Anda di halaman 1dari 134

PENGELOLAAN

GIZI PADA KLIEN


GANGGUAN
CERNA
Sistem
Gastrointestinal

FUNGSI :

Mengunyah
Menelan
Mencerna
Absorbsi
MULUT
FUNGSI MULUT
Memasukkan makanan
Sekresisaliva
Mengunyah, menghancurkan
makanan, dan membentuk bolus

PENYAKIT / GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


RONGGA MULUT :
Dental Caries
Inflamasi (Ginggiva, Stomatitis, Glositis)
Gangguan indra perasa
Fraktur Rahang (Jaw Fracture)
INFLAMASI / STOMATITIS / SAKIT GIGI

Dampaknya : Kesulitan mengunyah, kesulitan menelan,


Gangguan pembentukan bolus karena kurang saliva

DYSGEUSIA (hilangnya kemampuan mengecap) contoh


pada terkonfirmasi positif covid19

Dampaknya : Asupan makanan lewat oral berkurang,


karena tidak ada nafsu makan

FRAKTUR RAHANG
Dampaknya : tidak dapat makan lewat oral
Diagnosa Keperawatan

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang kurang

Tanda / Gejala
- Tidak mampu menelan
- Tidak mampu mengunyah
- IMT kurang dari ormal
INTERVENSI

Modifikasi distribusi, frekuensi, jenis dan jumlah


makanan yang diberikan
Modifikasi tekstur dan konsistensi
Meningkatkan zat gizi dalam makanan
Membantu memberi makan
Kolaborasi pemberian food suplemen
Kolaborasi pemberian enteral/parenteral

PEMBERIAN EDUKASI
• Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga
tersedianyakecukupan zat gizi dan keamanan
penyiapan makanan.
• Memberikan edukasi bagaimana menjaga kebersihan
dan kesehatan mulut
EVALUASI

1. Gambaran toleransi terhadap


makanan yang disediakan
2. Kondisi status nutrisi sekarang
dibandingkan dari sebelumnya
3. Timbang berat badan dan ukur IMT
4. Data Biokimia terkait nutrisi
ESOFAGUS
• Merupakan saluran yang menghubungkan
antara rongga mulut dengan lambung. Pada
ujung saluran esophagus setelah mulut
terdapat daerah yang disebut faring.
• Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang
mengatur makanan agar tidak masuk ke
trakea (tenggorokan).
• Fungsi esophagus adalah menyalurkan
makanan ke lambung. Agar makanan dapat
berjalan sepanjang esophagus, terdapat
gerakan peristaltik sehingga makanan dapat
berjalan menuju lambung.
GANGGUAN PADA ESOFAGUS
Obstruksi
Inflamasi
Kelainanorgan dalammekanismemenelan

Hiatal Hernia :
Tonjolan dari bagian lambung ke
dada melalui espfagus hiatus dari
Diafragma

Cancer of the Oral Cavity, Pharynx, Esophagus :

Kesulitan makan yang disebabkan


Oleh masa tumor, obstruksi,
Infeksi dan ulcer mulut
alkoholism
REFLUX ESOPHAGUS

Terjadi akibat refluks


asam lambung dan atau
isi usus pada mukosa
esophagus bawah
GANGGUAN PADA ESOFAGUS

Esophageal trauma : Kondisi trauma major


yang merusak / mengganggu pada kerja
esofagus

Esophageal varices : Kondisi gangguan kerja


Esophagus Akibat hipertensi portal

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) :


Yaitu aliran balik isi lambung atau duodenum
ke esofagus
GANGGUAN PADA ESOPHAGUS
Striktur esophagus atau tumor
Tanda dan Gejala: Kesulitan menelan makanan padat,
namun masih bisa menerima makanan cair

Esophageal spasm/ achalasia Yaitu Kesulitan menelan,


makanan lekat pada kerongkongan

Refluks esofagus
Yaitu Rasa panas“heartburn” setelah konsumsi dengan
porsi besar atau setelah makan yang mengandung
lebih lemak makanan
AKIBAT GANGGUAN PADA ESOPHAGUS

Intake oral yang kurang mengakibatkan


terjadinya penurunan BB dan defisiensi zat
gizi .
Kondisi umumnya terdapat keluhan muntah
dan sakit saat menelan kemudian Makanan
dan minuman yang terakumulasi di bagian
bawah esophagus menekan esophagus
sehingga terjadi dilatasi atau stretched
esofagus
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang

Tanda dan Gejala


1.Kesulitan menelan
2.Kehilangan berat badan tanpa
direncanakan
3.Mual muntah
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Memberikan edukasi agar pasien dan
keluarganya menghindari makanan yang dapat:
Menyumbat esofagus: seperti makanan yang terlalu
kering( dan keras), makanan yang
berbubuk/menyebabkan beresiko tersedak
2. Memberikan edukasi ke pasien dan keluarga
untuk menghindari / tidak mengkonsumsi makanan
yang meningkatkan keasaman pH : Seperti jus
lemon/jus jeruk atau jus tomat, kopi mrica, alkohol
3. Menghindari makanan yang Menimbulkan rasa
sakit pada kondisi inflamasi esophagus seperti
makanan pedas, makanan soft drink
4. Menghindari makanan dalam porsi besar
LANJUTAN…..
5. Hindari Coklat, Mint dan makanan tinggi lemak

6. 45 menit setelah makan, posisi badan dalam kondisi tegak

7. Hindari makan 2 – 3 jam sebelum tidur

8. Berhenti merokok
EVALUASI

1. Gambaran toleransi terhadap makanan


yang disediakan (bagaimana penerimaan
nya)
2. Kondisi status nutrisi sekarang
bandingkan dari sebelumnya
3. Timbang berat badan dan ukur IMT
4. Data Biokimia terkait nutrisi
GANGGUAN LAMBUNG
Penyakit pada lambung :

1. Dispepsia
2. Gastritis
3. Peptic ulcer
4. Gastric ulcer
5. Duodenal ulcer
DISPEPSIA

ADALAH RASA TIDAK ENAK PADA SALURAN CERNA


BAGIAN ATAS

Gejala dan tanda :

Sakit abdomen , epigastric soreness


Kembung → cepat kenyang , rasa penuh setelah
makan
Mual
Regurgitation
Sendawa
GASTRITIS

PENYEBAB :
1. Erosi permukaan mukosa
2. Terpapar sekresi asam lambung,
3. Bakteri
4. Inflamasi dan kerusakan jaringan

Gejala yang sering ditemui adalah Mual Muntah

Akibatnya pasien akan mengalami:


1. Asupan zat gizi yang inadekuat
2. Dehidrasi
3. Ketidakseimbangan asam basa
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan keseimbangan cairan berhubungan


dengan INTAKE cairan yang tidak adekuat

GEJALA DAN TANDA


• Adanya Gangguan fungsi Gatro Intestinal
• Penurunan BB yang tidak direncanakan
GASTRIC ULCER DAN DUODENAL ULCER
INTERVENSI

1. Hindari / berhenti merokok


2. Kurangi kafein, coklat dan teh
3. Hindari alcohol
4. Hindari merica
5. Hindari jus buah atau
makanan/minuman dg pH
rendah(asam) (hanya bila pasien
intoleransi)
6. Hindari makan porsi besar sebelum
tidur
7. Makan dalam Porsi kecil sering
INTESTINAL

GANGGUAN PADA INTESTINAL


ADALAH:

Diare
Konstipasi
Malabsorbsi
Diverticulitis
ETIOLOGI
OSMOTIC DIARE
Bila osmolalitas> 300 Osm/ L (hiperosmolaritas), maka
tubuh akan menarik air kelumen usus, yang berguna
untuk menetralkan osmolalitas.
Etiologi : mal digesti zat gizi, asupan sorbitol, fructose
berlebihan, enteral feeding, atau laksatif.
Kadang berhenti jika NPO
SECRETORY DIARE
yaitu Sekresi cairan dan elektrolit berlebihan di usus
halus
Tidak berhenti walaupun NPO
Etiologi : bakteri,protozoa, E coli
Pemberian antibiotik akan meningkatkan motilitas Gatro
Intestinal
GEJALA DAN TANDA
Tergantung volume dari Gatro Intestinal yang keluar dan
lamanya diare, bisa terjadi :

 Dehidrasi, ketidakseimbangan asam, basa elektrolit


 Hiponatremi, hipokalemi
 Dapat terjadi metabolik asidosis bila kehilangan terlalu
banyak ion bikarbonat
 Kelompok umur yang rawan adalah bayi dan lansia.

Diare kronis berdampak pada:


 Menurunnya nafsu makan yang menyebabkan gangguan
asupan makanan
 Waktu transit lebih pendek sehingga mempengaruhi
persiapan Gastro Intestinal untuk mencerna dan
absorbsi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Keseimbangan cairan elektrolit
berhubungan dengan hilangnya cairan yang berlebih

Intervensi GIZI :

1. Oral Rehidrasi Solution

2. Untuk Menurunkan motalitas usus, Hindari


laktosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, xylitol,
manitol, kafein, alkohol, dan Bahan Makanan yang
menimbulkan gas

3. Untuk Mengentalkan stool feces Berikan zat pati


atau sumber pectin seperti pisang, apel,dsb.
Lanjutan……

4. Menormalkan flora usus dengan Prebiotik dan


probiotik. Keduanya dapat mendorong absopsi air di
colon

5. Pemberian makanan normal secara bertahap dengan


diet low residu (rendahsisa)
KONSTIPASI
Adalah Feses yang mengeras, dengan frekuensi
defekasi yang jarang

