Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOTERAPI II

DIARE DAN KONSTIPASI

Kelompok 4 :
Anastasia W
Novi M
Krisnal S
Virginia T
DIARE
DEFINISI DIARE

 Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan


buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
lembek sampai mencair yang mungkin dapat
disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah
(WHO, 2017).
 Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes, 2011)
PATOFISIOLOGI DIARE
Peradangan akan terjadi
* meningkatnya motilitas dan 1 2 penurunan kemampuan
cepatnya pengosongan pada intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan
intestinal merupakan akibat elektrolit serta bahan-
dari gangguan absorbsi dan bahan makanan
ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan

cairan sodium potassium dan


bikarbonat berpindah dari
rongga ekrtraseluler ke dalam
tinja sehingga mengakibatkan
dehidrasi dan dapat terjadi
asidosis metabolic
ETIOLOGI DIARE
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral dan parenteral
Infeksi bakteri Infeksi virus Infeksi
parasit

2. Faktor Malabsorpsi
 Malabsorbsi karbohidrat. : Disakarida
(intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa
dan galaktosa).
 Malabsorbsi lemak  Malabsorbsi protein.

3. Faktor Makanan :
Makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan.

4. Faktor psikologis
rasa takut dan lemas
MANIFESTASI KLINIK DIARE

70 % Diare karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,


tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang
berlangsung beberapa waktu tanpa pengulangan medis yang adekuat
dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan pada tubuh
yang mengakibatkan ranjatan hipovolemik atau karena gangguan
kimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Kehilangan cairan
dapat menyebakan haus, berat badan menurun, mata menjadi
cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turtor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air
yang isotonik. Kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas
50 % berkurang, yang mengakibatkan penurunan pH darah.
DIAGNOSIS DIARE
-Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi
yang terjadi pada pengidap.
-Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
-Pemeriksaan tambahan, seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika
terdapat dugaan penyakit yang lebih serius.
TERAPI NON FARMAKOLOGI DIARE

Pencegahan Diare dapat


diupayakan melalui berbagai cara
umum dan khusus/imunisasi.
Termaksut cara umum antara lain
adalah peningkatan higiene dan
sanitasi karena peningkatan
higiene dan sanitasi dapat
menurunkan insiden diare, jangan
makan sembarangan terlebih
makanan mentah, mengonsumsi
air yang bersih dan sudah direbus
terlebih dahulu, mencuci tangan
setelah BAB dan atau setelah
bekerja.
TERAPI FARMAKOLOGI DIARE
- Enkefalin : Mengatur perpindahan cairan melewati mukosa dengan
merangsang proses penyerapan.
Kelemahan :
• Ketergantungan pada penggunaan jangka panjang
• Dapat memperburuk kondisi diare pada diare yang disebabkan infeksi
tertentu.
- Loperamid : Opioid sintetik dari kelompok piperidin. •Antisekretori
(menghambat protein pegikat kalsium (kalmodulin), yang mengontrol
sekresi klorida).
KONSTIPASI
DEFINISI KONSTIPASI
Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang normal pada seseorang,
disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya
feses yang sangat keras dan kering

Konstipasi adalah Suatu penurunan frekuensi defekasi yang tidak teratur


disertai dengan mengejan saat defekasi, dengan kesulitan keluarnya feses yang
sangat keras dan berbentuk dapat menimbulkan nyeri pada rektum
PATOFISIOLOGI KONSTIPASI

Dorongan untuk defekasi secara normal dirangsang oleh distensi


rektal melalui empat tahap kerja, antara lain:

1. Rangsangan refleks penyekat rektoanal.


2. Relaksasi otot sfingter internal.
3. Relaksasi otot sfingter external
4. Otot dalam region pelvik, dan peningkatan tekanan
intraabdomen).
ETIOLOGI KONSTIPASI
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan
keinginan untuk defekasi dapat menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk
hewani dan karbohidrat murni (makanan penutup yang
berat) sering mengalami masalah konstipasi, karena
bergerak lebih lambat didalam saluran cerna. Asupan cairan
yang rendah juga memperlambat peristaltik.
3. kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan konstipasi.
4. Obat penenang
5. Lansia
6. Kelainan saluran GI
7. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon
8. Peningkatan stres psikologi.
9. Penyakit-penyakit organik.
10. Umur
MANIFESTASI KLINIK KONSTIPASI
1. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena
tumpukan tinja
2. Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap
daripada biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya
3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang,
kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut
terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai
sakit akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
6. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk
daripada biasanya
7. Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu
transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari
sekali atau lebih).
8. Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
DIAGNOSIS KONSTIPASI

