Disusun Oleh
S1 KEPERAWATAN
(PROGRAM ALIH JENJANG) STIKES PEMKAB JOMBANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Konsep gerak tidak hanya diartikan sebagai perpindahan tempat saja akan tetapi
gerakan dari bagian – bagian tubuh disebut juga sebagai suatu gerakan. Contohnya, pada
saat kita menulis, kita tidak berpindah tempat hanya tangan kita saja yang bergerak. Pada
saat kita menulis, kita dikatakan juga sedang bergerak. Untuk mempelajari dan mengetahui
perubahan yang terjadi pada tubuh manusia kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur
dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting
dalam melaksanakan fungsi profesi kesehatan. Dengan mengetahui struktur dan fungsi
tubuh manusia, seorang professional dapat makin jelas manafsirkan perubahan yang
terdapat pada alat tubuh tersebut.
Sistem Muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa. Struktur
tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang
lebih 50 % kesehatan dan baiknya fungsi sistem tubuh yang lainya. Tulang memberi
perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru. Kerangka tulang
merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Sendi secara umum berfungsi untuk menggerakkan anggota tubuh. Sendi juga
berfungsi untuk menghubungkan antara dua tulang sehingga membentuk
rangka, memungkinkan rangka tubuh bergerak bebas dan leluasa sesuai batas,
dan menanggung berat badan.
C. Tulang panjang (pipa)
Tulang panjang memiliki panjang yang lebih besar dari lebarnya. Tulang
panjang memiliki beberapa epifisis dan cenderung berbentuk agak melengkung untuk
dapat menyerap tekanan lebih baik. Bentuk tulang yang lurus akan memudahkan
terjadinya fraktura. Tulang-tulang yang merupakan tulang panjang memiliki panjang
yang bervariasi, mulai dari femur (tulang paha), tibia dan fibula (tulang kaki),
humerus (tulang lengan atas), ulna dan radius (tulang lengan bawah), hingga
phalanges (tulang jari tangan dan kaki). Tulang panjang terdiri atas diafisis,
medularry cavity, epifisis, articular cartilage, periosteum, dan endosteum. Tulang
panjang berfungsi sebagai pengungkit, penyokong, alat gerak, dan tempak
pembentukan sel darah.
D. Large joints
Large joints terdiri dari leher, bahu, panggul, dan lutut. Leher ada di antara
kepala dan badan. Seluruh sinyal saraf harus melewati leher untuk mencapai otak.
Sama pentingnya, oksigen dan nutrisi harus diangkut ke otak dari tubuh melalui leher.
Jika leher diblokir, otak tidak akan bisa menerima cukup zat penting dari tubuh. Jika
aliran energi tidak mencukupi, dampaknya terhadap otak dan kesehatan secara
keseluruhan adalah signifikan. Bahu adalah struktur yang besar dan kompleks.
Dengan satu lampiran pada sternum, bahu menghubungkan klavikula, skapula dan
satu sisi lengan, yang bertanggung jawab untuk melakukan banyak aktivitas.
Pentingnya bahu tidak hanya untuk mobilitas tapi juga untuk kesehatan paru-paru,
jantung, tenggorokan, telinga dan seluruh kepala. Sendi panggul berhubungan erat
dengan sistem reproduksi, sistem saluran kencing, sistem pencernaan dan saraf
siatikatik. Setiap penyumbatan di daerah ini dapat menyebabkan penyakit pada sistem
tersebut. Sementara lutut merupakan salah satu penyumbang mobilitas terbesar bagi
manusia.
E. Spinal column
Sprain adalah bentuk cidera yang berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi
dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi.Gejalanya dapat berupa nyeri,
inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidak mampuan mengerakkan
tungkai.
Menurut para ahli, pengertian dari sprain itu sendiri adalah cidera pada bagian
ligamen yang disebabkan oleh peregangan otot yang melebihi kapasitas normal. Jadi
apabila melakukan aktifitas terlalu over maka akan sangat rentan sekali terkena
keseleo, karena otot-otot kita selalu berada dalam keadaan tegang.Sprain adalah jenis
cidera yang paling sering dialami oleh para pemain sepak bola, untuk menghindari
keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan strectching yang tepat bisa mencegah
terjadinya cidera tersebut (Hardianto Wibowo 1995 : 22).
Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot melebihi batas normal
(abnormal stress) dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu.Jenis cidera ini juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, atau
ketika terjadi kontraksi, otot belum siap.
1. Strain ringan di tandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba
pada bagian otot yang mengaku.
2. Strain total didiagnosa sebagai otot yang tidak bisa berkontraksi dan berbentuk
benjolan.
3. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu. Dan pada cidera
strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cidera, terlebih jika otot
berkontraksi.
5. Cidera strain membuat daerah sekitar cidera memar dan membengkak. Setelah
24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan
pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan.
