KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Linda Advinda, M.Kes.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari
proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk
kehidupan mikroba. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan
anabolisme. Metabolime ini selalu terjadi dalam sel hidup karena di dalam sel
hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia
yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan energi
dan dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya reaksi tersebut.
Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi
eksergonik, dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan
energi, reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi
proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan.
Secara singkat kegiatan proses ini disebut transformasi zat. Hasil kegiatan ini akan
dihasilkan nutrien sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai panjang atau
senyawa-senyawa aromatik yang dapat digunakan sebagai bahan untuk proses
neosintetik bahan sel.
Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi
menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang berguna
sebagai penyediaan tahap awal bagi komponen-komponen sel menghasilkan dan
menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat. Energi
ini sangat penting untuk kegiatan proses lain yang dalam prosesnya hanya bisa
berlangsung kalau tersedia energi.
Sebagai makhluk hidup, mikroba mempunyai satu ciri penting, yaitu
tumbuh dan berkembang biak. Seperti layaknya makhluk hidup yang lain, bakteri
mempunyai suatu siklus hidup, mulai dari pertumbuhan, masa stasioner sampai
akhirnya mencapai tahapan kematian. Pengetahuan mengenai kinetika
pertumbuhan mikroba penting untuk diketahui dalam rangka penggunaan agen
mikroba dalam dunia bioindustri. Dalam modul ini akan dipelajari mengenai
pertumbuhan mikroba, kurva pertumbuhan dan perhitungan mikroba
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam metabolisme mikroba, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana proses katabolisme mikroba?
2. Bagaimana proses anabolisme mikroba?
3. Bagaimana kurva pertumbuhan mikroba?
C.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses katabolisme mikroba.
2. Mengetahui proses anabolisme mikroba.
3. Mengetahui kurva pertumbuhan mikroba.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak tahap
reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi tersebut
dibedakan menjadi tiga tahap yakni glikolisis, siklus kreb (the tricarboxylic acid
cycle) dan transfer elektron.
1) Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa
(terdiri dari 6 atom C) menjadi dua molekulasam piruvat (terdiri dari 3 atom
C). Glikolisis juga menghasilkan ATP dan NADH + H+ (Phillip, E. Pack,
2007).
Sebagian besar mikroorganisme memanfaatkan karbohidrat sebagai
sumber karbon dan energi. Heksosa, gula enam karbon (C6), glukosa adalah
lebih dari substrat untuk sebagian besar mikroorganisme dan sebagian kecil
mikroorganisme tidak bisa mengolahnya. Di alam, glukosa bebas biasanya
tidak tersedia, tetapi dapat diperoleh melalui berbagai rute. Ini berasal dari
interkonversi heksosa lainnya, hidrolisis disakarida, oligosakarida dan
polisakarida dari lingkungan, atau dari sel penyimpanan material, seperti pati,
glikogen dan trehalosa. Pembentukan energi dari glukosa yang didahului oleh
proses fosforilasi sampai menghasilkan piruvat (C3). Namun, jumlah terbatas
ATP yang diproduksi, yang dibentuk melalui substrat-tingkat fosforilasi.
Maksimum dua molekul ATP yang dihasilkan untuk setiap satu molekul
glukosa teroksidasi. menghasilkan piruvat menempati posisi penting dalam
metabolismedan merupakan titik awal untuk katabolisme lanjut (Phillip, E.
Pack. 2007).
Setiap organisme mempunyai perbedaan jalur glikolisis yang menjadi
kunci pembeda organisme tersebut. Mikroba dalam kehidupannya memerlukan
makronutrien dan mikronutrien. Salah satu makronutrien adalah karbon. Jenis
dan jumlah karbon yang berbeda menyebabkan cara untuk memanfaatkannya
juga berbeda sehingga terdapat beberapa cara bakteri dalam memanfaatkan
karbon.
5
ini kemudian digunakan untuk membentuk ATP pada sistem transport elektron.
Pada jalanya satu asetil KoA menghasilkan 12 molekul ATP kemudian
dioksidasi oleh siklus krebs. Sejak dua molekul asetil KoA diproduksi untuk
masing-masing oksidasi glukosa, energi akhir yang dihasilkan dari siklus krebs
adalah 12 molekul ATP.
Energi yang ditangkap dalam ikatan energi yang tinggi ketika P (fosfat)
anorganik bergabung dengan molekul ADP untuk membentuk ATP. Proses ini
disebut fosforilasi oksidatif. Energi (ATP) dalam sistem transpor elektron
terbentuk melalui reaksi fosforilasi oksidatif, Energi yang dihasilkan oleh
oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2 dapat digunakan untuk membentuk 3
mol ATP. Reaksinya sebagai berikut.
NADH + H+ + 1/2 O2 + 3ADP + 3H3PO4 → NAD+ + 3ATP + 4H2O
Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH2
dapat menghasilkan 2 mol ATP. Beberapa jenis enzim yang terlibat dalam
pengangkutan elektron seperti NADH dehidrogenase, sitokrom reduktase, dan
sitokrom oksidase. Pembawa elektron terdiri dari flavoprotein (contohnya
FAD dan mononukleotida flavin, FMN), besi sulfur (FeS), dan sitokrom,
protein dengan cincin yang berisi besi yang disebutheme. Gugus non-protein
seperti lipid-soluble (larutan dalam lemak) yang lebih dikenal
dengan quinones (Suharni,2007).
b. Respirasi anaerob
Beberapa bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan
respirasi anaerob. Dengan melibatkan electron transport system (ETS), tetapi
terminal akseptor elektron selain oksigen.
Anaerob obligat adalah organisme yang mati bila terkena oksigen, seperti
Clostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-masing menyebabkan
tetanus dan botulisme.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik
bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif
antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan
Aerobacter aerogenes. Anaerob fakultatif dapat hidup dengan adanya atau tidak
adanya oksigen, tetapi lebih memilih untuk menggunakan oksigen. Contoh jenis
ini termasuk Escherichia coli.
Contoh respirasi anaerob berikut :
1. Respirasi Nitrat
Respirasi nitrat dilakukan oleh bakteri anaerob fakultatif. Potensi redoks
nitrat adalah +0.42 Volt, dibandingkan dengan oksigen yang potensial redoksnya
+0,82 volt. Akibatnya, lebih sedikit energi yang digunakan dibandingkan dengan
oksigen sebagai terminal akseptor elektron dan molekul lebih sedikit ATP yang
terbentuk. Proses ini memiliki beberapa langkah, yang mana nitrat direduksi
menjadi nitrit dan nitrogen oksida menjadi dinitrogen, yang disebut
sebagai dissimilatory nitrate reduction atau denitrifikasi. Reaksi denitrifikasi
sebagai berikut:
2NO3- + 12 e- + 12 H+ → N2 + 6 H2O
Denitrifikasi dilakukan oleh spesies Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas
aeruginosa, Paracoccus denitrificans dan Thiobacillus denitrificans.
Bakteri ini adalah kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk
melakukan reaksi reduksi senyawa nitrat (NO3-) menjadi senyawa nitrogen bebas
(N2). Pada beberapa kelompok bakeri denitrifikasi, dapat ditemukan senyawa
nitrogen oksida (NO) sebagai hasil sampingan metabolisme. Proses ini pada
umumnya berlangsung secara anaerobik (tanpa melibatkan molekul oksigen, O2).
13
3. Respirasi Karbonat
Respirasi Karbonat dilakukan oleh bakteri seperti Methanococcus dan
Methanobacterium. Bakteri tersebut merupakan anaerob obligat yang mereduksi
CO2, dan kadang-kadang karbon monoksida, untuk menjadi metana. Bakteri
metanogen yang biasa menggunakan hidrogen sebagai sumber energi dan
ditemukan di lingkungan yang rendah nitrat dan sulfat, misalnya usus beberapa
hewan, rawa, sawah dan digester limbah lumpur. Reaksi respirasi karbonat hingga
membentuk metan sebagai berikut:
CO2 + 4H2 →CH4 + 2H2O
Selain nitrat, sulfat dan karbon dioksida, besi besi (Fe3+), mangan (MN4+)
dan beberapa organik senyawa (sulfoksida dimetil, fumarat, glisin dan oksida
trimetilamina) dapat berfungsi sebagai terminal elektron akseptor untuk respirasi
anaerob tertentu bakteri.
14
2. Fermentasi
Fermentasi glukosa terjadi dalam sitoplasma sel setelah fosforilasi pada
glukosa 6-PO4. Asam piruvat merupakan perantara kunci dalam merubah glukosa
6-PO4 dalam metabolisme fermentasi dari semua karbohidrat. Dalam
pembentukannya, NAD direduksi dan harus dioksidasi kembali untuk mendapat
keseimbangan reduksi-oksidasi akhir. Oksidasi ulang ini terjadi dalam reaksi-reaksi
terminal dan diiringi oleh hasil reduksi dari asam piruvat.
Bakteri dibedakan secara jelas dari jaringan hewan dalam perilaku mereka
yang membuang asam piruvat. Pada fisiologis mamalia, arah utama dari respirasi
penerima hidrogen utama. Pada beberapa bakteri, oksidasi tak lengkap atau
fermentasi merupakan suatu keharusan, dan hasil dari fermentasi tersebut dapat
terkumpul hingga mencapai jumlah yang luar biasa. Hasil akhir pada organisme
tertentu bisa berupa asam laktat maupun alkohol. Pada yang lainnya, asam piruvat
termetabolisme lebih jauh menjadi suatu produk seperti asam butirat, butil alkohol,
aseton, dan asam propionat. Fermentasi bakteri sangat penting karena memiliki
nilai ekonomi dalam industri dan berguna di laboratorium untuk identifikasi spesies
bakteri .
1. Fermentasi alkohol
Jenis fermentasi tertua yang dikenal adalah produksi etanol dari glukosa.
Fermentasi alkohol yang dilakukan oleh ragi hampir sempurna/murni, alkohol
muncul dari dekarboksilasi asam piruvat oleh piruvat dekarboksilat sebagai enzim
utama dari fermentasi alkohol. Asetaldehid bebas yang terbentuk kemudian
direduksi menjadi etanol melalui dehidrogenasi alkohol, dan NADH-nya
teroksidasi kembali, walaupun sejumlah bakteri menghasilkan alkohol melalui
jalur-jalur lainnya.
2. Fermentasi homolaktat
Seluruh anggota dari genus Streptococcus dan Pediococcus serta banyak
spesies dari Lactobacillus memfermentasikan glukosa secara pre-dominan menjadi
asam laktat. Pada disimilasi glukosa oleh homofermenter, piruvat direduksi menjadi
asam laktat oleh dehidrogenasi enzim laktat, dengan NADH yang berperan sebagai
15
memfermentasi gula melalui piruvat menjadi asam format, laktat, asetat, dan
suksinat. Sebagai hasil tambahan adalah CO2, H2, dan ethanol. Jumlah produk-
asetil PO4.
6. Fermentasi Butanediol
Unsur C4 ini adalah kunci untuk seluruh reaksi pembentukan unsur C4 dari
alfa dan beta keto, asam-asam alfa dan beta tak-saturasi, atau thiolester koenzim A,
dan proton. Hasil reduksi utama mencakup sejumlah asam-asam lemak rantai
pendek, asam suksinat, asam aminovalerat, dan molekul hidrogen .
B. Proses Anabolisme Mikroba
Proses anabolisme mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua
berdasarkan sumber energinya yaitu fototrof dan kemotrof. Sedangkan apabila
berdasarkan kemampuan mendapat sumber karbonnya menjadi dua juga yaitu
autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme fototrof adalah mikroorganisme yang menggunakan cahaya
sebagai sumber energi utamanya. Fototrof dibagi menjadi dua yakni : fotoautotrof
dan fotoheterotrof.
1. Fotoautotrof
Organisme yang termasuk fotoautrotrof melakukan fotosintesis.
