Anda di halaman 1dari 46

Addini Nurul Risa

Kelompok 4: Adla Fauzatin Nur


Rizky Kurratul ’Ain

Atherosclerosis
Definisi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri yang
ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag,
leukosit, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi
lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika
intima dan akhirnya ke tunika media.

Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah


akibat timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang
akan menghambat aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak,
jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri karoid) maka
bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung
(arteri koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling
sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Next....
Etiologi

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,


pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel
yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi
lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam
arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau
ateroma, terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah
bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi
biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena
turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga
disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Next...

Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan


karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama
ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh
dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah
pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit
arteri.

Ateroma yang pecah juga bisa


menumpahkan kandungan lemaknya
dan memicu pembentukan bekuan
darah atau trombus. Selanjutnya
bekuan ini akan mempersempit
bahkan menyumbat arteri, dan bekuan
darah tersebut akan terlepas dan
mengalir bersama aliran darah
sehingga menyebabkan sumbatan di
tempat lain (emboli).
Patofisiologi
Arterosklerosis merupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana
arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori
telah dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling dalam
arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet,
sampah seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis
aterosklerosis pembuluh koroner.
Namun perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan
dapat diringkaskan sebagai berikut:
Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak
bagaikan garis lemak. Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung
banyak kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam. Lesi yang diliputi
oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis. Timbul ateroma atau kompleks plak
aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler
dan kapiler. Perubahan degeneratif dinding arteria.
Faktor Resiko
kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-
kadang disebut kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-
kadang disebut kolesterol baik).
Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas
140/90 mmHg selama periode waktu.
Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan
kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah. merokok juga tidak memungkinkan
oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula
ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak
dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.
Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi
karena tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan
insulin dengan benar.
Next...

Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari
otot, tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh
ekstra.

Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor


risiko lain untuk aterosklerosis.

Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor
genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada pertengahan
usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada
pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia
55.
Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah
atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika
ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun
tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak
berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau
keduanya.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit jantung koroner,
stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau penyumbatan
mendadak, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi
terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika
aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh
yang diperdarahinnya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang
mengangkut oksigen ke jaringan

Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada
saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala
aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri
oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan
terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri ) maka
gejalanya akan timbul secara mendadak.
Gejala
Nyeri kronis di kaki : Seorang pasien yang menderita aterosklerosis
umumnya mengeluh sakit kronis di kaki. Warna kaki juga berubah
menjadi gelap dan biasanya dingin. Karena rasa sakit, pasien mungkin
kesulitan dalam berjalan dan menunjukkan kelesuan dalam melakukan
pekerjaan.

Kehilangan rambut pada kaki : Jika rambut biasanya hadir pada kaki
dan tangan pasien, kehilangan rambut yang signifikan terlihat ketika ia
menderita aterosklerosis. Penurunan jumlah rambut cukup terlihat dalam
kasus demikian.

Nyeri otot : Pasien mungkin merasa nyeri pada bagian paha, betis, atau
kaki; serta sulit untuk duduk atau tidur dengan nyaman. Gejala ini tidak
boleh diabaikan dan perlu dikonsultasikan dengan dokter jika nyeri terus
ada untuk jangka waktu yang lama.
Next...

Mati rasa pada kaki : Penderita mungkin sering menemukan kakinya


menjadi mati rasa dalam kasus dia duduk dalam satu posisi untuk
waktu yang lama. Dia juga mungkin merasa kaku pada otot dan merasa
sakit untuk berjalan di bawah kondisi seperti itu.

Cepat Lelah : Perhatikan terjadinya kelelahan yang tidak biasa.


Berkurangnya aliran darah melalui arteri dapat menyebabkan seseorang
merasa cepat lelah tanpa sebab yang jelas.

Peningkatan Kadar Kolesterol : Kadar kolesterol tinggi adalah salah


satu tanda peringatan utama yang berhubungan dengan aterosklerosis.
Seseorang dengan kadar kolesterol tinggi, harus memeriksakan diri dan
berkonsultasi dengan dokter perihal metode yang paling tepat untuk
mengurangi kadar kolesterol yang tinggi.
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya


aterosklerosis yaitu dengan cara:
1. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan
darah di pergelangan kaki dan lengan,
2. Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
3. Skening ultrasonik duplex,
4. CT scan di daerah yang terkena,
5. Arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang
terkena,
6. IVUS (intravascular ultrasound)
PROSES FISIOTERAPI
Anamnesis
Anamnesis Umum
1. Nama : Ny. ARG
2. Umur : 61 tahun
3. Jenis Kelamin : Wanita
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Pramuka
7. Hobi : Jalan-jalan
Anamnesis
Anamnesis Khusus
 Keluhan Utama
Nyeri pada tungkai bawah kanan, terkadang
disertai dengan kram dan mati rasa.
 Letak Keluhan
Tungkai bawah kanan.
 Kapan Terjadi
Sejak 3 bulan yang lalu.
Next...

