Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN 10
SISTEM LOKOMOTOR

Disusun Oleh :
Humaira Andini Putri
220106111

Dosen Pengampu : Apt. Asti Yuniar Rindarwati, M.Farm.


Asisten : Aliyah Alfita
Hari/Tanggal : Selasa, 26 Desember 2022

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG 20
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
1.1 Mengidentifikasi struktur dan anatomi tulang, otot, dan sendi yang
merupakan komponen utama sistem lokomotorius
1.2 Mengidentifikasi fungsi tulang, otot dan sendi
1.3 Mengidentifikasi jaringan otot
1.4 Mengidentifikasi karakteristik ketiga tipe otot manusia, yaitu otot skelet
otot juntung dan otot polos.
1.5 Mengidentifikasi mekanisme kontraksi otot

II. PRINSIP
2.1 Sistem yang dapat menggerakkan tubuh. Terdiri dan kulang, otot, dan
sendi. Sistem koordinasi berupa penghantaran implus saraf ke susunan
saraf pusat, Pemprosesan implus saraf dan pemberi tanggapan
ransangan. (Feriyawati, 2006)

2.2 Manusia mempunyai kemampuan bergerak dan berpindah tempat. Gerak


terjadi oleh adanya kerja sama antara rangka dan otot. Rangka manusia
disusun oleh lebih dari 200 buah tulang. Otot menempel pada tulang
dan menghubungkan tulang yang satu dengan tulang lainnya. Otot
mempunyai kemampuan berkontraksi yang dapat menggerakkan tulang
dengan meranisme tertentu sehingga otot disebut alat gerak aktif,
sedangkan tulang alat gorak pasif. (Maulani, 2016)

2.3 Ada tiga komponen utama jaringan otot rangka, yaitu jaringan Ikat,
jangan otot seran lintang, dan sistem membran. Secara umum fungsi
jaringan otot ialah untuk penggerakan, stabilisasi posisi tubuh,
mengatur volume organ dan temagenesis, (Wansko, 2014)
III. TEORI DASAR
Gerak lokomotor adalah segala bentuk gerakan untuk memindahkan tubuh
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Gerak dasar lokomotor sering dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh: berjalan, berlari. Kemudian gerak
dasar lokomotor dapat dikombinasikan dengan gerakan dasar lainnya (Effendi,
2009).

Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata
sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir
setengah dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringan otot
seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat
iritabilitas). mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu
melaksanakan metabolism dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang
khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi.
Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin
dan myosin (Yunadi, 2003).

Gerak terjadi oleh adanya kerja sama antara rangka dan otot. Rangka
manusia disusun oleh lebih dari 200 buah tulang. Beberapa tulang saling menyatu,
dan tulang-tulang yang lainnya terhubung dengan sendi oleh ligamen yang
memungkinkan terjadinya pergerakan. Otot menempel pada tulang dan
menghubungkan tulang yang satu dengan tulang lainnya. Otot mempunyai
kemampuan berkontraksi yang dapat menggerakkan tulang dengan mekanisme
tertentu sehingga otot disebut alat gerak aktif, sedang tulang disebut alat gerak
pasif. (Maulani, 2016)

Manusia memiliki rangka dalam yang disusun oleh tulang keras (disebut
juga tulang rangka atau tulang) dan tulang rawan. Rangka manusia dibentuk dari
tulang tunggal atau gabungan tulang (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh
struktur lain, seperti ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan antara tulang
yang satu dengan tulang lainnya), tendon (jaringan ikat yang menghubungkan otot
dengan tulang), dan otot.
a. Fungsi dan Kegunaan Sistem Rangka
Sistem rangka memiliki lima fungsi utama yaitu:

1) Penopang/Penegak Tubuh
Sistem rangka menyediakan struktur yang mampu menopang seluruh
tubuh. Tulang-tulang penyusun rangka secara sendiri atau dalam
kelompok menyediakan tempat sangkutan bagi berbagai jaringan lunak
dan organ.
2) Tempat Penyimpanan Kalsium dan Lemak.
Di dalam tulang terdapat berbagai mineral seperti kalsium, kalium, dan
natrium. Kalsium (zat kapur) merupakan mineral utama pembentuk tulang.
Apabila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambilnya dari tulang
dan jika terjadi terus menerus, tulang dapat menjadi tipis, rapuh, dan
mudah patah. Selain sebagai cadangan mineral, tulang rangka menyimpan
cadangan energi dalam bentuk lemak yang disimpan pada sumsum tulang
kuning.
3) Penghasil Sel-Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih, dan komponen darah lainnya dihasilkan
pada sumsum tulang merah yang mengisi ruangan dalam kebanyakan
tulang, terutama pada tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan,
jaringan kanselus (tulang berbentuk spons) pada ujung tulang pipa, tulang
rusuk, dan tulang dada.
4) Pelindung Alat-Alat Tubuh Penting
Jaringan dan organ lunak dikelilingi dan dilindungi rangka. Sebagai
contoh, tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru; tengkorak
melindungi otak; ruas ruas tulang belakang melindungi sumsum tulang
belakang; gelang panggul melindungi sistem reproduksi dan sistem
pencernaan.
5) Alat Pergerakan
Tulang-tulang bertindak sebagai pengungkit apabila otot-otot yang
melekat pada tulang itu berkontraksi menghasilkan gerakan yang
bertumpu pada sendi.

b. Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang

Tulang pada bayi sebagian besar disusun oleh tulang rawan. Tulang
rawan, sebagian besar terdiri atas kolagen, bersifat pejal dan lentur. Dengan
tumbuhnya bayi, sel-sel tulang rawan digantikan dengan tulang keras yang
memiliki struktur lingkaran konsentris dari kalsium dan fosfat di antara sel-sel
tulang. Proses perubahan dari tulang rawan ke sel tulang keras dinamakan
penulangan (osifikasi). Proses penulangan berlanjut hingga remaja dan dewasa.
Epifisis adalah area bagi pertumbuhan secara memanjang bagi tulang-tulang
Panjang sewaktu kanak-kanak. Pada masa pertumbuhan ini sel-sel pada epifisis
membelah dan memanjangkan tulang. Ketika kita tumbuh, tulang bertambah
keras dan bertambah berat, tetapi kelenturannya berkurang. Hal itu berarti
tulang bertambah kuat tetapi mudah patah.
c. Struktur Tulang
Tulang (osteon), terdiri atas sel-sel tulang yang banyak mengandung
senyawa kapur dan fosfat. Senyawa kapur dan fosfat yang terkandung alam
tulang mengakibatkan tulang menjadi keras.
Macam-Macam Tulang Berdasarkan Bentuk Tulang:

