PERCOBAAN 10
SISTEM LOKOMOTOR
Disusun Oleh :
Humaira Andini Putri
220106111
II. PRINSIP
2.1 Sistem yang dapat menggerakkan tubuh. Terdiri dan kulang, otot, dan
sendi. Sistem koordinasi berupa penghantaran implus saraf ke susunan
saraf pusat, Pemprosesan implus saraf dan pemberi tanggapan
ransangan. (Feriyawati, 2006)
2.3 Ada tiga komponen utama jaringan otot rangka, yaitu jaringan Ikat,
jangan otot seran lintang, dan sistem membran. Secara umum fungsi
jaringan otot ialah untuk penggerakan, stabilisasi posisi tubuh,
mengatur volume organ dan temagenesis, (Wansko, 2014)
III. TEORI DASAR
Gerak lokomotor adalah segala bentuk gerakan untuk memindahkan tubuh
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Gerak dasar lokomotor sering dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh: berjalan, berlari. Kemudian gerak
dasar lokomotor dapat dikombinasikan dengan gerakan dasar lainnya (Effendi,
2009).
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata
sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir
setengah dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringan otot
seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat
iritabilitas). mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu
melaksanakan metabolism dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang
khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi.
Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin
dan myosin (Yunadi, 2003).
Gerak terjadi oleh adanya kerja sama antara rangka dan otot. Rangka
manusia disusun oleh lebih dari 200 buah tulang. Beberapa tulang saling menyatu,
dan tulang-tulang yang lainnya terhubung dengan sendi oleh ligamen yang
memungkinkan terjadinya pergerakan. Otot menempel pada tulang dan
menghubungkan tulang yang satu dengan tulang lainnya. Otot mempunyai
kemampuan berkontraksi yang dapat menggerakkan tulang dengan mekanisme
tertentu sehingga otot disebut alat gerak aktif, sedang tulang disebut alat gerak
pasif. (Maulani, 2016)
Manusia memiliki rangka dalam yang disusun oleh tulang keras (disebut
juga tulang rangka atau tulang) dan tulang rawan. Rangka manusia dibentuk dari
tulang tunggal atau gabungan tulang (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh
struktur lain, seperti ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan antara tulang
yang satu dengan tulang lainnya), tendon (jaringan ikat yang menghubungkan otot
dengan tulang), dan otot.
a. Fungsi dan Kegunaan Sistem Rangka
Sistem rangka memiliki lima fungsi utama yaitu:
1) Penopang/Penegak Tubuh
Sistem rangka menyediakan struktur yang mampu menopang seluruh
tubuh. Tulang-tulang penyusun rangka secara sendiri atau dalam
kelompok menyediakan tempat sangkutan bagi berbagai jaringan lunak
dan organ.
2) Tempat Penyimpanan Kalsium dan Lemak.
Di dalam tulang terdapat berbagai mineral seperti kalsium, kalium, dan
natrium. Kalsium (zat kapur) merupakan mineral utama pembentuk tulang.
Apabila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambilnya dari tulang
dan jika terjadi terus menerus, tulang dapat menjadi tipis, rapuh, dan
mudah patah. Selain sebagai cadangan mineral, tulang rangka menyimpan
cadangan energi dalam bentuk lemak yang disimpan pada sumsum tulang
kuning.
3) Penghasil Sel-Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih, dan komponen darah lainnya dihasilkan
pada sumsum tulang merah yang mengisi ruangan dalam kebanyakan
tulang, terutama pada tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan,
jaringan kanselus (tulang berbentuk spons) pada ujung tulang pipa, tulang
rusuk, dan tulang dada.
4) Pelindung Alat-Alat Tubuh Penting
Jaringan dan organ lunak dikelilingi dan dilindungi rangka. Sebagai
contoh, tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru; tengkorak
melindungi otak; ruas ruas tulang belakang melindungi sumsum tulang
belakang; gelang panggul melindungi sistem reproduksi dan sistem
pencernaan.