Penyebabnya adalah Sebagai berikut :


1. Sering menahan diri bila akan defekasi
2. Makan yang kurang serat
3. Kurang intake cairan
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Konsumsi Obat: penggunaan laksatif, antidepresan,
antihistamin dan suplemen (besi, kalsium, vitamin) yang
kronis
6. Stres
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Konstipasi, berhubungan dengan asupan cairan dan
serat yang tidak adekuat

Intervensi :
Tujuan untuk Mencapai asupan serat yang cukup
Feces Normal

1. Pemberian serat bertahap sampai mencapai 25 –35 g/hr.


2. Pemberian Cairan dengan cukup minimum 2000 ml/hr
3. Pemberian Probiotik dan prebiotik
4. Kolaborasi dokter untuk Pemberian
Fructooligosacharide(FOS) yang
dapat melunakkan feses
MALABSORPSI
PENYEBAB:

1. Anatomi usus halus yang abnormal


2. Sekresi enzim, hormone dan empedu yang tidak
sesuai
3. Motilitas usus yang tidak sesuai
AKIBAT malbsorbsi :
Malabsorpsi akan beresiko terjadinya penurunan
berat badan, defisiensi vitamin dan mineral
MALABSORPSI LEMAK (STEARORRHEA)

Yaitu :
Kelebihan kandungan lemak dalam feses
Akibat penyakit atau pembedahan yang
mempengaruhi digesti dan absorpsi lemak

Normal 90 –98% diabsorbsi

Penyebab Malabsorbsi adalah :


 Sekresi empedu kurang, akibat penyakit hati
atau obstruksi empedu
 Insufisiensi pankreas
 Gangguan reabsorpsi garam empedu di distal
ileum
INTERVENSI

1. Menurunkan gejala malabsorpsi


lemak
2. Membatasi lemak 25 –50 g/ hr
3. Meningkatkan asupan kalori
INTOLERANSI LAKTOSA

Yaitu :
Intoleransi (tidak dapat menerima)
laktosa

INTERVENSI :
1. Membatasi laktosa
2. Bila sekunder karena penyakit berat,
maka free laktosa selama 4 minggu
3. Secara bertahap diberikan laktosa
TERIMA KASIH
NUTRISI SEBAGAI TERAPI PADA

GANGGUAN FUNGSI HEPAR


FUNGSI HATI
METABOLISME ZAT GIZI :
KARBOHIDRAT : Glikogenesis, glikogenolisis, glikoneogenesis
PROTEIN : Transaminasi, deaminasi, pembuatan factor pembekuan darah, albumin,
globulin, transferrin, dan lipoprotein
LEMAK : Oksidasi asam lemak, sintesa dan hidrolisa cholesterol, trigliserida,
Fosfolipid
PENYIMPANAN : Vitamin larut lemak, Vit B12, mineral Zn, Fe, Co, Mg
Pembentukan dan Ekskresi garam empedu, dan berbagai hormone
DETOXIFIKASI : Amonia menjadi urea dan racun lain
SIROSIS HATI
Sirkulasi mikro, anatomi dan seluruh system arsitektus hati mengalami
perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi fibrosis disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi
Sever Cirrhosis, Surface is very
Normal Healthy Liver nodular
DEFINISI

PROSES KRONIK ADANYA JARINGAN FIBROSIS


PADA HATI, DENGAN SEL HEPATOSIT
MENGALAMI REGENERASI
MANIFESTASI SIROSIS HEPATIS
GEJALA KLINIS

 ASITES
 SPLENOMEGALI
 PERDARAHAN VARISES
 ALBUMIN TURUN
 SPIDER NEVI
 ERITEMA PALMARIS
 VENA KOLATERAL
GANGGUAN METABOLISME PADA SIROSIS
HATI

 GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT


- HIPERGLIKEMIA
- INTOLERANSI GLUKOSA
- HIPOGLIKEMIA
 GANGGUAN METABOLISME LEMAK
 GANGGUAN METABOLISME PROTEIN
MASALAH
MALNUTRISI

 70 % PASIEN SH Mempunyai tanda tanda


malnutrisi energi dan protein

 Malnutrisi berhubungan dengan mortalitas


PENGKAJIAN

1. Identitas pasien
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Hepatitis, DM, Obat obatan, Hepatotoksik, alcohol
3. Riwayat Gizi : Asupan Nutrisi tidak adekuat
ANTROPOMETRI