1. Tulang panjang atau tulang pipa.


Kelompok tulang ini secara umum lebih panjang, lebar, berbentuk silinder
dan berfungsi sebagai pengungkit. Tulang panjang terletak pada lengan
atas, lengan bawah, paha, betis, telapak kaki, jari, dan ibu jari. Tulang
paha merupakan tulang panjang terbesar dan terberat pada tubuh.
2. Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya mirip kubus, contohnya adalah tulang-tulang
pada pergelangan tangan dan tulang-tulang pada pergelangan kaki,
berperan memindahkan daya. Tulang bentuk ini sebagian besar disusun
oleh jaringan tulang jarang (berbentuk spons).
3. Tulang pipih
Tulang pipih bentuknya tipis dan lengkung terdiri atas dua lapisan tulang
kompak (tulang keras), di tengahnya terdapat lapisan tulang seperti spons
Tulang pipih antara lain membentuk atap pada tulang kepala, juga
ditemukan pada tulang dada, tulang rusuk, dan tulang belikat. Tulang ini
menyediakan perlindungan bagi penempatan jaringan lunak dan
menyediakan permukaan bagi perlekatan otot-otot rangka.
4. Tulang yang tidak beraturan
Tulang jenis ini adalah tulang yang tidak dapat digolongkan dalam salah
satu dari ketiga bentuk tadi. Bentuk dari kelompok tulang ini tidak
beraturan. Tulang tersebut berfungsi sebagai tempat pelekatan otot atau
persendian. Tulang tidak beraturan ditemukan pada ruas-ruas tulang
belakang, tulang pada panggul, dan beberapa tulang tengkorak.
5. Tulang sesamoid
Umumnya berukuran kecil, pipih, dan bentuknya mirip biji wijen. Tulang
ini berkembang di dalam tendon dan otot-otot, umumnya berada dekat
sendi misal pada lutut, tangan dan tungkai.
6. Tulang sutura
Tulang sutura berukuran kecil, pipih, dan bentuknya tidak beraturan.
Tulang sutura terletak di antara tulang pipih pada tengkorak, dengan
jumlah, bentuk, dan posisi bervariasi pada tiap individu.
d. Macam- Macam Tulang Berdasarkan Bahan Penyusun Tulang

1) Tulang atau Osteon


Tulang terdiri atas hampir 50% air. Bagian padat tulang, terdiri atas
berbagai bahan mineral (sekitar 33,5%) terutama garam kalsium dan bahan
seluler (sekitar 16,5%). Struktur tulang yang dapat dilihat dengan mata
telanjang adalah struktur kasar.
a) Struktur Kasar
Setiap tulang rangka berisi dua bentuk jaringan tulang yaitu (1) tulang
kompak (padat) dan (2) tulang berbentuk spon. Tulang kompak selalu
berada pada permukaan tulang membentuk lapisan pelindung yang
kuat. Tulang spon terletak di bagian dalam tulang.
b) Struktur Halus
Periosteum adalah membran yang melapisi dan melekat erat pada
bagian luar tulang, kecuali di antara persendian karena di bagian ini
dilapisi oleh tulang rawan. Di dalam periosteum banyak terdapat
pembuluh darah. Pembuluh darah yang berasal dari periosteum
bercabang-cabang ke dalam tulang. Periosteum penting untuk
menebalkan tulang dan menyembuhkan patah tulang (fraktur). Pada
irisan melintang tulang kompak, dapat dilihat adanya suatu bentuk
yang terdiri atas lingkaran-lingkaran atau lempengan konsentris. Di
dalam pusat setiap lingkaran terdapat suatu saluran yang disebut
saluran Havers. Lempengan tulang atau lamela disusun konsentris
sekitar saluran havers. Di antara lempeng itu terdapat ruang-ruang
kecil disebut lakuna. Lakuna mengandung sel-sel tulang yang saling
bersambungan satu dengan yang lain, juga disambungkan dengan
saluran Havers di bagian tengah oleh saluran kecil yang disebut
kanalikuli. Satu sistem Havers yang lengkap adalah sebagai berikut.
(1) Saluran Havers, berada di pusat berisi urat saraf, pembuluh darah,
dan pembuluh limfe.
(2) Lamela (lempeng tulang) yang tersusun memusat.
(3) Lakuna yang mengandung sel tulang
(4) Kanalikuli yang memancar di antara lacuna dan
menggandengkannya dengan saluran Havers.
IV. METODELOGI PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat

No. Nama alat Gambar Kegunaan

1. Alat bedah Untuk membedah tikus

2. Benang Untuk mengikat tikus

Untuk alat praktikum


3. Buku
fisiologi otot

4. Benang kasur Untuk mengikat tikus


Untuk buku rujukan
mengidentifikasi
5. Buku Anatomi
anatomi tulang, otot, dan
sendi sistem lokomotor

6. Gelas kimia Untuk wadah larutan

Untuk menusuk tikus


7. Jarum

Untuk mengaitkan
8. Kait Jantung
tendon tikus

Untuk menentukan
9. Kimograf kontraksi tunggal
(keuangan)

10. Penangas air/ hot plate Untuk memanaskan air


Untuk meregokkan
11. Statip tiga rangkai beberapa alat
laboratorium

Untuk melatih otot-otot


12. Stimulator
badan

4.1.2 Bahan

No. Nama Bahan Kegunaan Precautuion


1. Air suling Untuk bahan Tidak berbahaya
pembuatan larutan
2. Air es Untuk menentukan Tidak berbahaya
pengaruh suhu
terhadap kontraksi
otot
3. Air hangat Untuk menentukan Tidak berbahaya
pengaruh suhu
terhadap kontraksi
otot
4. Eter Untuk menganastesi Tidak berbahaya
katak
5. Kalsium klorida Untuk zat pengering Iritasi (MSDS, 2006)
(CaCl)
6. Kalium klorida (KCl) Untuk bahan uji Iritasi (MSDS, 2006)
7. Katak hidup Untuk bahan Tidak berbahaya
percobaan kontraksi
otot jantung
8. Mononatrium fosfat Untuk pembersih Tidak berbahaya
(N2H2PO4) usus
9. Natrium Klorida Untuk injeksi Tidak berbahaya
(N2Cl) intravena
10. Soda kue (N2HCO3) Untuk bahan uji Tidak berbahaya
11. Skeleton (gambar Untuk rujukan Tidak berbahaya
kerangka tulang menggambar
manusia)
12. Tulang kaki ayam Untuk bahan Tidak berbahaya
(ceker) praktikum

4.2 Prosedur
4.2.1 Anatomi tulang
a. Diamati tulang ayam yang tersedia, diidentifikasi bagian-bagian
berikut dan digambarkan pada buku Saudara.

 Epifisis
 Rongga medula o Tulang batu karang (cancellous)
 Tulang pejal
 Diafisis
 Metafisis
 Sumsum tulang
 Hilum
b. Diamati gambar skeleton yang tersedia. Identifikasi dan diberi nama
tulang-tulang yang ditunjukkan pada Gambar 1.

4.2.2 Anatomi otot


a. Pengenalan beberapa otot kranial dan fasial ditunjukkan pada alat
peraga/gambar otot-otot berikut:

 Otot auricularis
 Otot frontalis
 Otot corrugator supercilli
 Otot quadratus labii superior
 Otot zygomaticus
 Otot orbicularis oris
 Otot nasalis
 Otot orbicularis oculi
Diidentifikasi otot-otot manakah yang terlibat dalam ekspresi muka
berikut ini

 Meringis
 Merengut
 Menaikkan hidung
 Mengerutkan bibir ke atas
 Mengerutkan dahi
b. Pengenalan beberapa otot superfisial tubuh Pada alat peraga/gambar
yang tersedia, ditunjukkan di mana letak otot-otot berikut ini dan
diceritakan fungsi dari masing-masing otot tersebut :

 Otot sternocleidomastoid Otot biceps branchii


 Otot quadriceps femoris Otot serratus anterior
 Otot triceps branchii
 Otot rectus abdominis Otot branchioradialis
 Otot gastrocnemius
 Otot gluteus maksimus o Otot sartorius
 Otot ekstensor
 Otot fleksor Otot soleus
 Otot peroneus
 Otot pectoralis o Otot deltoideus
4.2.3 Anatomi otot skelet
a. Struktur anatomi makro otot

Dilengkapi anatomi makro otot skelet seperti pada Gambar 2. Temukan


bagian-bagian berikut:

 Epimisium
 Perimisium
 Endomosium
 Fesikulus
 Tendon
 Serabut otot
b. Struktur anatomi mikro otot skelet dan myofibril

Dituliskan bagian-bagian anatomi mikro otot seperti dan struktur


miofibril pada Gambar
Ditemukan bagian-bagian berikut Filament tipis (aktin)

 Filamen tebal (myosin)


 Garis Z
 Sarkolema
 Sarkomer
 Sarkoplasma
 Pita A
 Pital
 Nukleus
 Tubulus T
 Retikulum Sarkoplasma
 Zone H
Struktur neuromuscular junction

Dituliskan dan ditentukan bagian-bagian celah sinaptik, vesikel sinaptik,


akson terminal, dan reseptor asetikolin.

4.2.4 Gerakan-gerakan Tubuh


Diperagakan Gerakan-gerakan pada gambar 5 dan ditentukan tipe
Gerakan yang sedang diperagakan.

4.2.5 Fisiologi Otot


a. kontraksi isometric dan isotonic

Diletakan tangan diatas meja dan telapak tangan menghadap ke


atas kemudian letakkan sebuah buku diatas tangan, diamati permukaan
anterior lengan atas kemudian dinyatakan tipe kontraksi yang terjadi
kemudian diletakkan Kembali lengan di atas meja dan ditambahkan
Kembali beberapa buku diatas tangan kemudian ancang-ancang untuk
mengangkat dan amati serta rasakan apa yang terjadi pada otot lengan
b. kontraksi otot

Diinaktivasi karak dan desebrasi dengan cara katak dipegang


dengan satu tangan dan ditekan kepalanya kebawah hingga membentuk
sudut 90° dengan menggunakan jari telunjuk, kemudian diraba diatas
lakukan pada batas kepalanya dan ditusuk dengan jarum kemudian dorong
jarum bedah ke arah muka dan kebawah lalu diputar jarum di rongga
kranial. Kemudian dilakukan isolasi otot gastroknemius dengan kulit dari
bagian posterior pinggul katak digunting dan dikuliti hingga seluruh
kakinya, kemudian dipisahkan otot-otot paha dari tulang paha dengan
diperhatikan otot gastroknemius agar tidak terlepas, lalu dicari tendon
pada jaringan disekitarnya kemudian diikatkan kawat pada bagian atas dari
tendon kemudian gunting tendon hingga terlepas dari tulang tumit lalu
potong tulang paha pada bagian tengahnya dan dipisahkan otot
gastroknemius dari tulang tibia dan fibula.
c. Kontraksi tinggal dengan bagian-bagian nya

Penentuan nilai ambang kajangan dengan Stimulatir yang


diberikan kejutan tinggal selama kurang lebih 10 detik dan tegangan
ditingkatkan kemudian kimograf diputar dengan kecepatan obat dan
diberikan kembali kejutan tinggal pada otot terisolasi mulai dari tegangan
listrik 0 volt lalu dinaikkan terus tegangan sehingga diperoleh kontraksi
maksimum dari otot, diulangi percobaan dengan kimograf yang
berkecepatan tinggi lalu diberikan stimulus tunggal pada otot.

4.2.6 Pengaruh suhu terhadap kontraksi otot


Direndam otot gastroknemius dalam larutan es yang dingin dan
ditunggu hingga beberapa saat kemudian diangkat otot kemudian
dipasangkan klem dan pengumpil, dipertahankan kelembaban dan suhu
rendah dari preparat otot dengan dibasih oleh larutan riger dingin, lalu
diberikan stimulus tinggal dengan kimograf yang diputar dengan
kecepatan tinggi lalu dibasahi kembali otot dengan larutan riger hangat
kemudian lakukan kembali kontraksi dengan kimograf.

4.2.7 Pengaruh peningkatan frekuensi stimulus terhadap kontraksi oyot


Dipasangkan kimograf dengan kecepatan rendah dan Stimulatir pada
stimulus maksimal, lalu diberikan 6-8 kali stimulasi pada otot terisolasi
dengan kecepatan stimulus 2-3 stimulus/detik, kemudian amati kontraksi
yang terjadi, dilakukan kembali percobaan dengan kimograf pada
kecepatan sedang dan stimulator pada stimulasi maksimal dan
ditingkatkan kecepetan stimulusi dimulai dari 1 stimulus/detik hingga
ditingkatkan menjadi 20 stimulus/detik.

4.2.8 Kontraksi otot jantung


Disiapkan katak dan kemudian diinaktivasi katak dengan eter lalu di
telentangkan katak dan diikat kakinya kemudian digunting kulit dan otot
bagian toraks lalu digunting tulang dada (sternum) sehingga terlihat
perikardium, lalu dipasang kail kecil pada bagian ventrikel jantung dan
dihubungkan kait dengan jarum penunjuk kimograf kemudian diamati pola
kontraksi otot jantung dan ditentukan bagian bagian-bagian : Kontraksi
artial, awal relaksasi artial, kontraksi, ventrikel, relaksasi ventrikel dan
tahap yang ditunjukkannya sistol dan diastol jantung.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengamatan

Tulang Pelipis Tulang Dahi

Tulang Pipi Tulang Rahang Atas

Tulang Rahang Bawah


Tulang Selangka

Tulang Belikat Tulang Dada

Tulang Lengan Atas


Tulang Rusuk

Tulang Belakang

Tulang Hasta
Tulang Pinggul Kiri
Tulang Kelangkang
Tulang Duduk
Tulang Pengupil
Tulang Pergelangan Tangan

Tulang Telapak Tangan


Tulang Ruas Jari
Tulang Paha

Tulang Tempurung
Lutut
Tulang Kering

Tulang Betis

Calcaneus
Lateral Cuneiform Bone
Metatarsal Bones
Tulang Ruas Jari Kaki

Gambar 1. Kerangka Manusia


1. Tendon
2. Fascicle
3. Muscle Fibers
4. Nucleus
5. Myofibrills
6. Perimysium
7. Myofibril
8. Filaments
9. Fasciculus
10. Perimysium
11. Epimysium

Gambar 2. Anatomi Makro Otot

1. Z disc
2. H zone
3. Z disc
4. Thin (actin) filament
5. Thick (myosin) filament
6. I band
7. A band
8. I band
9. M line

1.Thin filament
2. Sancomere
3. H band
4. Titin
5. Thin
6. Dartic
7. Thick
8. A band
9. Z disc

Gambar 3. Anatomi Mikro otot(Myofibril)


1. Monor Neurone
2. Vesicles Confining Acetylcholine
3. Reseptor
4. Sypnatic cleft
5. Neurotransmitter

Gambar 4. Neuromuscular Junction

1. Abduction
2. Abbuction
3. Flexion
4. Extention
5. Hyper Extention
6. Supination
7. Pronation
8. Neck Exercise
9. Cervical

Gambar 5. Gerakan tubuh


5.2 Pembahasan
Gerak lokomotor adalah segala bentuk gerakan untuk memindahkan tubuh
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Gerak dasar lokomotor sering dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh: berjalan, berlari. Kemudian gerak
dasar lokomotor dapat dikombinasikan dengan gerakan dasar lainnya (Effendi,
2009).

Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai
vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah
dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringan otot seperti
jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilitas).
Mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan
metabolism dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah
kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat
kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan
myosin (Yunadi, 2003).

Prosedur pertama digambar dan diidentifikasi anatomi tulang ayam,


pertamaa disiapkan buku rujukan, pensil, dan pulpen, lalu digambar dan
diidentifikasi bagian-bagiannya. Kerangka Ayam ini dibagi kedalam dua bagian
yaitu :

(1) Kerangka axial, terdiri atas :


 Tulang kepala (tengkorak)
 Tulang belakang (columna vertebralis)
 Tulang rusuk
 Tulang dada (sternum)
(2) Kerangka anggota tubuh :
 Tulang sayap dan tulang kaki

Kerangka ayam berfungsi membentuk kekuatan kerja untuk menyokong tubuh,


tempat pertautan otot, melindungi organ-organ vital, tempat diproduksi sel darah
merah dan sel darah putih pada sumsum, membantu pernapasan dan meringankan
tubuh saat terbang (North, 1978).
Ayam dibedakan dengan memiliki banyak tulang mengandung udara (pneumatic),
berlubang dan berkaitan dengan sistem pernafasan. Tulang-tulang tengkorak,
tulang pangkal lengan (humerus), tulang selangka (clavicle), lunas (keel),
pinggang (lumbar) dan kerangka tulang kelangkang (sacral) bergabung dengan
sistem pernafasan. Pertalian tulang-tulang tersebut membuat unggas mudah
bernafas. Banyak tulang mengandung suatu tipe unik disebut medullary
(mengandung sumsum), ditemukan di tulang betis (tibia), tulang paha (femur),
tulang panggul (pubic), tulang dada (sternum), tulang rusuk (ribs), tulang hasta
(ulna), tulang jari-jari kaki (toes) dan tulang belikat (scapula). Tulang medullary
pada ayam betina dewasa mengandung 12% dari total tulang. Dalam ulang rusuk
sekitar 30%. Tulang tersebut tidak normal ditemukan dalam unggas jantan. Pullet,
sewaktu dewasa mulai mendepositkan tulang medullary, kurang lebih 10 hari
sebelum formasi telur pertama. Ketersediaan kalsium untuk formasi kulit telur
tersedia cukup pada unggas liar, kendatipun pengambilam kalsium selama masa
bertelur rendah, mengingat kepentingannya untuk telur-telur yang relative sedikit.
Kurang lebih 40% dari total tulang kehilangan kalsium setelah ayam menelurkan
6 butir ketika ternak bersangkutan menerima ransum mengandung kalsium terlalu
rendah. Jaringan otot adalah organ penting yang dapat berkerut dari tubuh dan
penting bagi Pergerakan hewan. Terdapat 3 macam otot penting pada ayam, yaitu:

1) Otot halus (smooth muscle), ditemukan dalam pembuluh darah, intestine


dan organ-organ lain tanpa di bawah “voluntary control”; otot cardiac
jantung; dan otot kerangka.
2) Kerangka bertanggung jawab untuk pergerakan dan membuat bagian yang
dapat dimakan dari karkas ayam. Dada, paha dan otot-otot kaki adalah
sistem-sistem perototan yang terkenal dalam tubuh unggas. Mengingat
unggas beradaptasi dengan terbang, otot-otot dada merupakan porsi besar
dalam tata susunan otot badan.
3) Ayam dan kalkun mengandung otot merah dan putih, dan keduanya
berhubungan engan selera konsumen.
4) Otot merah mengandung myoglobin lebih banyak, berkandungan zat besi,
“oxygen-carrying compound” dibandingkan otot putih.
5) Myoglobin adalah sama dalam kaitannya dengan hemoglobin, oksigen
pembawa pigmen merah (the oxygen carrying red pigment of blood)

Anatomi tulang ayam diantaranya :

1) Epigisis berfungsi Sebagai salah satu bagian dari tulang yang berfungsi
untuk mendukung gerakan sendi.
2) Rongga medula berfungsi sebagai tempat penyimpanan sum-sum tulang
merah.
3) Tulang batu karang (cancellous) berfungsi Graf tulang cancellous
berfungsi sebagai pengisi kekosongan tulang akibat trauma atau tumor.
4) Tulang pejal (kompak) berfungsi untuk menopang berat badan
5) Diafisi merupakan batang tulang panjang yaang berfungsi menopang berat
badan.
6) Metafisis merupakan ujung tulang belakang yaang melebar ke samping
yang berfungsi untuk menutrisi pertumbuhan tulang
7) Sum-sum tulang ayam yaitu jaringan lunak yang berada di dalam tulang
besar, seperti tulang panggul atau tulang belakang berfungsi menghasilkan
sel darah
8) Hilum yaitu percabangan darah.

Prosedur kedua menggambar anatomi otot dan otot superficial tubuh lalu
diidentifikasi bagian-bagiannya. Percobaan bagian A disiapkan alat dan bahan
buku rujukan, pulpen, dan pensil lalu diidentifikasi bagian bagiannya.
1) Otot auricularis adalah otot yang menggerakan telinga kedepan ke
belakang, dan ke atas ke bawah.
2) Otot frontalis adalah otot pada tulang dahi yang mengerutkan dahi
3) Otot corrugator supercili adalah otot yang menarik alis ke atas ke bawah
dan mengerutkan dahi
4) Otot quadratus labil superior adalah otot-otot di sekitar bibir bawah
5) Otot zygomaticus adalah otot pipi yang menempel pada tengkorak
6) Otot orbicularis otis adalah otot di sekitar mulut yang berbentuk o dan
dapat mengerutkan bibir ke atas
7) Otot nasalis adalah otot yang dapat menaikan hidung
8) Otot orbicularis oculi adalah otot yang menggerakan kelopak mata dan
terkejut.
Percobaan bagian B menunjukan letak otot-otot peraga dan fungsinya
1) Otot sternocleidomastoid adalah otot leher terbesar dan yang paling dekat
dengan kulit yang berpasangan berfungsi untuk rotasi kepala
2) Otot biceps branchii adalah siku Otot trisep letaknya di belakang tulang
humerus. Otot inilah yang memungkinkan Anda melakukan gerakan
meluruskan lengan bagian bawah serta membantu menstabilkan sendi
bahu
3) Otot quadriceps femoris adalah otot pada tungkai yang di bagi menjadi
dua bagian, yaitu tungkai atas dan tungkai bawah. Salah satu otot besar
yang berperan penting pada tungkai atas adalah otot m. quadriceps. otot
quadriceps itu sendiri terdiri dari 4 otot besar yaitu m. rectus femoris, m.
vastus lateralis, m. vastus intermedius dan m. vastus medialis.
4) Otot seratus anterior adalah otot yang besar yang berada di dinding lateral
dada sisi thorax dada berfungsi untuk mendorong lengan ke depan.
5) Otot triseps branchi adalah otot besar berkepala tiga yang terletak pada
tiga tempat yang berbeda di sepanjang lengan atas.
6) Tiga kepala (caput) tersebut adalah
 Caput longum (panjang)
 Caput medial
 Caput lateralis
7) Otot rectus abdominis adalah merupakan otot yang berada di tengah
membentuk sixspack bagian otot yang berjumlah dua di atas.
8) Otot branchioradialis adalah otot yang berfungsi untuk mengecewakan
siku dan fleksi
9) Otot gastrocnemius Merupakan otot paling luar pada bagian posterior
tungkai bawah. Berbentuk seperti tanduk dan bersama dengan m. Soleus
membentuk triceps surae. Berorigo pada condylus femoralis dan
berinsersio pada tuber calcanei melalui tendo Achilles. m. gastrocnemius
adalah otot yang kuat dan fungsinya sebagai fleksi tungkai bawah serta
plantarfleksi.
10) Otot gluteus maksimum otot yang membentuk sebagian besar bokong
yang berperan penting dalam penggerakan pinggul.
11) Otot sartorius adalah merupakan otot terpanjang pada area tubuh, otot ini
berbentuk seperti tali panjang yang berjalan diagonal dari lateral ke medial
dan proksimal ke distal untuk melintang di lutut medial ke posterior. Otot
ini mampu melenturkan dan memutar pinggul dan perut secara lateral.
12) Otot ekstensor adalah otot otot yang berfungsi menggerakkan pergelangan
tangan ke arah ekstensi.
13) Otot fleksor adalah otot yang mengurangi sudut antara tulang pada dua
sisi sendi, misalnya saat menekuk siku atau lutut. Gerak otot fleksi adalah
gerak otot yang menekuk. Gerakan ini ditimbulkan oleh otot fleksor
misalnya pada siku, lutut,ruas-ruas jari. Gerak otot ekstensi adalah gerak
otot meluruskan yang timbul dari otot ekstensor misalnya pada lengan.
14) Otot soleus adalah otot terbesar dan terkuat di sekitar betis. Mempunyai
keuntungan daya dari konfigurasi yang kompleks, melekat tendon yang
sesuai dengan kemiringan 45 derajat(disebut struktur multi-pennate)
dibeberapa baris. Otot Soleus dimulai di bagian atas betis dan menempel
pada tendon Achilles di bagian bawah.
15) Otot peroneus adalah otot berfungsi atau yang menghasilkan gerakan pada
kaki, yang berkerja sama dengan otot gastrocnemius untuk melakukan
plantar fleksi dan bekerja sama dengan otot peroneus tertius dan peroneus
brevis untuk menghasilkan gerakan eversi pada kaki.
16) Otot pectoralis dibagi menjadi dua yaitu Pectoralis minor adalah otot tipis
segitiga pada dinding dada bagian atas, sedangkan pectoralis mayor adalah
otot besar, seperti kipas yang menutupi sebagian besar bagian depan dada.
17) Otot deltoideus otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia.
Otot ini sering digunakan untuk melakukan suntikan intra-muskula.

Prosedur ketiga digambar, ditentukan anatomi otot skelet yang dibagi menjadi 2
percobaan, percobaan bagian A menentukan struktur anatomi makro otot skelet.
Setiap otot dapat mengandung ribuan serat. Berbagai jenis selubung atau penutup
mengelilingi serat, yaitu:
 Epimisium: Lapisan terluar dari jaringan yang mengelilingi seluruh otot.
 Perimisium: Lapisan tengah yang mengelilingi berkas serat otot.
 Endomysium: Lapisan terdalam yang mengelilingi masing-masing serat
otot
 Tendon : adalah jaringan tebal yang berfungsi menempelkan otot ke tulang
 Serabut otot : terdiri dari satu sel otot. Serabut ini berfungsi untuk
mengendalikan kekuatan fisik dari tubuh.
Otot merupakan organ kontraktil yang secara langsung atau tidak
langsung melekat pada tulang. Otot lurik memiliki banyak fungsi bagi
tubuh. Melalui kontraksi dan relaksasi, otot lurik membantu menopang
dan menggerakan tubuh. Selain itu, otot lurik juga membantu mengatur
nutrisi dan tubuh. Mereka memiliki fungsi penting bagi tubuh yaitu:
 Mengunyah dan menelan, yang merupakan bagian utama dari pencernaan.
 Memperluas dan menyempitkan rongga dada, sehingga kamu dapat
menarik dan menghembuskan napas sesuka hati.
 Menjaga postur tubuh.
 Memindahkan tulang di berbagai bagian tubuh.
 Melindungi sendi dan menahannya di tempat seharusnya.
Otot terdiri dari serat otot fleksibel yang berdiameter kurang dari dua sentimeter.
Serat-serat tersebut biasanya menjangkau panjang otot. Serat berkontraksi
(mengencang), yang memungkinkan otot menggerakan tulang sehingga kamu
dapat melakukan banyak gerakan berbeda.
Percobaan bagian B menentukan anatomi otot skelet dan miofibril komponen
jaringan ikat terdiri atas (dari luar ke dalam) fasia superfisialis, fasia profunda,
epimisium, perimisium, dan endomisium. Gambaran histologik jaringan otot
rangka memperlihatkan beratus-ratus sampai beribu-ribu serat panjang, berbentuk
silindrik, yang disebut serat otot (fiber). Serat otot terletak sejajar satu dengan
lainnya. Diameter serat berkisar 10-100 µm dan panjang 100 µm, tetapi dapat
mencapai 30 cm. Serat otot rangka berasal dari fusi banyak sel kecil semasa
embrio; oleh karena itu setiap serat otot mempunyai banyak inti. Inti terletak di
tepi, tepat di bawah sarkolema, bebas dari elemen kontraktil. Mitokondria terletak
dalam deretan di seluruh serat otot, berdekatan dengan protein otot yang
menggunakan ATP untuk kontraksi. Secara mikoskopik dengan pembesaran
tinggi pada sarkoplasma terlihat adanya benang-benang halus yang disebut
miofibril, terletak memanjang dan tersusun sedemikian rupa sehingga
memperlihatkan pita gelap terang bergantian; hal ini yang menyebabkan serat otot
tampak bercorak garis melintang. Sistem membran terdiri dari sarkolema, tubulus
transversal/tubulus T,
dan retikulum sarkoplasma .
SISTEM MEMBRAN
Sarkolema merupakan membran plasma dari serat otot yang membungkus
sarkoplasma. Sarkolema serat otot rangka tersusun oleh plasmalema dan membran
basalis, sedangkan membran basalis sendiri terdiri dari lamina basalis dan lamina
retikularis; oleh karena itu sarkolema disebut juga trilaminar cell membrane.
Tubulus T (TT) merupakan invaginasi sarkolema, yang memungkinkan TT
berhubungan dengan luar serat (ekstrasel). TT menembus serat otot secara vertikal
terhadap RS dan miofilamen. Pada membran TT terdapat reseptor dihidropiridin
yaitu suatu voltage gated calcium channel. Pada kedua sisi TT terdapat sisterna
terminalis yaitu pelebaran ujung RS. Tubulus T dan kedua sisterna terminalis
disebut triad.
Retikulum sarkoplama (RS) merupakan sistem membran intrasel, berisi cairan,
yang melingkari setiap miofibril. RS merupakan bentuk khusus retikulum
endoplasmik yangberfungsi antara lain untuk menyimpan ion Ca2+. Pada RS
terekspresi tiga jenis protein: sarco/endoplasmic Ca2+-ATPase (SERCA), reseptor
rianodin (saluran pelepas Ca2+Ca2+ release channel) dan calsequestrin (protein
pengikat Ca2+). Pada otot rangka manusia, triad terdapat pada tepi miofibril,
terletak pada batas pita A dan I. Membran TT dan sistena terminalis dipisahkan
oleh suatu celah. Merentang pada celah tersebut terdapat struktur yang disebut
kaki (junctional feet) yang merupakan saluran pelepas Ca2+ dari RS (reseptor
rianodin).

Miofibril merupakan elemen kontraktil jaringan otot rangka, berdiameter 1-2 µm,
dan terdiri dari struktur yang lebih halus lagi yaitu miofilamen/filamen. Terdapat
tiga jenis filamen yaitu
 Folamen tebal (myosin)
 Filamen tipis (aktiv) dan
 filamen elastin
Pada miofibril, filamen tersusun dalam bentuk sarkomer. Sarkomer dibatasi oleh
dua garis/lempeng Z. Pada sebuah sarkomer terdapat daerah gelap yaitu pita A
(anisotropik) yang dibentuk oleh filamen tebal dan sebagian filamen tipis sebelah
menyebelah. Daerah yang lebih terang yaitu pita I (isotropik) dibentuk oleh
bagian sisa filamen tipis, tanpa filamen tebal. Garis Z melewati titik tengah pita I.
Pada tengah pita A terdapat daerah yang lebih terang, zone H, yang dibagi dua
oleh garis M . Terdapat dua jenis protein kontraktil otot yaitu miosin dan aktin.
Filamen tebal terutama tersusun oleh miosin sedangkan filamen tipis terutama
oleh aktin. Bagian ekor miosin menuju garis M di tengah sarkomer. Kepala
miosin yang membentuk jembatan silang (cross bridge) akan menuju filamen tipis
pada saat kontraksi. Bagian-bagian batang miosin terletak sejajar, membentuk
badan filamen tebal. Tonjolan kepala miosin dari batang filamen tersusun dalam
bentuk spiral. Filamen tipis tersusun oleh aktin dan dua jenis protein regulator
yaitu tropomiosin dan troponin. Molekul aktin berbentuk ginjal, bergabung
membentuk satu rantai filamen aktin, yang berpilin seperti spiral ganda. Pada
setiap molekul aktin terdapat tempat pengikat miosin (tempat aktif) dimana akan
melekat jembatan silang (kepala miosin). Dalam keadaan relaksasi otot,
tropomiosin menutupi tempat pengikat miosin pada aktin sehingga menghambat
perlekatan jembatan silang.

Prosedur ke empat gerakan-gerakan tubuh, pertama si praktikan memeragakan


gerakan-gerakan seperti pada gambar 5. Pada modul lalu diamati dan ditentukan
tipe gerakan yang diperagakan oleh kelompoknya. Hasil yang diperoleh, si
praktikan memeragakan gerakan pada bagian 1, 2 pada tangan dan kaki dengan
cara mengangkat tangan ke atas ke bawah Gerakan sendi pada bidang frontal:
Adduksi, menggerakkan anggota gerak mendekati bagian tengah tubuh (medial).
Abduksi, menggerakkan anggota gerak menjauhi bagian tengah tubuh (lateral).
Pada gerakan 3,4,5 yaitu gerakan Dorsofleksi, menggerakan telapak kaki ke arah
depan atau atas. Pada gerakan 6 yaitu Gerakan sendi pada bidang transverse:
Rotasi, menggerakkan sendi dengan cara memutar pada sumbu vertikal tulang.
Gerakan rotasi dapat bergerak ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal).
Pronasi, memutar lengan sehingga telapak tangan menghadap posterior (ke
belakang) ketika tangan diluruskan. Apabila siku ditekuk 90 derajat, maka
gerakan pronasi akan membuat telapak tangan menghadap ke bawah (inferior).
Supinasi, memutar lengan sehingga telapak tangan menghadap anterior (ke
depan) ketika tangan diluruskan. Apabila siku ditekuk 90 derajat, maka gerakan
supinasi akan membuat telapak tangan menghadap ke atas (superior). Pada
gambar 8,9 menggerakan kepala ke samping dan kanan Ekstensi, merupakan
kebalikan dari fleksi yaitu memperbesar sudut antar dua tulang.

Prosedur ke lima fisiologi otot yang dibagi menjadi tiga percobaan, Otot adalah
sebuah mesin, mampu mengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Dalam
hal ini otot rangka membentuk bagian terbesar massa otot tubuh dan merupakan
40% berat badan total. Otot ini menempati dan menggerakkan tulang rangka,
sesuai dengan namanya. Otot rangka pada umumnya dilekatkan pada tulang oleh
tendon yang terbentuk dari kolagen. Origo otot adalah ujung otot yang melekat
lebih dekat dengan batang tubuh atau pada tulang yang tidak bergerak. Insersiotot
adalah bagian yang lebih distal (jauh) atau melekat pada bagian yang lebih dapat
bergerak (Ralph, 1966).

Percobaan bagian A yaitu kontraksi isometrik dan isotonik, kontraksi otot


isometrik dan kontraksi otot isotonik, pada dasarnya tubuh menggunakan dua
model kontraksi ini untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-harinya. Isometrik
menurut bahasa tetap (iso) panjang (metric). Dengan kata lain kontraksi otot
isometrik adalah kontraksi yang terjadi untuk meningkatkan tonus otot namun
tidak disertai oleh pemanjangan ataupun pemendekan otot. Sedangkan Kontraksi
otot isotonik berarti tetap (iso) tegangan (tonic). Kontraksi otot isotonik sering
juga disebut degan kontraksi konsentrik adalah meningkatnya tonus/tegangan otot
disertai dengan pergerakan sendi sehingga terjadi pemendekan otot (kebalikan
dari kontraksi isometrik), kontraksi ini dapat diartikan juga sebagai pemendekan
otot. Langkah pertama dengan rileks letakkan tangan si praktikan di meja lalu
telapak tangannya menghadap ke atas kemudian simpan buku di atas telapak
tangan dan dibuat ancang-ancang untuk mengangkat 1 buku, saat mengangkat
buku terjadi konsentrasi konsentrik gaya resultannya sesuai dengan otot terjadi
karena kekuatan kontraksi otot lebih besar daripada bebannya otot biseps
memendek dengan tonus yang sama dan terdapat pemendekan otot biseps, otot
tipe kontraksi yang terjadi yaitu kontraksi isotonik. Sedangkan saat mengangkat
beberapa buku yang beratnya tidak mungkin terangkat oleh si praaktikan, saat
menahan beban terjadi panjang otot bisepsnya tetap sama dan bendanya tidak ada
pergerakan naik turun, hal ini terjadi karena beban yang akan dilarang oleh
kontraksi otot memiliki gaya yang sangat besar, walaupun ototnya ditingkatkan
tetap akan mendapatkan gaya beban yang sama yang berlawanan dari benda
tersebut sehingga resultannya sama, tipe kontraksi yang terjadi yaitu kontraksi
isometrik. Otot dapat berkontraksi baik secara isometrik, isotonik, atau gabungan
keduanya. Kontraksi isometrik pada otot gastronekmus memiliki lama kontraksi
kira-kira 1/30 detik. Lama kontraksi disesuaikan dengan fungsi masing-masing
otot. Otot gastroknemus harus berkontraksi dengan kecepatan yang cukup pada
pergerakan tungkai untuk berlari atau melompat. Otot gastroknemus memiliki
serabut cepat yang disesuaikan untuk kontraksi otot yang sangat cepat dan kuat
seperti berlari dan melompat. Serabut ini tampak lebih besar. Retikulum
sarkoplasmanya lebih luas sehingga dengan cepat dapat melepaskan ion-
ionkalsium untuk memulai kontraksi otot. (Guyton And Hall, 2006).

Percobaan bagian B dari fisiologi otot yaitu kontraksi otot pada katak, langkah
pertama anastesi katak, setelah di anastesi katak dan kayaknya tidak bergerak
lentangkan kataknya lalu pegang kulit katak menggunakan pingset dan digunting
lalu pisahkan otot yang berwarna bening dengan selaputnya untuk mengambil
origonya katak yang berbentuk seperti benang. Setelah terpisah bagian insersio
dan origo segera ditetesi ringer dengan menggantungkan insersio dan origo katak
pada klem dan statif lalu pasang batrai dan di tetesi hcl responnya bergerak lalu
simpan insersio dan origo pada cawan petri dengan menekan insersionya
responnya mengeras. Otot-ototnya mengeras saat diberi rangsangan listrik.
Mengapa otot bisa memendek karena adanya rangsangan menimbulkan
asetilkolin ca kemudian ion ca itu akan melekat pada troponin sehingga
menyebabkan tropo myosin terbuka kepala myosin melekat pada aktin, lalu
melakukan slaiding menggeser aktin ke arah sarkomer, sehingga ansona h
memendek begitu juga a memendek. Menyatakan pada saat kontraksi filamen
aktin tidak tertarik kedalah filamen miosin sehingga overlap satu sama lainnya
secara luas. Discus Z ditarik oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen miosin.
Jadi kontraksi ototterjadi karena mekanisme pergeseran filamen yang disebabkan
oleh kekuatan mekanisme kimia atau elektrostatik yang ditimbulkan oleh interaksi
jembatan penyebrangan dari filamen miosin dan filamen aktin (Guyon, 2006).

Percobaan bagian C kontraksi tunggal (kejangaan) dengan memberikan tetangga


listik Mula-mula paha katak diberi rangsangan listrik 0.0 voltase, dimana
rangsangan tidak menghasilkan gaya aktif pada otot katak.

Prosedur keenam yaitu pengaruh suhu terhadap kontraksi otot

Prosedur ke tujuh yaitu pengaruh peningkatan frekuensi stimulus terhadap


kontraksi otot, kontraksi otot dari force summation berarti menambahkan secara
bersamaan kontraksi kedutan untuk meningkatkan intensitas keseluruhan
kontraksi otot. Summation terjadi dalam dua cara : 1. Dengan meningkatkan
jumlah kontraksi motor unit secara bersamaan. Peristiwa itu disebut summation
serabut ganda. 2. Dengan meningkatkan frekuensi kontraksi, dapat disebut
summation frekuensi dan dapat menyebabkan tetanus. (Guyton and Hall, 2006).

Langkah pertama dipasang kimograf dengan kecepatan rendah lalu pasang


stimulator dan diberikan 6-8 kali stimulus pada otot dengan kecepatan 2-3
stimulus/detik kemudian diamati. Selanjutnya dipindahkan jarum pada bagian lain
kimograf lalu dipasang kimograg pada kecepatan sedang dan stimulatir pada
stimulasi maksimal dan diberikan stimulus terus-menerus hasil pengamatan
menunjukan bahwa otot skeletal katak yang diberi stimulus 8.5 dan 10.0 dalam
keadaan kedutan yang berbeda tiap percobaannya. Dengan beban berat yang
sama. Menunjukan hasil yang berbeda pada stimulus 8.5v keempat dengan
kedutan ganda, mencapai gaya aktif 4.03g. hal ini berate bahwa kekuatan seluruh
otot yang berkontraksi meningkat dengan meningkatnya jumlah serabut individu
yang berkontraksi. Sehingga, pada hewan yang utuh kekuatan respon
muskularnya dikendalikan oleh jumlah saraf pusat.

Prosedur kedelapan yaitu kontraksi otot jantung, disiapkan alat bedah, bak
parafin, jarum, kapas, rangkaian listrik, cloroform, alkohol, CaCl2 , ringer lactat
dan katak. Langkah pertama katak dibius menggunakan cloroform selama 1-2
menit kemudian dibedah dengan cara memegang kulit katak dengan pingset lalu
gunting kulit bagian abdomen dengan cara menlentangkan katak terlebih dahulu,
kemudian diberi rangsangan listrik pada bagian jantung dengan rangkaian listrik
1,5 volt, 3 volt, 4,5 volt secara bergantian dengan cara menghitung denyut jantung
katak 2 menit sekali setiap perlakuan jantung diistirahatkan selama 2 menit sekali
dengan ditetesi ringer lactat agar jantung kembali stabil. Rangsangan selanjutnya
menggunakan bahan kimia alkohol dengan volume 5 ml, 10 ml dan CaCl2 dengan
volume 3mm, 5mm dengan tiga kali pengulangan dengan dihitung denyut
jantungnya setiap 2 menit sekali dan setiap perlakuan diistirahatkan selama 2
menit dan ditetesi ribger lactat agar jantung kembali stabil. Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh menggunakan rangsangan listrik dengan 1,5 volt
pengulangan pertama 38 detak/ menit, pengulangan kedua 37 detak/menit,
pengulangan ke tiga 35 detak/menit, pengulangan keempat 36,66 detak/menit.
Rangsangan listrik dengan 3 volt pengulangan pertama 41 detak/menit,
pengulangan kedua 38 detak/menit, pengulangan ketiga 40 detak/menit,
pengulangan keempat 39 detak/menit. Rangsangan dengan 4,5 volt pengulangan
pertama 44 detak/menit, pengulangan kedua 45 detak/menit, pengulangan ketiga
41 detak/menit, pengulangan keempat 43,33 detak/menit. Faktor yang dapat
mempengaruhi adalah kondisi fisik katak pasca pembedahan sehingga syaraf
pusat (CNS) yang sudah rusak mempengaruhi kinerja aliran darah yang masuk
jantung.

Otot jantung walaupun secara struktur terlihat sebagai seranlintang, namun


dibedakan sebagai jenis otot yang berbeda. Hal itu karena cara kerja otot jantung
yang involuntari atau tidak mudah lelah, sama seperti otot polos. Kontraksi otot
dapat berlangsung melalui dua bentuk yaitu kontraksi isometrik dimana tidak
terjadi perubahan panjang otot, dan kontraksi isotonik dimana otot memendek
selama kontraksi. Didalam tubuh hewan sebenarnya tidak ada gerakan otot yang
murni isometrik atau isotonik, sebab biasanya baik panjang maupun beban otot
berkurang selama kontraksi otot terjadi (Gordon et al., 1997).

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik,
akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang
disebut “autorhytmicity”. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel
kontraktil dan sel otoritmik. Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya
potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung
akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan
oleh jantung sendiri. Potensial aksi pada membran saraf dan otot rangka dapat
terjadi bila ada rangsangan dari luar sedangkan pada membran sel otot jantung
potensial aksi dapat terjadi tanpa adanya rangsangan. Berbeda dari sel saraf dan
sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung
tidak memiliki potensial membran istirahat (Irawati, 2015).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fisiologi jantung antara lain: temperatur


lingkungan, zat kimia (alkohol), ukuran tubuh dan umur. Hewan-hewan kecil
mempunyai frekuensi (frekuensi pulsus) denyut jantung yang lebih cepat dari
pada hewan yang besar. Hal ini disebabkan hewan kecil memiliki kecepatan
metabolisme yang lebih tinggi pada setiap unit berat badannya. Hewan yang muda
memiliki frekuensi pulsus yang lebih cepat dari pada hewan dewasa. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hambatan nerves vagus pada hewan-hewan muda
belum berkembang (Sutadi, 2003)

VI. KESIMPULAN
6.1 Tulang memiliki fungsi untuk tempat meletaknya otot, menentukan
bentuk tubuh, menguatkan dan menegakkan tubuh. Otot memiliki fungsi
sebagai alat gerak aktif untuk membantu tulang supaya dapat bergerak.
Sendi berfungsi sebagai penghubung antartulang yang membuat tulang
dapat digerakkan.
6.2 Jaringan otot dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Otot Polos
Otot polos adalah jaringan yang terbentuk oleh sel-sel otot yang
bentuknya seperti gelondong yang bagian ujungnya cenderung
meruncing.
2. Otot Jantung
Otot jantung adalah otot yang terletak pada dinding jantung.
3. Otot Lurik

Otot lurik biasa disebut juga sebagai otot rangka, karena otot ini
biasanya melekat pada rangka.
6.3 Karakteristik otot :
1. Otot polos
Otot polos dapat ditemukan di dinding organ dalam seperti
pembuluh darah, saluran pencernaan, saluran pernapasan, kandung
kemih, hingga rahim. Tak hanya itu, otot polos juga dapat
ditemukan pada mata.
2. Otot jantung

Sel otot jantung memiliki garis-garis terang dan gelap yang disebut
lurik. Susunan serat protein di dalam sel menyebabkan pita terang
dan gelap ini. Sel otot jantung berbentuk silindris memanjang,
dengan satu inti sel di tengah.
3. Otot lurik

sel otot rangka berbentuk silindris bercabang dan memiliki inti sel
banyak di setiap seratnya.

6.4 Mekanisme kontraksi otot dimulai dari sistem saraf pusat sebagai
pusat kendali tubuh. Sistem saraf pusat, baik otak maupun sumsum
tulang belakang mengeluarkan impuls atau potensial aksi ke neuron
motorik. Potensial aksi kemudian akan menjalar hingga ke ujung serat
otot memicu pelepasan asetilkolin.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Choesnan. (2009). Faal sel, cair tubuh, saraf tepi, dan otot. Surabaya:
Departemen ilmu faal, Universitas Airlangga.

Feriyawati, L. (2006). Anatomi Sistem Saraf dan Perannya dalam Regulasi


Kontraksi Otot Rangka. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara.
Idris, I. (2016). Fisiologi Otot Rangka. Jakarta : EGC
Maulani, H, A. (2016). Sistem Gerak Pada Manusia. Jakarta : Erlangga

Wangko, s. (2014). Jaringan Otot Rangka. Manado: Universitas Sam Ratulangi


Manado.

Anda mungkin juga menyukai