lain
Sel-sel tulangnya disebut osteosit Sel-sel tulangnya dinamakan
kondrosit
Memiliki pembuluh darah Minim atau tidak punya pembuluh
darah
Punya endapan garam kalsium Tidak memiliki endapan garam
kalsium
Memiliki suplai darah yang kaya Kekurangan suplai darah
Pola pertumbuhanya dua arah Pola pertumbuhannya searah
Matriksnya mengandung kalsium fosfat Tidak memiliki kanal Volkmann
Punya kanal Volkmann Tidak memiliki kanal Volkmann
Berfungsi melindungi tubuh dari Berfungsi mendukung saluran
kerusakan mekanis dan sebagai pernapasan dan sebagai penahan
pembentuk tubuh. beban.
5. -Sendi Peluru
Jenis sendi yang terakhir adalah sendi peluru atau sendi yang dapat bergerak ke
segala arah. Contoh anggota tubuh yang menggunakan sendi peluru adalah gelang
bahu, panggul, dan lengan atas.
-Sendi Pelana
Gerakan yang bisa dilakukan oleh sendi ini adalah dua arah, yakni ke depan dan
belakang saja. Contoh anggota tubuh yang menggunakan sendi pelana adalah tulang
pangkal ibu jari dna penghubung pergelangan tangan.
-Sendi Putar
Jenis sendi pertama yang akan kita bahas adalah pivot atau sendi putar. Sesuai
dengan namanya, jenis sendi yang satu ini dapat digerakan dengan cara memutar.
Akan tetapi, perputaran sendi pada badan manusia tidak bisa dilakukan sebesar 360
derajat. Contoh sendi yang jenisnya putar adalah sendi tulang tengkorak.
6. Osifikasi adalah proses pembentukan tulang rawan menjadi tulang keras di dalam
tubuh manusia. Karena itulah, fungsi tulang pada tubuh akan jadi lebih optimal
setelah melalui proses osifikasi. Osifikasi adalah pembentukan tulang yang
melibatkan 3 sel penting di dalam tubuh, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
Ketiga sel tersebut akan membentuk tulang melalui dua jenis osifikasi, yaitu:
-Osifikasi Intramembran
Osifikasi intramembran merupakan pembentukan tulang yang terjadi pada bagian
tengkorak serta tulang pipih lainnya.
-Osifikasi Endokondral
Osifikasi endokondral adalah proses pembentukan tulang yang paling umum terjadi.
7. -Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling umum terjadi. Penyakit ini
membuat tulang kehilangan kepadatannya, sehingga menyebabkan tulang jadi
sangat lemah dan rapuh.
-Skoliosis
Kelainan tulang belakang seperti skoliosis juga bisa mempengaruhi sistem gerak
tubuh manusia. Kelainan ini membuat susunan tulang belakang yang harusnya lurus
malah membentuk S atau C.
-Tumor Tulang
Penyakit tulang satu ini terjadi ketika sel-sel yang ada di tulang tumbuh secara tidak
terkendali, sehingga membentuk sebuah gumpalan jaringan (tumor).
8. Produk alat penyangga, bisa berpengaruh pada tubuh manusia
H. Kesimpulan
Seluruh makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak yang berbeda-
beda, namun manusia dan hewan dapat bergerak dengan bebas jika dibandingkan
dengan tumbuhan. Manusia dan hewan vertebrata (bertulang belakang) dapat bergerak
bebas karena memiliki sistem gerak pasif dan aktif. Jika sistem gerak tidak dapat
melakukan aktivitasnya, maka yang akan terjadi adalah tubuh tidak dapat bekerja
secara maksimal, karena sistem gerak merupakan komponen penting dalam hidup, dan
beraktivitas. Ada 2 penyusun rangka manusia, yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular. Berdasarkan bentuknya, klasifikasi tulang dibedakan menjadi berbagai
jenis/macam meliputi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak beraturan.
Sedangkan tulang berdasarkan macam jaringannya, terbagi dua yaitu tulang rawan dan
tulang keras. Tulang-tulang dihubungkan oleh sendi, yang membantu tubuh untuk
bergerak. Dalam sistem rangka, osifikasi adalah proses pembentukan tulang rawan
menjadi tulang keras di dalam tubuh manusia. Jika sistem rangka tidak berfungsi
dengan baik, maka akan menimbulkan beberapa kelainan pada sistem rangka, misalnya
osteoporosis dan skoliosis.