METABOLISME
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Sel
Oleh : Kelompok 4
Aryatama (202154013)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa Solawat
serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Rasulullah saw. yang telah membimbing
kita menuju jalan yang lurus.
Makalah yang berjudul “METABOLISME” adapun tujuan kami menyusun makalah ini
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel. Kami berharap makalah tentang sifat
dasar sel dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dasar mengenai sel dan dapat memberikan
kita pemahaman yang baik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Suharsono, M.Pd dan
Bapak Egi Nuryadin, S.Pd., M.Si selaku dosen mata kuliah Biologi Sel di Universitas
Siliwangi. Yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami, juga kepada teman-
teman yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,kami dengan
senang hati menerima saran dan kritik dari dosen pembimbing atau pembaca yang lain demi
penyempurnaan makalah yang telah kami susun.
Tasikmalaya, 20-02-2023
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 1
KESIMPULAN ............................................................................................................. 16
ii
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN METABOLISME
Metabolisme berasal dari bahasa Yunani metabolismos yang berarti perubahan.
Sebagaimana asal namanya, metabolisme semua reaksi kimia yang terjadi dalam
organisme termasuk pada tingkatan sel.
Metabolisme merupakan proses atau reaksi kimia dimana sel yang hidup
memproses nutrisi dan mengatur kehidupan sel. Selain itu, metabolisme bekerja setiap
waktu tanpa sadar untuk menjaga kelangsungan hidup dalam sel dengan nutrisi yang
didapatkan oleh sel tersebut. Nutrisi diubah menjadi energi yang berguna untuk
berbagai pemanfaatan dalam kegiatan sel
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam
amino, dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti: sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas
otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis
substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan
reparasi jaringan tubuh. Hasil metabolisme tersebut kemudian dimanfaatkan oleh tubuh
untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi, menggangti jaringan yang rusak,
pertumbuhan, dsb.
Metabolisme merupakan proses penguraian dan sintesis molekul kimia yang
menghasilkan dan membutuhkan energi serta dikatalisis oleh enzim. Metabolisme
terbagi menjadi 2 proses yaitu anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian).
Anabolisme adalah sintesis makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam
nukleat dari bahan bahan yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat berlangsung
tanpa adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP merupakan
sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme memerlukan
keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa
energi dan zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh.
Metabolisme memiliki tiga tujuan, yaitu pertama untuk mengkonversi makanan
menjadi energi untuk melakukan proses seluler, kedua untuk mengkonversi
makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein, lipid, asam nukleat dan
beberapa karbohidrat. Ketiga untuk pembuangan limbah nitrogen. Reaksi yang
dikatalis oleh enzim ini memungkinkan organisme dapat tumbuh dan berkembang biak,
1
mempertahankan strukturnya, dan merespons lingkungannya, mempertahankan
strukturnya, dan merespons lingkungannya.
Metabolisme merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pada manusia,
metabolisme akan mencerna makanan untuk kemudian diolah menjadi energi. Selain
bertujuan untuk membentuk energi, metabolisme memiliki fungsi mengganti sel atau
jaringan yang rusak, respirasi jaringan pada tubuh, pertumbuhan jaringan tubuh,
penyusun unit pembangun sel, menghasilkan energi, dari perubahan zat-zat makanan
yang ada pada tubuh.
2. BENTUK-BENTUK METABOLISME
Berdasarkan tujuannya, metabolisme dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
anabolisme dan dan katabolisme.
2.1.Anabolisme
Anabolisme adalah reaksi penyusunan dari bentuk yang sederhana menjadi
bentuk yang lebih komplek atau dari senyawa sederhana/anorganik menjadi
senyawa yg lebih komplek/senyawa organik. Anabolisme bisa disebut juga dengan
jalur sintesis (anabolisme/endorgenik) yaitu menggabungkan molekul-molekul
kecil menjadi makromolekul yang lebih kompleks dan memerlukan energi yang
disuplai dari hidrolisis ATP. Anabolisme terjadi ketika reaksi kimia yang menyusun
senyawa sederhana, menjadi senyawa kompleks untuk membangun tubuh. Proses
ini melibatkan proses reduksi, yaitu mekanisme kimia yang menyebabkan
diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat.
Ciri-ciri anabolisme sebagai berikut :
- Merupakan reaksi penyusunan
- Substrat berupa senyawa sederhana
- Hasil reaksi berupa senyawa kompleks
- Memerlukan energi
- Bersifat endoterm
- Dapat dicontohkan dengan reaksi fotosintesis maupun kemosintesis
2.1.1. Fotosintesis
Contoh reaksi anabolisme yaitu terjadi pada fotosintesis. fotosintesis
merupakan suatu proses pengubahan zat-zat anorganik, karbondioksida dan
air oleh klorofil (pigmen hijau daun yang terdapat pada tumbuhan), menjadi
2
zat- zat organik dan karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses lengkapnya
sebagai berikut:
- Bahan baku terdiri dari air (H2O) dan karbondioksida (CO2)
- Tempatnya pada daun (kloroplas)
- Sumber energinya cahaya matahari
- Tahapan reaksi terang dan reaksi gelap
3
- Nonsiklik
Dimulai dari adanya energi cahaya (FOTON) kemudian
ditangkap oleh FOTOSISTEM II. Karena peristiwa ini maka
terjadilah proses pelepasan elektron (Fotoeksitasi) karena adanya
energi cahaya yang masuk kemudian ditangkap oleh Akseptor
Primer. Karena adanya pelepasan elektron dari FOTOSISTEM II,
maka disana terjadi kekurangan elektron yang menyebabkan
terjadinya proses Fotolisis, karena keberadaan cahaya menyebabkan
adanya proses pemecahan atau penguraian molekul H2O, sehingga
H2O dipecah menjadi 2H+ ditambah ½ O2 dan 2 elektron. Sehingga
elektron yang dilepas tadi digantikan dengan H2O yang diuraikan.
Elektron yang sudah keluar akan menuju Pq, Kompleks
Sitrokom, Pc (Plastosianin). Selama proses transport elektron, maka
akan terbentuknya ATP dengan proses ADP + P menjadi ATP.
Kemudian masuk ke FOTOSISTEM I. 2H+ yang tadi akan bertemu
dengan Fd (Ferodoksin) kemudian dilanjut dengan NADP+ dan
menjadi NADPH2.
4
Fd, Pq, Kompleks Sitrokom, Pc. Saat bergerak disini elektron
melepas energi yang akan digunakan untuk membuat ATP.
5
2.2.Katabolisme
Katabolisme adalah apa yang terjadi ketika tubuh mencerna makanan kemudian
memecah molekul untuk menjadi energi di dalam tubuh. Memahami katabolisme
dapat membantu tubuh berlatih lebih efektif untuk menghilangkan lemak dan
menambah otot. Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian
senyawa kompleks (organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan
energi untuk dapat digunakan oleh sel. Energi yang dihasilkan harus diubah menjadi
ATP (Adenosin TriPhospat). ATP merupakan gugus adenin yang berikatan dengan
tiga gugus fosfat. Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan
langsung oleh sel, yang digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia,
pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dan lain-lain. Contoh katabolisme
adalah respirasi sel, yaitu proses penguraian bahan makanan yang bertujuan
menghasilkan energi. Sebagai bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak,
dan asam amino dan sebagai hasilnya adalah CO2 (karbon dioksida, air dan energi).
Respirasi dilakukan oleh semua sel hidup, sel hewan maupun sel tumbuhan.
Ciri-ciri katabolisme sebagai berikut:
- Merupakan reaksi pemecahan atau penguraian
- Substrat berupa senyawa kompleks
- Hasilnya berupa senyawa yang lebih sederhana
- Menghasilkan energi
- Bersifat eksoterm
- Dapat dicontohkan dengan reaksi respirasi aerob maupun anaerob
6
2. Setelah itu, dilanjutkan lagi ke proses dekarboksilasi oksidatif. Pada
proses ini, terjadi pada mitokondria. Di proses ini, asam piruvat akan
diubah menjadi asetil Co-A.
3. Tahapan selanjutnya adalah siklus krebs. Pada proses ini juga
dilakukan pada mitokondria. Lalu, diproses ini yang akan dihasilkan
dalam asam sitrat dan oksaloasetat.
4. Terakhir, tahapan transport electron. Di tahapan atau proses ini bisa
dibilang masih juga dilakukan di mitokondria. Lalu, yang dihasilkan
dari proses ini adalah H2O dan juga energi.
Tahapan Glikolisis
• Glikolisis diawali dengan fosforilasi glukosa (6 atom C) membentuk
glukosa-6-fosfat.
• Glukosa-6fosfat mengalami isomerisasi menjadi fruktosa-6-fosfat.
• Fruktosa-6-fosfat mengalami fosforilasi menjadi fruktosa 1,6-
difosfat.
• Terjadi isomerisasi atau pemecahan menjadi gliseraldehida-3-fosfat
dan dihidroksiaseton, kemudian diubah menjadi gliseraldehida-3-
fosfat.
7
• Gliseraldehida-3-fosfat mengalami oksidasi dan berubah menjadi
1,3-difosfogliserat.
• Dengan bantuan fosfogliserat kinase, 1,3 difosfogliserat berubah
menjadi 3 fosfogliserat.
• Berisomerasi menjadi 2 fosfogliserat
• Berubah menjadi fosfoenol piruvat
• Terbentuk asam piruvat
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Terjadi di mitokondria (sel eukariotik) dan terjadi di sitosol (sel
prokariotik). Persamaannya sebagai berikut:
8
- Dua gugus karbon yang tersisa mengalami oksidasi sehingga
hydrogen dikeluarkan dan ditangkap oleh akseptor elektron NAD+
membentuk NADH.
- Asam piruvat diubah menjadi Asetil Ko-A dengan menghasilkan
NADH dan melepaskan CO2.
c. Siklus Krebs
Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari
sitoplasma ke dalam mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs. Akan
tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan memasuki reaksi siklus Krebs
tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil koenzim A
(asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A ini
terkadang disebut tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Bahannya Asetil Ko-A, hasilnya 2 ATP, 2 FADH, 4 CO2, 6 NADH.
Urutan siklus krebs terdiri dari sitrat, isositrat, ketoglutarat, suksinil ko-a,
suksinat, fumarat, malat, oksaloasetat.
Tahapan Siklus Krebs
- Pertama, proses pembentukan sitrat. Terjadi penggabungan molekul
asetil ko-A dengan oksaloasetrat yang membentuk sitrat.
- Kemudian sitrat diubah menjadi isositrat.
- Terjadi proses dekarboksilasi. Isositrat yang telah membentuk
dioksidasi menjadi oksalosuksinat yang terikat oleh enzim isositrat
dehidrogenase. Isositrat diubah menjadi alfa ketoglutarat.
- Alfa ketoglutarat menjadi suksinil Ko-A.
- Suksinil Ko-A diubah menjadi suksinat. Dibantu enzim dan Mg2+
dan GDP.
9
- Suksinat akan dioksidasi menjadi fumarat dengan bantuan enzim
suksinat dehidrogenase.
- Terjadi penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon sehingga
menghasilkan produk berupa malat.
- Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksalosetat.
10
dimasukkan kedalam mitokondria. Pemindahan 2NADH hasil glikolisis
tersebut memerlukan 2 ATP. Dengan demikian, jumlah total ATP yang
dihasilkan sebanyak 36.
Pada organisme prokariotik tidak memilik mitokondria, sehingga tidak
terjadi pengurangan ATP untuk pemindahan NADH kedalam
mitokondria. Jumlah total ATP yang dihasilkan sebanyak 38.
2. Respirasi Anaerob
Dalam suatu organisme pastinya yang akan didahulukan adalah
respirasi aerob yang di mana di dalam terkandung oksigen yang
cukup banyak. Oksigen tersebut berasal dari adanya reaksi aerob
yang dapat menghasilkan energi yang banyak. Akan tetapi, apabila
tidak ada oksigen yang mencukupi, maka akan terjadi suatu
peristiwa respirasi anaerob.Berikut adalah ciri-ciri dari Respirasi
Anaerob :
1. Sel tidak mempunyai akseptor elektron yang digunakan untuk
memproduksi ATP ketika oksigen tidak ada, sehingga membuat
proses dinamakan dengan fermentasi alkohol.
2. Proses fermentasi alkohol ini bisa dibilang hanya bisa dilakukan
oleh jamur ragi yang di mana jamur ragi akan membuang semua
gas CO2 yang berasal dari asam piruvat yang kemudian melalui
tahapan dekarboksilasi oksidatif atau biasa dikenal dengan
tahapan DKO. Lalu, akan menghasilkan molekul karbon
asetaldehida sebanyak 2 molekul.
3. Asetaldehida juga akan menerima elektron yang asalnya dari
senyawa NADH dan diubah menjadi etanol.
4. Proses ini umumnya hanya terjadi pada tumbuhan.
5. Bisa menghasilkan fermentasi asam laktat yang terjadi
karena adanya suatu peristiwa mengirim elektron dari NADH
yang akan dipergunakan kembali ke piruvat dan umumnya
terjadi pada sel-sel hewan.
Adapun tahapan dalam respirasi anaerob sebagai berikut :
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa respirasi aerob
ini hanya memiliki dua tahapan saja, pertama tahapan fermentasi
alkohol dan tahapan fermentasi asam laktat.
11
1. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol pada umumnya dilakukannya dengan
jamur ragi. Lalu, pada proses fermentasi alkohol ini akan
mengubah molekul piruvat yang merupakan hasil dari glikolisi
yang telah difermentasi menjadi asetaldehid.
2. Fermentasi asam Laktat
Tahapan respirasi aerob yang kedua adalah fermentasi
asam laktat. Fermentasi ini sendiri terjadi pada otot manusia
ketika melakukan aktivitas, sehingga menghasilkan oksigen.
Oleh sebab itu, ketika fermentasi ini terjadi, maka akan
menghasilkan suatu molekul asam piruvat yang merupakan hasil
dari glikolisis dan menerima elektron dan juga hidrogen yang
asalnya dari NADH.
12
3. KETERKAITAN METABOLISME
13
4. KELAINAN METABOLISME
4.1 Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya
disebabkan oleh kekurangan enzimgalaktose 1-fosfat uridil transferase.
Kelainan ini merupakan kelainan bawaan. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi
terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi
beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan
berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang
normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah
besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan
cairan dalam tubuh.
4.2 Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan
penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim
yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah
glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis,
sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan
tubuh, terutama di hati.Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan
glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk
menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh.Usia ketika timbulnya gejala
dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak
ditemukan,( atriyanto, 2013).
14
4.3 Penyakit Fenilketonuria
15
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18