Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMAKOLOGI I

DIURETIK OSMOSIS

Dosen pembimbing : Makhdalena, M.Farm, Apt

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
1. Balqis Qatrunnada (1748401010)
2. Lia Nurhayati (1748401033)
3. Nisrina Ariesa Salsabila (1748401034)
4. Novia Rahmawati (1748401013)
5. Shelly Evita (1748401025)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN D3-FARMASI
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Farmakologi I yang berjudul
“Diuretik Osmosis”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas. Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Maka
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dengan terselesainya makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan


terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga peper ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca serta bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya. Amin

Bandar lampung , 17 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar isi .................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1

1.3 Tujuan ................................................................................................................2

1.4 Manfaat ..............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................

2.1 Pengertian Diuretik ............................................................................................3

2.2 Pengertian Diuretik Osmosis .............................................................................3

2.3 Mekanisme Kerja dan Tempat Kerja Diuretik Osmosis ....................................4

2.4 Golongan Obat Diuretik Osmotis ......................................................................5

BAB 3 PENUTUPAN ................................................................................................

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8


1
FARMAKOLOGI I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut
diuretic. Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan
reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion
lain Cl- memasuki urine dalam jumlah banyak dibandingkan dengan keadaan
normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan
keseimbangan osmotic. Jadi, diuretik meningkatkan volume urine dan sering
mengubah pH-nya serta komposisi ion dan didala urine dan darah.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16 HgCl2
diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretic. 1930 Swartz menemukan bahwa
sulfanilamide sebagai antimicrobial dapat juga digunakan untuk
mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan
ekskresi dari Na+. Terkecuali spironolakton, diuretic kebanyakan berkembang
secara empiris tanpa mengetahui mekanisme system transport spesifik di nephron.
Diuretic adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif, namun
memiliki efek samping yang banyak pula.
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotis
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. Diuretik golongan tiazid
4. Diuretik hemat kalium
5. Diuretik kuat

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari diuretik?
b. Apa pengertian diuretik osmosis?
c. Apa saja golongan obat diuretik osmosis?
d. Bagaimana mekanisme kerja obat diuretic osmosis?

TAHUN AJARAN 2017-2018


2
FARMAKOLOGI I

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diuretik
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diuretik
c. Untuk mengetahui apa saja golongan obat diuretic osmosis
d. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja diuretic osmosis

1.4 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian diuretik
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian diuretic osmosis
c. Mahasiswa dapat mengetahui golongan obat diuretic
d. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mekanisme kerja diuretic osmosis

TAHUN AJARAN 2017-2018


3
FARMAKOLOGI I

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diuretik


Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine
disebut Diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang
menurunkan reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine dalam
jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan normal bersama-sama air, yang
mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotic.
Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus menjadi menjadi meningkat karena
Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih banyak didalam tubulus
ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan demikian diuretic
meningkatkan volume urine dan sering mengubah PH-nya serta komposisi ion
didalam urine dan darah.
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.
Pengaruh diuretik terhadap sekresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan
tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu
diuretik .

2.2 Pengertian Diuretik Osmosis


Diuretik osmosis merupakan substansi kimia sederhana (seperti : mannitol dan
urea) yang keluar melalui ginjal. Diuretik osmotik adalah jenis diuretik yang
menghambat reabsorpsi air dan natrium (Na). Istilah diuretik osmotik biasanya
dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.
Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat:
1. Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
2. Tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal

TAHUN AJARAN 2017-2018


4
FARMAKOLOGI I

3. Secara farmakologis merupakan zat yang inert


4. Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik.

2.3 Mekanisme Kerja dan Tempat Kerja Diuretik Osmosis


Diuretik osmosis mempuyai efek meningkatkan produksi urine, dengan cara
meningkatkan tekanan osmotic di Filtrasi Glomerulus dan tubulus. Mencegah
tubulus mereabsorbsi air. Tubulus proksimal dan ansa henle desenden sangat
permeable terhadap reabsobsi air. Oleh karena itu, terdapat perbedaan tekanan
osmotik yang menyebabkan air ikut tertarik, sehingga produksi urin semakin
bertambah.

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :


1. Tubulus proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.

2. Ansa henle (Lengkung Henle)


Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.

3. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya kecepatan aliran filtrat
yang tinggi, atau adanya faktor lain. Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai
untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.

2.4 Golongan Obat Diuretik Osmosis


Pada golongan obat diuretik osmosis ini paling sering digunakan adalah Manitol.
Obat golongan ini dapat memberikan efek diuretik karena kemampuannya dalam
membawa cairan bersamaan dengan keluarnya substansi mannitol ke tubulus

TAHUN AJARAN 2017-2018


5
FARMAKOLOGI I

ginjal. Hanya sebagian kecil ion natrium yang ikut keluar bersamaaan dengan
substansi mannitol ini.

1. Manitol
Farmakologi
Manitol merupakan obat diuretik osmotik. Manitol disaring dengan mudah
di glomerulus ginjal, tidak direabsorpsi dan tidak disekresi di tubulus
ginjal. Manitol mempengaruhi reabsorpsi air di tubulus serta meningkatkan
ekskresi natrium dan klorida dengan cara meningkatkan osmolaritas dari
filtrat glomerulus. Peningkatan osmolaritas ekstraseluler akibat pemberian
Manitol secara intravena akan menginduksi perpindahan air intraseluler
menuju ekstraseluler dan intravaskuler

Sediaan dan dosis


Untuk sediaan IV digunakan larutan 5-25% dengan volume antara 50-
1.000ml. Dosis untuk menimbulkan diuresis ialah 50-200g yang diberikan
dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian,
sehingga diperoleh diuresis sebanyak 30-50ml per jam. Untuk penderita
dengan oliguria hebat diberikan dosis percobaan yaitu 200 mg/kgBB yang
diberikan melalui infus selama 3-5 menit.bila dengan 1-2 kali dosis percobaan
diuresis masih kurang dari 30 ml per jam dalam 2-3 jam. Untuk mencegah
gagal ginjal akut pada tindakan operasi atau mengatasi oliguria, dosis total
manitol untuk orang dewasa ialah 50-100g.