- Pemeriksaan fisik pada konstipasi sebagian besar tidak mendapatkan kelainan


yang jelas. Namun demikian pemeriksaan fisik yang teliti dan menyeluruh
diperlukan untuk menemukan kelainan yang berpotensi mempengaruhi fungsi
usus besar.
- Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi geligi, adanya luka pada
selaput lendir mulut dan tumor yang dapat mengganggu rasa pengecap dan
proses menelan.
- Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran perut, peregangan atau tonjolan.
Perabaan permukaan perut untuk menilai kekuatan otot perut. Perabaan lebih
dalam dapat mengetahui massa tinja di usus besar, adanya tumor atau pelebaran
batang nadi. Pada pemeriksaan ketuk dicari pengumpulan gas berlebihan,
pembesaran organ, cairan dalam rongga perut atau adanya massa tinja.
- Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor risiko
konstipasi seperti gula darah, kadar hormon tiroid, elektrolit, anemia akibat
keluarnya darah dari dubur.
TERAPI NON FARMAKOLOGI KONSTIPASI
50 %
a. Latihan usus besar: Melatih usus besar adalah suatu bentuk
latihan perilaku yang disarankan pada penderita konstipasi
yang tidak jelas penyebabnya

75 %
b. Diet: Peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama
pada golongan usia lanjut. Data epidemiologis menunjukkan
bahwa diet yang mengandung banyak serat mengurangi angka
kejadian konstipasi dan macam-macam penyakit gastrointestinal
lainnya, misalnya divertikel dan kanker kolorektal.

90 %
c. Olahraga: Cukup aktivitas atau mobilitas dan
olahraga membantu mengatasi konstipasi jalan kaki
atau lari-lari kecil yang dilakukan sesuai dengan
umur dan kemampuan pasien.
TERAPI FARMAKOLOGI KONSTIPASI
- Misoprostol (analog sintetik prostaglandin E1) : Misoprostol dpt
mempercepat waktu transit pada kolon dan menstimulasi sekresi air
dan elektrolit pada usus
- Metoklopropamid (antagonis dopamin) Reseptor dopamin ada di GIT :
di perut, pankreas, bagian bawah GIT Inhibisi sekresi dopamin →
meningkatkan pelepasan asetilkolin di ujung saraf → meningkatkan
motilitas dan peristaltik pencernaan
- Docusate Sodium : yang bekerja dengan membantu pencampuran air
dan lemak yg terdapat dalam saluran cerna → dg meningkatkan
sekresi air dan elektrolit di usus kecil dan besar.
- Bisakodil (Dulcolax tablet 10 mg, Dulcolax suppositoria 10 mg, 5 mg :
Bekerja lsg pd usus besar (memperkuat peristaltik)
arig
GRAC a tou
I AS g ozai
THANK YOU ma s
a su u
a to u g ozaim
ar ig GRACIAS

THANK YOU arigatou gozaimasu


THANK YOU
TERIMA KASIH
as u
z aim
u

go
aimas

U
t ou
YO
THANK YOU a
arig
K
AN

GRACIAS
u goz

TH
o
arigat
Sesi tanya jawab:
1. Charly watung :
- Di etiologi diare ada factor infeksi,yang di infeksi enteral dan parenteral ada
infeksi bakteri. Boleh berikan contoh bakteri?
- Di Diagnosis diare,apa itu sigmoidoskopi dan kolonoskopi?
jawaban:
1. Anastasia Walukow:
- contoh bakteri: vibrio,E.coli, salmonella,shigella,campylobacter
-sigmoidoskopi adalah tes untuk memeriksa bagian ujung usus besar
termasuk kolon sigmoid,rectum,dan anus.
kolonoskopi adalah prosedur mendeteksi luka,iritasi,polip atau kanker
pada usus besar

2. Martina laloan : Apa dpe penyebab diare pada balita ? dan bagaimana cara mo
mengobati diare pada balita dibawah 1 tahun?
jawaban:
2. ka Novi Mehingko:
penyebab: batita mengalami diare-Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang
sudah mengonsumsi MPASI-alergi terhadap makanan dan intoleran terhadap susu sapi
cara mengobati:
- memberikan ASI atau cairan elektrolit (Oralit)- memberikan suplemen zink- memberikan
probiotik

Anda mungkin juga menyukai