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke fisioterapi dengan keluhan nyeri pada tungkai
bawah kanan. Hal ini dialami selama ± 3 bulan. Nyeri dirasakan selama
± 20-30 menit setelah pasien berjalan kaki dengan jarak yang jauh.
Namun, nyeri akan berkurang jika pasien istirahat.
Karena nyeri tidak kunjung hilang, pasien akhirnya pergi ke rumah
sakit. Dokter menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium, ABI (Ankle Brachial Index), dan pemeriksaan CT Scan.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat penyumbatan pada alirah darah
pada tungkai kanan pasien.
Dokter meresepkan obat kolestrol dan diabetes untuk pasien,
serta menyarankan pasien untuk melakukan terapi.
Next...

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah menderita stroke ringan.
 Riwayat Penyakit Penyerta
Pasien menderita Diabetes Mellitus tipe 2.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal yang sama.
 Medika Mentosa
Pasien mengonsumsi simvastatin, clopidogrel, dan metformin.
Anamnesis
Anamnesis Sistem
 Muskuloskeletal
Nyeri pada tungkai bawah sebelah kanan.
 Nervorum
Tidak ada keluhan.
 Kardiovaskuler
Tidak ada keluhan.
 Respirasi
Tidak ada keluhan.
 Integumentum
Ada bengkak pada tungkai kanan.
 Urinaria
BAK pasien berwana kemerahan.
 Gastrointenstinal
Tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Fisik
 Antropometri
1. Tinggi badan : 155 cm
2. Berat badan : 54 kg
3. IMT : 22,4 (Normal)
 Vital Sign
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg (normal)
2. Denyut nadi : 80x/menit (normal)
3. Pernapasan : 18x/menit (normal)
4. Temperatur : 36,8°C (normal)
Inspeksi
 Inspeksi Statis
a. Tungkai kanan terlihat lebih pucat dari tungkai
kiri.
b. Terdapat bengkak pada tungkai kanan.
c. Postur pasien cenderung kifosis.

 Inspeksi Dinamis
a. Pasien terlihat menahan nyeri ketika berjalan.
b. Pasien condong menumpukan BB pada tungkai
kiri.
Palpasi
 Suhu : Suhu tungkai kanan lebih dingin
dibandingkan suhu tungkai kiri.
 Kontur Kulit : Kasar
 Spasme : Pada otot gastrocnemius
 Tenderness : Pada otot gastrocnemius
 Oedem : Tidak ada
Quick Test
 Gerakan Fleksi-ekstensi knee
Hasil: Pasien mampu melakukan namun menggerakkan tungkai
kanan dengan susah-payah dan perlahan.

 Stand on Heel
Hasil: Pasien tidak mampu melakukan dengan tungkai kanan.

 Stand on Toe
Hasil: Pasien tidak mampu melakukan dengan tungkai kanan.
Pemeriksaan Gerak Dasar
Regio Knee

Aktif Pasif TIMT


Gerakan
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Nyeri, Nyeri,
Tidak nyeri, Tidak nyeri,
Tidak full ROM, Full ROM, Ada Tidak ada
Fleksi Full ROM, Full ROM,
Tidak Hard weakness weakness
Terkoordinasi Soft endfeel
Terkoordinasi endfeel

Nyeri Nyeri, Tidak nyeri,


Tidak nyeri,
Full ROM, Full ROM, Full ROM, Ada Tidak ada
Ekstensi Full ROM,
Tidak Hard Hard weakness weakness
Terkoordinasi
Terkoordinasi endfeel endfeel
Next...
Regio Ankle

Aktif Pasif TIMT


Gerakan
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra

Nyeri, Tidak nyeri, Nyeri, Tidak nyeri,


Plantar Ada Tidak ada
Tidak full ROM, Full ROM, Full ROM, Full ROM,
Fleksi weakness weakness
Terkoordinasi Terkoordinasi Hard endfeel Hard endfeel

Nyeri Tidak nyeri, Nyeri, Tidak nyeri,


Dorsal Ada Tidak ada
Tidak full ROM, Full ROM, Full ROM, Full ROM,
Fleksi weakness weakness
Terkoordinasi Terkoordinasi Hard endfeel Hard endfeel