 JIKA TIDAK ADA ASCITES : BB DAN TB


 JIKA ADA ASCITES : LINGKAR LENGAN ATAS, TEBAL LEMAK

ESTIMASI KELEBIHAN CAIRAN PADA ASCITES


 ASCITES RINGAN : 3 - 5 Kg
 ASCITES SEDANG : 7 – 9 Kg
 ASCITES BERAT : 14 – 15 Kg
BIOKIMIA

 SGOT DAN SGPT meningkat


 ALKALI FOSFATASE meningkat
 BILIRUBIN DIREK / INDIREK meningkat
 ALBUMIN / TOTAL PROTEIN menurun
 SDM menurun
 Kadar Amoniak
 NITROGEN BALANCE
 ELEKTROLIT
TANDA DAN GEJALA

 Lemah, tanda Anemia


 Ikterik, Ascites
 Gangguan Neurologi (gejala ansefalopati hepatic)
 Muscle Wasting (tanda kaheksia)
 Tanda Hipertensi portal
- Kehilangan sensasi cita rasa, mula, cepat kenyang, muntah, diare, dan konstipasi
- Kesulitan menelan, dan varices esofagus
FISIK KLINIK

 Lemah, tanda anemia


 Ikterik, Ascites
 Gangguan Neurologi (gejala ansefalopati hepatic)
 Muscle Wasting (tanda kaheksia)
 Tanda hipertensi portal
- Kehilangan sensasi cita rasa, mual, cepat kenyang, muntah, diare dan konstipasi
- Kesulitan menelan dan varices Esofagus
RIWAYAT PERSONAL

 RIWAYAT PENYAKIT : TERINFEKSI HEPATITIS VIRUS HEPATITIS B, C


 SUPLEMEN YANG DIKONSUMSI, KONSUMSI ALKOHOL, DAN SOSEK
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 1. Asupan Cairan berlebih berhubungan dengan retensi cairan abdomen (asites)


 2. Penurunan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan disfungsi hati
 3. Kurang pengetahuan tentang diet sirosis hati
TERAPI DIET

 DIET HATI ( 1 S/D 4 ) atau (1 s/d 3)


 NATRIUM DAN CAIRAN TERBATAS
 CARA PEMBERIAN : Tergantung keparahan penyakitnya
- Parenteral Nutrisi
- Enteral Nutrisi
- Makanan Biasa
KOLABORASI PEMESANAN DIET

 DIIT HATI I
Makanan cair tanpa protein
 DIIT HATI II
Makanan lunak rendah protein (0,5 g/kgBB/h)
 DIIT HATI III
Makanan lunak cukup protein (1 g/kg BB/h)
(Sirosis hati yang nafsu makannya sudah baik)
 DIIT HATI IV
Makanan lunak/biasa tinggi protein (1,5 g/kg BB/hari)
MONITORING EVALUASI

 ANTROPOMETRI : LLA, BB, dan lingkar perut


 FISIK KLINIS : Asites, Oedema, Tekanan Darah, dan Hematemesis Melena
 LABORATORIUM : Albumin, Hb, AST, ALT
 Ketaatan Diet
 Perubahan Kebiasaan
 Pengetahuan tentang Diet Sirosis Hepatis
PENDIDIKAN GIZI

 Makanan porsi kecil, dan adanya makanan selingan


 Pembatasan protein
 Memberikan makanan yang sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan
 Mengurangi makanan pedas
NUTRISI SEBAGAI TERAPI PADA

GANGGUAN FUNGSI KANDUNG


EMPEDU
KANDUNG EMPEDU

 Fungsi Kandung Empedu : Tempat memekatkan,


menyimpan, dan mengeluarkan empedu yang diproduksi
oleh hati yang disalurkan melalui kanalikulibilier, ductus
biliaris, ductus hepatica dan ductus sistikus
 Komposisi utama empedu : Kolesterol, Bilirubin, dan garam
empedu
KOLELITIASIS

 Batu Empedu : Terjadi apabila


kolesterol, pigmen empedu dan
garam empedu mengendap
 Gejala : rasa sakit, sebah, mual,
demam, muntah dan ikterik
 Terapi : Diet rendah lemak, obat
obatn dan Tindakan pembedahan
 Setelah pembedahan, diet bisa
Kembali pada diet reguler
FAKTOR RISIKO PENYAKIT KENDUNG
EMPEDU

 Obesitas
 Usia lanjut, Wanita, Pola hidup, Pola
Makan
 Gangguan keseimbangan hormonal
(Estrogen, Progesteron, insulin)
 Penggunaan Obat Kolestiramin
 Penggunaan Kontrasepsi oral dalam
jangka waktu lama
 Kurang makan sayur
KOLESISTITIS

 Infeksi pada kandung empedu disebabkan


oleh bakteri, infeksi tonsil dan infeksi usus
buntu
 Gejala : rasa sakit, mual, muntah, anoreksia,
kembung dan Jaundice
TUJUAN DIET CHOLESISTITIS

