Anda di halaman 1dari 14

ASKEP

SINDROM METABOLIK
Disampaikan pada perkuliahan di Prodi Keperawatan Tegal
2023

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI
SINDROMA METABOLIK
 adalah sekumpulan faktor risiko
terhadap penyakit kardiovaskular dan
metabolik yang meliputi resisten insulin,
obesitas sentral, dislipidemia, dan
hipertensi.
 Sindrom metabolik terdiri dari
dislipidemia, resistensi insulin dan
peningkatan gula darah, peningkatan
tekanan darah, kondisi protrombotik, dan
kondisi proinflamasi.
Penyakit ini merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis
dan diabetes mellitus tipe 2.
Definisi mengenai sindroma metabolik yang banyak dipakai adalah kriteria
diagnostik dari WHO dan The National Cholesterol Education Program (NCETP)
Adult Treatment Panel III (ATP-III)
Poin Kriteria WHO (1998) NCEP ATPIII (2001)

BMI > 30 kg/m2 dan/atau ratio lingkar Lingkar perut >102 cm (laki laki),
Obesitas sentral
perut/panggul >0.85 (laki laki) dan >0.9 (wanita) > 88 cm (wanita)

Kenaikan Tekanan Darah ≥140/90 mmHg atau dalam pengobatan ≥130/85 mmHg atau dalam pengobatan

Kadar Trigliserida ≥150 mg/dL (1.7 mmol/L) ≥150 mg/dL (1.7 mmol/L)

< 35 mg/dL (0.9 mmol/L) (Laki laki), < 40 mg/dL (1.03 mmol/L) (laki laki),
Kadar HDL
< 40 mg/dL (1.03 mmol/L) (wanita) < 50 mg/dL (1.29 mmol/L) (wanita)
Gangguan metabolisme Diabetes melitus atau intoleransi glukosa ≥ 110 mg/dL (6.1 mmol/L)
glukosa terganggu dan/atau resistensi insulin
≥ 20ug/menit atau albumin/creatinin
Miroalbuminuria
≥ 30 mg/g
Diabetes melitus atau intoleransi glukosa
Minimal 3 dari kriteria
Diagnostik terganggu dan/atau resistensi insulin
ditambah dua atau lebih kriteria lain
BMI
Indeks massa tubuh (IMT) biasa juga disebut (body mass indeks) atau disingkat BMI adalah
pengukuran yang digunakan untuk menentukan golongan berat badan sehat dan tidak sehat.
Metode perhitungan ini dikembangkan oleh Adolphe Quetelet selama abad ke-19. BMI bisa menjadi
alat skrining untuk melihat risiko kesehatan. WHO menyebutkan bahwa hasil perhitungan BMI yang
tinggi, menandakan tingginya juga risiko untuk beberapa penyakit.
Cara mengukur IMT untuk pria dan wanita dewasa dapat menggunakan rumus berikut :

Standar kategori berat badan pria dan wanita menurut WHO.


 Di bawah 18,5 = Berat badan kurang.
 18,5 – 22,9 = Berat badan normal.
 23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas).
 30 ke atas = obesitas.
Pemeriksaan Gula Darah
Kategori Bukan DM Belum DM DM
 
*Kadar Gula Darah Sewaktu    
Plasma Darah <110 110-119 >200
Darah Kapiler <90 90-119 >200
*Kadar Gula Darah Puasa      
Plasma Darah <110 110-125 >126
Darah Kapiler <90 90-110 >110
Diagnosis SM
Sindrom metabolik dapat
didiagnosis dengan anamnesis
faktor risiko, yang kemudian
ditunjang dengan pemeriksaan
parameter-parameter sindrom
metabolik baik melalui pemeriksaan
fisik maupun penunjang.
 Pemeriksaan perlu difokuskan
untuk menilai :
 peningkatan kadar gula darah,
 peningkatan tekanan darah,
 peningkatan trigliserida,
 penurunan HDL, dan
 ukuran lingkar pinggang.
ETIOLOGI
Etiologi SM belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis menyatakan
bahwa penyebab primer dari SM adalah resistensi insulin. Menurut pendapat
Tenebaum penyebab sindrom metabolik adalah:
1. Gangguan fungsi sel β dan hipersekresi insulin untuk mengkompensasi
resistensi insulin. Hal ini memicu terjadinya komplikasi makrovaskuler
(komplikasi jantung).
2. Kerusakan berat sel β menyebabkan penurunan progresif sekresi insulin,
sehingga menimbulkan hiperglikemia. Hal ini menimbulkan komplikasi
mikrovaskuler (nephropathy diabetica).

Sedangkan, Faktor risiko untuk Sindrom Metabolik adalah hal–hal dalam


kehidupan yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit secara dini. Ada
berbagai macam faktor risiko SM, antara lain adalah gaya hidup (pola makan,
konsumsi alkohol, rokok, dan aktivitas fisik), sosial ekonomi dan genetik serta
stres.
Lanjutan Etiologi...
Sumber lain menyebutkan bahwa, Etiologi sindrom metabolik adalah
obesitas atau kondisi ketidakseimbangan energi. Kondisi ini akan
menyebabkan berbagai proses patologis yang akhirnya
bermanifestasi sebagai gejala-gejala sindrom metabolik.

Obesitas atau kondisi ketidakseimbangan energi akan menimbulkan


bermacam patologi dalam tubuh, yang lalu memunculkan gejala
sindrom metabolik seperti dislipidemia aterogenik, kondisi
proinflamasi, resistensi insulin, hiperglikemia, kondisi protrombotik,
dan peningkatan tekanan darah. Obesitas sendiri dapat disebabkan
oleh gaya hidup tidak sehat, yaitu aktivitas fisik yang rendah dan
intake kalori yang tinggi
P
A Patofisiologi sindrom metabolik didasari oleh tiga
mekanisme utama, yaitu :
T
1. Resistensi insulin
O 2. Aktivasi neurohormonal, dan
F 3. Inflamasi kronis.
I
S
I
O Ketiganya akan berkontribusi meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular.
L Pemicu paling dominan untuk terjadinya ketiga kondisi
O tersebut adalah obesitas atau intake kalori yang tinggi
G
I
01 Resistensi Insulin
Resistensi insulin memediasi peningkatan free fatty acid (FFA). Peningkatan free fatty acid diyakini
memegang peran penting dalam patogenesis sindrom metabolik. Proses ini diawali dengan peningkatan
uptake glukosa pada sel otot dan hepar oleh insulin.
Kemudian, insulin juga menginhibisi lipolisis dan glukoneogenesis hepar. Resistensi insulin pada sel adiposit
mengganggu lipolisis dan menyebabkan peningkatan free fatty acid sirkulasi, yang akan semakin
mengganggu efek antilipolisis dari insulin.
Free fatty acid dapat menginhibisi aktivasi protein kinase pada otot, yang menyebabkan penurunan uptake
glukosa. Free fatty acid juga meningkatkan aktivasi protein kinase di hepar, glukoneogenesis, serta
lipogenesis.
Seluruh kejadian tersebut akan menyebabkan hiperinsulinemia sebagai kompensasi untuk mencapai kadar
gula darah yang normal. Akhirnya, kompensasi tersebut gagal dan sekresi insulin akan menurun. Free fatty
acid juga bersifat toksik pada sel beta pankreas dan bisa menurunkan produksi insulin.
Resistensi insulin pada akhirnya juga menyebabkan hipertensi karena hilangnya efek vasodilatasi insulin,
adanya efek vasokonstriksi oleh free fatty acid, serta reabsorpsi natrium di ginjal. Resistensi insulin juga
menyebabkan peningkatan viskositas darah, kondisi protrombotik, serta pelepasan sitokin proinflamasi dari
jaringan adiposa
02 Aktivasi Neurohormonal
Aktivasi neurohormonal yang berkaitan dengan sindrom metabolik
adalah adiponektin, leptin, dan aktivasi sistem renin-angiotensin

03 Inflamasi
Inflamasi merupakan proses akhir dari patofisiologi sindrom metabolik
yang selanjutnya akan menyebabkan manifestasi klinis yang ada.
Inflamasi disebabkan oleh aktivasi berbagai jalur proaterogenik
ditambah dengan stres oksidatif sistemik yang disebabkan oleh
obesitas dan resistensi insulin. Keduanya akan mempermudah
atherogenesis dan fibrosis jaringan
 Penatalaksanaan  Dengan memperhatikan patogenesis sindroma
sindrom metabolik yang metabolik, maka prinsip pengobatannya adalah
utama adalah perubahan mengintervensi semua faktor resiko yang
gaya hidup. merupakan komponen sindroma metabolik
 Tata laksana juga seperti yang ditekankan oleh NCEP ATP III.
didukung dengan terapi
medikamentosa untuk
mengontrol kadar gula
darah, tekanan darah,
dan kadar kolesterol,
serta menurunkan berat
badan

PENATALAKSANAAN
Perubahan Gaya Hidup
• Penurunan berat badan, latihan fisik,
diet

Medikamentosa
• Pengobatan DM
• Pengobatan HT
• Pengobatan Dislipidemia
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai