BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia kita
harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang
sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan fungsi profesi kesehatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang professional dapat makin jelas
manafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.
Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerahnya
misalnya lengan, tungkai, kepala, dan seterusnya.
Setelah memahami sistem normal dan struktur tubuh manusia, khususnya muskulo dan
skeletal, pembahasan akan berlanjut mengenai penyakit serta kelainan yang dapat menyerang
kedua sistem tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Large joints
Large joints terdiri dari leher, bahu, panggul, dan lutut. Leher ada di antara kepala
dan badan. Seluruh sinyal saraf harus melewati leher untuk mencapai otak. Sama
pentingnya, oksigen dan nutrisi harus diangkut ke otak dari tubuh melalui leher. Jika
leher diblokir, otak tidak akan bisa menerima cukup zat penting dari tubuh. Jika
aliran energi tidak mencukupi, dampaknya terhadap otak dan kesehatan secara
keseluruhan adalah signifikan. Bahu adalah struktur yang besar dan kompleks.
Dengan satu lampiran pada sternum, bahu menghubungkan klavikula, skapula dan
satu sisi lengan, yang bertanggung jawab untuk melakukan banyak aktivitas.
Pentingnya bahu tidak hanya untuk mobilitas tapi juga untuk kesehatan paru-paru,
jantung, tenggorokan, telinga dan seluruh kepala. Sendi panggul berhubungan erat
dengan sistem reproduksi, sistem saluran kencing, sistem pencernaan dan saraf
siatikatik. Setiap penyumbatan di daerah ini dapat menyebabkan penyakit pada
sistem tersebut. Sementara lutut merupakan salah satu penyumbang mobilitas
terbesar bagi manusia.
5. Spinal column
B. Permasalahan Umum Dan Serius Yang Berkaitan Dengan Sistem Skeletal Sprain dan
Strain
Sprain adalah bentuk cidera yang berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen (jaringan
yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas
sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan
ketidakstabilan pada sendi.Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada
beberapa kasus, ketidak mampuan mengerakkan tungkai.
Menurut para ahli, pengertian dari sprain itu sendiri adalah cidera pada bagian ligamen yang
disebabkan oleh peregangan otot yang melebihi kapasitas normal. Jadi apabila melakukan
aktifitas terlalu over maka akan sangat rentan sekali terkena keseleo, karena otot-otot kita
selalu berada dalam keadaan tegang.Sprain adalah jenis cidera yang paling sering dialami
oleh para pemain sepak bola, untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup
dan strectching yang tepat bisa mencegah terjadinya cidera tersebut (Hardianto Wibowo
1995 : 22).
Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot melebihi batas normal (abnormal
stress) dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot tertentu.Jenis
cidera ini juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, atau ketika terjadi kontraksi,
otot belum siap.
Arthritis Degenerative
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang
membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang
rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat
badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan
proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang
sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang yang
utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenid dan
luasnya trauma. (Lukman, Nurma Ningsih. 2012).
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di serap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah
serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang di tandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian
inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
Tulang bisa bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh
untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara
ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang.
Gouty Artritis
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout
primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan
ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh. Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi
obat atau toksin, makanan dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit
sumsum tulang,polisitemia), kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan
ekskresi asam urat dan mencetusnya serangan akut.
Osteosarkoma
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat
ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. ( Price,
1962:1213 ).
Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekeluargaan
menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya hereditery. Dikatakan beberapa virus
onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Radiasi ion
dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Akhir-akhir ini dikatakan
ada 2 tumor suppressor gene yang berperan secara signifikan terhadap tumorigenesis
pada osteosarkoma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan Rb (kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan
perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai tumbuh bisa
didalam tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak
sekitar tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan
tumor kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara hematogen paling
sering keparu atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-20% telah
mengalami metastase pada saat diagnosis ditegakkan. (Salter, robert : 2006).
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik
(destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor
tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak menimbulkan masalah,
sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
C. Symptom, sign, dan tes
1. Pain(nyeri)
Sinyal ke sistem saraf bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh seperti gatal, sengatan, luka
bakar, sakit. Ada nyeri yg akut dan kronis. Nyeri akut datang tiba-tiba, bisa karena
penyakit, luka, atau pembengkakan. Nyeri akut dapat didiagnosis dan diobati oleh dokter
dan biasanya langsung hilang. Namun terkadang bisa berubah menjadi nyeri kronis yang
berlangsung lama dan bisa menyebabkan masalah parah. Nyeri bisa disembuhkan dengan
obat, terapi fisik, akupuntur, atau bahkan operasi.
2. Joint stiffness (sendi kaku)
Joint stiffness adalah keadaan dimana gerakan sendi terbatas atau sulit digerakkan. Orang
yang menderita joint stiffness bisa menggerakkan sendinya secara penuh, tetapi
memerlukan tenaga yang besar. Sendi kaku yang terjadi karena peradangan biasanya
akan semakin parah setelah terbangun dari tidur atau istirahat yang lama. Sendi kaku bisa
disembuhkan dengan peregangan, terapi fisik, mandi air hangat setelah bangun tidur dan
melakukan aktivitas fisik.
3. Deformity (kelainan bentuk)
Kelainan kongenital dapat diklasifikasikan sebagai deformity atau malformasi. Deformasi
adalah perubahan bentuk dan atau posisi karena tekanan yang tidak biasa di dalam rahim
selama masa kehamilan. Deformity muncul pada sekitar 2% kelahiran. Beberapa bisa
normal kembali setelah beberapa hari, tetapi ada juga yang butuuh perawatan lebih lanjut.
Sedangkan malformasi adalah kesalahan pada perkembangan organ atau jaringan normal.
4. X-ray
X-ray adalah teknologi kedokteran yang bisa membantu dokter untuk melihat bagian
dalam tubuh seseorang tanpa harus membuat sayatan. Teknologi ini dapat membantu
memeriksa area dimana pasien mengalami rasa sakit atau tidak nyaman, memantau
perkembangan penyakit yang didiagnosis seperti osteoporosis, dan memeriksa seberapa
baik perawatan yang telah diberikan kepada pasien.
Berbagai jenis sinar-X digunakan untuk tujuan yang berbeda. Misalnya, dokter
menggunakan mammogram untuk memeriksa payudara. Atau menggunakan sinar-X
dengan enema barium untuk melihat lebih dekat saluran gastrointestinal. Kondisi yang
dapat dilihat melalui x-ray antara lain kanker tulang, kanker payudara, penyumbatan
pembuluh darah, masalah pencernaan, patah tulang, infeksi, kerusakan gigi, dll.
Ada beberapa risiko yang dapat muncul dalam menggunakan sinar-X. Tapi bagi
kebanyakan orang, potensi manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
5. Serum Calcium
Tes ini mengukur berapa banyak kalsium dalam darah. Tes ini digunakan untuk
mengetahui kelainan yang mempengaruhi metabolisme kalsium (cara tubuh memperoleh,
mengangkut, menggunakan dan membuang kalsium). Ukuran normalnya adalah 8.5
sampai 10.2 mg/dL, tetapi ukuran ini mungkin berbeda untuk setiap individu. Hasil tes
laboratorium dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan,
metode yang digunakan untuk tes, dan banyak faktor lainnya
Tes laboratorium bisa dilakukan karena berbagai alasan. Pengujian dilakukan untuk
pemeriksaan kesehatan rutin atau jika ada dugaan penyakit atau toksisitas. Tes
laboratorium dapat digunakan untuk menentukan apakah kondisi medis membaik atau
memburuk. Tes laboratorium juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan atau
kegagalan pengobatan atau rencana perawatan. Tes ini dapat mendeteksi penyakit
penurunan kalsium dalam darah, gagal ginjal, stroke, campak, pankreatitis,
meningokokus menular, dll.
6. Forforus
Fosfor merupakan elemen penting yang penting bagi beberapa proses fisiologis tubuh.
Fosfor membantu pertumbuhan tulang, penyimpanan energi, dan produksi saraf dan otot.
Tulang dan gigi mengandung sebagian besar fosfor tubuh. Namun, beberapa fosfor ada
dalam darah. Dokter dapat menilai kadar fosfor darah dengan menggunakan tes fosfor
serum. Kisaran normal untuk orang dewasa umumnya 2,5 sampai 4,5 mg / dL.
Hyperphosphatemia adalah bila seseorang memiliki terlalu banyak fosfor dalam darah.
Hipofosfatemia adalah kebalikannya - memiliki terlalu sedikit fosfor. Berbagai kondisi,
termasuk gangguan penggunaan alkohol kronis dan kekurangan vitamin D, dapat
menyebabkan kadar fosfor darah menjadi terlalu rendah.
Tes fosfor serum dapat menentukan apakah seseorang memiliki kadar fosfor tinggi atau
rendah, namun dokter perlu melakukan lebih banyak tes untuk menentukan hasil tes
serum fosfor serum yang abnormal. Jika kadar fosfor dalam darah terlalu tinggi, mungkin
terindikasi bahwa ia memiliki endapan fosfor - dikombinasikan dengan kalsium - di
arteri. Terkadang, endapan ini mungkin muncul di otot. Mereka langka dan hanya terjadi
pada orang dengan penyerapan kalsium berat atau masalah ginjal. Lebih umum lagi,
kelebihan fosfor menyebabkan penyakit kardiovaskular atau osteoporosis.
7. Alkalin Fosfat
Uji alkaline phosphatase (uji ALP) mengukur jumlah enzim alkalin fosfatase dalam aliran
darah. Tes ini membutuhkan pengambilan darah sederhana. Alkaline phosphatase adalah
enzim yang ditemukan di aliran darah. ALP membantu memecah protein dalam tubuh
dan ada dalam bentuk yang berbeda, tergantung dari mana asalnya. Hati adalah salah satu
sumber utama ALP, namun beberapa juga dibuat di tulang, usus, pankreas, dan ginjal.
Pada wanita hamil, ALP dibuat di plasenta.
Tingkat ALP yang abnormal dalam darah paling sering menunjukkan adanya masalah
pada hati, kantong empedu, atau tulang. Namun, mereka mungkin juga menunjukkan
kekurangan gizi, hepatitis, kirosis, tumor kanker ginjal, masalah usus, masalah pankreas,
atau infeksi serius. Rentang normal ALP bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada
usia, jenis darah, jenis kelamin, dan keadaan h juga dapat mendiagnosis penyakit tulang,
seperti rakitis, osteomalacia, dan penyakit paget pada tulang. Kisaran normal untuk kadar
ALP serum adalah 20-140 IU / L, namun hal ini dapat bervariasi dari laboratorium ke
laboratorium.
Sindrom marfan adalah kelainan yang mempengaruhi jaringan ikat. Kelainan ini
disebabkan mutasi pada gen FBN1 yang berfungsi dalam pembuatan fibrilin-1.
Kelainan ini biasanya diturunkan dengan pola autosomal dominan. Kelainan ini
dapat memengaruhi 6 bagian tubuh yaitu rangka, jantung dan pembuluh darah, mata,
kulit, sistem syaraf, dan paru-paru.
Gejala dan tanda kelainan ini terjadi pada 6 bagian tubuh tersebut. Pada bagian
rangka, biasanya orang yang mempunyai kelainan ini tubuhnya sangat tinggi, kurus,
dan sendinya longgar. Penderita kelainan ini mempunyai tulang yang lebih panjang
daripada orang normal, muka yang panjang dan kecil, gigi yang tidak teratur, tulang
dada yang turun, tulang belakang yang melengkung, dan kaki datar.
Penderita sindrom ini mempunyai masalah pada jantung dan pembuluh darah.
Masalah tersebut seperti ada bagian pembuluh jantung yang lemah sehingga mudah
robek, katup jantung mengalami kebocoran. Kebocoran ini dapat menyebabkan nafas
menjadi pendek, kelelahan, dan denyut jantung menjadi sangat cepat dan tidak
teratur. Penderita sindrom ini juga mempunyai masalah pada mata seperti miopi,
glukoma, katarak, pergeseran lensa, dan lepasnya retina.
Pada kulit juga terdapat masalah seperti stretch marks dan hernia. Pada sistem saraf
terdapat masalah seperti jaringan pada otak dan tulang belakang melemah serta
meregang. Selain itu, penderita merasakan nyeri di bagian perut dan kaki menjadi
sakit, mati rasa serta melemah. Pada paru-paru masalah yang dihadapi adalah
kantung udara menjadi kaku, paru-paru roboh jika kantung udara meregang dan
membengkak, mendengkur atau tidak bernafas dalam waktu singkat ketika tidur.
Sindrom ini dapat diketahui melalui catatan medis, silsilah keluarga, pemeriksaan
fisik, mata, dan jantung. Sindrom ini belum ada obatnya sehingga hal yang dapat
dilakukan adalah melakukan pemeriksaan rutin tahunan untuk masalah tulang,
jantung, pembuluh darah, dan mata. Selain itu, penderita kelainan ini disarankan
untuk tidak merokok. Pemasangan penopang dan operasi dapat dilakukan untuk
masalah tulang yang serius. Untuk masalah jantung dan pembuluh darah, penderita
dapat minum obat untuk masalah katup jantung dan operasi penggantian katup
jantung serta pembuluh darah. Untuk masalah syaraf, penderita dapat minum obat
untuk sakit punggung
2. Penyakit inflamatori/degeneratif
a. Injuries to joints and muscles
Masalah yang sering terjadi pada sendi adalah patela kondromalasia, injuri pada
rotator cuff, sindrom plica, dan keseleo. Patela kondromalasia adalah sindrom yang
disebabkan penekanan yang terjadi berulang-ulang pada lutut sehingga lutut
mengalami peradangan dan pelembekan pada kartilago di bawa patela. Injuri pada
rotator cuff adalah robeknya bagian supraspinatus dan infraspinatus pada gelang
bahu. Sindrom plica adalah kondisi ketika plica (perpanjangan dari kapsul sinovial
lutut) mengalami iritasi, pembengkakan, dan inflamasi. Keseleo adalah cedera yang
terjadi pada ligamen. Ligamen adalah jaringan ikat penghubung antar tulang dan
penyokong sendi.
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada cedera sendi adalah nyeri pada sendi,
inflamasi, muncul warna kemerahan, kaku, menjadi lemas, tidak stabil, bengkak, dan
berkurangnya jangkauan gerakan. Tanda dan gejala tersebut dapat dikurangi efeknya
seperti inflamasi, bengkak, dan warna kemerahan dapat dikurangi dengan
mengompres bagian yang cedera dengan es batu atau air dingin. Selain itu, kekakuan
dapat dikurangi dengan terapi panas. Tetapi, bantuan medis oleh tenaga kesehatan
tetap diperluk Masalah yang sering terjadi pada otot adalah tendovaginitis, tendonitis,
siku tenis, groin strain, achilles tendonitis pain, dan shin splints. Tendovaginitis
adalah pembengkakan pada tendon dan selubungnya. Tendonitis adalah inflamasi
atau iritasi pada tendon (penghubung tulang dan otot). Siku tenis adalah nyeri yang
muncul pada siku bagian luar. Groin strain adalah robeknya otot dari kelompok
adduktor pinggul. Achilles tendonitis pain adalah inflamasi yang terjadi tendon
Achilles (penghubung otot betis dan tulang tumit). Shin splints adalah nyeri yang
muncul pada tulang kering bagian dalam atau tibia.
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada cedera sendi adalah bengkak, terjadi
hemotoma, sakit ketika digerakkan sampai jangkauan tertentu, menjadi lemas, kaku,
tidak adanya daya tahan otot, dan tidak stabil. Tanda dan gejala tersebut dapat
dikurangi efeknya seperti inflamasi, bengkak, dan warna kemerahan dapat dikurangi
dengan mengompres bagian yang cedera dengan es batu atau air dingin. Selain itu,
kekakuan dapat dikurangi dengan terapi panas. Tetapi, bantuan medis oleh tenaga
kesehatan tetap diperlukan jika mengalami tanda dan gejala tersebut.
b. Low back pain
Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang muncul pada punggung bagian
bawah. Rasa nyeri bisa terasa ringan dan konstan sampai nyeri yang tiba-tiba dan
tajam sehingga membuat sulit bergerak. Sakit punggung ini dapat dialami semua
orang tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini seperti
usia, kebugaran fisik yang buruk, obesitas, keturunan, penyakit lain, pekerjaan,
merokok, dan ras.
Terdapat 2 jenis sakit punggung yaitu akut dan kronis. Sakit punggung akut adalah
sakit yang dirasakan tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan, jatuh, atau mengangkat
sesuatu yang terlalu berat. Sakit punggung jenis ini adalah jenis yang paling umum
terjadi dan biasanya terjadi selama 6 minggu. Sakit punggung kronis adalah sakit
punggung terjadi mendadak atau pelan-pelan namun terjadi dalam waktu yang lama
yaitu lebih dari 3 bulan.
Sakit punggung disebabkan oleh masalah mekanis, penyakit, dan stress. Masalah
mekanis yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah otot tegang dan cedera.
Penyakit yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah skoliosis, radang sendi,
batu ginjal, endometriosis, dan tumor. Penyakit ini dapat dideteksi dengan x-ray,
MRI, CT, dan tes darah.
Pengobatan dapat dilakukan untuk sakit punggung akut dan kronis. Untuk sakit yang
akut dapat diobati dengan meminum obat pereda sakit, melakukan gerakan yang
mengurangi nyeri, dan tidak disarankan untuk berolahraga serta operasi. Untuk sakit
yang kronis dapat diobati dengan mengompres bagian yang sakit, olahraga, minum
obat, latih bagian punggung, mengubah gaya hidup, dan operasi
c. Skoliosis dan kifosis
Skoliosis dan kifosis adalah gangguan pada bentuk tulang belakang. Perbedaan
skoliosis dan kifosis adalah skoliosis dapat berbentuk S atau C sedangkan kifosis
membuat tulang belakang membungkuk. Skoliosis dan kifosis dapat terjadi pada
semua orang. Perempuan beresiko terkena penyakit ini daripada laki-laki dan orang
yang mempunyai keluarga yang terkena penyakit ini dari pada laki laki dan orang lebi
hal yang sama. Gejala dari penyakit ini adalah bahu tidak rata, kepala tidak terletak di
tengah, sisi tubuh tidak sejajar, dan salah satu tulang rusuk lebih tinggi ketika
membungkuk ke depan.
Penyebab dari penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi struktural dan non-
struktural. Struktural adalah ketika tulang punggung memiliki bentuk yang tetap dan
penyebabnya bisa karena penyakit, cedera, infeksi, bawaan dari lahir, dan penyebab
lainnya. Non-struktural adalah ketika tulang punggung strukturnya normal dan
bentuknya hanya untuk sementara. Untuk melihat penyakit ini, dapat dilakukan
pemeriksaan catatan medis, pemeriksaan fisik, dan x-ray. Pengobatan yang dapat
dilakukan adalah observasi, pemasangan alat penopang, dan operasi
d. Fraktur
Fraktur merupakan nama lain dari patah tulang. Ada 5 jenis patah yaitu patah tulang
tertutup, terbuka, transversal, miring, dan kominuta. Patah tulang tertutup adalah
patah tulang yang tidak menembus kulit sedangkan patah tulang terbuka adalah patah
tulang yang menembus kulit atau ada luka. Patah tulang transversal adalah patah
tulang yang patahan membentuk garis lurus. Patah tulang miring adalah patah tulang
yang membentuk sudut tertentu. Patah tulang kominuta adalah patah tulang dengan
tulang hancur menjadi potongan-potongan kecil
Patah tulang disebabkan karena trauma, osteoporosis, atau dipakai berlebihan. Patah
tulang dapat terjadi pada semua orang. Gejala dan tanda dari patah tulang adalah
bengkak dan nyeri di sekitar luka, memar, dan ada perubahan bentuk. Patah tulang
akan diperiksa oleh dokter menggunakan x-ray. Patah tulang dapat diobati dengan
pemasangan gips, pemasangan cetakan, penarikan, fiksasi eksternal, dan fiksasi
internal.
e. Artritis akut
Artritis akut adalah inflamasi pada sendi. Gejala dan tanda dari penyakit ini adalah
rasa nyeri, muncul warna kemerahan, rasa panas, bengkak di sendi, susah bergerak,
demam, berat badan turun, muncul masalah pernafasan, ruam, dan gatal. Penyebab
dari penyakit ini adalah gen dan lingkungan berupa cedera dan infeksi akibat virus.
Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini adalah tes di labotarium dan
x-ray. Untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan operasi atau meminum obat-
obatan.
f. Osteomielitis
Osteomielis adalah infeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus. Ada dua jenis osteomielitis yaitu akut dan kronis. Pada osteomielis akut terjadi
tanda dan gejala seperti nyeri tulang, demam, pembengkakan, kemerahan pada area
yang terinfeksi, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Sedangkan untuk
osteomielis kronis terjadi nyeri tulang, pembengkakan, lelah tanpa alasan, menggigil,
mengeluarkan keringat berlebihan, perubahan kulit, serta mengalirnya nanah dari
saluran sinus ke tulang. Penyakit ini dapat diketahui melalui CT scan, MRI, USG,
biopsi tulang, dan rontgen. Osteomielis dapat diobati dengan antibiotik dan
pembedahan.
g. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kepadatan tulang. Kondisi ini didukung
oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. Faktor yang tidak
dapat diubah adalah umur, ras, gender, dan riwayat keluarga. Faktor yang dapat
diubah adalah minum minuman beralkohol, diet, hormon, obat-obatan, aktivitas fisik,
merokok, dan berat badan.
Osteoporosis disebut sebagai “silent disease” karena tidak mempunyai gejala sampai
terjadi patah tulang. Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini adalah
dengan tes kepadatan tulang. Osteoporosis dapat dicegah dan diperlambat dengan
makan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, olahraga, pola hidup sehat,
dan minum obat-obatan untuk mencegah osteoporosis.
Rakhitis adalah kondisi yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan lemah sehingga
dapat terjadi perubahan bentuk tulang. Osteomalasia adalah rakhitis yang terjadi pada
orang dewasa. Walaupun sama-sama menyebabkan patah tulang, osteomalasia
berbeda dengan osteoporosis. Osteomalacia terjadi karena tidak sempurnanya proses
perkembangan tulang sehingga tulang tidak mengeras sedangkan osteoporosis adalah
pengeroposan tulang yang sudah jadi. Penyakit ini disebabkan kekurangan kalsium
dan vitamin D.
Gejala dan tanda dari penyakit ini adalah timbul rasa nyeri, otot lengan dan paha
melemah dan kaku, kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk atau naik tangga, rasa
lelah, dan tulang mudah patah. Penyakit ini dapat diketahui melalui berbagai tes
seperti biopsi tulang, tes darah dan urine, x-ray, dan pemeriksaan kepadatan mineral
tulang. Penyakit ini dapat diatasi dengan makan makanan kaya akan vitamin D dan
kalsium, pola makan, dan berjemur
Patologi Sistem Muskulo
1. Struktur dan Fungsi
Muscle Fibers
Muscle fibers adalah sel multinuklear yang diselimuti oleh lamina basal dan membran sel
otot khusus yang disebut sarcolemma. Sarcolemma bertindak sebagai penghalang fisik
terhadap lingkungan luar dan memudahkan pemberian sinyal pada serat. Di dalam
sarcolemma, masing-masing serat terdiri dari myofibril sejajar paralel dan sarcoplasma
di sekitarnya, yang merupakan sitoplasma sel otot.
Myofibril dirakit dari struktur berulang yang disebut sarcomeres - unit fungsional
terkecil dari serat otot. Setiap sarkomer terbentuk dari filamen aktin (tipis) dan myosin
(tebal) disusun dalam urutan yang tepat dan kompleks protein yang mendukung struktur
filamen. Tampilan lurik myofibril dicapai dengan kombinasi filamen aktin yang
membentuk pita terang (I band) dan filamen miosin yang membentuk pita gelap (A
band). Perbatasan antara dua sarkomer tetangga disebut Z-line (juga dikenal sebagai Z-
disc atau Z-band).
Innervation
Innervasi mengacu pada distribusi saraf yang mengendalikan suatu daerah atau organ,
termasuk otot (tabel menunjukkan saraf yang mengendalikan setiap otot). Banyak otot
kepala dan leher yang diinervasi oleh saraf kranial, yang berasal dari otak dan melewati
foramina tengkorak.
Sebagai alternatif, saraf tulang belakang dihubungkan ke sumsum tulang belakang dan
melewati foramina intervertebralis. Misalnya, saraf spinal L1 melewati antara vertebra L1
dan L2. Saraf spinal dapat membentuk jaringan kompleks (pleksus) setelah keluar dari
sumsum tulang belakang; satu cabang jaringan ini mungkin berisi akson dari beberapa
saraf tulang belakang. Dengan demikian, banyak tabel mengidentifikasi saraf tulang
belakang yang terlibat serta nama-nama saraf perifer.
Type I dan II fiber
Fast Fiber (type II-B)
Sebagian besar serat otot rangka dalam tubuh disebut serat cepat, karena mereka
dapat mencapai tekanan berkedut puncak dalam 0,01 detik atau kurang setelah stimulasi.
Serat cepat berdiameter besar dan mengandung miofibril padat, cadangan glikogen besar,
dan mitokondria yang relatif sedikit. Otot yang didominasi oleh serat cepat menghasilkan
kontraksi yang kuat karena ketegangan yang dihasilkan oleh serat otot berbanding lurus
dengan jumlah myofibril. Namun, serat cepat kelelahan dengan cepat karena kontraksi
mereka menggunakan ATP dalam jumlah besar, dan mereka memiliki sedikit
mitokondria untuk menghasilkan ATP. Akibatnya, aktivitas yang berkepanjangan
didukung terutama oleh metabolisme anaerobik.
Slow Fiber (type I)
Serat lambat hanya memiliki setengah diameter serat cepat dan memakan waktu
tiga kali lebih lama untuk mencapai tegangan puncak setelah stimulasi. Serat ini
mengkhususkan diri pada cara yang memungkinkannya terus berkontraksi lama setelah
serat yang cepat menjadi lelah. Spesialisasi yang paling penting mendukung metabolisme
aerobik di banyak mitokondria. Salah satu karakteristik utama dari serat otot yang lambat
adalah bahwa mereka dikelilingi oleh jaringan kapiler yang lebih luas daripada tipikal
jaringan otot yang cepat. Untuk alasan ini, mereka memiliki suplai oksigen yang lebih
tinggi secara dramatis untuk mendukung aktivitas mitokondria. Serat lambat juga
mengandung pigmen merah mioglobin.
Protein globular ini mirip dengan hemoglobin, pigmen pembawa oksigen merah
dalam darah. Baik mioglobin dan hemoglobin secara reversibel mengikat molekul
oksigen. Jenis serat otot lainnya mengandung sejumlah kecil mioglobin, namun sangat
melimpah pada serat yang lambat. Akibatnya, sisa serat lambat menyimpan cadangan
oksigen substansial yang dapat dimobilisasi selama kontraksi. Otot rangka yang
didominasi oleh serat lambat berwarna merah gelap karena serat yang lambat memiliki
pasokan kapiler yang luas dan konsentrasi myoglobin yang tinggi.
Dengan cadangan oksigen dan suplai darah yang lebih efisien, mitokondria serat lambat
dapat berkontribusi lebih banyak ATP selama kontraksi. Selain itu, jembatan silang
dalam siklus serat lambat lebih lambat daripada serat cepat, mengurangi permintaan ATP.
Dengan demikian, serat lambat kurang bergantung pada metabolisme anaerobik daripada
serat cepat. Selain itu, cadangan glikogen serat lambat lebih kecil dari pada serat cepat,
karena beberapa produksi energi mitokondria melibatkan pemecahan lipida yang
disimpan daripada glikogen.
Intermediate Fiber (type II-A)
Sebagian besar sifat intermediate fiber adalah perpaduan di antara serat cepat dan serat
lambat. Dalam penampilan, serat intermediate sangat mirip serat cepat, karena
mengandung sedikit mioglobin dan relatif pucat. Mereka memiliki jaringan kapiler
intermediate dan suplai mitokondria di sekitar mereka dan lebih tahan terhadap kelelahan
daripada serat cepat.
B. Permasalahan Umum Dan Serius Yang Berkaitan Dengan Sistem Muskulo
Muscle wasting disebut juga sebagai atrofi otot adalah kondisi melemahnya atau
hilangnya jaringan otot. Muscle wasting menyebabkan penurunan kekuatan otot yang
signifikan dan kemampuan untuk menggerakkan otot. Ada dua jenis atrofi otot, yakni
tidak digunakan dan neurogenik. Atrofi yang tidak disengaja disebabkan tidak cukup
menggunakan otot. Atrofi jenis ini seringkali bisa kembali seperti semula dengan
olahraga dan nutrisi yang lebih baik. Atrofi neurogenik adalah jenis atrofi otot yang
paling parah. Penyebabnya bisa karena luka, atau penyakit saraf yang terhubung ke otot.
Atrofi otot jenis ini cenderung terjadi lebih mendadak daripada atrofi yang tidak
digunakan.
a. Amyotrophic lateral sclerosis (ALS, atau penyakit Lou Gehrig) adalah penyakit sel
saraf di otak, batang otak dan sumsum tulang belakang yang mengendalikan gerakan
otot tak sadar. Di ALS, sel saraf motor (neuron) terbuang atau mati, dan tidak bisa
lagi mengirim pesan ke otot. Hal ini akhirnya menyebabkan otot melemah, berkedut,
dan ketidakmampuan untuk menggerakkan lengan, tungkai, dan badan.
b. Sindrom Guillain-Barre
Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah masalah kesehatan serius yang terjadi saat
sistem pertahanan tubuh (kekebalan tubuh) secara keliru menyerang bagian dari
sistem saraf. Hal ini menyebabkan peradangan saraf yang menyebabkan kelemahan
otot atau kelumpuhan dan gejala lainnya. Kerusakan saraf akibat luka, diabetes,
toksin, atau alkohol
c. Polio (poliomielitis)
Polio adalah penyakit virus yang dapat mempengaruhi saraf dan dapat menyebabkan
kelumpuhan parsial atau penuh. Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus poliovirus.
2. Distrofi otot
Distrofi otot adalah kelainan genetik yang mengakibatkan kelemahan otot seiring
berjalannya waktu. Distrofi otot tidak dapat disembuhkan. Terdapat delapan jenis distrifi
otot, yaitu Duchenne/Becker (DMD/BMD), Myotonic (MMD), Limb-Girdle (LGMD),
Facioscapulohumeral (FSH),Congenital (CMD) and myopathies, Distal (DD),
Oculopharyngeal (OPMD), dan Emery-Dreifuss (EDMD).
a. Duchenne/Becker (DMD/BMD
Biasanya diderita oleh laki-laki. Diawali dengan kelemahan pada otot lengan atas
dan kaki bagian atas. Otak, tenggorokan, jantung, otot diafragma / dada, perut, usus,
tulang belakang juga berpotensi untuk terpengaruh oleh penyakit ini.Myotonic
(MMD) Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk
menderita penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot wajah, leher, lengan,
tangan, pinggul, kaki bagian bawah, dan bisa mempengaruhi otot pada mata,
tenggorokan, jantung, perut, usus, organ penghasil hormon, saraf, dan kulit.
b. Limb-Girdle (LGMD)
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini.
Diawali dengan kelemahan pada otot bahu dan pinggul. Kelemahan otot berawal
dari masa kanak-kanak hingga akhir masa dewasa. Jantung, otot diafragma atau
dada, dan tulang belakang adalah bagian tubuh mana yang bisa terpengaruh.
c. Facioscapulohumeral (FSH)
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot wajah, bahu, lengan atas, dan
kaki bagian bawah. Kelemahan otot biasanya dimulai usia 20 tahun (usia rata-rata
di kalangan remaja) dan bagian tubuh yang bisa terpengaruh adalah mata, telinga,
jantung, serta batang tubuh.
d. Congenital (CMD) and myopathies
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot leher, lengan, dan kaki saat lahir
atau di awal masa kanak-kanak. Bagian tubuh yang bisa terpengaruh adalah otak,
mata, tenggorokan, jantung, diafragma / otot dada, saraf, dan tulang belakang.
e. Distal (DD)
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot lengan, tangan, dan kaki bagian
bawah serta bisa memperngaruhi bagian saraf, otot lainnya, tetapi tergantung dari
tipe DD. Kelemahan otot biasanya dimulai pada rentang dari remaja sampai
dewasa.
f. Oculopharyngeal (OPMD)
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot. Setelah 40 tahun biasanya
kelemahan otot baru dimulai dan bagian pertama yang melemah adalah wajah
(kebanyakan di sekitar mata), leher, lengan atas, dan kaki bagian atas serta dapat
mempengaruhi tenggorokan.
g. Emery-Dreifuss (EDMD)
Umumnya laki-laki yang lebih terkena dampaknya. Kelemahan otot dimulai antara
usia 5-15 tahun dan otot yang biasanya menunjukkan kelemahan lebih dulu adalah
bagian lengan atas dan kaki bagian bawah, serta dapt mempengaruhi jantung dan
tulang belakang.
3. Penyakit sistem saraf
Otak, sumsum tulang belakang, dan saraf membentuk sistem saraf. Bersama-sama
mereka mengendalikan semua cara kerja tubuh. Ketika ada yang tidak beres dengan
bagian sistem saraf, maka akan berakibat pada masalah saat bergerak, berbicara,
menelan, bernapas, atau belajar. Selain itu bisa juga memiliki masalah dengan ingatan,
indra, atau mood. Ada lebih dari 600 penyakit neurologis. Jenis utama dari penyakit
sistem saraf meliputi:
a. Masalah dengan cara sistem saraf berkembang, seperti spina bifida. Spina bifida
adalah cacat tabung saraf sejenis cacat lahir pada otak, tulang belakang, atau
sumsum tulang belakang. Itu terjadi jika kolom spinal janin tidak menutup
sepenuhnya selama bulan pertama kehamilan. Hal ini dapat merusak saraf dan
sumsum tulang belakang. Tes skrining selama kehamilan bisa mengecek spina
bifida. Terkadang ditemukan hanya setelah bayi lahir.
b. Penyakit degeneratif, dimana sel saraf rusak atau mati, seperti penyakit Parkinson
dan penyakit Alzheimer. Penyakit Parkinson (PD) adalah jenis gangguan gerakan.
Hal itu terjadi ketika sel saraf di otak tidak menghasilkan cukup zat kimia otak yang
disebut dopamin. Terkadang hal tersebut disebabkan oleh masalah genetik, tetapi
paparan bahan kimia di lingkungan lebih berpengaruh. Tidak ada tes laboratorium
untuk PD, sehingga sulit untuk didiagnosis. Dokter menggunakan riwayat medis
dan pemeriksaan neurologis untuk mendiagnosisnya. PD biasanya dimulai sekitar
usia 60, tapi bisa mulai lebih awal. Hal ini lebih sering terjadi pada pria daripada
pada wanita. Tidak ada obat untuk PD. Pembedahan dan stimulasi otak dalam
(DBS) dapat membantu kasus yang parah. Penyakit Alzheimer (AD) adalah bentuk
demensia yang paling umum di kalangan orang tua. Demensia adalah kelainan otak
yang secara serius mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Orang-orang dengan AD mungkin mengalami masalah mengingat hal-
hal yang terjadi baru-baru ini atau nama orang yang mereka kenal. AD biasanya
dimulai setelah usia 60 tahun. Resiko meningkat seiring bertambahnya usia. Resiko
Anda juga lebih tinggi jika anggota keluarga terkena penyakit ini.
c. Penyakit pembuluh darah yang memasok otak, seperti stroke.
Stroke terjadi saat aliran darah ke otak berhenti. Dalam hitungan menit, sel otak
mulai mati. Ada dua jenis stroke. Jenis yang lebih umum, yang disebut stroke
iskemik, disebabkan oleh bekuan darah yang menghalangi atau menyumbat
pembuluh darah di otak. Jenis lainnya, disebut stroke hemoragik, disebabkan oleh
pembuluh darah yang pecah dan berdarah ke otak. "Mini-strokes" atau transient
ischemic attacks (TIAs), terjadi saat suplai darah ke otak terganggu sebentar.
d. Cedera pada sumsum tulang belakang dan otak.Cedera pada tulang belakang dapat
mengganggu sinyal yang mengalir di bagian tengah punggung bolak-balik antara
tubuh dan otak. Cedera sumsum tulang belakang biasanya dimulai dengan pukulan
yang patah atau melemahkan tulang belakang. Sebagian besar cedera tidak
memotong sumsum tulang belakang, melainkan menyebabkan kerusakan saat
potongan tulang belakang robek ke jaringan kabel atau tekan bagian saraf yang
membawa sinyal. Cedera otak traumatis (TBI) terjadi saat benjolan, pukulan,
tersentak, atau cedera kepala lainnya menyebabkan kerusakan pada otak. Cedera
terburuk dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian. Gejala TBI
mungkin tidak muncul sampai beberapa hari atau beberapa minggu setelah cedera.
Sebuah gegar otak adalah jenis yang paling ringan. TBI dapat menyebabkan
berbagai perubahan yang mempengaruhi pemikiran, sensasi, bahasa, atau emosi.
TBI dapat dikaitkan dengan gangguan stres pascatrauma. Orang dengan luka parah
biasanya membutuhkan rehabilitasi.
e. Gangguan kejang, seperti epilepsi.
Epilepsi adalah kelainan otak yang menyebabkan orang mengalami kejang
berulang. Kejang terjadi ketika sekelompok sel saraf, atau neuron, di otak
mengirimkan sinyal yang salah. Epilepsi memiliki banyak kemungkinan penyebab,
termasuk penyakit, cedera otak, dan perkembangan otak abnormal. Dalam banyak
kasus, penyebabnya tidak diketahui.
f. Kanker, seperti tumor otak
Tumor otak adalah pertumbuhan sel abnormal di jaringan otak. Tumor otak bisa
jinak, tanpa sel kanker, atau ganas, dengan sel kanker yang tumbuh cepat. Beberapa
adalah tumor otak primer, yang dimulai di otak.
g. Infeksi, seperti meningitis
Meningitis adalah radang jaringan tipis yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang, yang disebut meninges. Ada beberapa jenis meningitis dan yang paling
umum adalah meningitis virus, sedangkan yang jarang terjadi adalah meningitis
yang disebabkan oleh bakteri, meningitis jenis ini dapat menyebabkan kematian.
