Anda di halaman 1dari 29

METABOLIT MIKROORGANISME

Disusun oleh:

Kelompok 1

Kelas III-H

Annisa Musfira Nim 1801011035

Annisa Tiffany Nim 1801011036

Ariffandani Nim 1801011070

Dara Geubrina Nim 1801011134

Dara Mutia Nim 1801011180

Dea Fadilla Nim 1801011249

Debby napitupulu Nim 1801011497

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Pujidan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “METABOLIT MIKROORGANISME” ini tepat pada
waktunya.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan. Harapan
penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah agar ke depannya dapat lebih baik. Makalah ini penulis akui masih
banyak kekurangan karenapengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh
karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1..Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2..Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3..Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


2.1 Anabolisme dan katabolisme .................................................................... 3
2.2.Produksi energi oleh mikroba ................................................................... 4
2.3.Struktur enzim ........................................................................................... 14
2.4. Sifat enzim……………………………………………………………….15
2.5 Mekanisme kerja enzim…………………………………………………..18

BAB IIIPENUTUP ..................................................................................... 21

3.1..Kesimpulan ........................................................................................... 21

3.2 Saran ....................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari

proses metabolisme. Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk hidup

yang merupakan serangkaian reaksi kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini tersusun

dalam jalur-jalur metabolisme yang rumit dengan mengubah molekul-molekul

melalui tahapan-tahapan tertentu.Secara keseluruhan metabolisme bertanggung

jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel. Metabolisme terjadi

pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba. (1)

Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel

hidup.Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Secara

menyeluruh sebagian besar katabolisme adalah respirasi seluler di mana glukosa

dan bahan bakar organik yang lain dipecah menjadi karbon dan air dengan

membebaskan energi. Energi yang diperoleh disimpan dalam molekul-molekul

organik dan digunakan untuk melakukan kerja dari sel. Kebalikan dari

katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia

yang membutuhkan energi untuk membentuk molekul-molekul besar dari

molekul-molekul yang lebih kecil, misalnya pembentukan protein dari asam

amino.Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi

eksergonik dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi

reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi proses

perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan.


Untukmempercepat laju reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim tertentu pada setiap

tahapan reaksi. (1)

1.2 Perumusan Masalah

a. apa itu metabolit mikrobiologi?

b. apa-apa saja kelompok mikrobia?

c. Anabolisme dan Katabolisme?

d. Tahap metabolisme pada mikroba?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui kelompok mikrobia

b. Untuk mengetahui Anabolisme dan Katabolisme

c. Untuk mengetahui tahap metabolisme pada mikrobia

d. Untuk mengetahui enzim yang terlibat dalam metabolisme


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anabolisme Dan Katabolisme

Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang

berlangsung dala sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu

anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia

sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul komplek (Prawirohartono dan

Hadisumarto, 1997).Pada peristiwa ini diperlukan energi dari luar.Energi yang

digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi

kimia.Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa

sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini

energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk

ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Energi yang

digunakan dalam anabolisme dapat berupa energi cahaya atau energi

kimia.Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,

sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan

kemosintesis. (2)

Gambar Anabolisme dan Katabolisme.


2.2 Produksi Energi Oleh Mikroba (Respirasi, Fermentasi, Fotosintesis)

Sel-sel bakteri seperti halnya sel semua organisme hidup, umumnya

melakukan aktivitas kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Semua sel

membutuhkan suatu sumber energi.Walaupun sangat beraneka ragam jenis

substansi yang berperan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, namun

terdapat pola dasar metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan

dari satu bentuk energi yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih

sederhana, sehingga dapat masuk ke dalam rangkaian metabolik. (2)

Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi kebentuk yang

berguna untuk kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan fotosintesis.

Dalam respirasi, molekul oksigen adalah penerima elektron utama, sementara


dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya pecah menjadi dua bagian,

dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang lainnya. Dalam fotosintesis,

energi cahaya diubah menjadi energi kimia.Bagaimanapun, dalam semua jenis sel

dan tanpa menghiraukan mekanisme yang digunakan untuk mengekstrak energi,

reaksi tersebut diiringi oleh pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP). ATP

adalah perantara yang umum (reaktan) baik dalam reaksi yang menghasilkan

energi maupun reaksi-reaksi yang membutuhkan energi dan pembentukannya

memerlukan mekanisme dimana energi yang tersedia dapat disalurkan kedalam

reaksi biosintesis dari sel yang memerlukan energy. (2)

2.2.1 Respirasi

Respirasi merupakan proses disimilasi, yaitu proses penguraian zat yang

membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam suatu senyawa organik. Dalam

proses ini, terjadi pembongkaran suatu zat makanan sehingga menghasilkan

energi yang diperlukan oleh organisme tersebut. Saat molekul terurai menjadi

molekul yang lebih kecil, terjadi pelepasan energi, reaksinya disebut

eksorgenik.Respirasi merupakan salah satu dari reaksi katabolik.Berdasarkan

kebutuhan terhadap oksigen bebas, respirasi dibedakan atas dua macam. (3)

2.2.1.1 Respirasi Aerob

Respirasi secara aerob, terjadi didalam sitoplasma dan berlangsung melalui empat

tahap, yaitu:

1. Glikolisis Glikolisis merupakan pengubahan glukosa menjadi piruvat dan

ATP tanpa membutuhkan oksigen. Proses glikolisis terdiri atas 10 tahap,

yaitu:
a Tahap 1: Glukosa yang masuk kedalam sel mengalami fosfolirasi dengan

bantuan enzim heksokinase dan menghasilkan glukosa 6-fosfat. Untuk

keperluan ini ATP diubah menjadi ADP agar diperoleh energi.

b Tahap 2: Glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfoglukoisomerase

menjadi bentuk isomernya berupa fruktosa 6-fosfat.

c Tahap 3: Dengan menggunakan energi hasil perubahan ATP menjadi

ADP, fruktosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfofruktokinase menjadi

fruktosa 1,6-bifosfat

d Tahap 4: Enzim aldolase mengubah fruktosa 1,6-bifosfat menjadi

dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida fosfat.

e Tahap 5: Terjadi perubahan reaksi bolak balik antara dihidroksi aseton

fosfat dengan gliseraldehid fosfat sehingga akhirnya hanya gliseraldehid

fosfat saja yang digunakan untuk reaksi berikutnya.

f Tahap 6: Melalui bantuan enzim triosofosfat dehidrogenase, terjadi

perubahan dari gliseraldehid fosfat menjadi 1,3-bifogliserat. Dalam tahap

ini juga terjadi transfer elektron sehingga NAD berubah menjadi NADH

(Nikotinamida Adenine Dinukleotida Hidrogen), serta pengikatan fosfat

anorganik dari sitoplasma.

g Tahap 7: Terjadi perubahan dari 1,3-bifogliserat menjadi 3-fosfogliserat

dengan bantuan enzim fosfogliserokinase. Pada tahap ini juga terjadi

pembentukan dua molekul ATP (Adenosia Trifosat) dengan

menggunakan gugus fosfat yang sudah ada pada reaksi sebelumnya.

h Tahap 8: Terjadi perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat

karena enzim fosfogliseromutase memindahkan gugus fosfatnya.


i Tahap 9: Terjadi pembentukan fosfoenol piruvat (PEP) dan 2-

fosfogliserat dengan bantuan enzim enolase, sekaligus juga terjadi

pembentukan 2 molekul air.

j Tahap 10: Terjadi perubahan fosfoenol piruvat (PEP) menjadi asam

piruvat dengan enzim piruvatkinase, serta terjadi pembentukan 2 molekul

ATP (Adenosina Trifosfat) Dengan demikian, pada akhir glikolisis akan

dihasilkan 2 molekul asam piruvat yang berkarbon 3, 2 ATP (Adenosina

Trifosfat) dan 2 NADH (Nikotinamida Adenine Dinukleotida Hidrogen),

dari setiap perubahan 1 molekul glukosa. (3)