 Memberikan makan sesuai kondisi pasien, penurunan berat badan


yang cepat tidak dianjurkan karena dapat membentuk batu empedu
 Membatasi asupan makan untuk menghindari Flatulence
 Mencegah timbulnya obstruksi saluran empedu, kanker, dan
pankreatitis
TERAPI DIET CHOLESISTITIS AKUT

 Diet Rendah lemak (30 -45 g lemak/hari)


 Hindari makanan ber gas (perut begah, peristaltic meningkat, iritasi)
TERAPI DIET CHOLESISTISI KRONIS

 Long term low fat diet (25 – 30% dari total kalori )
 Protein 1 g/kg BB
 Energi sesuai kondisi pasien
 Makanan tinggi karbohidrat dan serat (Untuk mengikat asam asam empedu)
 Tingkatkan asupan vitamin C
 Asupan suplemen Seng, dan Vitamin E dalam jumlah cukup untuk mencegah kanker
kandung Empedu
JENIS DIET RENDAH LEMAK

 Diet Rendah Lemak 1


Makanan tanpa lemak, Bahan makanan yang diberikan berupa buah dan minuman manis
 Diet rendah Lemak 2
Bentuk makanan cincang, lunak, biasa atau tergantung toleransi pasien
 Diet Rendah Lemak 3
Bentuk makanan lunak atau biasa
BAHAN MAKANAN YANG TIDAK
DIANJURKAN

 Makanan dan daging yang berlemak, gorengan, dan makanan yang mengandung gas
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka
DIET RENDAH LEMAK

 1. Mencapai berat badan normal


 2. Mengurangi rasa sakit, dengan jalan mengurangi asupan lemak
 3. Mencegah Defisiensi vitamin larut lema
 4. Mencegah atau mengurangi kembung
PADA KEADAAN AKUT

 Puasa pada serangan akut, menghindari penggunaan nutrisi parenteral total dalam
jangka lama
 Diet oral bebas lemak pasca serangan akut
 Kemudian lemak dinaikkan tidak lebih dari 10% total kebutuhan energi seharinya
DALAM KEADAAN KRONIS

 Rendah lemak diberikan 20 % total kebutuhan energi sehari


 Rendah Kolesterol : 200 – 300 mg/hari
 Energi dibatasi bila pasien terlalu gemuk
 Protein cukup
 Makanan yang menimbulkan gas dibatasi
 Suplemen Vitamin larutan lemak
PASCA KOLESISTEKTOMI

 Empedu yang dihasilkan oleh hati akan diekskresikan langsung ke usus halus
 Stimulasi produksi empedu memerlukan waktu adaptasi kurang lebih 6 bulan
 Sedini mungkin nutrisi enteral bila bising usus positif
 Diet rendah lemak selama masa adaptasi
GIZI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
PENGELOLAAN PENDERITA DIABETES

 Edukasi Diabetes kepada pasien & keluarga


 Terapi gizi medis
 Perubahan gaya hidup: aktifitas fisik,
menejemen stress, jumlah jam tidur, rekreasi
 Intervensi farmakologis
LATAR BELAKANG PENGATURAN MAKAN

 Merupakan pilar utama terapi diabetes.


 Konsumsi makanan berakibat langsung akan 
atau  gula darah.
 Masalah utama: kepatuhan diit.
 American Diabetes Association (ADA, 1994)
merekomendasi: terapi gizi medis.
 Pendekatan tim: dokter, ahli gizi, perawat,
petugas kesehatan lain + pasien  mencapai
kontrol metabolik yang baik
TUJUAN PENGATURAN MAKAN

 Menormalkan kadar gula darah: baik hiperglikemi &


hipoglikemi  sehingga seimbang asupan, aktifitas
fisik & terapi medik .
 Mencapai BB normal: yang obese & kurus  energi
adekuat.
 Menormalkan lipida darah
 Memperbaiki KU  aktifitas normal.
 Mencegah/ memperlambat komplikasi.
 Anak: mencapai tumbuh kembang optimal.
 Tingkatkan kesehatan umum: melalui gizi optimal.
KLASIFIKASI STATUS GIZI
IMT= BB/ TB2
Asia
Gizi kurang < 18.5

Gizi baik 18.5 – 22.9

Overweight 23.0 - 26.9

Obese 27.0 – 29.9

Sangat gemuk  30
PENGATURAN MAKAN
 Kebutuhan berbeda tiap individu
 Fasilitasi keluhannya
 Faktor yang perlu diperhatikan:
 Status ekonomi
 Kebutuhan nutrisi
 Makanan kesukaan (food preferences)
 Jenis dan jadwal kerja
 Agama, budaya, dan adat istiadat
 Aktifitas fisik
3J
 Jadwal makan
 Makanan utama
 Makanan selingan
 Jumlah
 Energi (kcal)
 Protein, lemak, zat gizi lain
 Jenis makanan
 Makanan bebas
 Jenis tertentu terbatas
SYARAT DIET
1.Kebutuhan kalori
- Cukup untuk mempertahankan BB, pertumbuhan,
dan perkembangan
- Jumlah kalori sesuai dengan BB, umur, jenis kelamin
dan aktivitas
Penentuan kebutuhan kalori :

BB
BBR % = x 100 % BB = Berat Badan
TB – 100 TB = Tinggi Badan

Kurus (underweight) : BBR < 90% kebut. Kal : BB X 40 – 60 kal/hari


Normal (ideal) : BBR 90 – 110% kebut. Kal : BB X 30 kal / hari
Gemuk (overweight) : BBR > 110% kebut. Kal : BB X 20 kal / hari
Obes : BBR > 120% kebut. Kal : BB X 10 – 15 kal / hari
Syarat Diet
1. Pola pemberian makan
3 X makanan utama
3 X makanan selingan
Interval 3 jam
Pembagian kalori :
- makan pagi : 20% total kalori
- makan siang dan malam @ 25% total kalori
- makanan selingan @ 10% total kalori
Khusus untuk bulan puasa :
Makan pagi + selingan pagi makan buka puasa
Makan siang sesudah taraweh
Selingan sore mau tidur malam
Makan malam + selingan malam makan saur

Tertib 3 J (jadwal, jenis, jumlah)


SYARAT DIET

2. Karbohidrat

Konsensus DM 60
– 70 % total kalori
SYARAT DIET
3. Protein
Konsensus DM : 10 – 15 %
total kalori
Syarat Diet

4. Lemak
Konsensus DM : 20 – 25 % total kalori

5. Vitamin dan mineral


Seperti populasi umum kecuali pada DM HT
Natrium dibatasi

6. Serat
Kandungan serat + 25 g/hr

7. Gula
Tidak lebih 5 % dari total kalori/hr
SERAT MAKANAN & DIIT DIABETISI

 Serat makanan:  gula darah 2jpp.


 Memperlambat pencernaan & absorbsi
 Memperbaiki sensitifitas reseptor insulin

 Insulin yang ada lebih efisien

 Pengamatan: jeruk segar lebih baik dari juice; roti


tinggi serat lebih baik dari roti putih.
PENGATURAN DIIT SAAT SAKIT

 Akut:
insulin meningkat , intake menurun.
 Konsumsi gula (juice buah & minuman ringan)
boleh, terutama bila asupan makan kurang.
 Orange juice (sumber K) & soup (sumber Na) 
jika kehilangan elektrolit.
DIIT DM DI BULAN RAMADHAN
 Syarat penderita:
 Pengobatan tanpa injeksi insulin
 Gula darah 2jpp < 200mg/ dl
 Distribusi makanan:
 30% energi untuk buka puasa
 25% energi untuk makan sehabis taraweh
 25% untuk sahur
 10% selingan sebelum tidur malam & sesudah
sahur
BANYAK MAKAN SAYUR BAIK UNTUK
DIABETISI
SAYURAN & BUAH SUMBER
ANTIOKSIDAN
BUAH-BUAHAN BAIK SEBAGAI SNACK
KONSELING GIZI

 Tekankan makan & snack teratur.


 Atur diri sendiri: mengatasi stress, makan di
luar rumah, pesta, kenduri, olah raga, label
makanan.
 Aktif support group, modifikasi perilaku &
konseling gizi.
 Perubahan kecil bertahap self-esteem .
 Modifikasi diit tahap demi tahap lebih baik
dari pada sesaat saja
PERLU DIMONITOR:
1. Berat Badan  BB memadai
2. Tercapainya kontrol metabolik

Macam pemeriksaan Baik Sedang Buruk


Glukosa darah Puasa(mg/dl) 80-109 110-125 >126
Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 80-144 145-179 >180
A1C ( % ) <6.5 6.5-8 >8
Kolesterol Total (mg/dl) <200 200-239 >240
Kolesterol LDL (mg/dl) <100 100-129 >130
Kolesterol HDL (mg/dl) >45
Trigliserida <150 150-199 >200
Tekanan Darah <130/80 130-140/80-90 >140/90
SEPULUH PETUNJUK HIDUP SEHAT DIABETISI
 Glucose :  batasi gula : too much sugar is disease
 Lipid :  usahakan diserable-lipid triad,
 Uric acid:  batasi makanan tinggi purin u/ cegah hiperurisemia & agregasi
trombosist

 Cigarette :  stop merokok

 Obesity:  cegah kegemukan: IMT< 25

 Stress:  Stress tidur min 6 jam sehari u/ redam stress

 Alcohol abuse:  Alcohol abuse: stop minum alcohol

 Hypertension  Hypertension: cegah konsumsi garam berlebih

 Inactivity:  Inactivity: gerak badan teratur

 Regular check-up  Regular check-up terutama u/ usia > 40 tahun

 Kumur2 sesudah  Kumur2 sesudah makan : sisa mak. sbg sumber infeksi
makan
GIZI PADA IBU MENYUSUI
KEBUTUHAN ZAT GIZI
IBU MENYUSUI
ZAT GIZI WANITA IBU MENYUSUI IBU MENYUSUI
DEWASA 0 – 6 BULAN 7 – 12 BULAN
TIDAK
MENYUSUI
Energi (Kalori) 2200 + 700 + 500
Protein (Gram) 48 + 16 + 12
Vitamin A (RE) 500 + 350 + 300
Vitamin C (mg) 60 + 25 + 10
Besi (gram) 26 +2 +2
Yodium (𝜇) 150 + 50 + 20
Kalsium (mg) 500 + 400 + 400

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, dalam Badriah, 2011
Perbandingan makanan pada Wanita
Tidak hamil, Hamil, dan Menyusui
JUMLAH PORSI
Kelompok Makanan Tidak Hamil Hamil Menyusui
Protein
• Hewani (60 gram) 1 2 2
• Nabati 1 2 2
Susu dan olahannya 2 4 4-5
Roti dan biji bijan 4 4 4
Buah dan Sayuran
• Buah Kaya Vitamin C 1 1 1
• Sayur hijau tua 1 1 1
• Sayur, buah lain 2 2 2
ENERGI
 KEBUTUHAN ENERGI IBU
60 – 70 % KARBOHIDRAT
10 – 20 % PROTEIN
20 – 30 % LEMAK
KEBUTUHAN ENERGI IBU MENINGKAT 500 – 700 KALORI, DENGAN
DEMIKIAN JIKA IBU BIASA MAKAN 3 KALI SEHARI, BISA MENJADI 4 KALI.

MENINGKATNYA KEBUTUHAN KALORI KARENA IBU HARUS MENGELUARKAN


600 - 750 CC ASI.

TIAP 100 CC ASI = MAMPU MEMASOK 67 – 77 KALORI


PROTEIN
 Setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein,
sehingga selama menyusui ibu membutuhkan
tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.
 Jika kebutuhan protein tidak terpenuhi dari
makanan, maka protein diambil dari protein ibu
yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu
menjadi kurus dan setelah menyusui akan menjadi
lapar.
LEMAK
 LEMAK TIDAK JENUH DIPERLUKAN DALAM
PEMBENTUKAN ASI
 ASAM LEMAK TAK JENUH DIPERLUKAN DALAM
PERKEMBANGAN OTAK DAN PEMBENTUKAN
RETINA
VITAMIN DAN MINERAL
 VITAMIN DAN MINERAL DIPERLUKAN DALAM
JUMLAH YANG SEDIKIT
 VITAMIN A : HATI, SAYURAN HIJAU TUA, SAYURAN
KUNING
 VITAMIN D : SINAR MATAHARI
 VITAMIN C : BUAH BUAHAN
 VITAMIN B : SAYURAN HIJAU TUA & DAGING
MINERAL
 MINERAL YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH ZAT
BESI, KALSIUM, DAN ASAM FOLAT
 SUMBER ZAT BESI : HATI, TELUR, DAN SAYURAN
HIJAU TUA
 KALSIUM BAGI IBU MENYUSUI KEBUTUHANYA 400
MG/HARI. KEKURANGAN KALSIUM PADA IBU
MENYUSUI DAPAT MENGAKIBATKAN KEHILANGAN
KALSIUM PADA TULANG IBU, DAN GANGGUAN
PEMBENTUKAN TULANG PADA BAYI
KEBUTUHAN AIR
 KEBUTUHAN AIR SELAMA PROSES MENYUSUI
BERTAMBAH SEKITAR 200 CC PER HARI, TERLEBIH
PADA IBU YANG SIBUK DAN GEMUK
 KEBUTUHAN MINUM AIR ADALAH 8 – 10 GELAS
PER HARI DENGAN TAMBAHAN MINUM SUSU
MENYUSUI TIAP HARI.
JENIS MAKANAN YANG HARUS
DIBATASI BAGI IBU MENYUSUI
 DURIAN DAN NANGKA
Durian dan Nangka memiliki kadar glukosa yang
tinggi sehingga perlu dibatasi. Ibu akan meningkat
kadar gula darahnya, sehingga mengganggu sirkulasi
ibu.
Durian dan nangka mengandung alkohol, jika
dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan bayi
rewel, hiperaktif atau sebaliknya LESU
 KOPI
Boleh dikonsumsi, tetapi perlu dibatasi hingga tidak
lebih dari 2 cangkir perhari. Jika lebih dari itu
dikhawatirkan zat kafein ikut terminum oleh bayi
melalui ASI. Kafein dapat menyebabkan metabolisme
bayi meningkat, akibatnya jantung bayi berdenyut
lebih cepat, ginjal bekerja lebih keras, dan air kencing
lebih banyak
 TEH