Biasanya dimulai dengan bakteri yang menyebabkan infeksi mirip flu. Hal ini dapat
menyebabkan stroke, gangguan pendengaran, dan kerusakan otak. Hal ini juga bisa
membahayakan organ tubuh lainnya. Infeksi pneumokokus dan infeksi
meningokokus adalah penyebab paling umum meningitis bakteri.
a. Penyakit neuron motorik – untuk alasan yang tidak diketahui atau genetik, neuron
motorik bawah (dan kadang-kadang juga atas) secara bertahap mati. Beberapa jenis
penyakit neuron motorik genetik (diwariskan) mencakup infantile progresif atrofi
otot tulang belakang (SMA1), atrofi otot tulang belakang menengah (sma2), atrofi
otot tulang belakang remaja (SMA3) dan atrofi otot tulang belakang dewasa. Bentuk
yang paling umum dari penyakit neuron motorik, yang dikenal hanya sebagai
penyakit neuron motorik atau amyotrophic lateral sclerosis atau penyakit Lou
Gehrig, biasanya tidak diwariskan dan penyebabnya belum diketahui.
b. Neuropati – sistem saraf perifer (saraf selain yang di dalam sumsum tulang belakang)
yang terpengaruh. Beberapa penyakit yang berbeda dari saraf perifer termasuk
penyakit genetik penyakit Charcot-Marie-Tooth, diabetes gangguan hormonal (jika
tidak terkontrol), dan penyakit autoimun seperti demielinasi neuropati inflamasi
kronis (CIDP).
c. Gangguan sambungan neuromuskular – dalam penyakit ini, transmisi sinyal untuk
bergerak (kontraksi) otot tersumbat seperti mencoba untuk menjembatani gap antara
saraf dan otot. Yang paling umum dari penyakit ini adalah myasthenia gravis,
penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang
menempel pada sambungan neuromuskular dan mencegah transmisi impuls saraf ke
otot.
d. Miopati termasuk distrofi otot – berbagai jenis distrofi otot (pemborosan otot)
disebabkan oleh berbagai mutasi genetik yang mencegah pemeliharaan dan
perbaikan jaringan otot. Beberapa jenis termasuk distrofi otot Becker, distrofi otot
bawaan, distrofi otot Duchenne dan distrofi otot Facioscapulohumeral. Penyakit lain
dari otot (miopati) dapat disebabkan sebagai efek samping yang jarang dari obat
(misalnya, obat penurun kolesterol yang dikenal sebagai statin), penyakit autoimun
seperti polimiositis atau polymyalgia rheumatica atau gangguan hormonal seperti
hipotiroidisme.
2. Myasthenia Gravis
Istilah miastenia gravis berarti kelemahan otot yang parah. Miastenia gravis merupakan
satu-satunya penyakit neuromuskular yang merupakan gabungan antara cepatnya terjadi
kelemahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan (dapat memakan waktu 10
hingga 20 kali lebih lama dari normal).
Pada orang normal, bila ada impuls saraf mencapai hubungan neuromuskular, maka
membran akson terminal presinaps mengalami depolarisasi sehingga asetilkolin akan
dilepaskan dalam celah sinaps. Asetilkolin berdifusi melalui celah sinaps dan bergabung
dengan reseptor asetilkolin pada membran postsinaps. Penggabungan ini menimbulkan
perubahan permeabilitas terhadap natrium dan kalium secara tiba-tiba menyebabkan
depolarisasi lempeng akhir dikenal sebagai potensial lempeng akhir (EPP). Jika EPP ini
mencapai ambang akan terbentuk potensial aksi dalam membran otot yang tidak
berhubungan dengan saraf, yang akan disalurkan sepanjang sarkolema. Potensial aksi
ini memicu serangkaian reaksi yang mengakibatkan kontraksi serabut otot. Sesudah
transmisi melewati hubungan neuromuscular terjadi, astilkolin akan dihancurkan oleh
enzim asetilkolinesterase.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, bukan hanya diperlukan sebuah
pengetahuan untuk menjalani hidup sehat. Tetapi juga kesadaran dan kemauan untuk
melaksanakannya. Oleh karena itu, diperlukan perubahan dari diri sendiri, kelompok masyarakat,
dan lingkungan sosial. Harus ditumbuhkan kesadaran bahwa manusia dapat bergerak karena ada
rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot.
Dengan adanya kerja sama antara rangka & otot, manusia dapat berjalan, melompat, berlari dan
sebagainya. Oleh karena itu, tidak terlepas dari berbagai kelainan terkait genetic maupun
infalamatori.
Referensi :
1. https://emedicine.medscape.com
2. https://ghr.nlm.nih.gov
3. http://www.oif.org/site
4. https://www.niams.nih.gov
5. https://orthoinfo.aaos.org
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov
7. https://www.hopkinsmedicine.org
8. https://www.cdc.gov/ncbddd/musculardystrophy/facts.html
9. https://www.livestrong.com/article/173404-diseases-that-causes-muscle-wasting/
10. http://www.easternhealingcenter.com/En/joint_is_key.htm
11. https://medlineplus.gov/ency/article/003188.htm
12. https://medlineplus.gov/neurologicdiseases.html#summary
13. Tortora, G. &. (2009). Principles of Anatomy and Physiology--- the 12th edition.
United States of America: John Wiley and Sons.