Anda di halaman 1dari 15

WACANA SISTEM RANGKA

KELOMPOK III
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Rezky Nefianthi, M. Si.

1) Sistem Gerak Berdasarkan Aktivitasnya


Seluruh makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak yang berbeda-beda,
namun manusia dan hewan dapat bergerak dengan bebas jika dibandingkan dengan
tumbuhan. Manusia dan hewan vertebrata (bertulang belakang) dapat bergerak bebas
karena memiliki sistem gerak pasif dan aktif.
1. Sistem Gerak Pasif
Sistem gerak pasif terdiri atas rangka yang disusun oleh tulang-tulang. Tulang
merupakan alat gerak pasif karena tulang dapat bergerak dengan bantuan otot. Jika
tidak ada otot, tulang tidak dapat bergerak. Rangka tersusun atas tulang-tulang yang
saling berhubungan karena adanya persendian. Ada sendi sinartosis yang tidak dapat
digerakan seperti pada tulang tengkorak, namun ada juga sendi diartosis yang dapat
digerakan. Dilansir dari Biology Dictionary, sendi diartosis berdasarkan arah geraknya
dibedakan menjadi sendi engsel, sendi peluru, sendi pelana, sendi putar, dan sendi
geser.
2. Sistem Gerak Aktif
Sistem gerak aktif terdiri atas otot-otot rangka atau otot lurik yang bekerja dibawah
kesadaran. Otot dikatakan sebagai alat gerak aktif karena otot dapat berkontraksi hal
ini menimbulkan gerakan pada rangka. Otot memiliki sifat yang elastis sehingga dapat
kembali ke bentuk semula (berelaksasi) setelah berkontraksi. Otot dapat berkontraksi
pada beberapa keadaan yaitu isometrik, isotonik konsentris, dan isotonik eksentris.
Kontraksi Isometrik Dilansir dari BBC, kontraksi isometrik adalah kontraksi yang
terjadi saat otot menegang, namun tidak ada perubahan panjang dari otot. Contoh
kontraksi isometrik adalah saat kamu melakukan plank, otot-otot tubuhmu akan
menegang saat mempertahankan posisi tubuh tanpa adanya pemanjangan atau
pemendekan. Kontraksi Isotonik Kontraksi isotonik terjadi pada dua keadaan yaitu
kontraksi isotonik konsentris dan kontraksi isotonik eksentrik. Dilasir dari Medicine
LibreTexts, kontraksi isotonik konsentris adalah saat otot bergerak dengan cara
memendek untuk menghasilkan tenaga. Adapun kontraksi isotonik eksentrik adalah
saat otot bergerak memanjang untuk menghasilkan tenaga. Adapun kontraksi isotonik
eksentrik adalah saat otot bergerak memanjang untuk menghasilkan tenaga. Otot
menempel pada ujung-ujung tulang melalui tendon dari jaringan ikat. Saat otot
berkontraksi memanjang atau memendek, kedudukan tulang akan berubah dan
menimbulkan gerakan.

2) Macam-macam Tulang Penyusun Rangka Manusia


Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh kita terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial meliputi 80 tulang, sedangkan rangka
apendikular terdiri dari 126 tulang. So, total tulang yang ada di tubuh manusia ada 206
tulang.
1. Rangka Aksial
Rangka aksial adalah rangka yang berupa sumbu tubuh, yang berfungsi untuk
melindungi organ dan memelihara postur tubuh. Tulang manusia yang termasuk
dalam rangka aksial antara lain:
-Tulang Tengkorak
-Tulang Pendengaran
-Tulang Hyoid
-Tulang Belakang
-Tulang Rusuk
-Tulang Dada.
Yuk, kita pelajari tulang yang ada di dalam rangka aksial satu persatu berikut ini.
a. Tulang Tengkorak (Skull)
Tulang tengkorak pada kerangka tubuh manusia tersusun dari 22 buah tulang yang
bergabung bersama, kecuali bagian rahang (mandibula). Tulang tengkorak terbagi
menjadi 2 bagian yaitu tulang kranial dan tulang fasial. Tulang kranial: tulang-
tulang penyusun tempurung kepala yang bersambungan. Tulang fasial: tulang-
tulang pembentuk wajah.
b. Tulang Pendengaran dan Tulang Hyoid
Tulang pendengaran merupakan tulang telinga dalam yang berukuran kecil dan
terletak di dalam tengkorak. Fungsi dari tulang ini untuk meneruskan rangsangan
suara ke organ telinga dalam. Tulang pendengaran terdiri dari 3 tulang yaitu :
-Tulang Martil (maleus)– 1 pasang
-Tulang Landasan (incus)– 1 pasang
-Tulang Sanggurdi (stapes)– 1 pasang
Sedangkan, tulang hyoid adalah tulang yang berbentuk seperti huruf U yang
terletak di antara laring dan tulang rahang bawah. Berfungsi sebagai tempat
melekatnya pangkal lidah dan otot-otot pada rongga mulut.
c. Tulang Belakang (Vertebrae)
Fungsi dari tulang belakang adalah untuk menopang bagian tubuh lainnya. Tulang
belakang pada manusia terdiri dari 26 ruas. Bagian-bagian pada tulang belakang
dibedakan berdasarkan lokasinya;
-Leher (cervical)– 7 ruas
-Punggung (thoracic)– 12 ruas
-Pinggang (lumbar)– 5 ruas
-Kelangkang (sacrum)– 5 ruas yang berfusi menjadi 1 ruas saat dewasa
-Tulang Ekor (coccyx)– 4 ruas yang berfusi menjadi 1 ruas saat dewasa
d. Tulang Rusuk dan Tulang Dada (Ribs/Costa & Sternum)
Tulang rusuk dan dada berfungsi untuk melindungi organ jantung dan paru-paru.
Tulang rusuk bergabung dengan tulang dada karena dihubungkan oleh tulang
rawan. Tulang penyusun rongga dada terdiri dari 1 buah tulang yang berbentuk
menyerupai pedang. Sedangkan tulang rusuk berjumlah 12 pasang, tulang rusuk
terdiri dari 3 jenis tulang yaitu :
-Rusuk Sejati – 7 pasang
-Rusuk Palsu – 3 pasang
-Rusuk Melayang – 2 pasang
2. Rangka Apendikular
Nah, kita lanjut ke rangka manusia berikutnya, yaitu rangka apendikular. Fungsi
utama dari rangka apendikular adalah rangka yang berperan sebagai anggota gerak
tubuh. Tulang manusia yang termasuk ke dalam rangka apendikular di antaranya:
Gelang bahu (pectoral)
-Anggota gerak atas
-Anggota gerak bawah
-Gelang panggul (pelvic)
a. Tulang Gelang Bahu (Pectoral)
Gelang bahu merupakan rangka yang berfungsi sebagai penghubung rangka
apendikular atas dengan rangka aksial. Gelang bahu terdiri dari dua bagian tulang
yaitu:
-Tulang selangka
-Tulang belikat
b. Anggota Gerak Atas (Upper Limbs)
Tangan dan lengan merupakan anggota gerak bagian atas. Tulang pada bagian
lengan terdiri dari:
-Tulang lengan atas (humerus)
-Pengumpil (radius)
-Hasta (ulna)
Selain itu, pada tangan terdapat beberapa bagian tulang yaitu tulang pergelangan
tangan (karpal), tulang telapak tangan (metakarpal), serta tulang jaringan tangan
(falangus).
c. Anggota Gerak Bawah (Lower Limbs)
Manusia menggunakan kaki sebagai anggota gerak bagian bawah. Tulang pada
kaki terdiri dari:
Tulang paha (femur)
Betis (fibula)
Tulang kering (tibia)
Tempurung lutut (patella)
Selain itu, terdapat juga tulang pergelangan kaki (tarsal), tulang telapak kaki
(metatarsal), dan tulang jari kaki (falangus).
d. Tulang Panggul (Pelvic)
Tulang panggul atau gelang panggul berfungsi untuk menghubungkan kaki dengan
rangka aksial. Gelang panggul terdiri atas tiga pasang tulang yang bersatu yaitu:
Tulang usus (tulang ilium)
Tulang kemaluan (pubis)
Tulang duduk (ischium)

3) Berbagai Macam Tulang Berdasarkan Bentuknya


Klasifikasi Tulang Berdasarkan Bentuknya, tulang dibedakan menjadi berbagai
jenis/macam meliputi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak beraturan.
Seperti hubungan struktur/fungsi lainnya dalam tubuh, bentuk dan fungsinya saling
berhubungan sehingga setiap bentuk katergorikal tulang memiliki fungsi yang berbeda.
1. Tulang Pipih
Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempengan-lempengan lebar. Tulang pipih ini
tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis karnii.
Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongi yang dinamakan diploe. Peran tulang
pipih adalah melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya. Fungsi tulang pipih
yaitu sebagai tulang yang memiliki fungsi untuk melindungi strruktur tubuh yang
berada dibawah tulang tersebut, dan sebagi pelindung organ yang membentuk system
transportasi dalam tubuh. Contoh tulang pipih adalah tengkorak (tengkorak). Tulang
belikat (tulang belikat), tulang dada (tulang dada), daan tulang rusuk.
2. Tulang Panjang
Berbentuk silinder dengan kedua ujungnya yang bulat. Biasa disebut tulang pipa karena
bentuknya seperti pipa. Ujung tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun atas tulang
rawan disebut epifise. Sedangkan pada jenis ini begian tengah tulang pipa yang
berbentuk silindris dan berongga disebut diafise. Di antara edifise dan diafise terdapat
bagian yang disebut metafise. Metafise tersusun atas tulang rawan. Bagian metafise ini
terdapat cakra epifise, yang memiliki kemampuan memanjang. Fungsi tulang pipa yaitu
sebagai tulang yang mempunyai funngsi untuk penyusun humerus dan juga femur, dan
sebagai pembentukan sel darah merah yang memang sangat diperlukan oleh tubuh
manusia. Tulang panjang ditemukan di tungkai atas (humerus, ulna, radius) dan tungkai
bahwa (femur, tibia,fibula), serta di tangan (metacarpal, falang). Tulang panjang
berfungsi sebagai batang kaku yang bergerak saat otot berkontrkasi.
3. Tulang Tidak Beraturan
Tulang yang tidak beraturan adalah tulang yang tidak memiliki bentuk yang mudah
dikarakterisasi sehingga tidak cocok dengan klasifikasi lain.
4. Tulang Pendek
Tulang pendek adalah tulang yang berbentuk seperti kubus, memiliki panjang, lebar,
dan ketebalan yang kira-kira sama. Satu-saruunya tulang pendek di kerangka manusia
adalah karpal pada pergelangan tangan dan tarsal pada pergelangan kaki.
5. Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid adalah sebuah tulang yang terletak disekitar persendian atau otot.
Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa latin, “Sesamum”, yang berarti “wijen”,
karena tulang-tulang ini berbentuk bulat atau kebulat-bulatan dan sangat kecil.