2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat

Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat berlangsung didalam mitokondria dan

merupakan reaksi kimia yang mengawali siklus krebs. Dalam peristiwaini

terjadi perubahan asam piruvat menjadi molekul asetil-KoA (Koenzim-A

Asetil). Asetil KoA merupakan senyawa berkarbon dua.Dalam dua peristiwa

ini juga dihasilkan satu molekul NADH (Nikotinamida Adenine

Dinukleotida Hidrogen) untuk setiap pengubahan molekul asam piruvat

menjadi asetil-KoA (Koenzim-A Asetil). (3)

3. Siklus Krebs (Daur Asam Sitrat)

Kondisi aerob dalam organisme berlangsung pada dua tahapan berikutnya,

yaitu siklus krebs dan transpor elektron. Pada organisme eukariotik, proses

ini berlangsung pada matriks dalam mitokondira sedangkan pada prokariotik,

berlangsung dalam sitoplasma. Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:

a Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs

setelah bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida Adenine Dinukleotida)


dan ko-enzim A atau Ko-A (Koenzim-A Asetil), membentuk asetil KoA.

Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH (Nikotinamida Adenine

Dinukleotida Hidrogen) dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C

(asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).

b Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan

terbentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A (Koezim-A Asetil)

dibebaskan kembali.

c Asam sitrat (6C) dengan NAD+ (Nikotinamida Adenine Dinukleotida)

membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.

d Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C)

setelah bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida Adenine Dinukleotida)

dengan membebaskan NADH (Nikotinamida Adenine Dinukleotida

Hidrogen), CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP

dan asam fosfat anorganik.

e Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine

Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan

membebaskan FADH2.

f Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida

Adenine Dinukleotida) dan membentuk asam oksaloasetat (4C) dengan

membebaskan NADH (Nikotinamida Adenine Dinukleotida Hidrogen),

karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A seperti

langkah ke 2 di atas.(3)

Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam

respirasi aerob yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH


(Nikotinamida Adenine Dinukleotida Hidrogen), FADH2 (Flavin Adein

Dinukeotida), ATP (Adenosia Trifosfat) serta membentuk kembali oksaloasetat.

Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus krebs,

dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP. (3)

Gambar siklus krebs.

Enzim-enzim yang ad dalam siklus Krebs

a. Enzim Asam Sitrat Sintetase Enzim yang bekerja dalam reaksi

penggabungan molekul asetil-CoA dengan oksaloasetat membentuk

asam sitrat.

b. Enzim Aconitase, yang menghasilkan isositrat.


c. Enzim Isositrat Dehidrogenase akan mengubah isositra menjadi alfa-

ketoglutarat. Satu molekul CO2 dibebaskan setiap satu reaksi,Dengan

bantuan NADH.

d. Enzim Alfa-Ketoglutarat Dehidrogenase,Tahapan reaksi ini mengubah

alfa-ketoglutara menjadi suksinil-CoA.

e. Enzim suksinat dehidrogenase, Suksinat yang dihasilkan dari proses

sebelumnya akan didehidrogenasi menjadi fumarat dengan bantuan.

4. Transpor Elektron

Pada dasarnya, transpor elektron merupakan peristiwa pemindahan elaktron

dari . Elektron tersebut berasal dari NADH (Nikotinamida Adenine

Dinukleotida Hidrogen) dan FADH dari suatu substrat ke substrat lain secara

berantai disertai pembentukan ATP melalui proses Fosforilasi okeidatif.

Fosforilasi oksidatif merupakan proses penambahan gugus posfat anorganik

ke molekul ADP (Adenosin Difosfat). Dalam transpor elektron, yang menjadi

penerima elektron terakhir adalah oksigen sehingga pada akhir peristiwa ini

terbentuk O.NADH dan FADH (Flavin Adein Dinukeotida Hidrogen) dalam

transpor elektron berfungsi sebagai senyawa pereduksi yangmenghasilkan ion

hidrogen. Setiap molekul NADH (Nikotinamida Adenine Dinukleotida

Hidrogen) yang memasuki rantai transpor elektron akan menghasilkan 3

molekul ATP, dan setiap molekul FAD (Flavin Adein Dinukeotida) akan

menghasilkan 2 molekul ATP (Adenosia Trifosfat). (3)

