Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM SKELETAL ( RANGKA ) TUBUH MANUSIA


Diajukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (A)
Dosen Pengampu : Suharsono., Drs., M.Pd

Di susun oleh:
Kelompok 11

Anita Rahmawati 202154058


Putri Ayudyaningsih 202154079
Mahiesa Tazkiya 202154084
Paradisa Nidapatria 202154098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................i

ISI..............................................................................................................................................................

A. Pengertian Sistem Skeletal ........................................................................................... 1


B. Fungsi Sistem Skeletal .................................................................................................. 1
C. Struktur Tulang ............................................................................................................ 1
D. Sel-Sel Tulang ................................................................................................................ 2
E. Jaringan Tulang ............................................................................................................ 3
F. Jumlah Rangka pada Manusia .................................................................................... 3
G. Jenis Tulang berdasarkan Bentuknya ........................................................................ 7
H. Tulang Rawan ............................................................................................................... 8
I. Otot ................................................................................................................................. 9
J. Persendian ................................................................................................................... 10
K. Penyakit dan Kelainan pada Sistem Rangka Manusia ........................................... 11

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN ...............................................................................14

KESIMPULAN ......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................16

LAMPIRAN .......................................................................................................................................18

i
A. Pengertian Sistem Skeletal
Sistem rangka atau sistem kerangka adalah suatu sistem yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup untuk dapat bergerak. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi
tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka
hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak
adanya struktur penunjang.
Rangka tulang adalah sistem rangka utama dalam vertebrata. Rangka bekerja sama
dengan kulit menyediakan bentuk dasar suatu organisme. Sistem rangka memungkinkan
pergerakan tubuh, dengan bekerja sama dengan sistem otot. Barangkali sistem penyokong
yang paling efisien adalah endoskeleton (skeleton internal) vertebrata, jaringan internal
dari tulang keras dan tulang rawan atau kartilago, yang membingkai, membentuk, dan
melindungi tubuh, serta menyediakan serangkaian tuas yang memaksimalkan potensi
pergerakan yang rumit dan cepat.
Sistem rangka manusia merupakan kumpulan dari tulang-tulang yang saling
berhubungan satu sama lain membentuk sistem gerak. Pada sistem gerak, tulang rangka
tidak dapat bergerak sendiri, melainkan bekerja sama dengan otot. Kerja sama keduanya
dapat dikenal dengan nama sistem muskuloskeletal. Otot dengan bantuan sendi dan struktur
pendukung lainnya (ligamen, tendon, fascia dan bursae) memungkinkan tulang rangka
bergerak. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak)
yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
B. Fungsi Sitem Skeletal ( Rangka )
1. Melindungi organ dalam: tengkorak melindungi otak, tulang belakang
2. melindungi sumsum tulang belakang, tulang rusuk melindungi jantung dan paru-
paru, dan panggul
3. melindungi usus, kandung kemih, dan organ reproduksi wanita.
4. Menghasilkan sel darah: semua sel darah merah, sel darah putih dan trombosit
dalam darah dibuat di sumsum tulang merah.
5. Menyimpan kalsium dan mineral lain sehingga selalu ada pasokan yang tersedia
untuk dilepaskan saat dibutuhkan oleh sel.
C. Struktur Tulang
1. Diaphysis adalah batang atau badan tulang—bagian utama tulang yang panjang dan
silindris.
2. Epiphyses adalah ujung proksimal dan distal tulang.
3. Metaphyses adalah daerah antara diaphyses dan epiphyses. Dalam tulang yang
sedang tumbuh, setiap metaphypes mengandung lempeng epiphyses
(pertumbuhan). Lapisan tulang rawan hialin yang memungkinkan diafisis tulang
tumbuh panjang. Ketika panjang tulang berhenti tumbuh sekitar usia 18-21, tulang
rawan di lempeng epifisis digantikan oleh tulang; struktur tulang yang dihasilkan
dikenal sebagai garis epifisis
4. Articular cartilage adalah lapisan tipis tulang rawan hialin yang menutupi bagian
epifisis tempat tulang tersebut membentuk artikulasi (sendi) dengan tulang lainnya.
Tulang rawan artikular mengurangi gesekan dan menyerap goncangan pada sendi
yang dapat digerakkan secara bebas.
5. Periosteum, mengelilingi permukaan tulang eksternal di mana pun itu tidak ditutupi
oleh tulang rawan artikular. Ini terdiri dari sebuah lapisan fibrosa luar jaringan ikat
padat tidak beraturan dan lapisan osteogenik dalam yang terdiri dari sel-sel.