4) Tulang Berdasarkan Macam Jaringannya


1. Tulang rawan
Tulang rawan (kartilago) bersifat elastis dan lentur, sesuai dengan namanya. Tulang
rawan tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks
(kondrin) berupa hialin atau kolagen. Ruang antar sel tulang rawan banyak
mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur. Oleh sebab itu, tulang rawan bersifat
lentur.
2. Tulang keras
Tulang keras (tulang, osteon) tersusun atas jaringan tulang keras yang terdiri dari sel-sel
tulang (osteosit) yang membentuk lingkaran. Di tengah-tengah sel tulang keras terdapat
saluran Havers. Di dalam saluran Havers terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi
untuk mengangkut sari makanan dan oksigen pada sel tulang.
Adapun 10 Perbedaan Tulang Rawan dan Tulang Keras:
Tulang rawan Tulang keras
Bersifat keras (tidak elastis) dan Bersifat lembut, elastis, dan fleksibel
tangguh
Berfungsi membentuk kerangka tubuh Berfungsi melindungi tulang dari gesekan
bagian belakang satu sama lain
Sel-sel tulangnya disebut osteosit Sel-sel tulangnya dinamakan kondrosit
Memiliki pembuluh darah Minim atau tidak punya pembuluh darah
Punya endapan garam kalsium Tidak memiliki endapan garam kalsium
Memiliki suplai darah yang kaya Kekurangan suplai darah
Pola pertumbuhanya dua arah Pola pertumbuhannya searah
Matriksnya mengandung kalsium Tidak memiliki kanal Volkmann
fosfat
Punya kanal Volkmann Tidak memiliki kanal Volkmann
Berfungsi melindungi tubuh dari Berfungsi mendukung saluran pernapasan
kerusakan mekanis dan sebagai dan sebagai penahan beban.
pembentuk tubuh.

5) Macam-macam Sendi Berdasarkan Gerakannya


1. Pivot atau Sendi Putar
Jenis sendi pertama yang akan kita bahas adalah pivot atau sendi putar. Sesuai
dengan namanya, jenis sendi yang satu ini dapat digerakan dengan cara memutar. Akan
tetapi, perputaran sendi pada badan manusia tidak bisa dilakukan sebesar 360 derajat.
Jika dipaksakan, maka sendi bisa robek dan tidak dapat berfungsi lagi. Contoh sendi
yang jenisnya putar adalah sendi tulang tengkorak. Dengan adanya sendi putar ini, kita
dapat menengok kanan dan kiri lebih mudah.
2. Plane atau Sendi Geser
Pada jenis sendi geser, pergerakkan tulang adalah mendatar. Jenis sendi geser
menghubungkan tulang yang memiliki permukaan datar atau bergelombang. Maka dari
itu, pergerakannya adalah geser. Contoh bagian tubuh yang menggunakan sendi geser
adalah pergelangan tangan dan juga kaki.
3. Saddle atau Sendi Pelana
Gerakan yang bisa dilakukan oleh sendi ini adalah dua arah, yakni ke depan
dan belakang saja. Contoh anggota tubuh yang menggunakan sendi pelana adalah
tulang pangkal ibu jari dna penghubung pergelangan tangan.
4. Hinge atau Sendi Engsel
Jenis sendi yang satu ini dapat menggerakkan tulang layaknya sebuah pintu.
Artinya, sendi ini hanya bisa dilakukan satu arah saja. Contoh sendi engsel adalah
tulang paha, tulang kering, dan juga tulang lutut.
5. Condyloid atau Sendi Gulung
Jenis sendi ini dapat menggerakkan tulang untuk dapat berotasi pada
porosnya. Namun, gerakan yang digunakan masih dalam batasan. Contohnya seperti
tulang pada telapak tangan dan juga tulang jari-jari.
6. Ball and Socket atau Sendi Peluru
Jenis sendi yang terakhir adalah sendi peluru atau sendi yang dapat bergerak
ke segala arah. Contoh anggota tubuh yang menggunakan sendi peluru adalah gelang
bahu, panggul, dan lengan atas.