2.2.1.2 Respirasi Anaerob (Fermentasi)

Fermentasi adalah proses pembebasan energi tanpa oksigen. Ciri-ciri dari

fermentasi adalah:
a. Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas.

b. Tidak terjadi penyaluran elektron ke siklus krebs dan transpor elektron.

c. Energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan

respirasi aerob yaitu 2 molekul ATP (Adenosia Trifosfat) setiap mol

glukosa.

d. Jalur yang ditempuh ialah glikolisis dan pembentukan alkohol (fermentasi

alkohol) dan pembentukan asam laktat.

e. Menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas.

f. Organisme anaerobik juga menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi

yang disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor

dan akseptor elektron. Bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik

obligat menggunakan berbagai macam fermentasi untuk menghasilkan

energi. Misalnya pada bakteri Streptococus lactis menggunakan fermentasi

asam laktat untuk perolehan energi yaitu dengan menguraikan glukosa

menjadi asam laktat melalui proses glikolisis, satu molekul glukosa diubah

menjadi dua molekul asam piruvat disertai dengan pembentukan dua NADH

+ . (4)

2.2.1.3 Perbedan Respirasi Aerob dan Siklus Krebs

a. Respirasi Aerob

Respirasi Aerob merupakan sebauh reaksi katabolisme yang memerlukan

suasana aerobic dengan proses keberadaan oksigen sangat dibutuhkan yang

menghasilkan energy dengan jumlah yang besar. Energi yang disimpan dalam

bentuk kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP digunakan oleh sel
dalam tubuh makhluk hidup, untuk menunjang pertumbuhan, gerak transportasi

reproduksi dan kegiatan yang lainnya.

b. Siklus Krebs

Sedangkan Siklus Krebs adalah tahapan Proses dari Respirasi Aerob.

Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi

dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).

Secara bertahap Asam sitrat melepaskan 2 atom C nya sehingga kembali menjadi

asam oksaloasetat(beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan reaksi reduksi

(pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+ menghasilkan 2

molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari seluruh rangkaian

peristiwa siklus Krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2 , 2 molekul

FADH2, dan 2 molekul ATP.

Jalur-jalur fermentasi

Organisme dan produk fermentasi


Sebagaimana ditujukkan dalam skema di atas, selain menghasilkan asam

piruvat sebagai produk akhir juga dihasilkan 2 molekul NHDH yang harus

dioksidasi. Tergantung pada tipe mikroorganismenya asam piruvat

(CH3COCOOH) dimetabolisme lebih lanjut untuk menghasilkan produk akhir

fermentasi sebagaimana ditunjukkan dalam skema berikut:

a Fermentasi Asam homolaktat. Dilakukan oleh beberapa bakteri

Streptococcus dan Laktobacillus.

b Fermentasi Alkohol. Dilakukan oleh Yeast.

c Fermentasi Asam Campuran, dilakukan Escherichia coli dan beberapa

bacteri anterik lainnya.

d Fermentasi butylen-glikol, dilakuka 0leh Enterobacter, Pseudomonas dan

Bacillus.

e Fermentasi Asam propionate. Dilakukan oleh Propioniacterium dan

Veillonela. CO2 asam piruvat. asam asetat 2 oksalo asetat 2CO2 enzyme

bond 2 asam suksinat propionil Co A asam propionat suksinil Co A 2

methil malonil Co A Energi yang bergabung dalam ikatan propiionil Co A

disimpan oleh reaksi propionil Co A dengan asam ukinat membentuk

suksinil CoA dan asam propionat bebas. Selanjutnya CO2 yang

dibebaskan dari decarboksilasi metil malonil CoA tetap berikatan dengan

enzim yang mengandung biotin yang akan mentransfer CO2 kepada asam

piruvat membentuk asam aksalo asetat. Organisma ini juga dapat

membentuk oksalo asetat dari reaksi PRP (Phosphoenol piruvat) dengan

CO2 bebas.
f Fermentasi Asam Butirat, butanol dan aseton Bakteri yang melakukan

fermentasi tersebut adalah Clostridium. (4)

Dari skema tersebut dapat diketahui bahwa berbagai macam senyawa yang

dapat berperan sebagai aseptor elektron terakhir.Jadi produk akhir dari fermentasi

juga bervariasi.Dalam hal fermentasi asam laktat atau alkohol, hanya satu macam.

Pada fermentasi lain seperti campuran asam atau asam butirat menggunakan

bermacam aseptor elektron dan produk fermentasi juga bervariasi. Tidak semua

bakteri melakukan metabolisma gula melalui jalur embden-meyerhof, tetapi ada

beberapa alternatif penguraian glukosa menghasilkan tipe fermentasi. (5)

2.2.2 Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan

karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung

zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-

klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis

bakteri.Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon

dioksida dan air serta bantuan energi cahaya matahari.Terjadi pada algae,

tumbuhan dan beberapa prokariotik. (5)

2.2.2.1 Reaksi Fotosintesis pada alga dan bakteri

Alga terdiri dari beberapa alga multiseluler seperti ganggang hingga alga

mikroskopik yang hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak mempunyai

struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan

cara yang sama. Hanya saja karena alga mempunyai berbagai jenis pigmen dalam

kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang akan diserapnya pun lebih

bervariasi.Semua alga dapat menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat


autotrof. Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti

bergantung pada materi yang dapat dihasilkan oleh organisme lain.

Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan juga udara untuk

membuat makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun tanaman

dapat menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari

menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi makanan yang

telah mengandung gula.

Sebelum proses fotosintesis dilakukan, hanya tumbuhan hijau saja yang

dapat melakukannya karena mempunyai klorofil. Selain itu fotosintesis dapat

dilakukan pada siang hari saat ada cahaya matahari. Tumbuhan juga memerlukan

air dan karbondioksida untuk melakukan reaksi kimia fotosintesis.

Tumbuhan dapat mendapatkan karbondioksida (CO2) di udara yang

masuk ke daun tumbuhan lewat stomata atau mulut daun. Sementara air (H2O)

hanya bisa didapatkan lewat akar tumbuhan yang kemudian disalurkan ke daun

melalui batang tumbuhan. Pada saat sinar matahari jatuh ke permukaan daun,

kemudian klorofil menangkap energi dari cahaya matahari tersebut. Cahaya akan

melewati lapisan epidermis tanpa ada warna atau transparan, kemudian diteruskan

menuju mesofil. Di mesofil inilah sebagian besar proses fotosintesis ini terjadi.

Energi tersebut kemudian digunakan untuk mengubah air menjadi gula atau

glukosa (C6H12O6) dan oksigen (O2). Setelah itu dari proses fotosintesis akan

dpat menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Sementara oksigen yang dihasilkan

kemudian dikeluarkan oleh tumbuhan lewat stomata. Oksigen ini kemudian

berada di udara bebas untuk dihirup oleh makhluk hidup lain seperti manusia dan

juga hewan.
2.2.2.2 Photophosphorylation (Reaksi terang)

Pada reaksi terang, cahaya mengenai klorofil a yang menyebabkan

elektron tereksitasi sehingga mempunyai energi lebih tinggi. Dalam satu

rangkaian reaksi kimia, energi tersebut akan diubah menjadi ATP dan NADPH.

Air akan terurai dan melepaskan oksigen sebagai satu produk reaksi. ATP dan

NADPH akan digunakan untuk membuat karbohidrat pada reaksi gelap. (6)

2.2.2.3 Fiksasi Karbon Dioksida (Reaksi Gelap)

Fiksasi karbon dikenal sebagai reaksi gelap.

Enam molekul gas asam arang masuk ke dalam sel melalui stomata dan akan

diikat oleh ribulosa bifosfat (RuBP). RuBP merupakan suatu senyawa berkarbon 5

yang akan diubah menjadi satu molekul gula. Peristiwa ini terjadi di dalam stroma

dan telah diperkenalkan oleh Melvin Calvin sehingga selanjutnya dikenal dengan

siklus calvin. (5)

Pada kelompok bakteri dapat dibedakan atas: anoxygenic dan oxygenic

photosynthesis.

a Anoxygenic PhotosynthesisProses fotosintesis yang tidak menghasilkan O2

dan H2S berperan sebagai donor elektron. Anoxygenic photosynthesis

ditemukan pada:

 Green sulfur bacteria (e.g. Chlorobium)

 Green nonsulfur bacteria (e.g. Chloroflexus)

 Purple sulfur bacteria (e.g. Chromatium)

 Purple nonsulfur bacteria (e.g. Rhodobacter) (6)


Donor Electron bervariasi:

 H2S atau senyawa organik pada green dan purple sulfur bacteria.

 H2 atau senyawa organik pada green and purple nonsulfur bacteria.

hanya memiliki satu fotosistem

 Pada green bacteria, photosystem sama dengan PSI

 Pada purple bacteria, photosystem sama dengan PSII. Fungsi utama

adalah menghasilkan ATP melalui cyclic photophosphorylation.(6)

b Oxygenic photosynthesis

Proses fotosintesis yang menghasilkan O2 dan H2S berperan sebagai

donor elektron. Ditemukan pada Cyanobacteria (blue-green algae) dan

organisme eukariotik yang memiliki kloroplas. Donor electron adalah

H2O: teroksidasi membentuk O2. Melalui 2 fotosistem yaitu PSI dan

PSII.Fungsi umum menghasilkan NADPH dan ATP untuk fiksasi karbon.

(6)

2.3 Struktur Enzim

Enzim merupakan substansi yang ada dalam sel dalam jumlah yang amat

kecil dan mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan

dengan proses-proses seluler dan kehidupan. Nama lain dari enzim adalah fermen;

nama enzim berasal dari bahasa Yunani yang berarti “dalam ragi”. (7)

Keseluruhan bagian enzim yang disebut holoenzim tersusun atas dua

komponen utama, yaitu komponen protein (apoenzim) dan komponen nonprotein

(gugus prostetik).Fungsi enzim sangat ditentukan oleh gugus apoenzimnya karena

pada bagian tertentu merupakan tempat melekatnya substrat dan sekaligus tempat

mereksikan substrat.Bagian pada gugus protein yang berfungsi sebagai pusat


katalitik enzim disebut sisi aktif.Komponen nonprotein (gugus prostetik)

dibedakan menjadi gugus kofaktor dan koenzim. Gugus kofaktor tersusun atas zat

anorganik yang umumnya berupa logam, misalnya Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K dan Co.

Gugus koenzim merupakan senyawa organik nonprotein yang tidak melekat erat

pada bagian protein enzim, contohnya NAD, NADP dan koenzim A. (7)

Ada dua tipe enzim, yaitu eksoenzim atau enzim ekstraseluler atau enzim

di luar sel dan endoenzim atau enzim intraseluler atau enzim di dalam sel. Fungsi

utama dari eksoenzim adalah melangsungkan perubahan-perubahan pada nutrien

di sekitarnya sehingga memungkinkan nutrien tersebut memasuli sel; dengan

mengambil zat makanan yang ada di sekeliling sel. Misalnya, enzim amilase

menguraikan zat pati menjadi unit-unit gula yang lebih kecil. Sedangkan fungsi

endoenzim untuk mensintesis bahan seluler dan menguraikan nutrien untuk

menyediakan energi yang dibutuhkan oleh sel, misalnya heksokinase

mengkatalisis fosforilase glukosa dan heksosa (senyawa-senyawa gula sederhana)

di dalam sel. (8)

2.4 Sifat Enzim

Sebagai molekul zat yang mempunyai peranan besar dalam metabolisme,

enzim memiliki beberapa sifat penting, di antaranya sebagai berikut:

2.4.1 Enzim adalah suatu protein

Ini terbukti karena enzim di dalam larutan membentuk suatu koloid. Keadaan

ini akan memungkinkan luasnya permukaan enzim sehingga bidang aktivitasnya

juga besar. (9)