Tidak nyeri,
Nyeri, Tidak nyeri, Tidak nyeri,
Full ROM, Ada Tidak ada
Inversi Tidak full ROM, Full ROM, Full ROM,
Elastic weakness weakness
Terkoordinasi Terkoordinasi Hard endfeel
endfeel

Tidak nyeri,
Nyeri, Tidak nyeri, Tidak nyeri,
Full ROM, Ada Tidak ada
Eversi Tidak full ROM, Full ROM, Full ROM,
Elastic weakness weakness
Terkoordinasi Terkoordinasi Hard endfeel
endfeel
Pemeriksaan Spesifik
Varus Test
Tujuan : Mengindentifikasi adanya kemungkinan injury atau tear
pada ligamen Collateral Lateral
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada gangguan pada ligamen Collateral Lateral

Valgus Test
Tujuan : Mengindentifikasi adanya kemungkinan injury atau tear
pada ligamen Collateral Medial
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada gangguan pada ligamen Collateral Medial

Anterior Drawer Test


Tujuan : Mengindentifikasi adanya kemungkinan injury atau tear
pada ligamen Cruciatum Anterior
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada gangguan pada ligamen Cruciatum Anterior
Next...

Posterior Drawer Test


Tujuan : Mengindentifikasi adanya kemungkinan injury atau tear
pada ligamen Cruciatum Posterior
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada gangguan pada ligamen Cruciatum Posterior

Apley’s Test
Tujuan : Mengindentifikasi adanya kemungkinan injury atau tear
meniscus
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada gangguan pada meniscus

Thompson Test
Tujuan : Mengindentifikasi adanya tendon Achilles rupture
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada gangguan pada tendon Achilles
Next...

Triple Comprasion Test


Tujuan : Menimbulkan stres pada nervus tibial posterior.
Hasil :-
Interpretasi : Tidak ada kesemutan atau paresthesia
Next...

 Tes Sensorik

a. Superfacial : Untuk mengetahui adanya gangguan sensoris.


Hasil :+
Interprestasi : Terdapat gangguan sensoris pada tungkai kanan.

b. Temperatur : Untuk mengetahui adanya gangguan


sensoris.
Hasil :+
Interprestasi : Terdapat gangguan sensoris pada tungkai kanan.
Next...

- Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)


Tujuan : Untuk mengetahui adanya keterbatasan
lingkup gerak sendi.

Regio Knee

Gerakan Dekstra Sinistra


Ekstensi - Fleksi S: 50-0-1200 S: 00-0-1300

Interpretasi : adanya keterbatasan gerak pada knee joint sebelah dekstra


Next...

Regio Ankle

Gerakan Dekstra Sinistra


Plantar Fleksi – Dorso Fleksi S: 150-0-300 S: 200-0-350

Eversi – Inversi R: 250-0-150 R: 300-0-200

Interpretasi : adanya keterbatasan gerak pada ankle joint sebelah dekstra


 Pemeriksaan Nyeri (Visual Analog Scale (VAS))
Jenis Nyeri Skala VAS Interpretasi
Nyeri diam pada saat knee joint dekstra
tidak digerakkan sama sekali cm 4,7/10 (nyeri sedang)
Nyeri tekan pada m. gastrocnemius dekstra
cm 6,3/10 (nyeri sedang)
Nyeri tekan pada m. gastrocnemius sinistra
cm 0,8/10 (tidak nyeri)
Nyeri gerak pada saat fleksi knee joint dekstra
cm 5,4/10 (nyeri sedang)
Nyeri gerak pada saat fleksi knee joint sinistra
cm 0/10 (tidak nyeri)
Nyeri gerak pada saat ekstensi knee joint dekstra
cm 4,9/10 (nyeri sedang)
Nyeri gerak pada saat ekstensi knee joint sinistra
cm 0,4/10 (nyeri sedang)
Nyeri gerak pada saat plantar fleksi ankle joint
dekstra cm 5,6/10 (nyeri sedang)
Nyeri gerak pada saat plantar fleksi ankle joint
sinistra cm 0,3/10 (tidak nyeri)
Nyeri gerak pada saat dorsal fleksi ankle joint dekstra
cm 2,9/10 (nyeri ringan)
Nyeri gerak pada saat dorsal fleksi ankle joint sinistra
cm 0,2/10 (tidak nyeri)
Next...