Minum teh bagi ibu menyusui harus dibatasi tidak


lebih dari 3 cangkir perhari. Teh mengandung tanin
yang berefek penurunan pada penyerapan zat gizi
bayi.
 TAPE
Tape mengandung alkohol dan tinggi kalori

 FOOD ALERGEN
Makanan yang menyebabkan alergi biasanya
makanan yang mengandung protein tinggi seperti
cumi cumi, udang. Jika setelah mengkonsumsi ASI
menyebabkan kulit bayi merah dan gatal, maka ibu
harus menghentikan dahulu konsumsi makanan
tersebut
 MAKANAN PEDAS
Jika membuat ibu mulas dan diare, maka hentikan
 MAKANAN KALENG

Makanan dan minuman kaleng dapat menyebabkan


kandungan zat gizi seperti protein berubah, yang
memungkinkan bayi mengalami alergi
OBAT – OBATAN
Mengkonsumsi obat harus dengan resep dokter

 PENGGUNAAN SUPLEMEN
Tidak diperlukan jika makanan ibu seimbang,
Suplemen hanya memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral, sedangkan kebutuhan gizi utama lainnya
tetap tidak terpenuhi.
PENUTUP
 Kualitas dan kuantitas ASI dipengaruhi oleh asupan
zat besi zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu selama
hamil dan menyusui. Ibu dengan kekurangan gizi
kronis menghasilkan ASI dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih rendah.
PENUTUP
 Ibu menyusui harus mengkonsumsi makanan dalam
jumlah yang cukup dengan susunan makanan yang
seimbang. Dan penggunaan jenis bahan makanan
yang beranekaragam
TBC
Penyakit Tuberkulosis
Pengertian
TBC merupakan suatu penyakit
yang tergolong dalam infeksi
yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa
Penyebab TBC
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA).
Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan
oleh seseorang yang bernama Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk
mengenang jasa beliau maka bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch
Mikobakterium
tuberkulosa
Cara Penularan TBC
Penderita TBC Udara yg t’cemari Penderita
batuk Mikobakterium Baru
Tuberculosa
Sistem imun Masuk &
rendah berkembang

Paru-paru

menyebar

Infeksi otak,ginjal,saluran cerna, akibatnya


Pembuluh darah
Tulang, kelenjar getah bening
Contoh Hasil Rontgen Pada
Penderita TBC
Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus.
Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC
adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si
penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-
kasus baru.
Gejala umum (Sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu
(dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus (Khas)
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena,
bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran
yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus
paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala
seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
Penegakan Diagnosis pada TBC
Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular
penyakit TBC, Maka ada beberapa hal pemeriksaan
yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa
yang tepat antara lain :

- Anamnesa baik terhadap pasien maupun


keluarganya.
- Pemeriksaan fisik secara langsung.
- Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan
otak).
- Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
- Rontgen dada (thorax photo).
Faktor Yang Berpengaruh
Berkembangnya penyakit TBC di
Indonesia
1. memburuknya kondisi sosial ekonomi
2. belum optimalnya fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat
3. meningkatnya jumlah penduduk yang
tidak mempunyai tempat tinggal
4. daya tahan tubuh yang lemah/menurun
5. virulensi dan jumlah kuman yang
memegang peranan penting dalam
terjadinya infeksi TBC.
Tes Mantoux

hasil positif, yang dinilai adalah indurasi atau penebalan,


positif : > 15 mm sudah BCG,
positif : > 10 mm bila belum BCG,
Kesalahan sering terjadi adalah tanda kemerahan
dianggap positif.
TES MANTOUX
GIZI DIET PADA TB PARU

 Terapi Diet untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru adalah:

1. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai


berat badan normal.

2. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar


albumin serum yang rendah (75-100 gr).

3. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.

4. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.

5. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.


PROBLEM GIZI

Etiologi
Problem
(berkaitan dengan)
asupan makan oral keadaan fisiologis pasien
tidak adekuat yang TB Paru
peningkatan kebutuhan keadaan fisiologis pasien
energi dan protein yang TB Paru, Anemia
dan Hipoalbumin
penurunan berat badan adanya infeksi pada
ang tidak direncanakan pasien
TUJUAN PELAYANAN GIZI
PRINSIP DIET TB PARU
MASALAH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai