FUNGSI :
Mengunyah
Menelan
Mencerna
Absorbsi
MULUT
FUNGSI MULUT
Memasukkan makanan
Sekresisaliva
Mengunyah, menghancurkan
makanan, dan membentuk bolus
FRAKTUR RAHANG
Dampaknya : tidak dapat makan lewat oral
Diagnosa Keperawatan
Tanda / Gejala
- Tidak mampu menelan
- Tidak mampu mengunyah
- IMT kurang dari ormal
INTERVENSI
PEMBERIAN EDUKASI
• Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga
tersedianyakecukupan zat gizi dan keamanan
penyiapan makanan.
• Memberikan edukasi bagaimana menjaga kebersihan
dan kesehatan mulut
EVALUASI
Hiatal Hernia :
Tonjolan dari bagian lambung ke
dada melalui espfagus hiatus dari
Diafragma
Refluks esofagus
Yaitu Rasa panas“heartburn” setelah konsumsi dengan
porsi besar atau setelah makan yang mengandung
lebih lemak makanan
AKIBAT GANGGUAN PADA ESOPHAGUS
8. Berhenti merokok
EVALUASI
1. Dispepsia
2. Gastritis
3. Peptic ulcer
4. Gastric ulcer
5. Duodenal ulcer
DISPEPSIA
PENYEBAB :
1. Erosi permukaan mukosa
2. Terpapar sekresi asam lambung,
3. Bakteri
4. Inflamasi dan kerusakan jaringan
Diare
Konstipasi
Malabsorbsi
Diverticulitis
ETIOLOGI
OSMOTIC DIARE
Bila osmolalitas> 300 Osm/ L (hiperosmolaritas), maka
tubuh akan menarik air kelumen usus, yang berguna
untuk menetralkan osmolalitas.
Etiologi : mal digesti zat gizi, asupan sorbitol, fructose
berlebihan, enteral feeding, atau laksatif.
Kadang berhenti jika NPO
SECRETORY DIARE
yaitu Sekresi cairan dan elektrolit berlebihan di usus
halus
Tidak berhenti walaupun NPO
Etiologi : bakteri,protozoa, E coli
Pemberian antibiotik akan meningkatkan motilitas Gatro
Intestinal
GEJALA DAN TANDA
Tergantung volume dari Gatro Intestinal yang keluar dan
lamanya diare, bisa terjadi :
Intervensi GIZI :
Intervensi :
Tujuan untuk Mencapai asupan serat yang cukup
Feces Normal
Yaitu :
Kelebihan kandungan lemak dalam feses
Akibat penyakit atau pembedahan yang
mempengaruhi digesti dan absorpsi lemak
Yaitu :
Intoleransi (tidak dapat menerima)
laktosa
INTERVENSI :
1. Membatasi laktosa
2. Bila sekunder karena penyakit berat,
maka free laktosa selama 4 minggu
3. Secara bertahap diberikan laktosa
TERIMA KASIH
NUTRISI SEBAGAI TERAPI PADA
ASITES
SPLENOMEGALI
PERDARAHAN VARISES
ALBUMIN TURUN
SPIDER NEVI
ERITEMA PALMARIS
VENA KOLATERAL
GANGGUAN METABOLISME PADA SIROSIS
HATI
1. Identitas pasien
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Hepatitis, DM, Obat obatan, Hepatotoksik, alcohol
3. Riwayat Gizi : Asupan Nutrisi tidak adekuat
ANTROPOMETRI
DIIT HATI I
Makanan cair tanpa protein
DIIT HATI II
Makanan lunak rendah protein (0,5 g/kgBB/h)
DIIT HATI III
Makanan lunak cukup protein (1 g/kg BB/h)
(Sirosis hati yang nafsu makannya sudah baik)
DIIT HATI IV
Makanan lunak/biasa tinggi protein (1,5 g/kg BB/hari)
MONITORING EVALUASI
Obesitas
Usia lanjut, Wanita, Pola hidup, Pola
Makan
Gangguan keseimbangan hormonal
(Estrogen, Progesteron, insulin)
Penggunaan Obat Kolestiramin
Penggunaan Kontrasepsi oral dalam
jangka waktu lama
Kurang makan sayur
KOLESISTITIS
Long term low fat diet (25 – 30% dari total kalori )
Protein 1 g/kg BB
Energi sesuai kondisi pasien
Makanan tinggi karbohidrat dan serat (Untuk mengikat asam asam empedu)
Tingkatkan asupan vitamin C
Asupan suplemen Seng, dan Vitamin E dalam jumlah cukup untuk mencegah kanker
kandung Empedu
JENIS DIET RENDAH LEMAK
Makanan dan daging yang berlemak, gorengan, dan makanan yang mengandung gas
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka
DIET RENDAH LEMAK
Puasa pada serangan akut, menghindari penggunaan nutrisi parenteral total dalam
jangka lama
Diet oral bebas lemak pasca serangan akut
Kemudian lemak dinaikkan tidak lebih dari 10% total kebutuhan energi seharinya
DALAM KEADAAN KRONIS
Empedu yang dihasilkan oleh hati akan diekskresikan langsung ke usus halus
Stimulasi produksi empedu memerlukan waktu adaptasi kurang lebih 6 bulan
Sedini mungkin nutrisi enteral bila bising usus positif
Diet rendah lemak selama masa adaptasi
GIZI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
PENGELOLAAN PENDERITA DIABETES
Sangat gemuk 30
PENGATURAN MAKAN
Kebutuhan berbeda tiap individu
Fasilitasi keluhannya
Faktor yang perlu diperhatikan:
Status ekonomi
Kebutuhan nutrisi
Makanan kesukaan (food preferences)
Jenis dan jadwal kerja
Agama, budaya, dan adat istiadat
Aktifitas fisik
3J
Jadwal makan
Makanan utama
Makanan selingan
Jumlah
Energi (kcal)
Protein, lemak, zat gizi lain
Jenis makanan
Makanan bebas
Jenis tertentu terbatas
SYARAT DIET
1.Kebutuhan kalori
- Cukup untuk mempertahankan BB, pertumbuhan,
dan perkembangan
- Jumlah kalori sesuai dengan BB, umur, jenis kelamin
dan aktivitas
Penentuan kebutuhan kalori :
BB
BBR % = x 100 % BB = Berat Badan
TB – 100 TB = Tinggi Badan
2. Karbohidrat
Konsensus DM 60
– 70 % total kalori
SYARAT DIET
3. Protein
Konsensus DM : 10 – 15 %
total kalori
Syarat Diet
4. Lemak
Konsensus DM : 20 – 25 % total kalori
6. Serat
Kandungan serat + 25 g/hr
7. Gula
Tidak lebih 5 % dari total kalori/hr
SERAT MAKANAN & DIIT DIABETISI
Akut:
insulin meningkat , intake menurun.
Konsumsi gula (juice buah & minuman ringan)
boleh, terutama bila asupan makan kurang.
Orange juice (sumber K) & soup (sumber Na)
jika kehilangan elektrolit.
DIIT DM DI BULAN RAMADHAN
Syarat penderita:
Pengobatan tanpa injeksi insulin
Gula darah 2jpp < 200mg/ dl
Distribusi makanan:
30% energi untuk buka puasa
25% energi untuk makan sehabis taraweh
25% untuk sahur
10% selingan sebelum tidur malam & sesudah
sahur
BANYAK MAKAN SAYUR BAIK UNTUK
DIABETISI
SAYURAN & BUAH SUMBER
ANTIOKSIDAN
BUAH-BUAHAN BAIK SEBAGAI SNACK
KONSELING GIZI
Kumur2 sesudah Kumur2 sesudah makan : sisa mak. sbg sumber infeksi
makan
GIZI PADA IBU MENYUSUI
KEBUTUHAN ZAT GIZI
IBU MENYUSUI
ZAT GIZI WANITA IBU MENYUSUI IBU MENYUSUI
DEWASA 0 – 6 BULAN 7 – 12 BULAN
TIDAK
MENYUSUI
Energi (Kalori) 2200 + 700 + 500
Protein (Gram) 48 + 16 + 12
Vitamin A (RE) 500 + 350 + 300
Vitamin C (mg) 60 + 25 + 10
Besi (gram) 26 +2 +2
Yodium (𝜇) 150 + 50 + 20
Kalsium (mg) 500 + 400 + 400
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, dalam Badriah, 2011
Perbandingan makanan pada Wanita
Tidak hamil, Hamil, dan Menyusui
JUMLAH PORSI
Kelompok Makanan Tidak Hamil Hamil Menyusui
Protein
• Hewani (60 gram) 1 2 2
• Nabati 1 2 2
Susu dan olahannya 2 4 4-5
Roti dan biji bijan 4 4 4
Buah dan Sayuran
• Buah Kaya Vitamin C 1 1 1
• Sayur hijau tua 1 1 1
• Sayur, buah lain 2 2 2
ENERGI
KEBUTUHAN ENERGI IBU
60 – 70 % KARBOHIDRAT
10 – 20 % PROTEIN
20 – 30 % LEMAK
KEBUTUHAN ENERGI IBU MENINGKAT 500 – 700 KALORI, DENGAN
DEMIKIAN JIKA IBU BIASA MAKAN 3 KALI SEHARI, BISA MENJADI 4 KALI.
FOOD ALERGEN
Makanan yang menyebabkan alergi biasanya
makanan yang mengandung protein tinggi seperti
cumi cumi, udang. Jika setelah mengkonsumsi ASI
menyebabkan kulit bayi merah dan gatal, maka ibu
harus menghentikan dahulu konsumsi makanan
tersebut
MAKANAN PEDAS
Jika membuat ibu mulas dan diare, maka hentikan
MAKANAN KALENG
PENGGUNAAN SUPLEMEN
Tidak diperlukan jika makanan ibu seimbang,
Suplemen hanya memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral, sedangkan kebutuhan gizi utama lainnya
tetap tidak terpenuhi.
PENUTUP
Kualitas dan kuantitas ASI dipengaruhi oleh asupan
zat besi zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu selama
hamil dan menyusui. Ibu dengan kekurangan gizi
kronis menghasilkan ASI dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih rendah.
PENUTUP
Ibu menyusui harus mengkonsumsi makanan dalam
jumlah yang cukup dengan susunan makanan yang
seimbang. Dan penggunaan jenis bahan makanan
yang beranekaragam
TBC
Penyakit Tuberkulosis
Pengertian
TBC merupakan suatu penyakit
yang tergolong dalam infeksi
yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa
Penyebab TBC
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA).
Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan
oleh seseorang yang bernama Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk
mengenang jasa beliau maka bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch
Mikobakterium
tuberkulosa
Cara Penularan TBC
Penderita TBC Udara yg t’cemari Penderita
batuk Mikobakterium Baru
Tuberculosa
Sistem imun Masuk &
rendah berkembang
Paru-paru
menyebar
Etiologi
Problem
(berkaitan dengan)
asupan makan oral keadaan fisiologis pasien
tidak adekuat yang TB Paru
peningkatan kebutuhan keadaan fisiologis pasien
energi dan protein yang TB Paru, Anemia
dan Hipoalbumin
penurunan berat badan adanya infeksi pada
ang tidak direncanakan pasien
TUJUAN PELAYANAN GIZI
PRINSIP DIET TB PARU
MASALAH
TERIMAKASIH