5) Alat Pergerakan
Tulang-tulang bertindak sebagai pengungkit apabila otot-otot yang
melekat pada tulang itu berkontraksi menghasilkan gerakan yang
bertumpu pada sendi.
Tulang pada bayi sebagian besar disusun oleh tulang rawan. Tulang
rawan, sebagian besar terdiri atas kolagen, bersifat pejal dan lentur. Dengan
tumbuhnya bayi, sel-sel tulang rawan digantikan dengan tulang keras yang
memiliki struktur lingkaran konsentris dari kalsium dan fosfat di antara sel-sel
tulang. Proses perubahan dari tulang rawan ke sel tulang keras dinamakan
penulangan (osifikasi). Proses penulangan berlanjut hingga remaja dan dewasa.
Epifisis adalah area bagi pertumbuhan secara memanjang bagi tulang-tulang
Panjang sewaktu kanak-kanak. Pada masa pertumbuhan ini sel-sel pada epifisis
membelah dan memanjangkan tulang. Ketika kita tumbuh, tulang bertambah
keras dan bertambah berat, tetapi kelenturannya berkurang. Hal itu berarti
tulang bertambah kuat tetapi mudah patah.
c. Struktur Tulang
Tulang (osteon), terdiri atas sel-sel tulang yang banyak mengandung
senyawa kapur dan fosfat. Senyawa kapur dan fosfat yang terkandung alam
tulang mengakibatkan tulang menjadi keras.
Macam-Macam Tulang Berdasarkan Bentuk Tulang:
Untuk mengaitkan
8. Kait Jantung
tendon tikus
Untuk menentukan
9. Kimograf kontraksi tunggal
(keuangan)
4.1.2 Bahan
4.2 Prosedur
4.2.1 Anatomi tulang
a. Diamati tulang ayam yang tersedia, diidentifikasi bagian-bagian
berikut dan digambarkan pada buku Saudara.
Epifisis
Rongga medula o Tulang batu karang (cancellous)
Tulang pejal
Diafisis
Metafisis
Sumsum tulang
Hilum
b. Diamati gambar skeleton yang tersedia. Identifikasi dan diberi nama
tulang-tulang yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Otot auricularis
Otot frontalis
Otot corrugator supercilli
Otot quadratus labii superior
Otot zygomaticus
Otot orbicularis oris
Otot nasalis
Otot orbicularis oculi
Diidentifikasi otot-otot manakah yang terlibat dalam ekspresi muka
berikut ini
Meringis
Merengut
Menaikkan hidung
Mengerutkan bibir ke atas
Mengerutkan dahi
b. Pengenalan beberapa otot superfisial tubuh Pada alat peraga/gambar
yang tersedia, ditunjukkan di mana letak otot-otot berikut ini dan
diceritakan fungsi dari masing-masing otot tersebut :
Epimisium
Perimisium
Endomosium
Fesikulus
Tendon
Serabut otot
b. Struktur anatomi mikro otot skelet dan myofibril
Tulang Belakang
Tulang Hasta
Tulang Pinggul Kiri
Tulang Kelangkang
Tulang Duduk
Tulang Pengupil
Tulang Pergelangan Tangan
Tulang Tempurung
Lutut
Tulang Kering
Tulang Betis
Calcaneus
Lateral Cuneiform Bone
Metatarsal Bones
Tulang Ruas Jari Kaki
1. Z disc
2. H zone
3. Z disc
4. Thin (actin) filament
5. Thick (myosin) filament
6. I band
7. A band
8. I band
9. M line
1.Thin filament
2. Sancomere
3. H band
4. Titin
5. Thin
6. Dartic
7. Thick
8. A band
9. Z disc
1. Abduction
2. Abbuction
3. Flexion
4. Extention
5. Hyper Extention
6. Supination
7. Pronation
8. Neck Exercise
9. Cervical
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai
vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah
dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringan otot seperti
jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilitas).
Mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan
metabolism dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah
kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat
kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan
myosin (Yunadi, 2003).
1) Epigisis berfungsi Sebagai salah satu bagian dari tulang yang berfungsi
untuk mendukung gerakan sendi.
2) Rongga medula berfungsi sebagai tempat penyimpanan sum-sum tulang
merah.
3) Tulang batu karang (cancellous) berfungsi Graf tulang cancellous
berfungsi sebagai pengisi kekosongan tulang akibat trauma atau tumor.
4) Tulang pejal (kompak) berfungsi untuk menopang berat badan
5) Diafisi merupakan batang tulang panjang yaang berfungsi menopang berat
badan.
6) Metafisis merupakan ujung tulang belakang yaang melebar ke samping
yang berfungsi untuk menutrisi pertumbuhan tulang
7) Sum-sum tulang ayam yaitu jaringan lunak yang berada di dalam tulang
besar, seperti tulang panggul atau tulang belakang berfungsi menghasilkan
sel darah
8) Hilum yaitu percabangan darah.
Prosedur kedua menggambar anatomi otot dan otot superficial tubuh lalu
diidentifikasi bagian-bagiannya. Percobaan bagian A disiapkan alat dan bahan
buku rujukan, pulpen, dan pensil lalu diidentifikasi bagian bagiannya.
1) Otot auricularis adalah otot yang menggerakan telinga kedepan ke
belakang, dan ke atas ke bawah.
2) Otot frontalis adalah otot pada tulang dahi yang mengerutkan dahi
3) Otot corrugator supercili adalah otot yang menarik alis ke atas ke bawah
dan mengerutkan dahi
4) Otot quadratus labil superior adalah otot-otot di sekitar bibir bawah
5) Otot zygomaticus adalah otot pipi yang menempel pada tengkorak
6) Otot orbicularis otis adalah otot di sekitar mulut yang berbentuk o dan
dapat mengerutkan bibir ke atas
7) Otot nasalis adalah otot yang dapat menaikan hidung
8) Otot orbicularis oculi adalah otot yang menggerakan kelopak mata dan
terkejut.
Percobaan bagian B menunjukan letak otot-otot peraga dan fungsinya
1) Otot sternocleidomastoid adalah otot leher terbesar dan yang paling dekat
dengan kulit yang berpasangan berfungsi untuk rotasi kepala
2) Otot biceps branchii adalah siku Otot trisep letaknya di belakang tulang
humerus. Otot inilah yang memungkinkan Anda melakukan gerakan
meluruskan lengan bagian bawah serta membantu menstabilkan sendi
bahu
3) Otot quadriceps femoris adalah otot pada tungkai yang di bagi menjadi
dua bagian, yaitu tungkai atas dan tungkai bawah. Salah satu otot besar
yang berperan penting pada tungkai atas adalah otot m. quadriceps. otot
quadriceps itu sendiri terdiri dari 4 otot besar yaitu m. rectus femoris, m.
vastus lateralis, m. vastus intermedius dan m. vastus medialis.
4) Otot seratus anterior adalah otot yang besar yang berada di dinding lateral
dada sisi thorax dada berfungsi untuk mendorong lengan ke depan.
5) Otot triseps branchi adalah otot besar berkepala tiga yang terletak pada
tiga tempat yang berbeda di sepanjang lengan atas.
6) Tiga kepala (caput) tersebut adalah
Caput longum (panjang)
Caput medial
Caput lateralis
7) Otot rectus abdominis adalah merupakan otot yang berada di tengah
membentuk sixspack bagian otot yang berjumlah dua di atas.
8) Otot branchioradialis adalah otot yang berfungsi untuk mengecewakan
siku dan fleksi
9) Otot gastrocnemius Merupakan otot paling luar pada bagian posterior
tungkai bawah. Berbentuk seperti tanduk dan bersama dengan m. Soleus
membentuk triceps surae. Berorigo pada condylus femoralis dan
berinsersio pada tuber calcanei melalui tendo Achilles. m. gastrocnemius
adalah otot yang kuat dan fungsinya sebagai fleksi tungkai bawah serta
plantarfleksi.
10) Otot gluteus maksimum otot yang membentuk sebagian besar bokong
yang berperan penting dalam penggerakan pinggul.
11) Otot sartorius adalah merupakan otot terpanjang pada area tubuh, otot ini
berbentuk seperti tali panjang yang berjalan diagonal dari lateral ke medial
dan proksimal ke distal untuk melintang di lutut medial ke posterior. Otot
ini mampu melenturkan dan memutar pinggul dan perut secara lateral.
12) Otot ekstensor adalah otot otot yang berfungsi menggerakkan pergelangan
tangan ke arah ekstensi.
13) Otot fleksor adalah otot yang mengurangi sudut antara tulang pada dua
sisi sendi, misalnya saat menekuk siku atau lutut. Gerak otot fleksi adalah
gerak otot yang menekuk. Gerakan ini ditimbulkan oleh otot fleksor
misalnya pada siku, lutut,ruas-ruas jari. Gerak otot ekstensi adalah gerak
otot meluruskan yang timbul dari otot ekstensor misalnya pada lengan.
14) Otot soleus adalah otot terbesar dan terkuat di sekitar betis. Mempunyai
keuntungan daya dari konfigurasi yang kompleks, melekat tendon yang
sesuai dengan kemiringan 45 derajat(disebut struktur multi-pennate)
dibeberapa baris. Otot Soleus dimulai di bagian atas betis dan menempel
pada tendon Achilles di bagian bawah.
15) Otot peroneus adalah otot berfungsi atau yang menghasilkan gerakan pada
kaki, yang berkerja sama dengan otot gastrocnemius untuk melakukan
plantar fleksi dan bekerja sama dengan otot peroneus tertius dan peroneus
brevis untuk menghasilkan gerakan eversi pada kaki.
16) Otot pectoralis dibagi menjadi dua yaitu Pectoralis minor adalah otot tipis
segitiga pada dinding dada bagian atas, sedangkan pectoralis mayor adalah
otot besar, seperti kipas yang menutupi sebagian besar bagian depan dada.
17) Otot deltoideus otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia.
Otot ini sering digunakan untuk melakukan suntikan intra-muskula.
Prosedur ketiga digambar, ditentukan anatomi otot skelet yang dibagi menjadi 2
percobaan, percobaan bagian A menentukan struktur anatomi makro otot skelet.
Setiap otot dapat mengandung ribuan serat. Berbagai jenis selubung atau penutup
mengelilingi serat, yaitu:
Epimisium: Lapisan terluar dari jaringan yang mengelilingi seluruh otot.
Perimisium: Lapisan tengah yang mengelilingi berkas serat otot.
Endomysium: Lapisan terdalam yang mengelilingi masing-masing serat
otot
Tendon : adalah jaringan tebal yang berfungsi menempelkan otot ke tulang
Serabut otot : terdiri dari satu sel otot. Serabut ini berfungsi untuk
mengendalikan kekuatan fisik dari tubuh.
Otot merupakan organ kontraktil yang secara langsung atau tidak
langsung melekat pada tulang. Otot lurik memiliki banyak fungsi bagi
tubuh. Melalui kontraksi dan relaksasi, otot lurik membantu menopang
dan menggerakan tubuh. Selain itu, otot lurik juga membantu mengatur
nutrisi dan tubuh. Mereka memiliki fungsi penting bagi tubuh yaitu:
Mengunyah dan menelan, yang merupakan bagian utama dari pencernaan.
Memperluas dan menyempitkan rongga dada, sehingga kamu dapat
menarik dan menghembuskan napas sesuka hati.
Menjaga postur tubuh.
Memindahkan tulang di berbagai bagian tubuh.
Melindungi sendi dan menahannya di tempat seharusnya.
Otot terdiri dari serat otot fleksibel yang berdiameter kurang dari dua sentimeter.
Serat-serat tersebut biasanya menjangkau panjang otot. Serat berkontraksi
(mengencang), yang memungkinkan otot menggerakan tulang sehingga kamu
dapat melakukan banyak gerakan berbeda.
Percobaan bagian B menentukan anatomi otot skelet dan miofibril komponen
jaringan ikat terdiri atas (dari luar ke dalam) fasia superfisialis, fasia profunda,
epimisium, perimisium, dan endomisium. Gambaran histologik jaringan otot
rangka memperlihatkan beratus-ratus sampai beribu-ribu serat panjang, berbentuk
silindrik, yang disebut serat otot (fiber). Serat otot terletak sejajar satu dengan
lainnya. Diameter serat berkisar 10-100 µm dan panjang 100 µm, tetapi dapat
mencapai 30 cm. Serat otot rangka berasal dari fusi banyak sel kecil semasa
embrio; oleh karena itu setiap serat otot mempunyai banyak inti. Inti terletak di
tepi, tepat di bawah sarkolema, bebas dari elemen kontraktil. Mitokondria terletak
dalam deretan di seluruh serat otot, berdekatan dengan protein otot yang
menggunakan ATP untuk kontraksi. Secara mikoskopik dengan pembesaran
tinggi pada sarkoplasma terlihat adanya benang-benang halus yang disebut
miofibril, terletak memanjang dan tersusun sedemikian rupa sehingga
memperlihatkan pita gelap terang bergantian; hal ini yang menyebabkan serat otot
tampak bercorak garis melintang. Sistem membran terdiri dari sarkolema, tubulus
transversal/tubulus T,
dan retikulum sarkoplasma .
SISTEM MEMBRAN
Sarkolema merupakan membran plasma dari serat otot yang membungkus
sarkoplasma. Sarkolema serat otot rangka tersusun oleh plasmalema dan membran
basalis, sedangkan membran basalis sendiri terdiri dari lamina basalis dan lamina
retikularis; oleh karena itu sarkolema disebut juga trilaminar cell membrane.
Tubulus T (TT) merupakan invaginasi sarkolema, yang memungkinkan TT
berhubungan dengan luar serat (ekstrasel). TT menembus serat otot secara vertikal
terhadap RS dan miofilamen. Pada membran TT terdapat reseptor dihidropiridin
yaitu suatu voltage gated calcium channel. Pada kedua sisi TT terdapat sisterna
terminalis yaitu pelebaran ujung RS. Tubulus T dan kedua sisterna terminalis
disebut triad.
Retikulum sarkoplama (RS) merupakan sistem membran intrasel, berisi cairan,
yang melingkari setiap miofibril. RS merupakan bentuk khusus retikulum
endoplasmik yangberfungsi antara lain untuk menyimpan ion Ca2+. Pada RS
terekspresi tiga jenis protein: sarco/endoplasmic Ca2+-ATPase (SERCA), reseptor
rianodin (saluran pelepas Ca2+Ca2+ release channel) dan calsequestrin (protein
pengikat Ca2+). Pada otot rangka manusia, triad terdapat pada tepi miofibril,
terletak pada batas pita A dan I. Membran TT dan sistena terminalis dipisahkan
oleh suatu celah. Merentang pada celah tersebut terdapat struktur yang disebut
kaki (junctional feet) yang merupakan saluran pelepas Ca2+ dari RS (reseptor
rianodin).
Miofibril merupakan elemen kontraktil jaringan otot rangka, berdiameter 1-2 µm,
dan terdiri dari struktur yang lebih halus lagi yaitu miofilamen/filamen. Terdapat
tiga jenis filamen yaitu
Folamen tebal (myosin)
Filamen tipis (aktiv) dan
filamen elastin
Pada miofibril, filamen tersusun dalam bentuk sarkomer. Sarkomer dibatasi oleh
dua garis/lempeng Z. Pada sebuah sarkomer terdapat daerah gelap yaitu pita A
(anisotropik) yang dibentuk oleh filamen tebal dan sebagian filamen tipis sebelah
menyebelah. Daerah yang lebih terang yaitu pita I (isotropik) dibentuk oleh
bagian sisa filamen tipis, tanpa filamen tebal. Garis Z melewati titik tengah pita I.
Pada tengah pita A terdapat daerah yang lebih terang, zone H, yang dibagi dua
oleh garis M . Terdapat dua jenis protein kontraktil otot yaitu miosin dan aktin.
Filamen tebal terutama tersusun oleh miosin sedangkan filamen tipis terutama
oleh aktin. Bagian ekor miosin menuju garis M di tengah sarkomer. Kepala
miosin yang membentuk jembatan silang (cross bridge) akan menuju filamen tipis
pada saat kontraksi. Bagian-bagian batang miosin terletak sejajar, membentuk
badan filamen tebal. Tonjolan kepala miosin dari batang filamen tersusun dalam
bentuk spiral. Filamen tipis tersusun oleh aktin dan dua jenis protein regulator
yaitu tropomiosin dan troponin. Molekul aktin berbentuk ginjal, bergabung
membentuk satu rantai filamen aktin, yang berpilin seperti spiral ganda. Pada
setiap molekul aktin terdapat tempat pengikat miosin (tempat aktif) dimana akan
melekat jembatan silang (kepala miosin). Dalam keadaan relaksasi otot,
tropomiosin menutupi tempat pengikat miosin pada aktin sehingga menghambat
perlekatan jembatan silang.
Prosedur ke lima fisiologi otot yang dibagi menjadi tiga percobaan, Otot adalah
sebuah mesin, mampu mengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Dalam
hal ini otot rangka membentuk bagian terbesar massa otot tubuh dan merupakan
40% berat badan total. Otot ini menempati dan menggerakkan tulang rangka,
sesuai dengan namanya. Otot rangka pada umumnya dilekatkan pada tulang oleh
tendon yang terbentuk dari kolagen. Origo otot adalah ujung otot yang melekat
lebih dekat dengan batang tubuh atau pada tulang yang tidak bergerak. Insersiotot
adalah bagian yang lebih distal (jauh) atau melekat pada bagian yang lebih dapat
bergerak (Ralph, 1966).
Percobaan bagian B dari fisiologi otot yaitu kontraksi otot pada katak, langkah
pertama anastesi katak, setelah di anastesi katak dan kayaknya tidak bergerak
lentangkan kataknya lalu pegang kulit katak menggunakan pingset dan digunting
lalu pisahkan otot yang berwarna bening dengan selaputnya untuk mengambil
origonya katak yang berbentuk seperti benang. Setelah terpisah bagian insersio
dan origo segera ditetesi ringer dengan menggantungkan insersio dan origo katak
pada klem dan statif lalu pasang batrai dan di tetesi hcl responnya bergerak lalu
simpan insersio dan origo pada cawan petri dengan menekan insersionya
responnya mengeras. Otot-ototnya mengeras saat diberi rangsangan listrik.
Mengapa otot bisa memendek karena adanya rangsangan menimbulkan
asetilkolin ca kemudian ion ca itu akan melekat pada troponin sehingga
menyebabkan tropo myosin terbuka kepala myosin melekat pada aktin, lalu
melakukan slaiding menggeser aktin ke arah sarkomer, sehingga ansona h
memendek begitu juga a memendek. Menyatakan pada saat kontraksi filamen
aktin tidak tertarik kedalah filamen miosin sehingga overlap satu sama lainnya
secara luas. Discus Z ditarik oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen miosin.
Jadi kontraksi ototterjadi karena mekanisme pergeseran filamen yang disebabkan
oleh kekuatan mekanisme kimia atau elektrostatik yang ditimbulkan oleh interaksi
jembatan penyebrangan dari filamen miosin dan filamen aktin (Guyon, 2006).
Prosedur kedelapan yaitu kontraksi otot jantung, disiapkan alat bedah, bak
parafin, jarum, kapas, rangkaian listrik, cloroform, alkohol, CaCl2 , ringer lactat
dan katak. Langkah pertama katak dibius menggunakan cloroform selama 1-2
menit kemudian dibedah dengan cara memegang kulit katak dengan pingset lalu
gunting kulit bagian abdomen dengan cara menlentangkan katak terlebih dahulu,
kemudian diberi rangsangan listrik pada bagian jantung dengan rangkaian listrik
1,5 volt, 3 volt, 4,5 volt secara bergantian dengan cara menghitung denyut jantung
katak 2 menit sekali setiap perlakuan jantung diistirahatkan selama 2 menit sekali
dengan ditetesi ringer lactat agar jantung kembali stabil. Rangsangan selanjutnya
menggunakan bahan kimia alkohol dengan volume 5 ml, 10 ml dan CaCl2 dengan
volume 3mm, 5mm dengan tiga kali pengulangan dengan dihitung denyut
jantungnya setiap 2 menit sekali dan setiap perlakuan diistirahatkan selama 2
menit dan ditetesi ribger lactat agar jantung kembali stabil. Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh menggunakan rangsangan listrik dengan 1,5 volt
pengulangan pertama 38 detak/ menit, pengulangan kedua 37 detak/menit,
pengulangan ke tiga 35 detak/menit, pengulangan keempat 36,66 detak/menit.
Rangsangan listrik dengan 3 volt pengulangan pertama 41 detak/menit,
pengulangan kedua 38 detak/menit, pengulangan ketiga 40 detak/menit,
pengulangan keempat 39 detak/menit. Rangsangan dengan 4,5 volt pengulangan
pertama 44 detak/menit, pengulangan kedua 45 detak/menit, pengulangan ketiga
41 detak/menit, pengulangan keempat 43,33 detak/menit. Faktor yang dapat
mempengaruhi adalah kondisi fisik katak pasca pembedahan sehingga syaraf
pusat (CNS) yang sudah rusak mempengaruhi kinerja aliran darah yang masuk
jantung.
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik,
akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang
disebut “autorhytmicity”. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel
kontraktil dan sel otoritmik. Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya
potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung
akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan
oleh jantung sendiri. Potensial aksi pada membran saraf dan otot rangka dapat
terjadi bila ada rangsangan dari luar sedangkan pada membran sel otot jantung
potensial aksi dapat terjadi tanpa adanya rangsangan. Berbeda dari sel saraf dan
sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung
tidak memiliki potensial membran istirahat (Irawati, 2015).
VI. KESIMPULAN
6.1 Tulang memiliki fungsi untuk tempat meletaknya otot, menentukan
bentuk tubuh, menguatkan dan menegakkan tubuh. Otot memiliki fungsi
sebagai alat gerak aktif untuk membantu tulang supaya dapat bergerak.
Sendi berfungsi sebagai penghubung antartulang yang membuat tulang
dapat digerakkan.
6.2 Jaringan otot dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Otot Polos
Otot polos adalah jaringan yang terbentuk oleh sel-sel otot yang
bentuknya seperti gelondong yang bagian ujungnya cenderung
meruncing.
2. Otot Jantung
Otot jantung adalah otot yang terletak pada dinding jantung.
3. Otot Lurik
Otot lurik biasa disebut juga sebagai otot rangka, karena otot ini
biasanya melekat pada rangka.
6.3 Karakteristik otot :
1. Otot polos
Otot polos dapat ditemukan di dinding organ dalam seperti
pembuluh darah, saluran pencernaan, saluran pernapasan, kandung
kemih, hingga rahim. Tak hanya itu, otot polos juga dapat
ditemukan pada mata.
2. Otot jantung
Sel otot jantung memiliki garis-garis terang dan gelap yang disebut
lurik. Susunan serat protein di dalam sel menyebabkan pita terang
dan gelap ini. Sel otot jantung berbentuk silindris memanjang,
dengan satu inti sel di tengah.
3. Otot lurik
sel otot rangka berbentuk silindris bercabang dan memiliki inti sel
banyak di setiap seratnya.
6.4 Mekanisme kontraksi otot dimulai dari sistem saraf pusat sebagai
pusat kendali tubuh. Sistem saraf pusat, baik otak maupun sumsum
tulang belakang mengeluarkan impuls atau potensial aksi ke neuron
motorik. Potensial aksi kemudian akan menjalar hingga ke ujung serat
otot memicu pelepasan asetilkolin.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Choesnan. (2009). Faal sel, cair tubuh, saraf tepi, dan otot. Surabaya:
Departemen ilmu faal, Universitas Airlangga.