6) Proses Osifikasi
Osifikasi adalah proses pembentukan tulang rawan menjadi tulang keras di
dalam tubuh manusia. Karena itulah, fungsi tulang pada tubuh akan jadi lebih optimal
setelah melalui proses osifikasi. Osifikasi adalah pembentukan tulang yang melibatkan 3
sel penting di dalam tubuh, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
-Osteoblas: sebagai sel pembentuk tulang
-Osteosit: sebagai sel tulang dewasa
-Osteoklas: sebagai sel pemecah tulang
Ketiga sel tersebut akan membentuk tulang melalui dua jenis osifikasi, yaitu osifikasi
intramembran dan osifikasi endokondral.
A. Osifikasi Intramembran
Osifikasi intramembran merupakan pembentukan tulang yang terjadi pada
bagian tengkorak serta tulang pipih lainnya. Beberapa tahapan osifikasi intramembran
yang terjadi di dalam tubuh manusia antara lain:
1. Pembentukan Pusat Osifikasi
Sel induk dalam mesenkim (jaringan embrional yang membentuk beberapa jaringan
ikat) akan berubah menjadi sel-sel osteoblas. Sel-sel osteoblas tersebut kemudian
berkumpul dan membentuk pusat osifikasi.
2. Penyusunan Matriks
Osteoblas di dalam pusat osifikasi akan mengeluarkan osteoid, yaitu serat berupa
protein yang menyusun matriks tulang. Osteoid tersebut lalu akan berbaur dengan
kalsium sehingga membentuk tulang berkalsium. Tulang berkalsium ini selanjutnya
menyerap osteoblas dan membentuk osteosit.
3. Periosteum dan Weaving
Osteoid lalu akan melekat di sekitar pembuluh darah secara acak dan akan terbentuk
trabeculae. Hal ini akan memunculkan tulang spongiosa (tulang berongga).
4. Penyusunan Tulang Keras
Tahapan terakhir dari osifikasi intramembran ini berlangsung di saat trabeculae
menebal di dalam tulang spongiosa. Osteoblas yang ada di sekelilingnya juga akan
membentuk osteoid secara terus-menerus. Osteoid tersebut kemudian akan mengeras
di sekitar tulang spongiosa. Dalam tahapan ini juga akan membentuk sumsum tulang
merah serta pembuluh darah pada rongga tulang spongiosa.
B. Osifikasi Endokondral
Proses lain dari osifikasi adalah osifikasi endokondral. Osifikasi endokondral
adalah proses pembentukan tulang yang paling umum terjadi. Lantaran, sebagian besar
tulang yang membentuk kerangka manusia melalui proses osifikasi endokondral ini.
Beberapa tahapan dari osifikasi endokondral adalah sebagai berikut:
1. Periosteum Collar
Selubung jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi permukaan tulang atau biasa
dikenal periosteum akan terbentuk di sekitar tulang rawan hialin. Kemudian, sel
induk akan berubah menjadi sel-sel osteoblas dan mengeluarkan osteoid di sekitar
tulang rawan hialin. Sel-sel osteoblas selanjutnya membentuk bone collar dan
mengeras pada dinding diafisis.
2. Pembentukan Rongga
Setelah itu, tulang rawan yang menjadi pusat (pusat osifikasi utama) akan
mengalami proses pembentukan tulang keras di sekitarnya. Karena dikelilingi oleh
tulang keras, tulang rawan jadi tidak dapat ternutrisi dengan baik. Dengan begitu,
tulang rawan akan hancur sehingga terbentuklah rongga.
3. Invasi Vaskular
Di tahap ini, pembuluh darah dalam periosteum akan melalui bone collar serta
masuk ke rongga tulang rawan (poros tulang) atau biasa disebut dengan foramen
nutrisi. Kemudian, tulang rawan yang tersisa akan dipecah oleh osteoklas dan
membentuk tulang keras.
4. Elongasi
Osteoklas, osteosit, dan pembuluh darah yang menyerang tulang tersebut membuat
poros tulang memanjang. Kemudian, pembuluh darah di sekitar tulang rawan hialin
atau bagian ujung tulang panjang akan membentuk pusat osifikasi sekunder.
5. Osifikasi Epifisis
Tahapan terakhir dari osifikasi endokondral adalah osifikasi epifisis. Tahapan ini
hampir serupa dengan invasi vaskular. Namun, tulang yang terbentuk adalah tulang
spongiosa. Dalam tahapan ini juga akan terbentuk lempeng epifisis dan menyisakan
tulang rawan hialin hanya pada bagian ujung.