Sedian Obat: Manitol produksi otsuka, Larutan Injeksi 20% dalam 250 ml
atau 500 ml (MIMS petunjuk konsultasi, 2005/2006. halaman 149).

Indikasi dan penggunaan


Sebagai diuretik untuk memelihara fungsi ginjal pada kasus gagal ginjal akut,
untuk mengurangi tekanan intrakranial, memperlancar diuresis dan ekskresi
material toksik dalam urin, massa pada otak, dan juga mannitol sering
digunakan karena syok, keracunan obat dan trauma.

TAHUN AJARAN 2017-2018


6
FARMAKOLOGI I

Kontra indikasi
Manitol dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau
udem paru yang berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intrakranial kecuali bila
akan dilakukan kraniotomi. Infus manitol harus segera dihentikan bila terdapat
tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang progresif, payah jantung atau
kongesti paru.

Farmakodinamik
Tempat kerja utama manitol adalah pada tubuli proksimal, ansa henle, dan
duktus koligentes.
Pada sistem ginjal bekerja membatasi reabsobsi air terutama pada segmen
dimana nefron sangat permeable terhadap air, yaitu tubulus proksimal dan
ansa henle desenden. Adanya bahan yang tidak dapat direbasobsi air normal
dengan masukkan tekanan osmotic yang melawan keseimbangan. Akibatnya,
volume urine meningkat bersamaan dengan ekskresi manitiol. Peningkatan
dalam laju aliran urin menurunkan waktu kontak antara cairan dan epitel
tubulus sehingga menurunkan reabsobsi Na+. Namun demikian, natriureis
yang terjadi kurang berarti dibandingkan dengan diureisi air, yang mungkin
menyebabkan Hipernatremia. Karena diuretic Osmotik untuk meningkatkan
ekskresi air dari pada ekskresi natrium,

Farmakokinetika
Manitol sangat sedikit dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7%
dimetabolisme di hati dan hanya 7% diabsorpsi. Sebagian besar manitol
(>90%) dikeluarkan oleh ginjal dalam bentuk utuh pada urin dalam waktu 30
– 60 menit setelah pemberian.

Efek Samping
a. Resiko pada penyakit gagal jantung dan edema paru karena peningkatan
volume plasma pada awal pemberian
b. Hiponatremia dan hypovolemia
c. Reaksi hipersensitivitas

TAHUN AJARAN 2017-2018


7
FARMAKOLOGI I

2. Urea
Suatu kristal putih dengan rasa agak pahit dan mudah larut dalan air. Sediaan
intravena mengandung urea sampai 30% dalam dekstrose 5% (iso-osmotik)
sebab larutan urea murni dapat menimbulkan hemolisis. Pada tindakan bedah
saraf, urea diberikan intravena dengan dosis 1-1,5g/kgBB. Sebagai diuretik,
urea potensinya lebih lemah dibandingkan dengan manitol, karena hampir
50% senyawa urea ini akan direabsorbsi oleh tubuli ginjal.

3. Gliserin
Diberikan peroral sebelum suatu tindakan optalmologi dengan tujuan
menurunkan tekanan intraokuler. Efek maksimal terlihat satu jam sesudah
pemberian obat dan menghilang sesudah 5 jam.
Dosis untuk orang dewasa yaitu 1-1,5g/KgBB dalam larutan 50 atau 75%.
Gliserin ini cepat dimetabolisme, sehingga efek diuresisnya relative kecil.

4. Isosorbid
Diberikan secara oral untuk indikasi yang sama dengan gliserin. Efeknya
juga sama, hanya isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada
gliserin, tanpa menimbulkan hiperglikemia. Dosis berkisar antara 1-
3g/kgBB, dan dapat diberikan 2-4 kali sehari.

TAHUN AJARAN 2017-2018


8
FARMAKOLOGI I

BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine.
Dan diuretik osmotik adalah jenis diuretik yang menghambat reabsorpsi air
dan natrium (Na).
Tempat kerja diuretic osmosis adalah pada tubulus proksimal, lengkung henle
dan duktus koligentes
Golongan obat yang termasuk diuretic osmosis :
1. Manitol, merupakan golongan obat yang paling sering digunakan
2. Urea
3. Gliserin
4. Isosobrid

TAHUN AJARAN 2017-2018


9
FARMAKOLOGI I

DAFTAR PUSTAKA

Katzung Bertram g. (1997). Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta : EGC

Sulistia dkk (editor), (2005). Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Penerbit Gaya Baru.

Drs. Tjah tan hoan & Drs Rahardja kirana. (2008). Obat-obat penting. Jakarta : PT

Gramedia

Dr Jan Tambayong. (2002). Farmakologi untuk keperawatan. Jakarta : widya medika

https://dokumen.tips/documents/diuretikpdf-55cac7a08e23d.html

http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/25-diuretika/254-diuretika-
osmotik

https://www.alodokter.com/diuretik.html

TAHUN AJARAN 2017-2018

Anda mungkin juga menyukai