Jenis Nyeri Skala VAS Interpretasi


Nyeri gerak pada saat eversi ankle joint
dekstra cm 3,6/10 (nyeri ringan)
Nyeri gerak pada saat eversi ankle joint
sinistra cm 0,3/10 (tidak nyeri)
Nyeri gerak pada saat inversi ankle joint dekstra
cm 2,7/10 (nyeri ringan)
Nyeri gerak pada saat inversi ankle joint sinistra
cm 0/10 (tidak nyeri)
• Tes ADL (Indeks Barthel)
Tujuan : Untuk mengetahui adanya gangguan pada aktifitas
sehari-hari
No Indikator Skor
1. Pemeliharaan kesehatan diri 5
2. Mandi 5
3. Makan 10
4. Toilet (aktivitas BAB dan BAK) 10
5. Naik/turun tangga 5
6. Kontrol BAB 10
7. Kontrol BAK 5
8. Ambulasi 15
9. Berpakaian 10
10. Transfer kursi/tempat tidur 15
Total 90

Interpretasi: Ketergantungan ringan


- Manual Muscle Testing (MMT)
Tujuan : Untuk mengetahui adanya kelemahan otot.

Grup Otot Knee Dekstra Sinistra


Flexor Muscles 2 4

Extensor Muscles 3 4

Grup Otot Ankle Dekstra Sinistra


Plantar Flexor Muscles 2 4

Dorsi Flexor Muscles 3 4

Inversi Muscles 3 4

Eversi Muscles 3 4

Interpretasi: pasien mengalami kelemahan otot pada bagian dekstra


Next...

 Pemeriksaan Penunjang
• ABI (Ankle Brachial Index)
Hasil : 0,7
Interpretasi : ada penyempitan sedang pada arteri

• Pemeriksaan Profil Lipid


Hasil : HDL = 45 mg/dL (Risiko tinggi)
LDL = 160 mg/dL (Tinggi)
Trigliserida = 200 mg/dL (Tinggi)
Kolestrol total = 245 mg/dL (Risiko tinggi)
Diagnosa Fisioterapi

Gangguan aktivitas fungsional knee joint dekstra akibat penyempitan pembuluh darah
karena Aterosklerosis sejak ± 3 bulan yang lalu
Problematika Fisioterapi

 Impairment
1. Adanya weakness pada tungkai kanan.
2. Adanya nyeri (klaudikasio intermitten) pada tungkai kanan.
3. Adanya mati rasa pada tungkai kanan.
4. Keterbatasan lingkup gerak tungkai kanan.
5. Spasme pada m. Gastrocnemius.
Next...

 Functional Limitation
1. Pasien sulit menggerakan fleksi knee, eversi-inversi dan
plantar fleksi-dorso fleksi ankle sebelah dekstra.
 Disability
1. Pasien mengalami gangguan aktivitas fungsional dengan
tungkai kanannya, misalnya berjalan dalam jarak jauh.
 Handicap
1. Hobi pasien terganggu.
Tujuan Fisioterapi
 Tujuan jangka pendek
1. Mengurangi nyeri
2. Memperlancar peredaran darah pada tungkai
3. Meningkatkan kekuatan otot
4. Mengurangi spasme
5. Meningkatkan ROM

 Tujuan jangka panjang


Mengembalikan aktivitas dan kemampuan funsional tungkai
dekstra.
Prognosis
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad sanam : bonam
 Quo ad fungsionam : bonam
Rencana Intervensi Fisioterapi

No Problem Modalitas Dosis


F : 3x per minggu
I : 2 set 8 hitungan
1. Spasme & Nyeri Terapi manual
T : osilasi
T : 8 – 10 menit
F : 3x per minggu
I : 4 set 20 Hitungan
2. Mati rasa Massage
T : Effleurage
T : 20 menit
No Problem Modalitas Dosis
F : 3x per minggu
I : 2 set 8 hitungan
3. Weakness Terapi Latihan
T : active assisted exercise
T : 10 menit
F : 3x per minggu
Keterbatasan Lingkup G I : 2 set 8 Hitungan
4. Terapi manual
erak sendi T : Traksi
T : 5 menit
Home Program
 Pasien diminta untuk melakukan olahraga ringan seperti
berjalan, minimal waktu 30-35 menit dengan pengawasan dari
keluarga.
 Pasien diminta untuk melakukan ankle pumping saat
beristirahat.
Edukasi
Pasien diminta untuk menjaga pola makan, dengan tidak
mengonsumsi makanan dengan kadar lemak dan kolestrol yang
tinggi.
Pasien disarankan untuk memposisikan tungkai lebih tinggi dari
posisi jantung saat tidur.

Anda mungkin juga menyukai