1
Beberapa sel periosteum memungkinkan tulang tumbuh tebal, tetapi tidak
memanjang. Periosteum juga melindungi tulang, membantu perbaikan patah tulang,
membantu menutrisi jaringan tulang, dan berfungsi sebagai titik perlekatan ligamen
dan tendon. Itu melekat pada tulang di bawahnya melalui perforasi (serat
Sharpey),bundel tebal serat kolagen yang memanjang dari periosteum ke dalam
matriks tulang ekstraseluler.
6. Meducallary cavity atau rongga sumsum adalah ruang silinder berongga di dalam
diafisis yang berisi sumsum tulang kuning berlemak pada orang dewasa.
7. Endosteum adalah selaput tipis yang melapisi permukaan tulang bagian dalam yang
menghadap ke rongga medula. Ini berisi satu lapisan sel dan sejumlah kecil jaringan
ikat.

Gambar : Struktur tulang panjang


Sumber : Priciples of Anatomi and Physiology

D. Sel-Sel Tulang
1. Sel osteogenik adalah sel induk yang tidak terspesialisasi yang berasal dari mesenkim,
jaringan yang membentuk hampir semua jaringan ikat. Mereka adalah satu-satunya sel
tulang yang menjalani pembelahan sel; sel yang dihasilkan berkembang menjadi
osteoblas. Sel-sel osteogenik ditemukan di sepanjang bagian dalam periosteum, di
endosteum, dan di saluran dalam tulang yang mengandung pembuluh darah.
2. Osteoblas adalah sel pembangun tulang. Mereka mensintesis dan mengeluarkan serat
kolagen dan komponen organik lainnya yang diperlukan untuk membangun matriks
ekstraseluler jaringan tulang, dan mereka memulai kalsifikasi. Saat osteoblas
mengelilingi diri mereka dengan matriks ekstraseluler, mereka terperangkap dalam
sekresi mereka dan menjadi osteosit.
3. Osteosit, sel tulang dewasa, adalah sel utama dalam jaringan tulang dan
mempertahankan metabolisme hariannya, seperti pertukaran nutrisi dan limbah dengan
darah. Seperti osteoblas, osteosit tidak mengalami pembelahan sel.
4. Osteoklas, sel-sel besar yang berasal dari fusi sebanyak 50 monosit (sejenis sel darah
putih) dan terkonsentrasi di endosteum.

2
Gambar : Jenis sel dalam jaringan tulang Sumber : Principles of Anatomy and Physiology

Keterangan :
1. Osteosit : Bagian tengah
2. Osteoblas : Bagian terluar
3. Sel osteogenik : Sel induk
4. Osteklas : Resorbsi atau penyerapan tulang.
E. Jaringan Tulang
Secara keseluruhan, sekitar 80% kerangka adalah tulang kompak dan 20% adalah
tulang spons.
1. Jaringan tulang kompak (Compact bone)
Merupakan bentuk jaringan tulang terkuat. Itu ditemukan di bawah periosteum
semua tulang dan membentuk sebagian besar diafisis tulang panjang. Jaringan
tulang kompak memberikan perlindungan dan dukungan serta menahan tekanan
yang dihasilkan oleh berat dan gerakan. Komponen jaringan tulang kompak disusun
menjadi unit struktural berulang yang disebut osteon atau sistem havers
2. Jaringan Tulang Spons
Berbeda dengan jaringan tulang padat,jaringan tulang spons tidak mengandung
osteon. Terlepas dari apa yang tersirat dari namanya, istilah "spons" tidak mengacu
pada tekstur tulang, hanya penampilannya. Tulang spons terdiri dari lamella yang
tersusun dalam kisi-kisi tak beraturan dari kolom-kolom tipis yang disebut
trabekula
F. Jumlah Rangka pada Manusia
Rangka manusia dewasa terdiri dari 206 tulang bernama, sebagian besar
berpasangan, dengan satu anggota setiap pasangan di sisi kanan dan kiri tubuh.
Kerangka bayi dan anak-anak memiliki lebih dari 206 tulang karena sebagian dari
tulang mereka menyatu di kemudian hari.
Tulang kerangka dewasa dikelompokkan menjadi dua yaitu kerangka aksial dan
kerangka apendikular.

3
Gambar : rangka aksial dan rangka apendikular

Sumber : biologystudent.notes

1. Kerangka aksial
Adalah rangka yang membentuk sumbu vertikal tubuh, terdiri dari 80 tulang (22 di
tengkorak, 33 tulang belakang, 24 tulang rusuk, 1 tulang dada).
• Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak berbentuk bulat, sebagian besar tersusun atas tulang-tulang
yang pipih. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya bersambungan
sangat kuat. Fungsi dari tulang kepala (tengkorak) adalah melindungi otak yang
merupakan organ tubuh yang sangat penting. Tulang-tulang pada bayi yang baru
dilahirkan akan terasa lunak dan belum berkaitan erat dan rapat. Namun seiring
berjalannya waktu, tulang-tulang tengkorak mengalami pertumbuhan dan
bertambah besar, menyatu dan tidak dapat digerakkan. Tulang tengkorak dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tulang bagian kepala dan bagian muka.

a. Tulang bagian kepala


Bagian bagian tulang bagian kepala
adalah:
• Tulang Dahi
• Tulang Ubun-ubun
• Tulang kepala belakang
• Tulang bajie
• Tulang tapis
• Tulang pelipis

4
b. Tulang bagian muka
Bagian-bagian tulang bagian muka adalah:
• Tulang rahang atas
• Tulang rahang bawah
• Tulang pipi
• Tulang langit langit
• Tulang hidung
• Tulang air mata
• Tulang lidah
Sebagian besar tulang tulang tengkorak tidak dapat digerakkan. Pada tulang
muka, hanya tulang rahang bawah yang dapat digerakkan terhadap tulangrahang
atas. Tulang kepala juga berfungsi sebagai pembentuk wajah.

• Tulang Belakang (Vertebra)


Pada tulang belakang terjadi pelengkungan – pelengkungan yang berfungsi untuk
menyangga berat dan memungkinkan
manusia melakukan berbagai jenis posisi dan
gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari
Tulang belakang terdiri dari 33 ruas, yaitu :
• 7 ruas tulang leher
• 12 ruas tulang punggung
• 5 ruas tulang pinggang
• 5 ruas tulang kelangkang (sakrum)
• 4 ruas tulang ekor

• Tulang dada
Tulang dada mempunyai bagian diantaranya :
• Hulu
• Badan
• Taju pedang

5
• Tulang Rusuk
Tulang rusuk terdiri dari 12 pasang,yang dapat dikelompokan sabagai berikut :
• 7 pasang tulang rusuk sejati. Tulang rusuk ini bagian depan melekat pada
badan tulang dada dan bagian belakang melekat pad tulang punggung.
• 3 pasang tulang rusuk palsu.tulang rusuk ini bagian depan melekat pada
tulang rusuk diatasnya dan bagian belakang melekat pada tulang punggung.
• 2 pasang tulang rusuk melayang. Tulang rusuk ini bagian belakang melekat
pada tulang punggung dan bagian depan tidak melekat pada tulang yang
lain.

• Tulang Hioid
Hioid merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di antara laring dan
mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut dan
lidah.

2. Kerangka apendikular
Mendukung anggota badan yaitu terdiri dari korset dada (klavikula, skapula)
memegang humeri, korset panggul (tulang pinggul) memegang femora yang terdiri dari
126 tulang (4 di bahu, 6 lengan, 54 tangan, 2 pinggul, 8 kaki, 52 kaki).
• Tulang Selangka

Tulang selangka atau tulang leher membentuk bagian


depan bahu.

• Tulang Belikat

Tulang belikat terdapat di atas sendi bahu dan


merupakan bagian pembentuk bahu.
Gelang bahu terdiri atas 2 buah tulang belikat dan 2
buah tulang selangka

• Tulang Pangkal Lengan, Pengumpil, Hasta

Tulang pangkal lengan bersama dengan tulang pengumpil dan tulang hasta
menyusun alat gerak, yaitu tangan.

6
• Tangan

Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan, dan
jari tangan. Tangan disusun oleh karpal skafoid, lunate, triquetrum, pisiform,
trapesium, trapesoid, kapitatum, hamate. Telapak tangan (metakarpal) terdiri dari
bagian dasar, batang, dan kepala. Jari tangan terdiri dari tiga ruas, kecuali ibu jari
yang mempunyai dua ruas.

• Kaki

Tulang apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang yang menyusun
kaki (alat gerak bagian bawah).Kaki terdiri atas tulang kaki dan telapak kaki.
Tulang kaki disusun oleh tulang paha , tempurung lutut, tulang kering dan tulang
betis. Pergelangan kaki disusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid,
navikular, kuneiformis, dan jari – jari.

G. Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya


Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa
penggolongan:
1. Tulang Panjang (Ossa longa). Bentuknya bulat panjan dengan rongga besar di bagian
tengal, seperti sebuah pipa Contoh: Humerus, radius, ulna (di lengan); metakarpal,
falang (tangan, jari); tulang paha, tibia, fibula (kaki); metatarsal, falang (kaki, jari kaki).
Badan tulang ini disebut diafisis sedangkan ujungnya disebut epifisis. Tulang panjang
ini bertanggung jawab untuk tinggi badan.

7
2. Tulang Pendek (Ossa brevia). Bentuknya bulat
pendek Contohnya tulang karpal (tulang
pergelangan tangan), tulang tarsal (tulang
pergelangan kaki), ruas ruas tulang belakang, dan
tulang tempurung lutut.
3. Tulang Pipih (Ossa plana). Bentuknya pipih atau
gepeng. Contohnya tulang belikat, tulang dada,
tulang rusuk tulang panggul, dan tulang-tulang
tengkorak. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi
organ vital.

Gambar : Jenis tulang berdasarkan bentuknyan


Sumber : Principles of Anatomy and Physiology

4. Tulang Tidak Beraturan (Ossa irregular). Contohnya tulang vertebra dan tulang
wajah, tulang ekor, rahang bawah, sakrum.
5. Tulang Sesamoid yaitu tulang yang Tertanam dalam urat, berbentuk seperti biji wijen
raksasa. Contohnya pada Tulang pisiformis (di pergelangan tangan), patela (lutut).
Berfungsi untuk Mendukung, melindungi, memberikan daya ungkit tambahan pada
tendon.

H. Tulang Rawan
Merupakan jaringan ikat yang kuat dan fleksibel. Terdiri dari bagian hidung, telinga.
Memberikan bantalan di antara sendi. Mendukung / menghubungkan bagian tubuh
(misalnya tulang rawan kosta menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada).

a. Perikondarium merupakan jaringan ikat yang membungkus tulang rawan.


• Lapisan luar mengandung jaringan ikat fibrosa, pembuluh darah.
• Lapisan dalam mengandung kondroblas → mensekresi protein yang membuat
matriks ekstraseluler.

8
b. Matriks ekstraseluler merupakan serat protein (kolagen untuk kekuatan; elastin untuk
fleksibilitas) tersuspensi dalam gel kental (air, agregat proteoglikan).
• Kondrosit: kondroblas terperangkap dalam lakuna (lubang kecil) matriks;
memelihara, memperbaiki matriks ekstraseluler.
• Agregat proteoglikan: hialuronan (rantai panjang molekul asam hialuronat)
dengan ratusan proteoglikan (protein + rantai panjang gula
glikosaminoglikan—GAGS) bercabang.

• Jenis-Jenis Tulang Rawan


a. Tulang Rawan Elastis
Jenis yang paling tidak umum.
kepadatan kondrosit; ↓ kepadatan serat protein (kebanyakan serat elastin
longgar, beberapa serat kolagen tipe II). Tulang rawan palig lembut dan paling
fleksibel.contohnya Daun telinga, tenggorokan epiglotis.
b. Tulang Rawan Hialin
Jenis yang paling umum. Kepadatan kondrosit sedang; kepadatan serat
protein sedang (kebanyakan serat kolagen tipe II, beberapa serat elastin
longgar). Tulang rawan yang lebih kuat, tetapi kurang fleksibel; ↓
permukaan gesekan. Contohnya Kerangka embrionik (akhirnya digantikan
oleh tulang); hidung; dinding laring; trakea, tulang rawan kosta; piring
pertumbuhan; tulang rawan artikular.
c. Fibrokartilago
↓ kepadatan kondrosit; ↑ kepadatan serat protein (kebanyakan serat kolagen
tipe I). Sebagian besar kekuatan tarik; tahan terhadap kompresi, peregangan;
↓ fleksibel. Contohnya Meniskus lutut, cakram intervertebralis tulang
belakang.

9
I. Otot
Manusia dapat
mengerakkan tubuhnya karena
adanya otot. Otot atau yang dikenal
dengan istilah sehari-hari "daging"
terdiri atas sel-sel otot. Sifat sel otot
adalah mempunyai kemampuan
untuk mengerut (kontraksi) dan
mengembang kembali (relaksasi).
Otot mampu memberikan
tarikan pada tulang karena dapat melakukan kontraksi. Saat kontraksi serabut otot akan
memendek dan tendon yang melekat pada tulang akan membuat tulang tertarik ke arah
yang lebih dekat searah kontraksi otot. Untuk mengembalikan tulang pada posisi
semula maka otot mengalami relaksasi, dengan memanjang seperti semula.
Otot yang terdapat pada rangka yang berfungsi sebagai alat gerak aktif
merupakan otot lurik. Kumpulan serabut otot lurik akan membentuk berkas otot. Berkas
otot membentuk otot yang melekat pada tulang. Ujung otot yang melekat pada tulang
disebut sebagai tendon.

J. Persendian
Hubungan antar tulang pada rangka tubuh disebut sebagai persendian.
Berdasarkan perbedaan kemampuan geraknya persendian terbagi dalam sendi gerak,
sendi kaku dan sendi mati. Sendi gerak merupakan hubungan antar tulang dengan
kemampuan gerak lebih banyak.
Pada sendi gerak tulang yang satu dengan tulang yang lain diikat dengan
semacam jaringan pengikat atau ligamen. Gerakan antar tulang ini akan menimbulkan
gesekan dan rasa sakit jika pada rongga antar tulang tidak terdapat minyak sendi.
Berdasarkan jenis gerakannya sendi gerak dikenal dengan berbagai jenis sendi,
di antaranya sendi peluru, sendi putar, sendi pelana, sendi gulung dan sendi engsel.

10
a. Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan gerakan ke seluruh
arah, dan biasanya berporos tiga. Sendi peluru terdapat pada hubungan antara tulang
lengan atas dan tulang belikat. Pada sendi peluru ujung tulang yang satu dengan
yang lain membentuk lekukan berupa lingkaran sehingga bonggol tulang yang satu
dapat masuk pada lekukan tulang yang lain. Hubungan antar tulang panggul dan
tulang paha juga merupakan sendi peluru.
b. Sendi Putar
Hubungan antar tulang dimana ujung tulang yang satu berupa tonjolan yang
masuk kedalam lubang tulang yang lain disebut sendi putar. Sendi putar
memungkinkan terjadinya gerakan memutar. Sendi putar terdapat pada hubungan
antara tulang hasta dan tulang pengumpil, juga pada hubungan antara tulang
pemutar dan tulang atlas.
c. Sendi Pelana
Hubungan tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan dua arah adalah sendi
pelana. Sendi pelana terdapat pada hubungan antara tulang ibu jari dengan tulang
telapak tangan. Hubungan antara tulang telapak tangan dengan tulang pengumpil
merupakan sendi gulung.
d. Sendi Engsel
Hubungan antara ujung tulang yang menghasilkan gerakan seperti engsel pada
pintu disebut sendi engsel. Hubungan antara tulang paha dengan tulang kering pada
lutut, atau antara tulang lengan dengan tulang hasta pada sikut serta pada ruas-ruas
ibu jari juga merupakan sendi engsel.
e. Sendi Kaku
Sendi kaku merupakan jenis persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan. Sendi kaku terdapat pada hubungan antar tulang-tulang pergelangan
tangan dan tulang pergelangan kaki. Sendi mati merupakan jenis persendian yang
menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain tanpa dapat digerakkan

11
sama sekali. Persendian jenis ini terdapat pada hubungan antara tulang pada
tengkorak.

K. Penyakit dan Kelainan pada Sistem Rangka Manusia

1. Osteoporosis

Osteoporosis terjadi ketika kepadatan tulang berkurang, sehingga menjadi sangat


rapuh. Kondisi ini membuat tulang menjadi rentan patah, terutama di bagian pinggul,
pergelangan tangan, dan tulang belakang. Kondisi ini tidak muncul secara tiba-tiba.
Osteoporosis, akan berkembang seiring berjalannya waktu dan biasanya baru terdeteksi
saat seseorang jatuh ringan, namun tulangnya sudah patah atau retak.

Meski identik dengan penyakit orang tua, tapi pengapuran tulang ini sebenarnya juga
bisa terjadi pada orang usia muda bahkan anak-anak. Punya keluarga yang memiliki
riwayat osteoporosis, tidak pernah olahraga, dan punya indeks massa tubuh kurang dari
normal bisa meningkatkan risiko munculnya kelainan pada tulang ini.

2. Osteoartritis
Osteoartritis adalah gangguan pada tulang yang cukup sering terjadi. Kondisi muncul
ketika pelindung yang ada di ujung tulang menipis, sehingga membuat kedua tulang
bergesekan satu sama lain tanpa bantalan. Osteoartritis bisa memicu rasa nyeri dan
pembengkakan di sendi yang terdampak. Jika tidak segera diobati, kondisi ini bahkan
bisa mengubah bentuk sendi dan membuat tulang serta tulang rawan lebih berisiko
untuk patah. Penyakit ini juga pada umumnya diderita pada orang dengan usia diatas
50 tahun. Oleh sebab itu, sejak dini kita harus membiasakan hidup sehat dan melakukan
pencegahan terhadap penyakit ini.
3. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthtritis atau yang lebih sering disebut sebagai rematik adalah penyakit
autoimun. Artinya, sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit, justru
menyerang sel sehat di tulang dan menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi ini bisa
menyebabkan pembengkakan di persendian, membuat penderitanya demam, merasa
lemas, dan selalu lelah. Gejala rheumatoid arthritis bisa diredakan dengan pemberian
obat-obatan, atau pada beberapa kasus, melalui prosedur operasi.
4. Skoliosis

12
Jika dilihat dari belakang, tulang punggung kita akan terlihat lurus. Namun, pada
penderita skoliosis, penyakit yang menyebabka kelainan pada tulang belakang, susunan
yang seharusnya lurus itu akan melengkung membentuk huruf S atau huruf C.
Umumnya, penyebab skoliosis tidak dapat diketahui secara pasti.
5. Cedera Tulang
Cedera pada tulang bisa terjadi akibat kecelakaan, jatuh saat olahraga, atau karena
tertimpa benda-benda tertentu. Cedera ini biasanya menyebabkan patah tulang, sendi
geser, nyeri otot, hingga otot sobek. Cedera tulang dibagi menjadi dua, yaitu akut dan
kronis:
• Cedera tulang akut Contoh cedera tulang akut adalah keseleo dan patah tulang
akibat sesuatu yang terjadi secara mendadak, seperti kecelakaan. Gejala cedera
tulang akut di antaranya adalah muncul nyeri secara tiba-tiba, bengkak, memar,
tulang tidak bisa digerakkan, atau bahkan terlihat jelas terjadi pergeseran tulang
dan patahan tulang.
• Cedera tulang kronis Sementara itu cedera tulang kronis adalah cedera yang terjadi
karena tekanan terus menerus di satu tulang, akibat olahraga atau melakukan
aktivitas fisik dalam jangka panjang. Kondisi ini sering terjadi pada para atlet.
Gejala cedera kronis antara lain adalah nyeri tajam saat melakukan olahraga,
muncul nyeri tumpul saat posisi istirahat, dan pembengkakan.

6. Penyakit Paget
Pada penyakit Paget, tulang tumbuh terlalu besar sehingga menjadi lemah. Kondisi ini
seringkali terjadi di tulang kaki, tulang pinggul, tulang belakang, dan kepala. Penyakit
paget adalah salah satu jenis penyakit tulang yang seringkali tidak disadari karena tidak
menimbulkan rasa sakit, dan baru akan menimbulkan gejala apabila kondisi lain seperti
patah tulang dan artritis, sudah terjadi. Hingga saat ini penyebab penyakit paget belum
diketahui secara pasti. Namun para ahli menduga gangguan ini ada hubungannya
dengan gangguan genetik.
7. Fibrous Dysplasia
Pada fibrous dysplasia, gen yang ada di tubuh akan menginstruksikan penggantian
tulang yang sehat dengan jaringan fibrosa. Hal ini menyebabkan tulang menjadi rapuh,
berubah bentuk, dan lebih mudah patah. Seringkali, kondisi ini hanya terjadi di satu
lokasi, misalnya di tangan, pinggul, wajah, kaki, atau tulang rusuk.
8. Osteomyelitis (Infeksi Tulang)

13
Infeksi tulang bisa terjadi bakteri penyebab infeksi masuk ke pembuluh darah atau
menyebar ke jaringan di sekitar tulang. Infeksi juga bisa langsung muncul di tulang,
apabila orang tersebut memiliki luka terbuka dan bakteri langsung masuk ke tulang.
Orang yang mengalaminya akan merasa demam, nyeri, bengkak, dan lemas. Biasanya,
bakteri yang menyebabkan infeksi ini adalah bakteri Staphylococcus.
9. Kanker Tulang
Kanker tulang bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Kanker tulang
primer adalah kanker yang sejak awal muncul di tulang. Sementara itu, kanker tulang
sekunder adalah kanker yang awalnya muncul di organ lain, lalu menyebar ke tulang.
Gejala kanker tulang antara lain adalah nyeri tulang yang tidak kunjung sembuh dan
tambah parah saat malam hari, bengkak dan kemerahan di area tulang tertentu, muncul
benjolan di tulang, dan tulang rapuh.
10. Osteogenesis Imperfecta
Gangguan pada tulang yang satu ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik yang
muncul saat lahir. Orang yang mengalaminya, mewarisi gen dari orangtuanya yang
membuat tulang menjadi rapuh, mudah patah, dan bentuknya tidak normal. Hal ini
membuat persendian pada penderita osteogenesis imperfecta menjadi mudah lepas dan
tulang belakangnya melengkung. Kondisi ini juga dapat disertai dengan gangguan
pendengaran dan pernapasan, serta muncul bercak gelap di area putih mata. Hingga saat
ini, belum ada pengobatan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tulang
ini. Namun, penderitanya dapat mengurangi gejala yang dirasakan dengan menjalani
gaya hidup sehat, mengonsumsi obat dari dokter, dan pada beberapa kasus, melalui
operasi.

14
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
“Osteoporosis”
1. Apa yang mengebabkan osteoporosis?
Masalah dasarnya adalah resorpsi tulang melebihi deposisi tulang. Hal ini sebagian besar
disebabkan oleh penipisan kalsium dari tubuh—lebih banyak kalsium yang hilang melalui urin,
feses, dan keringat daripada yang diserap dari makanan. Massa tulang menjadi sangat terkuras
sehingga tulang patah, seringkali secara spontan, di bawah tekanan mekanis kehidupan sehari-
hari. Misalnya, patah tulang pinggul mungkin terjadi akibat duduk terlalu cepat. Di Amerika
Serikat, osteoporosis menyebabkan lebih dari satu setengah juta patah tulang per tahun,
terutama di pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Osteoporosis menyerang
seluruh sistem kerangka. Selain patah tulang, osteoporosis menyebabkan penyusutan tulang
belakang, penurunan tinggi badan, punggung bungkuk, dan nyeri tulang.
2. Mengapa osteoporosis lebih banyak di derita oleh wanita?
Gangguan ini terutama menyerang orang paruh baya dan lanjut usia,80% dari mereka wanita.
Wanita yang lebih tua menderita osteoporosis lebih sering daripada pria karena dua alasan:
(1)Tulang wanita lebih kecil dari tulang pria, dan (2)produksi estrogen pada wanita menurun
drastis saat menopause, tetapi produksi androgen utama, testosteron, berkurang secara bertahap
dan hanya sedikit pada pria yang lebih tua. Estrogen dan testosteron merangsang aktivitas
osteoblas dan sintesis tulang ekstra matriks seluler. Selain jenis kelamin, faktor risiko untuk
mengembangkan osteoporosis termasuk riwayat penyakit keluarga, keturunan Eropa atau Asia,
tubuh kurus atau kecil, gaya hidup tidak aktif, merokok, diet rendah kalsium dan vitamin D,
lebih dari dua minuman beralkohol sehari. dan penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Bagaimana cara pengobatan atau mengatasi osteoporosis?
Pilihan pengobatan untuk osteoporosis bervariasi. Berkenaan dengan nutrisi, diet tinggi
kalsium penting untuk mengurangi risiko patah tulang. Vitamin D diperlukan bagi tubuh untuk
memanfaatkan kalsium. Dalam hal olahraga, rutin melakukan latihan menahan beban terbukti
dapat mempertahankan dan membangun massa tulang. Di antara latihan tersebut adalah
berjalan, joging, hiking, menaiki tangga, bermain tenis, dan menari. Latihan ketahanan, seperti
angkat berat, membangun kekuatan tulang dan massa otot.
Obat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis umumnya terdiri dari dua jenis: (1)Obat
antiresorptifyang memperlambat perkembangan keropos tulang dan (2) obat pembentuk
tulangyang mendorong peningkatan massa tulang.

15
KESIMPULAN

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup.Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis
cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan
secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.

Fungsi Kerangka adalah Untuk memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh, menjaga
agar organ tubuh tetap berada di tempatnya, melindungi organ-organ tubuh seperti otak,
jantung, dan paru-paru, untuk bergerak ketika dikehendaki otot dan menghasilkan sel darah di
dalam sumsum tulang. Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu
rangka aksial dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
Rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang (vertebra) dan tulang rusuk
sedangkan Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang lengan,
tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, yaitu tangan
dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah.
Jenis Tulang dibagi menjadi dua yaitu Tulang Keras dan Tulang Rawan.Tulang keras
terbagi atas tiga bentuk utama, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang keras
dibungkus oleh lapisan jaringan ikat atau periosteum. yang merupakan tempat melekatnya otot.
Saluran Havers pada tulang keras mengandung pembuluh darah yang berfungsi untuk
memberikan makanan bagi sel tulang keras (osteosit). . Pada bagian tertentu, tulang rawan
tidak mengalami perubahan, seperti pada persendian tulang, ujung hidung, daun telinga. Tulang
rawan mengandung banyak zat perekat (kolagen) yang tersusun atas protein, sedangkan zat
kapurnya sedikit. Hal ini menyebabkan tulang rawan bersifat lentur dan elastis.

Hubungan antar tulang pada rangka tubuh disebut sebagai persendian. Berdasarkan
perbedaan kemampuan geraknya persendian terbagi dalam sendi gerak, sendi kaku dan sendi
mati.
Tulang juga memiliki kelainan dan juga penyakit seperti pengeroposan tulang
(osteoporosis), pelunakan tulang (Rakhitis). Sementara untuk kelainan pada tulang terjadi
karena bawaan sejak lahir, kecelakaan.Beberapa kelainan yang terjadi pada anggota gerak
tubuh seperti Fraktura, Greenstick, Komminudet. Sementara kelainan bawaan sejak lahir yaitu
Mikrosefalus, Hidrocephalus dan Kelainan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah
seperti lordosis, kifosis dan skoliosis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tortora Gerald J. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. United States of America:
John Wiley & Sons, Inc.; 2009.
Kirnanoro, dan Mariana. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Bidle TS, McKinley MP, O’Loughhlin VD. (2019). Anatomy & Physiology:McGraw-Hill
Education.

17
LAMPIRAN
Nama Kontribusi
Anita Rahmawati (202154058 ) • Menyusun PPT
• Mencari referensi materi
Putri Ayudyaningsih (202154079) • Menyusun PPt
• Mencari referensi materi
Mahiesa Tazkiya (202154084) • Menyusun makalah
• Mencari referensi materi
Paradisa Nidapatria (202154098) • Menyusun makalah
• Mencari referensi materi

18

Anda mungkin juga menyukai