7) Kelainan/ Penyakit dalam Sistem Rangka


1. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling umum terjadi. Penyakit ini
membuat tulang kehilangan kepadatannya, sehingga menyebabkan tulang jadi sangat
lemah dan rapuh. Tulang belakang, pergelangan tangan, dan pinggul, merupakan
bagian tulang yang sangat mudah untuk terkena penyakit osteoporosis ini.
2. Penyakit Paget
Penyakit Paget merupakan penyakit tulang yang menyebabkan tulang di bagian tubuh
tertentu tumbuh lebih besar dan tebal. Bila tidak segera ditangani, penyakit satu ini bisa
mengganggu proses regenerasi pada jaringan tulang baru untuk menggantikan jaringan
tulang lama. Biasanya, penyakit ini sering menyerang tulang belakang, kaki, pinggul,
dan juga kepala. Pada beberapa kasus, penyakit ini tidak menimbulkan gejala sama
sekali. Kalaupun ada, gejala yang akan dirasakan umumnya mirip dengan gejala
penyakit tulang kebanyakan, seperti nyeri tulang atau sendi hingga sulit melakukan
aktivitas sehari-hari.
3. Osteoarthritis
Salah satu penyakit artritis yang paling umum terjadi adalah osteoarthritis atau radang
sendi. Penyakit ini terjadi ketika bantalan yang ada di antara ujung tulang mengalami
“keausan”. Akibatnya, ujung-ujung tulang saling bergesekan, sehingga menimbulkan
rasa sakit, kaku, serta tak jarang menyebabkan bengkak. Osteoarthritis bisa menyerang
semua persendian di tubuh, tapi paling sering terjadi di sendi lutut, pinggul, dan jari
tangan.
4. Skoliosis
Kelainan tulang belakang seperti skoliosis juga bisa mempengaruhi sistem gerak tubuh
manusia. Kelainan ini membuat susunan tulang belakang yang harusnya lurus malah
membentuk S atau C. Belum diketahui secara pasti mengapa kelainan tulang ini bisa
terjadi, tapi ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi tersebut, di antaranya
cedera tulang belakang, infeksi tulang belakang, hingga bawaan lahir.
5. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit radang sendi yang disebabkan oleh sistem
imunitas tubuh. Sistem imun yang seharusnya berperan dalam membunuh
mikroorganisme berbahaya yang masuk ke dalam tubuh, justru berbalik menyerang sel
sehat yang ada di persendian. Akibatnya, sendi yang terserang sistem imun ini
mengalami peradangan. Biasanya, orang yang mengalami penyakit ini akan merasakan
gejala seperti sendi bengkak, sendi terasa sakit, hingga kulit di bagian sendi terlihat
agak kemerahan.
6. Tumor Tulang
Penyakit tulang satu ini terjadi ketika sel-sel yang ada di tulang tumbuh secara tidak
terkendali, sehingga membentuk sebuah gumpalan jaringan (tumor).

A. Indikator Pengetahuan:
1. Menjelaskan Sistem Gerak Berdasarkan Aktivitasnya (C2)
2. Menentukan Macam-macam Tulang Penyusun Rangka Manusia (C2)
3. Membedakan Berbagai Macam Tulang Berdasarkan Bentuknya (C2)
4. Membedakan Tulang Berdasarkan Jaringannya (C2)
5. Menentukan Macam Sendi Berdasarkan Gerakannya (C2)
6. Menjelaskan Proses Osifikasi (C2)
7. Menjelaskan Kelainan/ Penyakit pada Sistem Rangka (C2)
B. Indikator Proses:
Membuat produk dari bahan sederhana untuk menjaga postur tubuh dengan melatihkan
keterampilan akademik seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
menganalisis data, membuat kesimpulan (C6).
C. Tujuan Proses:
Menganalisis pengaruh produk yang dihasilkan terhadap postur tubuh.
D. Indikator Tujuan:
1. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 3 sistem gerak berdasarkan aktivitasnya
(C1)
2. Mahasiswa mampu menyebutkan salah satu macam tulang penyusun rangka
manusia (C1)
3. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 5 tulang berdasarkan bentuknya (C1)
4. Mahasiswa mampu menyebutkan kedua macam tulang berdasarkan jaringannya
(C1)
5. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 3 sendi berdasarkan gerakannya (C1)
6. Mahasiswa mampu membedakan proses osifikasi intramembran dan endokondral
(C2)
7. Mahasiswa mampu menyebutkan minimal 3 kelainan/ penyakit pada sistem rangka
(C1)
E. Rumusan masalah
1. Bagaimana jika sistem gerak tidak dapat melakukan aktivitasnya?
2. Sebutkan macam-macam tulang penyusun rangka manusia?
3. Jelaskan tulang berdasarkan bentuknya?
4. Bagaimana membedakan tulang berdasarkan macam jaringannya?
5. Jelaskan sendi berdasarkan gerakannya?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan osifikasi?
7. Apa saja yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem rangka?
8. Bagaimana pengaruh alat penyangga terhadap postur tubuh?
F. Merumuskan Hipotesis
1. Tubuh tidak akan bisa bergerak dengan baik
2. Rangka aksial dan rangka apendikular
3. Tulang pipih, tulang panjang, tulang pendek
4. Tulang rawan, dan tulang keras
5. Sendi peluru, sendi pelana, sendi putar
6. Osifikasi adalah perubahan tulang rawan menjadi tulang keras
7. Osteoporosis, skoliosis, tumor tulang
8. Produk alat penyangga, bisa berpengaruh pada tubuh manusia
G. Analisis Data
1. Jika sistem gerak tidak dapat melakukan aktivitasnya, maka yang akan terjadi
adalah tubuh tidak dapat bekerja secara maksimal, karena sistem gerak merupakan
komponen penting dalam hidup, dan beraktivitas.
2. Ada 2 penyusun rangka manusia, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.
Rangka aksial adalah rangka yang berupa sumbu tubuh, yang berfungsi untuk
melindungi organ dan memelihara postur tubuh. Tulang manusia yang termasuk
dalam rangka aksial antara lain:
-Tulang Tengkorak
-Tulang Pendengaran
-Tulang Hyoid
-Tulang Belakang
-Tulang Rusuk
-Tulang Dada.
Rangka apendikular memiliki fungsi utama yang berperan sebagai anggota gerak
tubuh. Tulang manusia yang termasuk ke dalam rangka apendikular di antaranya:
Gelang bahu (pectoral)
-Anggota gerak atas
-Anggota gerak bawah
-Gelang panggul (pelvic)
3. -Tulang Pipih
Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempengan-lempengan lebar. Tulang pipih
ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis
karnii.
-Tulang Panjang
Berbentuk silinder dengan kedua ujungnya yang bulat. Biasa disebut tulang pipa
karena bentuknya seperti pipa. Ujung tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun
atas tulang rawan disebut epifise.
-Tulang Pendek
Tulang pendek adalah tulang yang berbentuk seperti kubus, memiliki panjang,
lebar, dan ketebalan yang kira-kira sama. Satu-saruunya tulang pendek di kerangka
manusia adalah karpal pada pergelangan tangan dan tarsal pada pergelangan kaki.
4. Berikut perbedaan tulang rawan dan tulang keras
Tulang rawan Tulang keras
Bersifat keras (tidak elastis) dan tangguh Bersifat lembut, elastis, dan
fleksibel
Berfungsi membentuk kerangka tubuh Berfungsi melindungi tulang dari
bagian belakang gesekan satu sama lain
Sel-sel tulangnya disebut osteosit Sel-sel tulangnya dinamakan
kondrosit
Memiliki pembuluh darah Minim atau tidak punya pembuluh
darah
Punya endapan garam kalsium Tidak memiliki endapan garam
kalsium
Memiliki suplai darah yang kaya Kekurangan suplai darah
Pola pertumbuhanya dua arah Pola pertumbuhannya searah
Matriksnya mengandung kalsium fosfat Tidak memiliki kanal Volkmann
Punya kanal Volkmann Tidak memiliki kanal Volkmann
Berfungsi melindungi tubuh dari Berfungsi mendukung saluran
kerusakan mekanis dan sebagai pernapasan dan sebagai penahan
pembentuk tubuh. beban.
5. -Sendi Peluru
Jenis sendi yang terakhir adalah sendi peluru atau sendi yang dapat bergerak ke
segala arah. Contoh anggota tubuh yang menggunakan sendi peluru adalah gelang
bahu, panggul, dan lengan atas.
-Sendi Pelana
Gerakan yang bisa dilakukan oleh sendi ini adalah dua arah, yakni ke depan dan
belakang saja. Contoh anggota tubuh yang menggunakan sendi pelana adalah tulang
pangkal ibu jari dna penghubung pergelangan tangan.
-Sendi Putar
Jenis sendi pertama yang akan kita bahas adalah pivot atau sendi putar. Sesuai
dengan namanya, jenis sendi yang satu ini dapat digerakan dengan cara memutar.
Akan tetapi, perputaran sendi pada badan manusia tidak bisa dilakukan sebesar 360
derajat. Contoh sendi yang jenisnya putar adalah sendi tulang tengkorak.
6. Osifikasi adalah proses pembentukan tulang rawan menjadi tulang keras di dalam
tubuh manusia. Karena itulah, fungsi tulang pada tubuh akan jadi lebih optimal
setelah melalui proses osifikasi. Osifikasi adalah pembentukan tulang yang
melibatkan 3 sel penting di dalam tubuh, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
Ketiga sel tersebut akan membentuk tulang melalui dua jenis osifikasi, yaitu:
-Osifikasi Intramembran
Osifikasi intramembran merupakan pembentukan tulang yang terjadi pada bagian
tengkorak serta tulang pipih lainnya.
-Osifikasi Endokondral
Osifikasi endokondral adalah proses pembentukan tulang yang paling umum terjadi.
7. -Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling umum terjadi. Penyakit ini
membuat tulang kehilangan kepadatannya, sehingga menyebabkan tulang jadi
sangat lemah dan rapuh.
-Skoliosis
Kelainan tulang belakang seperti skoliosis juga bisa mempengaruhi sistem gerak
tubuh manusia. Kelainan ini membuat susunan tulang belakang yang harusnya lurus
malah membentuk S atau C.
-Tumor Tulang
Penyakit tulang satu ini terjadi ketika sel-sel yang ada di tulang tumbuh secara tidak
terkendali, sehingga membentuk sebuah gumpalan jaringan (tumor).
8. Produk alat penyangga, bisa berpengaruh pada tubuh manusia
H. Kesimpulan
Seluruh makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak yang berbeda-
beda, namun manusia dan hewan dapat bergerak dengan bebas jika dibandingkan
dengan tumbuhan. Manusia dan hewan vertebrata (bertulang belakang) dapat bergerak
bebas karena memiliki sistem gerak pasif dan aktif. Jika sistem gerak tidak dapat
melakukan aktivitasnya, maka yang akan terjadi adalah tubuh tidak dapat bekerja
secara maksimal, karena sistem gerak merupakan komponen penting dalam hidup, dan
beraktivitas. Ada 2 penyusun rangka manusia, yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular. Berdasarkan bentuknya, klasifikasi tulang dibedakan menjadi berbagai
jenis/macam meliputi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak beraturan.
Sedangkan tulang berdasarkan macam jaringannya, terbagi dua yaitu tulang rawan dan
tulang keras. Tulang-tulang dihubungkan oleh sendi, yang membantu tubuh untuk
bergerak. Dalam sistem rangka, osifikasi adalah proses pembentukan tulang rawan
menjadi tulang keras di dalam tubuh manusia. Jika sistem rangka tidak berfungsi
dengan baik, maka akan menimbulkan beberapa kelainan pada sistem rangka, misalnya
osteoporosis dan skoliosis.

Anda mungkin juga menyukai