Arthritis Degenerative
Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang yang
utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan
luasnya trauma. (Lukman, Nurma Ningsih. 2012).
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di
serap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah
serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang di tandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
Tulang bisa bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang
tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru
diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang.
Gouty Artritis
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout
primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan
ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya
serangan akut.
Osteosarkoma
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. (
Price, 1962:1213 ).
Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekeluargaan
menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya hereditery. Dikatakan beberapa virus
onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Radiasi ion
dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Akhir-akhir ini dikatakan
ada 2 tumor suppressor gene yang berperan secara signifikan terhadap tumorigenesis
pada osteosarkoma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan Rb (kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan
perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai tumbuh bisa
didalam tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak
sekitar tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan
tumor kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara hematogen paling
sering keparu atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-20% telah
mengalami metastase pada saat diagnosis ditegakkan. (Salter, robert : 2006).
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik
(destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak
menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam
jiwa.
Pain(nyeri)
Sinyal ke sistem saraf bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh seperti gatal,
sengatan, luka bakar, sakit. Ada nyeri yg akut dan kronis. Nyeri akut datang tiba-tiba,
bisa karena penyakit, luka, atau pembengkakan. Nyeri akut dapat didiagnosis dan
diobati oleh dokter dan biasanya langsung hilang. Namun terkadang bisa berubah
menjadi nyeri kronis yang berlangsung lama dan bisa menyebabkan masalah parah.
Nyeri bisa disembuhkan dengan obat, terapi fisik, akupuntur, atau bahkan operasi.
Joint stiffness adalah keadaan dimana gerakan sendi terbatas atau sulit
digerakkan. Orang yang menderita joint stiffness bisa menggerakkan sendinya secara
penuh, tetapi memerlukan tenaga yang besar. Sendi kaku yang terjadi karena
peradangan biasanya akan semakin parah setelah terbangun dari tidur atau istirahat
yang lama. Sendi kaku bisa disembuhkan dengan peregangan, terapi fisik, mandi air
hangat setelah bangun tidur dan melakukan aktivitas fisik.
X-ray
X-ray adalah teknologi kedokteran yang bisa membantu dokter untuk melihat
bagian dalam tubuh seseorang tanpa harus membuat sayatan. Teknologi ini dapat
membantu memeriksa area dimana pasien mengalami rasa sakit atau tidak nyaman,
memantau perkembangan penyakit yang didiagnosis seperti osteoporosis, dan
memeriksa seberapa baik perawatan yang telah diberikan kepada pasien.
Berbagai jenis sinar-X digunakan untuk tujuan yang berbeda. Misalnya, dokter
menggunakan mammogram untuk memeriksa payudara. Atau menggunakan sinar-X
dengan enema barium untuk melihat lebih dekat saluran gastrointestinal. Kondisi
yang dapat dilihat melalui x-ray antara lain kanker tulang, kanker payudara,
penyumbatan pembuluh darah, masalah pencernaan, patah tulang, infeksi, kerusakan
gigi, dll.
Ada beberapa risiko yang dapat muncul dalam menggunakan sinar-X. Tapi
bagi kebanyakan orang, potensi manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Serum Calcium
Tes ini mengukur berapa banyak kalsium dalam darah. Tes ini digunakan
untuk mengetahui kelainan yang mempengaruhi metabolisme kalsium (cara tubuh
memperoleh, mengangkut, menggunakan dan membuang kalsium). Ukuran
normalnya adalah 8.5 sampai 10.2 mg/dL, tetapi ukuran ini mungkin berbeda untuk
setiap individu. Hasil tes laboratorium dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis
kelamin, riwayat kesehatan, metode yang digunakan untuk tes, dan banyak faktor
lainnya
Fosforus
Tes fosfor serum dapat menentukan apakah seseorang memiliki kadar fosfor
tinggi atau rendah, namun dokter perlu melakukan lebih banyak tes untuk menentukan
hasil tes serum fosfor serum yang abnormal. Jika kadar fosfor dalam darah terlalu
tinggi, mungkin terindikasi bahwa ia memiliki endapan fosfor - dikombinasikan
dengan kalsium - di arteri. Terkadang, endapan ini mungkin muncul di otot. Mereka
langka dan hanya terjadi pada orang dengan penyerapan kalsium berat atau masalah
ginjal. Lebih umum lagi, kelebihan fosfor menyebabkan penyakit kardiovaskular atau
osteoporosis.
Alkalin Fosfat
Uji alkaline phosphatase (uji ALP) mengukur jumlah enzim alkalin fosfatase
dalam aliran darah. Tes ini membutuhkan pengambilan darah sederhana. Alkaline
phosphatase adalah enzim yang ditemukan di aliran darah. ALP membantu memecah
protein dalam tubuh dan ada dalam bentuk yang berbeda, tergantung dari mana
asalnya. Hati adalah salah satu sumber utama ALP, namun beberapa juga dibuat di
tulang, usus, pankreas, dan ginjal. Pada wanita hamil, ALP dibuat di plasenta.
Tingkat ALP yang abnormal dalam darah paling sering menunjukkan adanya
masalah pada hati, kantong empedu, atau tulang. Namun, mereka mungkin juga
menunjukkan kekurangan gizi, hepatitis, kirosis, tumor kanker ginjal, masalah usus,
masalah pankreas, atau infeksi serius. Rentang normal ALP bervariasi dari orang ke
orang, tergantung pada usia, jenis darah, jenis kelamin, dan keadaan hamil. Tes ALP
juga dapat mendiagnosis penyakit tulang, seperti rakitis, osteomalacia, dan penyakit
paget pada tulang. Kisaran normal untuk kadar ALP serum adalah 20-140 IU / L,
namun hal ini dapat bervariasi dari laboratorium ke laboratorium.
Clubfoot (talipes equinovarus) adalah cacat lahir yang biasanya terjadi ketika
jaringan yang menghubungkan otot ke tulang di kaki bayi dan kaki lebih pendek dari
biasanya. Posisi clubfoot bisa diperbaiki dengan terapi fisik untuk meregangkan kaki
dan pergelangan kaki dan operasi.
Intoeing
Adalah kelainan dimana kaki terlipat ke dalam saat jalan. Biasa terjadi pada
anak-anak. Saat mengalami kelainan ini, anak-anak cenderung tersandung saat
berjalan atau terlihat aneh saat berjalan dan berlari. Ada 3 penyebab umum yang
menyebabkan kelainan ini. Metatarsus adductus, yaitu kaki terpelintir ke dalam,
internal tibial torsial, yaitu tulang kaki bagian bawah berubah ke dalam di antara lutut
dan pergelangan kaki, dan internal femoral torsion, yaitu tulang paha berubah ke
dalam antara pinggul dan lutut.
Adalah kondisi dimana sendi “ball and pocket” pada pinggul tidak terbentuk
dengan normal pada bayi dan anak-anak. Terkadang dikenal dengan nama
Developmental Dysplasia of the Hip (DDH). Tanpa pengobatan, DDH dapat
menyebabkan nyeri pinggul, osteoarthritis, dan pincang.
Setelah 72 jam bayi lahir, akan dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Bayi
yang didiagnosis dengan DDH biasanya diobati dengan kain belat yang biasa dikenal
dengan sebutan Pavlik. Pavlik akan mengamankan kedua pinggul bayi dalam posisi
yang stabil. Jika pavlik tidak bekerja, akan dilakukan operasi saat usia bayi sudah
mencapai 6 bulan.
Pasien dengan penyakit ini memiliki gejala, seperti sakit di bagian leher,
gerakan leher yg terbatas, dan kejang otot. Fisioterapi adalah salah satu pengobatan
yang paling efektif untuk menyembuhkan penyakit ini.
Achondroplasia
Adalah gangguan pertumbuhan tulang yang menyebabkan jenis dwarfisme
yang paling umum. Achondroplasia adalah salah satu kelompok kelainan
chondrodystrophies atau osteochonddrodysplasias. Penyakit ini diwarisi sebagai sifat
autosomal dominan, yang berarti bahwa jika seorang anak mendapatkan gen yang
cacat dari 1 orang tua, anak tersebut akan mengalami kelainan tersebut pula.
Sebagian besar bayi dengan achondroplasia lahir dari orang tua yang tidak
memiliki kondisi ini. Hal ini terjadi bila ada perubahan gen acak baik pada telur atau
sperma yang bergabung bersama dan menciptakan seorang bayi.
Penyakit Genetik/developmental :
1. Osteogenesis imperfecta
Osteogenesis imperfecta adalah kelainan kerapuhan tulang yang disebabkan
mutasi gen COL1A1 dan COL1A2 yang mengkodekan prokolagen tipe I. Kolagen
adalah substansi yang membuat tulang menjadi kuat. Pada penderita kelainan ini,
terjadi kekurangan atau kelainan kolagen sehingga tulang menjadi lebih mudah patah.
Kelainan ini biasanya diturunkan dengan pola autosomal dominan.
Terdapat 8 jenis osteogenesis imperfecta yang memengaruhi ringan atau
beratnya gejala. Tipe 1 adalah kelainan yang paling sering terjadi dan ringan
sedangkan tipe 2 adalah kelainan yang paling berat. Tanda dan gejala dari kelainan ini
adalah kecacatan pada tulang, tubuh kecil dan pendek, kulit mudah memar, sendi
longgar, otot yang lemah, bagian putih pada mata terlihat berwarna biru, ungu atau
abu-abu, muka berbentuk seperti segitiga, rangka dada berbentuk seperti tong, tulang
belakang melengkung, gigi yang raput, kehilangan pendengaran pada umur sekitar 20
sampai 30, dan masalah penafasan
Kelainan ini dapat diketahui dengan biopsi kulit dan tes darah. Biopsi kulit
adalah proses pembedahan yang dilakukan oleh dokter untuk mengambil sedikit kulit
penderita. Dokter akan melihat di bawah mikroskop untuk mengetahui ada atau
tidaknya kelainan kolagen. Tes darah dilakukan untuk mengetahui gen-gen abnormal
yang dapat menyebabkan osteogenesis imperfecta.Kelainan ini belum mempunyai
obat sampai saat ini. Hal-hal dapat dilakukan adalah mencegah dan mengontrol gejala
dan tanda dari kelainan ini, memaksimalkan pergerakan, dan menjaga massa tulang
serta kekuatan otot.
2. Marfan’s syndrom
Gejala dan tanda kelainan ini terjadi pada 6 bagian tubuh tersebut. Pada bagian
rangka, biasanya orang yang mempunyai kelainan ini tubuhnya sangat tinggi, kurus,
dan sendinya longgar. Penderita kelainan ini mempunyai tulang yang lebih panjang
daripada orang normal, muka yang panjang dan kecil, gigi yang tidak teratur, tulang
dada yang turun, tulang belakang yang melengkung, dan kaki datar.
Penderita sindrom ini mempunyai masalah pada jantung dan pembuluh darah.
Masalah tersebut seperti ada bagian pembuluh jantung yang lemah sehingga mudah
robek, katup jantung mengalami kebocoran. Kebocoran ini dapat menyebabkan nafas
menjadi pendek, kelelahan, dan denyut jantung menjadi sangat cepat dan tidak teratur.
Penderita sindrom ini juga mempunyai masalah pada mata seperti miopi, glukoma,
katarak, pergeseran lensa, dan lepasnya retina.
Pada kulit juga terdapat masalah seperti stretch marks dan hernia. Pada sistem
saraf terdapat masalah seperti jaringan pada otak dan tulang belakang melemah serta
meregang. Selain itu, penderita merasakan nyeri di bagian perut dan kaki menjadi
sakit, mati rasa serta melemah. Pada paru-paru masalah yang dihadapi adalah kantung
udara menjadi kaku, paru-paru roboh jika kantung udara meregang dan membengkak,
mendengkur atau tidak bernafas dalam waktu singkat ketika tidur.
Penyakit inflamatori/degeneratif
1. Injuries to joints and muscles
Masalah yang sering terjadi pada sendi adalah patela kondromalasia, injuri
pada rotator cuff, sindrom plica, dan keseleo. Patela kondromalasia adalah sindrom
yang disebabkan penekanan yang terjadi berulang-ulang pada lutut sehingga lutut
mengalami peradangan dan pelembekan pada kartilago di bawa patela. Injuri pada
rotator cuff adalah robeknya bagian supraspinatus dan infraspinatus pada gelang bahu.
Sindrom plica adalah kondisi ketika plica (perpanjangan dari kapsul sinovial lutut)
mengalami iritasi, pembengkakan, dan inflamasi. Keseleo adalah cedera yang terjadi
pada ligamen. Ligamen adalah jaringan ikat penghubung antar tulang dan penyokong
sendi.
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada cedera sendi adalah nyeri pada sendi,
inflamasi, muncul warna kemerahan, kaku, menjadi lemas, tidak stabil, bengkak, dan
berkurangnya jangkauan gerakan. Tanda dan gejala tersebut dapat dikurangi efeknya
seperti inflamasi, bengkak, dan warna kemerahan dapat dikurangi dengan
mengompres bagian yang cedera dengan es batu atau air dingin. Selain itu, kekakuan
dapat dikurangi dengan terapi panas. Tetapi, bantuan medis oleh tenaga kesehatan
tetap diperlukan jika mengalami tanda dan gejala tersebut.
Masalah yang sering terjadi pada otot adalah tendovaginitis, tendonitis, siku
tenis, groin strain, achilles tendonitis pain, dan shin splints. Tendovaginitis adalah
pembengkakan pada tendon dan selubungnya. Tendonitis adalah inflamasi atau iritasi
pada tendon (penghubung tulang dan otot). Siku tenis adalah nyeri yang muncul pada
siku bagian luar. Groin strain adalah robeknya otot dari kelompok adduktor pinggul.
Achilles tendonitis pain adalah inflamasi yang terjadi tendon Achilles (penghubung
otot betis dan tulang tumit). Shin splints adalah nyeri yang muncul pada tulang kering
bagian dalam atau tibia.
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada cedera sendi adalah bengkak, terjadi
hemotoma, sakit ketika digerakkan sampai jangkauan tertentu, menjadi lemas, kaku,
tidak adanya daya tahan otot, dan tidak stabil. Tanda dan gejala tersebut dapat
dikurangi efeknya seperti inflamasi, bengkak, dan warna kemerahan dapat dikurangi
dengan mengompres bagian yang cedera dengan es batu atau air dingin. Selain itu,
kekakuan dapat dikurangi dengan terapi panas. Tetapi, bantuan medis oleh tenaga
kesehatan tetap diperlukan jika mengalami tanda dan gejala tersebut.
2. Low back pain
Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang muncul pada punggung
bagian bawah. Rasa nyeri bisa terasa ringan dan konstan sampai nyeri yang tiba-tiba
dan tajam sehingga membuat sulit bergerak. Sakit punggung ini dapat dialami semua
orang tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini seperti
usia, kebugaran fisik yang buruk, obesitas, keturunan, penyakit lain, pekerjaan,
merokok, dan ras.
Terdapat 2 jenis sakit punggung yaitu akut dan kronis. Sakit punggung akut
adalah sakit yang dirasakan tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan, jatuh, atau
mengangkat sesuatu yang terlalu berat. Sakit punggung jenis ini adalah jenis yang
paling umum terjadi dan biasanya terjadi selama 6 minggu. Sakit punggung kronis
adalah sakit punggung terjadi mendadak atau pelan-pelan namun terjadi dalam waktu
yang lama yaitu lebih dari 3 bulan.
Sakit punggung disebabkan oleh masalah mekanis, penyakit, dan stress.
Masalah mekanis yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah otot tegang dan
cedera. Penyakit yang dapat menyebabkan sakit punggung adalah skoliosis, radang
sendi, batu ginjal, endometriosis, dan tumor. Penyakit ini dapat dideteksi dengan x-
ray, MRI, CT, dan tes darah.
Pengobatan dapat dilakukan untuk sakit punggung akut dan kronis. Untuk
sakit yang akut dapat diobati dengan meminum obat pereda sakit, melakukan gerakan
yang mengurangi nyeri, dan tidak disarankan untuk berolahraga serta operasi. Untuk
sakit yang kronis dapat diobati dengan mengompres bagian yang sakit, olahraga,
minum obat, latih bagian punggung, mengubah gaya hidup, dan operasi
3. Skoliosis dan kifosis
Skoliosis dan kifosis adalah gangguan pada bentuk tulang belakang.
Perbedaan skoliosis dan kifosis adalah skoliosis dapat berbentuk S atau C sedangkan
kifosis membuat tulang belakang membungkuk. Skoliosis dan kifosis dapat terjadi
pada semua orang. Perempuan beresiko terkena penyakit ini daripada laki-laki dan
orang yang mempunyai keluarga yang terkena penyakit ini lebih beresiko mengalami
hal yang sama. Gejala dari penyakit ini adalah bahu tidak rata, kepala tidak terletak di
tengah, sisi tubuh tidak sejajar, dan salah satu tulang rusuk lebih tinggi ketika
membungkuk ke depan.
Penyebab dari penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi struktural dan non-
struktural. Struktural adalah ketika tulang punggung memiliki bentuk yang tetap dan
penyebabnya bisa karena penyakit, cedera, infeksi, bawaan dari lahir, dan penyebab
lainnya. Non-struktural adalah ketika tulang punggung strukturnya normal dan
bentuknya hanya untuk sementara. Untuk melihat penyakit ini, dapat dilakukan
pemeriksaan catatan medis, pemeriksaan fisik, dan x-ray. Pengobatan yang dapat
dilakukan adalah observasi, pemasangan alat penopang, dan operasi
4. Fraktur
Fraktur merupakan nama lain dari patah tulang. Ada 5 jenis patah yaitu patah
tulang tertutup, terbuka, transversal, miring, dan kominuta. Patah tulang tertutup
adalah patah tulang yang tidak menembus kulit sedangkan patah tulang terbuka
adalah patah tulang yang menembus kulit atau ada luka. Patah tulang transversal
adalah patah tulang yang patahan membentuk garis lurus. Patah tulang miring adalah
patah tulang yang membentuk sudut tertentu. Patah tulang kominuta adalah patah
tulang dengan tulang hancur menjadi potongan-potongan kecil
5. Artritis akut
Artritis akut adalah inflamasi pada sendi. Gejala dan tanda dari penyakit ini
adalah rasa nyeri, muncul warna kemerahan, rasa panas, bengkak di sendi, susah
bergerak, demam, berat badan turun, muncul masalah pernafasan, ruam, dan gatal.
Penyebab dari penyakit ini adalah gen dan lingkungan berupa cedera dan infeksi
akibat virus. Tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini adalah tes di
labotarium dan x-ray. Untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan operasi atau
meminum obat-obatan.
6. Osteomielitis
7. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kepadatan tulang. Kondisi ini didukung
oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan dapat diubah. Faktor yang tidak
dapat diubah adalah umur, ras, gender, dan riwayat keluarga. Faktor yang dapat
diubah adalah minum minuman beralkohol, diet, hormon, obat-obatan, aktivitas fisik,
merokok, dan berat badan.
Gejala dan tanda dari penyakit ini adalah timbul rasa nyeri, otot lengan dan
paha melemah dan kaku, kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk atau naik tangga,
rasa lelah, dan tulang mudah patah. Penyakit ini dapat diketahui melalui berbagai tes
seperti biopsi tulang, tes darah dan urine, x-ray, dan pemeriksaan kepadatan mineral
tulang. Penyakit ini dapat diatasi dengan makan makanan kaya akan vitamin D dan
kalsium, pola makan, dan berjemur
Muscle Fibers
Muscle fibers adalah sel multinuklear yang diselimuti oleh lamina basal dan
membran sel otot khusus yang disebut sarcolemma. Sarcolemma bertindak sebagai
penghalang fisik terhadap lingkungan luar dan memudahkan pemberian sinyal pada
serat. Di dalam sarcolemma, masing-masing serat terdiri dari myofibril sejajar paralel
dan sarcoplasma di sekitarnya, yang merupakan sitoplasma sel otot.
Myofibril dirakit dari struktur berulang yang disebut sarcomeres - unit fungsional
terkecil dari serat otot. Setiap sarkomer terbentuk dari filamen aktin (tipis) dan
myosin (tebal) disusun dalam urutan yang tepat dan kompleks protein yang
mendukung struktur filamen. Tampilan lurik myofibril dicapai dengan kombinasi
filamen aktin yang membentuk pita terang (I band) dan filamen miosin yang
membentuk pita gelap (A band). Perbatasan antara dua sarkomer tetangga disebut Z-
line (juga dikenal sebagai Z-disc atau Z-band).
Innervation
Innervasi mengacu pada distribusi saraf yang mengendalikan suatu daerah
atau organ, termasuk otot (tabel menunjukkan saraf yang mengendalikan setiap otot).
Banyak otot kepala dan leher yang diinervasi oleh saraf kranial, yang berasal dari otak
dan melewati foramina tengkorak.
Sebagian besar serat otot rangka dalam tubuh disebut serat cepat, karena
mereka dapat mencapai tekanan berkedut puncak dalam 0,01 detik atau kurang setelah
stimulasi. Serat cepat berdiameter besar dan mengandung miofibril padat, cadangan
glikogen besar, dan mitokondria yang relatif sedikit. Otot yang didominasi oleh serat
cepat menghasilkan kontraksi yang kuat karena ketegangan yang dihasilkan oleh serat
otot berbanding lurus dengan jumlah myofibril. Namun, serat cepat kelelahan dengan
cepat karena kontraksi mereka menggunakan ATP dalam jumlah besar, dan mereka
memiliki sedikit mitokondria untuk menghasilkan ATP. Akibatnya, aktivitas yang
berkepanjangan didukung terutama oleh metabolisme anaerobik.
Serat lambat hanya memiliki setengah diameter serat cepat dan memakan
waktu tiga kali lebih lama untuk mencapai tegangan puncak setelah stimulasi. Serat
ini mengkhususkan diri pada cara yang memungkinkannya terus berkontraksi lama
setelah serat yang cepat menjadi lelah. Spesialisasi yang paling penting mendukung
metabolisme aerobik di banyak mitokondria. Salah satu karakteristik utama dari serat
otot yang lambat adalah bahwa mereka dikelilingi oleh jaringan kapiler yang lebih
luas daripada tipikal jaringan otot yang cepat. Untuk alasan ini, mereka memiliki
suplai oksigen yang lebih tinggi secara dramatis untuk mendukung aktivitas
mitokondria. Serat lambat juga mengandung pigmen merah mioglobin.
Dengan cadangan oksigen dan suplai darah yang lebih efisien, mitokondria
serat lambat dapat berkontribusi lebih banyak ATP selama kontraksi. Selain itu,
jembatan silang dalam siklus serat lambat lebih lambat daripada serat cepat,
mengurangi permintaan ATP. Dengan demikian, serat lambat kurang bergantung pada
metabolisme anaerobik daripada serat cepat. Selain itu, cadangan glikogen serat
lambat lebih kecil dari pada serat cepat, karena beberapa produksi energi mitokondria
melibatkan pemecahan lipida yang disimpan daripada glikogen.
Sebagian besar sifat intermediate fiber adalah perpaduan di antara serat cepat
dan serat lambat. Dalam penampilan, serat intermediate sangat mirip serat cepat,
karena mengandung sedikit mioglobin dan relatif pucat. Mereka memiliki jaringan
kapiler intermediate dan suplai mitokondria di sekitar mereka dan lebih tahan
terhadap kelelahan daripada serat cepat.
2) Sindrom Guillain-Barre
Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah masalah kesehatan serius yang terjadi
saat sistem pertahanan tubuh (kekebalan tubuh) secara keliru menyerang
bagian dari sistem saraf. Hal ini menyebabkan peradangan saraf yang
menyebabkan kelemahan otot atau kelumpuhan dan gejala lainnya. Kerusakan
saraf akibat luka, diabetes, toksin, atau alkohol
3) Polio (poliomielitis)
Polio adalah penyakit virus yang dapat mempengaruhi saraf dan dapat
menyebabkan kelumpuhan parsial atau penuh. Polio merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus poliovirus.
B. Distrofi otot
Distrofi otot adalah kelainan genetik yang mengakibatkan kelemahan otot seiring
berjalannya waktu. Distrofi otot tidak dapat disembuhkan. Terdapat delapan jenis
distrifi otot, yaitu Duchenne/Becker (DMD/BMD), Myotonic (MMD), Limb-Girdle
(LGMD), Facioscapulohumeral (FSH),Congenital (CMD) and myopathies, Distal
(DD), Oculopharyngeal (OPMD), dan Emery-Dreifuss (EDMD).
1) Duchenne/Becker (DMD/BMD)
Biasanya diderita oleh laki-laki. Diawali dengan kelemahan pada otot lengan
atas dan kaki bagian atas. Otak, tenggorokan, jantung, otot diafragma / dada,
perut, usus, tulang belakang juga berpotensi untuk terpengaruh oleh penyakit ini.
2) Myotonic (MMD)
3) Limb-Girdle (LGMD)
4) Facioscapulohumeral (FSH)
6) Distal (DD)
7) Oculopharyngeal (OPMD)
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
penyakit ini. Diawali dengan kelemahan pada otot. Setelah 40 tahun biasanya
kelemahan otot baru dimulai dan bagian pertama yang melemah adalah wajah
(kebanyakan di sekitar mata), leher, lengan atas, dan kaki bagian atas serta dapat
mempengaruhi tenggorokan.
8) Emery-Dreifuss (EDMD)
o Pain
Nyeri adalah perasaan yang bisa dirasakan oleh seseorang namun tidak
dapat dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu, kadar dari nyeri tergantung pada
individu yang merasakan. Nyeri nociceptive terjadi karena adanya aktivasi
dari nociceptors. Nociceptors ditemukan pada semua jaringan kecuali sistem
saraf pusat. Rasa sakit yang dirasakan sebanding dengan tingkat aktivasi
serabut nyeri aferen. Nyeri ini bisa dan bisa akut atau kronis.
Nyeri neuropatik disebabkan oleh luka atau penyakit saraf atau aktivitas saraf
dalam proses penyakit lain. Nyeri neuropatik dapat terjadi pada daerah tepi
dan sistem saraf pusat. Nyeri simpatik menengah disertai dengan edema,
perubahan aliran darah di kulit, aktivitas pseudomotor yang abnormal di
daerah nyeri, allodynia, hiperalgesia, atau hiperpatia. Nyeri deafferenasi
adalah nyeri yang kronis dan disebabkan oleh hilangnya impuls masuk pada
aferen ke sistem saraf pusat. Nyeri dapat timbul di sistem saraf tepi dan pusat.
Nyeri neuralgia adalah nyeri yang berhubungan dengan kerusakan saraf atau
iritasi di sepanjang saraf tunggal.
o Serum enzymes
Enzim serum adalah pengukuran kadar suatu enzim dalam jaringan.
Pengukuran enzim serum dan elektromiografi harus dilakukan sebelum biopsi.
Enzim seperti glutamic oxaloacetic dan glutamic pyruvic transaminases (GOT
dan GPT), lactic dehydrogenase (LDH), aldolase, dan creatine phosphokinase
(CPK) biasanya terdapat pada otot dan jaringan lainnya. Perubahan kadar
enzim menandakan peningkatan kecepatan pelepasan suatu enzim dari
jaringan yang rusak. Kadar enzim serum tergantung pada kerja organ lain
karena ada beberapa enzim yang tidak spesifik hanya bekerja di otot dan dapat
meningkat apabila ada penyakit lain. CPK adalah indikator kimia yang paling
sensitif dan akurat bila terjadi pemecahan serabut otot.
o Electromyography
Elektromiografi adalah prosedur untuk melihat kondisi otot dan sistem
saraf yang mengatur otot yaitu neuron motor. Neuron motor menghantarkan
impuls yang menyebabkan otot dapat berkontraksi dan relaksasi. EMG
menterjemahkan implus ini ke dalam bentuk grafik atau angka yang akan
didiagnosis oleh dokter. EMG dilakukan bila muncul gejala dan tanda seperti
rasa kesemutan, mati rasa, kelemahan otot, nyeri otot, kelumpuhan, dan
kedutan pada otot tak sadar
Ada 2 komponen dalam tes EMG yaitu studi konduksi saraf dan jarum EMG.
Pada studi konduksi saraf, pasien akan dipasangkan sensor kecil yang
dinamakan elektroda pada kulit untuk menilai kemampuan neuron motor
untuk mengirimkan impuls. Jarum EMG digunakan mengevaluasi sinyal
listrik. Jarum dimasukkan ke dalam jaringan otot untuk melihat aktivitas otot
saat istirahat dan kontraksi
o Muscle biopsy
Biopsi otot adalah prosedur untuk mengangkat sampel jaringan untuk
pemeriksaan labotarium. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat keberadaan
infeksi atau penyakit dalam otot. Dalam biopsi otot akan dilakukan bius lokal
sehingga bagian yang dibiopsi akan mati rasa tetapi pasien tetap bangun
selama biopsi dilakukan. Biopsi dilakukan apabila dokter mencurigai pasien
mengalami kelainan pada metabolisme otot, penyakit yang mempengaruhi
pembuluh darah atau jaringan ikat, infeksi pada otot, dan gangguan otot.
Resiko dari biopsi otot adalah memar pada bagian yang dibiopsi.
3. Penyakit Spesifik: Genetik/Developmental dan Inflamatori
Neurogenic Disorder
1. Penyakit neuron motorik – untuk alasan yang tidak diketahui atau genetik,
neuron motorik bawah (dan kadang-kadang juga atas) secara bertahap mati.
Beberapa jenis penyakit neuron motorik genetik (diwariskan) mencakup
infantile progresif atrofi otot tulang belakang (SMA1), atrofi otot tulang
belakang menengah (sma2), atrofi otot tulang belakang remaja (SMA3) dan
atrofi otot tulang belakang dewasa. Bentuk yang paling umum dari penyakit
neuron motorik, yang dikenal hanya sebagai penyakit neuron motorik atau
amyotrophic lateral sclerosis atau penyakit Lou Gehrig, biasanya tidak
diwariskan dan penyebabnya belum diketahui.
2. Neuropati – sistem saraf perifer (saraf selain yang di dalam sumsum tulang
belakang) yang terpengaruh. Beberapa penyakit yang berbeda dari saraf
perifer termasuk penyakit genetik penyakit Charcot-Marie-Tooth, diabetes
gangguan hormonal (jika tidak terkontrol), dan penyakit autoimun seperti
demielinasi neuropati inflamasi kronis (CIDP).
Istilah miastenia gravis berarti kelemahan otot yang parah. Miastenia gravis
merupakan satu-satunya penyakit neuromuskular yang merupakan gabungan antara
cepatnya terjadi kelemahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan (dapat
memakan waktu 10 hingga 20 kali lebih lama dari normal).
Pada orang normal, bila ada impuls saraf mencapai hubungan neuromuskular,
maka membran akson terminal presinaps mengalami depolarisasi sehingga asetilkolin
akan dilepaskan dalam celah sinaps. Asetilkolin berdifusi melalui celah sinaps dan
bergabung dengan reseptor asetilkolin pada membran postsinaps. Penggabungan ini
menimbulkan perubahan permeabilitas terhadap natrium dan kalium secara tiba-tiba
menyebabkan depolarisasi lempeng akhir dikenal sebagai potensial lempeng akhir
(EPP). Jika EPP ini mencapai ambang akan terbentuk potensial aksi dalam membran
otot yang tidak berhubungan dengan saraf, yang akan disalurkan sepanjang
sarkolema. Potensial aksi ini memicu serangkaian reaksi yang mengakibatkan
kontraksi serabut otot. Sesudah transmisi melewati hubungan neuromuscular terjadi,
astilkolin akan dihancurkan oleh enzim asetilkolinesterase.
KESIMPULAN
Referensi :
1. https://emedicine.medscape.com
2. https://ghr.nlm.nih.gov
3. http://www.oif.org/site
4. https://www.niams.nih.gov
5. https://orthoinfo.aaos.org
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov
7. https://www.hopkinsmedicine.org
8. https://www.cdc.gov/ncbddd/musculardystrophy/facts.html
9. https://www.livestrong.com/article/173404-diseases-that-causes-muscle-wasting/
10. http://www.easternhealingcenter.com/En/joint_is_key.htm
11. https://medlineplus.gov/ency/article/003188.htm
12. https://medlineplus.gov/neurologicdiseases.html#summary
13. Tortora, G. &. (2009). Principles of Anatomy and Physiology--- the 12th edition.
United States of America: John Wiley and Sons.