2.4.2 Bekerja secara spesifik

Enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu dan tidak dapat

mempengaruhi reaksi lainnya. Sebagai contoh: di dalam usus rayap terdapat

protozoa yang menghasilkan enzim selulase sehingga rayap dapat hidup dengan

makan kayu karena dapt mencerna selulosa (salah satu jenis

karbohidrat/polisakarida). Sebaliknya manusia tidak dapat mencerna kayu,

meskipun mempunyai enzim amilase, yaitu enzim yang dapat mencerna

amilum/pati (yang juga merupakan jenis polisakarida).Enzim amilase dan selulase

masing-masing bekerja secara khusus. (9)

2.4.3 Enzim sebagai katalisator.

Artinya sebagai zat yang mampu mempercepat reaksi kimia, tetapi enzim

tidak ikut bereaksi.Dengan demikian, enzim tidak diperlukan dalam jumlah yang

banyak.Dalam jumlah sedikit saja enzim telah menyelenggarakan suatu perubahan

zat yang beribu-ribu kali lebih berat daripada berat molekulnya

sendiri.Contohnya, sebuah molekul enzim katalase mampu mengubah 5 juta

molekul H2O2 tanpa enzim itu mengalami perubahan. (9)

2.4.4 Dapat digunakan berulang kali

Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat

terjadi reaksi. Meskipun dalam jumlah sedikit, adanya enzim dalam suatu reaksi

yang dikatalisirnya akan mempercepat reaksi, karena enzim yang telah bekerja

dalam reaksi tersebut dapat digunakan kembali. (2)

2.4.5 Rusak oleh panas

Enzim adalah suatu protein yang dapat rusak oleh panas disebut

denaturasi.Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50°C. Reaksi kimia akan
meningkat dua kali lipat dengan kenaikan suhu sebesar 10°C. Kenaikan suhu di

atas suhu 50°C tidak dapat meningkatkan reaksi yang dikatalisir oleh enzim, tetapi

justru menurunkan atau menghentikan reaksi tersebut.Hal ini disebabkan

enzimnya rusak sehingga enzim tersebut tidak dapat bekerja.Demikian juga pada

suhu rendah, suhu rendah tidak merusak enzim tetapi hanya tidak aktif saja. (6)

2.4.6 Dapat bekerja bolak balik

Umumnya enzim dapat bekerja secara bolak-balik.Artinya, suatu enzim

dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan

sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa

semula.Pada tumbuhan, proses fotosintesis menghasilkan glukosa.Apabila

glukosa yang dihasilkan dalam jumlah banyak, maka glukosa tersebut diubah dan

disimpan dalam bentuk pati.Pada saat diperlukan, misalnya untuk pertumbuhan,

pati yang disimpan sebagai cadangan makanan tersebut diubah kembali menjadi

glukosa.Penghambatan umpan balik (Feedback Inhibition) Penumpukan produk

akhir menghambat kerja enzim pertama dalam rangkaian reaksi tersebut

sehingga produksi enzim selanjutnya ditunda. (9)

2.5 Mekanisme Kerja Enzim

Reaksi enzimatis akan berlangsung apabila substrat tersedia dan bagian sisi

aktif enzim dalam keadaan kosong. Substrat akan memasuki bagian sisi aktif

enzim dan bagian sisi aktif tersebut akan mengalami perubahan bentuk dengan

mengelilingi substrat. Kemudian terbentuklah ikatan lemah enzim-substrat. Di

dalam sisi aktif, substrat akan diubah menjadi produk, selanjutbya akan

dilepaskan dari enzim. Begitu seterusnya sampai bagian sisi aktif tersebut dapat

ditempati oleh substrat yang lain. (10)


Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara:

1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang

mana keadaan transisi terstabilisasi. Contohnya mengubah bentuk

substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan

enzim.

2. Menurunkan energi dalam keadaan transisi tanpa mengubah bentuk

substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi

muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi.

3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan

substrat sementara waktu untuk membentuk kompleks enzim-substrat

antara.

