Oleh
I GUSTI AYU VINA WIRATIH
203221092
LEMBAR PENGESAHAN
COVER
DAFTAR ISI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi................................................................................ 1
2. Anatomi Fisiologi............................................................... 2
3. Etiologi................................................................................ 11
4. Manifestasi Klinis............................................................... 12
5. Patofisiologi........................................................................ 14
6. Pathway............................................................................... 18
7. Komplikasi.......................................................................... 19
8. Klasifikasi........................................................................... 23
9. Pemeriksaan Penunjang...................................................... 25
10. Penatalaksanaan.................................................................. 26
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian........................................................................... 32
2. Diagnosa Keperawatan....................................................... 40
3. Intervensi Keperawatan...................................................... 41
4. Implementasi Keperawatan................................................. 50
5. Evaluasi............................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN FARKTUR
A. Definisi
tulang. Jika terjadi fraktur,maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali
tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek,
saraf yang putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi
tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma (Lukman & Ningsih,
2013).
2016).
oleh trauma atau tenaga fisik tulang itu sendiri dan jaringan lunak
1
2
1. Anatomi
a. Sistem Musculoskeletal
lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%.
1) Tulang panjang
kuning terdiri dari lemak dan pembuluh darah, tapi suplai darah
3
2) Tulang pendek
3) Tulang pipih
5) Tulang sesamoid
6) Tulang pipa
Contoh tulang pipa yaitu; tulang paha, tulang lengan atas, tulang
darah merah.
5
b. Struktur tulang
terdiri dari sistem havers. Sistem ini terdiri dari kanal havers yang
dalam darah.
6
Sendi merupakan suatu ruangan, dimana satu atau dua tulang berada
1) Fibrosa
Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, tulang yang satu
2) Kartilago
3) Sendi synovial
dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin. Sendi ini
adalah jenis sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari
oleh sistem saraf pusat dan perifer. Penghubung antara saraf motorik
perifer dan sel-sel otot dikenal sebagai motor end plate. Otot dibagi
membungkus otot disebut fasia otot episium. Otot ini terdiri dari
ikat yang disebut perimisium. Sel otot ini dilapisi jaringan ikat
pembuluh darah. Otot ini dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan
3) Otot jantung
c. Fisiologi
dinamis dari tiga jenis sel antara lain : osteoblast, osteosit dan
marrow.
C. Etiologi
Fraktur yang tidak terjadi disepanjang tulang dianggap sebagai fraktur yang
tidak sempurna sedangkan fraktur yang terjadi pada semua tulang yang
patah dikenal sebagai fraktur lengkap (Mary, D., Jackson, D., Keogh, 2014).
a. Cedera traumatik
b. Fraktur patologik
mengakibatkan:
terkendali
3) Rakhitis
D. Manifestasi Klinis
1. Deformitas
yang nyata.
13
2. Pembengkakan
sekitar.
3. Memar
4. Spasme otot
5. Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-
6. Ketegangan
7. Kehilangan fungsi
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang atau
9. Perubahan neurovaskular
atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari fraktur
10. Syok
E. Patofisiologi
batang femur individu dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi karena trauma
langsung dan tidak langsung pada pria muda yang mengalami kecelakaan
(Mutaqin, 2012).
15
pegas untuk menahan tekanan. Tetapi apabila tekanan eksternal datang lebih
besar daripada tekanan yang diserap tulang, maka terjadilah trauma tulang
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan
serabut saraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain
tubuh, otot dan sirkulasi viseral. Karena adanya cedera, respon terhadap
volume darah didalam sistem vena sistemik. Cara paling efektif untuk
memulihkan kardiak pada tingkat seluler, sel dengan perfusi dan oksigenasi
hilang.
17
struktural pertama dari hipoksia seluler setelah itu tidak lama lagi akan di
terbentuk tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direbsorbsi
F. Pathway
19
G. Komplikasi
20
jenis cedera, usia klien, adanya masalah kesehatan lain (komordibitas) dan
1. Cedera saraf
Fragmen tulang dan edema jaringan yang berkaitan dengan cedera dapat
tungkai klien yang sakit teraba dingin, ada perubahan pada kemampuan
2. Sindroma kompartemen
Kompartemen otot pada tungkai atas dan tungkai bawah dilapisi oleh
jaringan fasia yang keras dan tidak elastis yang tidak akan membesar
yang dapat mengurangi perfusi darah kapiler. Jika suplai darah lokal
secara progresif pada ruang terbatas. Hal ini disebabkan oleh apapun
terjadi dimana saja, tetapi paling sering terjadi di tungkai bawah atau
3. Kontraktur Volkman
kompartemen yang tak tertangani. Oleh karena itu, tekanan yang terus-
Emboli lemak serupa dengan emboli paru yang muncul pada pasien
atau atrofi otot. Latihan gerak sendi aktif harus dilakukan semampunya
6. Nekrosis avaskular
proksimal dari leher femur. Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi
terjadinya fraktur
7. Malunion
Malunion terjadi saat fragmen fraktur sembuh dalam kondisi yang tidak
tepat sebagai akibat dari tarikan otot yang tidak seimbang serta gravitasi.
Halini dapat terjadi apabila pasien menaruh beban pada tungkai yang
sakit dan menyalahi instruksi dokter atau apabila alat bantu jalan
8. Penyatuan terhambat
23
9. Non-union
Biasanya diakibatkan oleh suplai darah yang tidak cukup dan tekanan
H. Klasifikasi
24
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi
cedera tulang. Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka,
Menurut Wiarto, (2017) Fraktur dapat dibagi ke dalam tiga jenis antara lain:
1. Fraktur tertutup
Fraktur terutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka pada
bagian luar permukaan kulit sehingga bagian tulang yang patah tidak
2. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah suatu jenis kondisi patah tulang dengan adanya
banyak. Tulang yang patah juga ikut menonjol keluar dari permukaan
3. Fraktur kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian ekstermitas
dislokasi.
1. Fraktur transversal
2. Fraktur kuminutif
3. Fraktur oblik
terhadap tulang.
4. Fraktur segmental
26
Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
5. Fraktur impaksi
6. Fraktur spiral
imobilisasi.
I. Pemeriksaan Diagnostik
lain;
vaskuler
peradangan
ginjal
J. Penatalaksanaan
Exposure).
28
obstruksi jalan nafas oleh adanya benda asing atau fraktus di bagian
fungsi dari paru paru yang baik, dinding dada dan diafragma.
tidak hipotermia.
bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam
b. Seluruh fraktur.
3) Retensi (Immobilisasi).
mengimobilisasi fraktur.
tulang yang hilang akibat cedera. Graf tulang dapat berasal dari
tulang (allograft).
A. PENGKAJIAN
a. A= Airway :
dada.
c. C= Circulation
33
34
d. D=Disability
e. E=Exposure
Penanggung Jawab.
e. Pengkajian Lainnya :
36
1) Metode pengkajian 6B :
a) B 1 : Breathing (Pernafasan/Respirasi)
c) B 3 : Brain (Persyarafan/Neurologik)
± 2 menit.
perdarahan lokal
) dirasakan pasien
5) Pengkajian fisik :
operasi
(3) Fistulae
kemerahan atau
hiperpigmentasi)
abnormal lain)
dan kontraksi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
struktur tulang
C. Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam Manajemen nyeri
dengan agen cedera diharapkan kontrol nyeri meningkat dengan SIKI(I.08238)
fisik/trauma. (D.0077)
kriteria hasil: Observasi
Definisi:
Pengalaman sensorik atau SLKI (L.08063) - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
emosional yang berkaitan frekuensi, kualitas, intesitas nyeri
dengan kerusakan jarigan actual
- Merlaporkan nyeri terkontrol dari - Identifikasi skala nyeri
atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan menurun (1) menjadi meningkat (5) - Identifikasi respon nyeri non verbal
berintensitas ringan hingga berat - Kemampuan mengenali penyebab - Identifikasi faktor yang memperberat dan
yang berlangsung kurang dari 3
nyeri dari menurun (1) menjadi memperingan nyeri
bulan.
Penyebab: meningkat (5) - Identifikasi kemampuan tentang nyeri
Agen pencedera - Kemempuan menggunakan teknik non - Monitor efek samping penggunaan
fisiologis (mis. farmakologi dari menurun (1) menjadi analgetik
Inflamai,iskemia,
neoplasma meningkat (5) Terapeutik
Agen pencedera kimiawi - Penggunaan analgesik dari - Berikan teknik non farmakologis untuk
(mis. Terbakar, bahan meningkat(1) menjadi menurun (5) mengurangi tingkat nyeri (teknik imajinasi
kimia iritan)
terbimbing , akupresur )
Agen pencedera fisik
(mis. Abses, amputasi, - Kontrol lingkunga yang memperberat rasa
43
Diaforesis
Kondisi klinis terkait
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Sindrom koroner akut
Subjektif
Mengeluh sulit
menggerakkan
ekstremitas
Objektif
Subjektif
Objektif
Sendi kaku
Gerakan tidak
47
terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
Stroke
Cedera medula spinalis
Trauma
Fraktur
Osteoarthirtis
Ostemalasia
Keganasan
fasia, otot, tendon, tulang, d. Hematoma dari meningkat (1) menjadi - Berikan salep yang sesuai di kulit/lesi jika
kartilago, sendi dan/atau menurun (5) perlu
ligamen)
e. Nekrosis dari meningkat (1) menjadi - Pasang balutan sesuai jenis luka
Penyebab
perubahan sirkulasi menurun (5) - Pertahankan teknik steril saat perawatan luka
perubahan status nutrisi f. Suhu kulit dari memburuk (1) menjadi Edukasi
(kelebihan atau
membaik (5) - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
kekurangan)
kelebihan/kekurangan g. Sensasi dari memburuk (1) menjadi - Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
volume cairan membaik (5) kalium dan protein
penurunan mobilitas
- Ajarkan perawatan luka secara mandiri
bahan kimia iritatif
suhu lingkungan ekstrim Kolaborasi
efek terapi radiasi - Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
kelembaban
neuropati perifer
perubahan pigmentasi
perubahan hormonal
kurang terpapar
informasi tentang upaya
mempertahankan/melind
ungi integritas jaringan
Tanda dan Gejala Mayor:
Subyektif
-
Objektif
kerusakan jaringan
dan/atau lapisan kulit
49
Luka bakar g. Mukosa membaik (1) menjadi (5) ( Mis. MAP, CVP, PCWP jika tersedia)
Aferesis
Obstruksi intestinal Terapeutik
Peradangan pancreas
Penyakit ginjal dan - Catat intake output dan hitung balans cairan
kelenjar dalam 24 jam
Disfungsi intestinal - Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena bila perlu
Edukasi
Kondisi Klinis Terkait
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Prosedur pembedahan - Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
mayor
Penyakit ginjal dan Kolaborasi
kelenjar
Perdarahan - Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
Luka bakar
5 Perfusi perifer tidak effective Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Sirkulasi
berhubungan dengan diharapkan perfusi perifer meningkat dengan SIKI (I.02079)
kekurangan volume cairan. kriteria hasil:
(D0009) SLKI (L.02011) Observasi
Definisi:
Penurunan sirkulasi darah pada a. Denyut nadi perifer meningkat (1) - Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,
level kapiler yang dapat menjadi (5) edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,
mengganggu metabolism tubuh. b. Sensasi perifer meingkat (1) menjadi (5) angkle brachial index)
c. Warna kulit pucat menurun (1) menjadi - Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
(mis. Diabetes, perokok, orang tua,
51
Kondisi Terkait:
Tromboflebitis
Diabetes militu
Anemia
Gagal jantung kongenital
Thrombosis arteri
Varises
Thrombosis vena dalam
Sindrom kompartmen
53
Sumber: Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018) dan Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018)
55
D. Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, dengan tujuan untuk
E. Evaluasi
penilaian atau perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan.
Tujuanya untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang sesuai
Black, J & Wilk, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan (R. Nampira (ed.)). Salemba Emban Patria.
Helmi, Z. (2013). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika.
Lukman & Ningsih, N. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Salemba Medika.
Mary, D., Jackson, D., Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah (Ed 1). Rapha Publishing.
Mutaqin, A. (2012). Buku Saku Gangguan Muskuluskeletal Aplikasi pada Praktik Klinik
Keperawatan. Salemba Medika.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA Jilid 3 (Revisi). Mediaction Publishing.
Saputra, L., Dwisang, E., L. (2012). Anatomi Fisiologi Paramedik. Binarupa Aksara Publisher.
Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan; Teori dan Praktik.
Graha Ilmu.
Smeltzer, C., S. (2016). Keperawatan Medikal Bedah ( Handbook for Brunner & Suddarth’s
textbook of Medical Surgical Nursing) (Edisi 12). EGC.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018) dan Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018)