Sedangkan fotosintesis adalah proses mensintesis senyawa organik kompleks dari
unsur-unsur anorganik dengan menggunakan energi cahaya matahari. Fotosintesis
tidak hanya dilakukan oleh tumbuhan namun juga dilakukan oleh mikroba.
Mikroba yang melakukan fotosintesis seperti Cyanobacteria, serta beberapa jenis
algae. Pada Reaksi umum yang terjadi dpat dituliskan sebagai berikut :
2. Fotoheterotrof
Fotoherotrof adalah kelompok kecil bakteri yang menggunakan energi
cahaya tapi membutuhkan zat organik seperti alkohol, asam lemak, atau
karbohidrat sebagai sumber karbon. Organisme ini meliputi bakteri non-sulfur,
bakteri ungu, dan hijau.
Contoh :
Fotosintesis anoksigenik, yaitu proses fototrof mana energi cahaya ditangkap dan
diubah menjadi ATP, tanpa menghasilkan oksigen.
1. Fotosintesis bakteri ungu non belerang
20
faktor-faktor di atas optimal, maka peningkatan kurve akan tampak tajam atau
semakin membentuk sudut tumpul terhadap garis horizontal (waktu).
4. Fase retardasi atau pengurangan
Merupakan fase dimana penambahan aktivitas sudah mulai berkurang atau
menurun yang diakibatkan karena beberapa faktor, misalnya : berkurangnya
sumber hara, terbentuknya senyawa penghambat, dan lain sebagainya.
5. Fase stasioner
Merupakan fase terjadinya keseimbangan penambahan aktivitas dan
penurunan aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni terjadi keseimbangan antara
yang mati dengan penambahan individu. Oleh karena itu fase ini membentuk
kurve datar. Fase ini juga diakibatkan karena sumber hara yang semakin
berkurang, terbentuknya senyawa penghambat, dan faktor lingkungan yang mulai
tidak menguntungkan.
6. Fase kematian
Merupakan fase mulai terhentinya aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni
terjadi kematian yang mulai melebihi bertambahnya individu.
7. Fase kematian logaritmik
Merupakan fase peningkatan kematian yang semakin meningkat sehingga
kurve menunjukan garis menurun.
Pada kenyataannya bahwa gambaran kurve pertumbuhan mikroorganisme
tidak linear seperti yang dijelaskan di atas jika faktor-faktor lingkungan yang
menyertainya tidak memenuhi persyaratan. Beberapa penyimpangan yang sering
terjadi, misalnya : fase lag yang terlalu lama karena faktor lingkungan kurang
mendukung, tanpa fase lag karena pemindahan ke lingkungan yang identik, fase
eksponensial berulang-ulang karena medium kultur kontinyu, dan lain sebagainya.
Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
biotik maupun faktor abiotik. Faktor biotik ada yang dari dalam dan ada faktor
biotik dari lingkungan. Faktor biotik dari dalam menyangkut : bentuk
mikroorganisme, sifat mikroorganisme terutama di dalam kehidupannya apakah
mempunyai respon yang tinggi atau rendah terhadap perubahan lingkungan,
kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi). Faktor lingkungan biotik berhubungan
23
A. Kesimpulan
Mikroorganisme mengalami proses kimia dalam tubuhnya yang meliputi
proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme misalnya pada fotosintesis, dan
katabolisme contohnya respirasi. Selain itu, ada pula mikroorganisme
yang bergantung kepada reaksi oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau
organik sebagai sumber energi mereka, disebut mikroorganisme kemotrof. Kurve
pertumbuhan umumnya terdiri atas 7 fase pertumbuhan, tetapi yang utama hanya
4 fase yaitu : lag, eksponensial, stasioner, dan kematian.
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
kurangnya literatur dan gambar. Untuk penulisan berikutnya diharapkan lebih
banyak memasukkan literatur dan gambar agar pemahaman pada materi ini
semakin luas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Akarim, Nazip. 2005. Bahan Kuliah Mikrobiologi Dasar. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Djide, N., Sartini, dan Kadir, S. 2007. Bioteknologi Farmasi. Makasar. Unhas
press.