4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat

bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek

entropi ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar dan kontribusinya

terhadap katalis relatif kecil. (10)


Mekanisme kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua hipotesis, yaitu hipotesis

gembok dan anak kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi

a. Hipotesis Gembok dan Anak Kunci (Lock and Key)

Menurut hipotesis yang dikemukakan oleh Emil Fischer, bagian sisi aktif

enzim mempunyai bentuk spesifik dan tidak fleksibel.Suatu enzim hanya

dapat ditempati oleh substrat tertentu saja.Enzim dan substrat bergabung

bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk dalam gembok.Di

dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang

rendah.Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta

membebaskan enzim.

b. Hipotesis Induced Fit Menurut hipotesis ini, bagian sisi aktif enzim

bersifat fleksibel terhadap substrat yang masuk. Apabila ada substrat yang

masuk ke bagian sisi aktif, maka bagian ini akan mengalami perubahan

bentuk mengikuti substrat. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks,

selanjutnya enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,

substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut. (10)


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang

berlangsung dalam sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu

anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah penyusunan zat kompleks dari

zat yang lebih sederhana.Sebaliknya, katabolisme adalah pemecahan zat komplek

menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan pelepasan energi. Kedua proses

metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut

melibatkan peranan enzim. Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel

hidup.Enzim adalah protein yang bekerja secara khusus, sebagai katalisator, dapat

digunakan berulang kali, rusak oleh panas tinggi, terpengaruh oleh pH, diperlukan

dalam jumlah sedikit dan dapat bekerja secara bolak-balik.Enzim bekerja dalam

mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang berlangsung di dalam sel itu sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim yaitu: suhu (temperature), derajat

keasaman (pH), konsentrasi substrat, zat penghambat (inhibitor) dan hasil akhir.

Mekanisme kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua, yaitu hipotesis gembok dan

anak kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi.

Pengendalian metabolisme selular yang tepat yang pada akhirnya

menyangkut pengendalian kegiatan enzim. Pengendakian enzim dapat diatur

melalui 2 cara, yaitu pengendalian langsung (mekanisme katalitik itu sendiri yang

terjadi dengan mengubah konsentrasi substrat atau reaktan) dan pengendalian

genetis (melalui induksi dan represi enzim).


3.2 Saran

Adapun saran yang dapat disarnkan adalah semoga makalah ini dapat

memberikan pengetahuan yang bermamfaat bagi pembaca dan dapat diterapkan

serta diaplikasikan dalam kehidupan


DAFTAR PUSTAKA

1. Ameilia Siregar. 2010. Metabolisme Sel, Enzim dan Peranannya. (Online).

http://www.chem-istry.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-

sel/enzim-dan-peranannya/. Diakses pada tanggal 29 November pukul

08.00 WIB.

2. Arif Priyadi dan Tri Silawati. 2007. Sains Biologi untuk SMA Kelas XII.

Jakarta: Yudhistira.

3. Kimbal, J. (n.d.). 1997. Biologi Edisi kelima. Alih bahasa: Siti Soetarmi

Tjitrosomo, Nawangsari Sugiri. Jakarta: Erlangga.

4. Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

5. Michael J. Pelczar, Jr dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.

Jakarta: UI Press.

6. Slamet Prawirohartono dan Hadisumarto S. 1997. Sains Biologi 3A Untuk

SMU Kelas 3 Tengah Tahun Pertama Sesuai Kurikulum 1994. Jakarta:

Bumi Aksara.

7. Slamet Prawirohartono. 2005. Sains Biologi Untuk SMA Kelas 3

Kurikulum 2004. Jakarta: Bumi Aksara.

8. Tengku. 2012. Anabolisme dan Katabolisme. (Online).

http://tengkugiffary.blogspot.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-

anabolisme.html. Diakses pada tanggal 29 November pukul 17.00 WIB.

9. Widianingsih. 2009. Enzim. (Online).http://120409-

widianingsih.blogspot.com/2009/12/enzim.html. Diakses pada tanggal 30

November pukul 14.00 WIB.


10. Yulia Windarsih. 2012. Metabolisme Mikroba. (Online).

http://www.slideshare.net/yuliaww/makalahmidas-8-metabolisme-

mikroba. Diakses pada tanggal 30 November pukul 14.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai