Anda di halaman 1dari 39

DIARE

Oleh : Fery Lusviana Widiany


Definisi

 Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya


frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari)
disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja,
2007).
 Diare didefinisikan sebagai berak cair tiga kali atau
lebih dalam sehari semalam. Berdasarkan waktu
serangannya terbagi menjadi dua, yaitu diare akut (<
2 minggu) dan diare kronik (≥ 2 minggu) (widoyono,
2008).
Etiologi

 Virus: Rotavirus.
 Bakteri: Escherichia coli, Shigella sp dan Vibrio
cholerae.
 Parasit: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan
Cryptosporidium.
 Makanan (makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu
banyak lemak, sayuran mentah dan kurang matang).
 Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein.
 Alergi: makanan, susu sapi.
 Imunodefisiensi.
Gejala
 Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu
badannya pun meninggi.
 Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
 Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan
cairan empedu.
 Anusnya lecet.
 Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang.
 Muntah sebelum atau sesudah diare.
 Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
 Dehidrasi.
Patofisiologi

 Proses terjadinya diare dapat disebabkan beberapa


faktor (hidayat, 2006) :
 Faktor infeksi

Kuman masuk Hipersekresi elektrolit


Toksin dalam dinding (isi rongga) usus
dan berkembang usus halus meningkat
dalam usus
Faktor malabsorpsi

Tekanan osmotik
meningkat Pergeseran air dalam
elektrolit ke rongga
usus
Isi rongga usus
meningkat
Faktor makanan

Kemampuan absorbsi
Hiperperistaltik menurun

Toksin tidak dapat


diabsorbsi
Faktor psikologi

Kemampuan
Hiperperistalti
absorpsi Diare
k
menurun
Komplikasi

a. Gangguan elektrolit
1) Hipernatremia : edema otak
2) Hiponatremia sering terjadi pada anak dengan shigellosis dan
pada anak malnutrisi berat edema
3) Hiperkalemia
4) Hipokalemia : kelemahan otot, paralitik ileus, gangguan fungsi
ginjal dan aritmia jantung
5) Kegagalan upaya rehidrasi oral, misalnya pengeluaran tinja cair
yang sering dengan volume banyak, muntah yang menetap,
tidak dapat minum, kembung dan ileus paralitik serta
malabsoprsi glukosa
c. Kejang, biasanya pada anak yang mengalami dehidrasi
Penatalaksanaan

A. Penggantian Cairan dan Elektrolit


1) Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5
gram natrium klorida, 2,5 gram natrium bikarbonat, 1,5
gram kalium klorida, dan 20 gram glukosa per liter air.
2) Jika sediaan secara komersial tidak ada, cairan
rehidrasi oral pengganti dapat dibuat dengan
menambahkan . sendok the garam, . sendok teh baking
soda, dan 2-4 sendok makan gula per liter air.
3) Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk
mengganti kalium.
B. Antibiotik

 Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala


dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses
berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi
dan kontaminasi lingkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada
pelancong, dan pasien immunocompromised
C. Obat Anti Diare

1) Kelompok Opiat
 Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid
HCl, serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat.
Penggunaan kodein adalah 15-60 mg 3x sehari,
loperamid 2-4 mg/3-4 kali sehari. Efek kelompok obat
tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan
absorbsi cairan, sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi frekuensi diare
 Obat ini tidak dianjurkan pada diare akut dengan
gejala demam dan sindrom disentri.
2) Kelompok Absorbent

 Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat,


pektin, kaolin, atau smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat menyerap bahan
infeksius atau toksin. Melalui efek tersebut, sel
mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-
zat yang dapat merangsang sekresi elektrolit.
Kelompok probiotik

 Kelompok probiotik terdiri dari Lactobacillus dan


Bifi dobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila
meningkat jumlahnya di saluran cerna akan
memiliki efek positif karena berkompetisi untuk
nutrisi dan reseptor saluran cerna. Untuk
mengurangi/ menghilangkan diare harus diberikan
dalam jumlah adekuat
DIARE AKUT

Definisi :

 Diare: Buang air besar lebih dari 3 kali sehari


dengan konsistensi cair
 Diare akut: Diare yang terjadi 1-7 hari
Penyebab :
 Rotavirus
 ETEC
 Shigella
 Campylobacter jejuni
 Cryptosporidium
 V Cholera
 Salmonella
 Amuba
 EPEC
Epidemilogi
 Orofecal
 Perilaku buruk : tidak ASI eksklusif
 Susu botol
 Cara menyimpan makanan
 Air tercemar
 Tidak mencuci tangan
 Membuang tinja sembarangan
Epidemiologi
 Kurang gizi
 Campak
 Immunodefisiensi
 Umur
 Musiman
Patogenesis
 Gangguan absorbsi
 Gangguan sekresi
 Gangguan osmotik
Dehidrasi
 Adalah kekurangan cairan tubuh

Macam dehidrasi :
1. Tak ada dehidrasi
2. Dehidrasi tak berat
3. Dehidrasi berat
Pengelolaan dehidrasi
 Tanpa Dehidrasi : beri cairan sebanyak mungkin,
25-50 cc tiap kali diare
 Dehidrasi tidak berat : 75 cc/kg/bb dalam 6 jam per
oral
 Dehidrasi berat : 100 cc/kg/bb dalam 6 jam
Terapi
 Rotavirus : tak ada obatnya
 Bakteri : antibiotik
 Parasit : antiparasit
DIARE KRONIK

Definisi :

Terdapat 2 terminologi :
 1. Diare kronik  Diare yang berlangsung lebih

dari 14 hari dengan penyebab non infeksi

 2. Diare persisten  Diare yang berlangsung lebih


dari 14 hari dengan penyebab infeksi
Penyebab
 1. Anatomi : megacolon, Short Bowel syndrome,
stenosis, malrotasi, megakistik, mikrokolon,
sindrom hipoperistaltik, limangiektasi intestinal
 2. Infeksi : virus, bakteri, infestasi cacing, giardia,
kriptosporidium
 3. Infeksi ekstraintestinal : infeksi saluran kemih,
sepsis
Penyebab
4. Intoleransi laktosa, intoleransi monosakarid
5. Intoleransi protein: intoleransi protein susu sapi,
intoleransi susu kedele
6. Kistik fibrosis
7. Sindrom Shwachman’s
8. Kesalahan dalam absorpsi : defisiensi sukrose-
isomaltase, malabsorpsi glukose-galaktose, diare
kongenital klorida, defek kongenital Na,
malabsorpsi asam empedu primer. Defisiensi laktase
kongenital
Penyebab
9. Inflammatory Bowel Disease: enteroklolitis
nekrotikans, kolitis ulseratifa, penyakit Crohn’s,
enterokolitis pseudomembran, gastroenteritis
eosinofilik
10. Hormonal dan peptida: neuroblastoma,
ganglioneuroma, sindroma Zollinger-Ellison,
tumor VIP-secreting. Sindroma MEN,
Mastositosis
Penyebab
11. Kelainan endokrin : insufisiensi adrenal, sindroma
adrenogenital, tirotoksikosis
12. Lain2 : histiositosis X, penyakit celiac,
abetalipoproteinemia, penyakit retansi chilomikron,
enteropati acrodermatitis, defisiensi enterokinase,
penyakit Wolmas’s, atrophy mikrovillus congenital,
enterokolitias sistika suprefisialis dengan fibrosis
hepatis kongenital, enterokolitis lain
Penyebab
13. Defek immun: immunodefisiensi berat, defisiensi
IgA, penyakit granulomatous khronik,
kandidiasis mukokutaneus khronis, AIDS,
enterokolitis autoimmun dengan manifestasi
autoimmun ekstraintestinal
Gejala klinis
 Berlangsung lebih dari 2 minggu
 Bisa disertai dengan dehidrasi dari berbagai
tingkatan
 Malnutrisi
 Gejala lain tergantung penyebabnya
Pendekatan klinis pada diare kronik pada bayi
dan anak

 Pertimbangkan kelainan kelainan perkembangan


struktur, fisiologi, immunologi, dari saluran cerna
sendiri
 Jika diare berulang maka dibuthkan pemeriksaan
lebih spesifik
Gejala atau penyakit

Ada 3 kategori diare kronis :


1. Mereka yang hanya di observasi dan ditunggu
2. Mereka yang perlu pemeriksaan laboratorium
3. Meraka yang memerlukan pemeriksaan ekstensif
Anamnesis
 Kelainan bawaan
 Keturunan
 Kematian pada anggota keluarga dengan penyebab
yang sama
 Perubahan kebiasaan bab lebih sering terjadi dari
pada perubahan bentuk konsistensi
Anamnesis
 Riwayat kesehatan secara umum
 Pertumbuhan
 Gangguan bab
 Infeksi telinga
 Infeksi saluran kemih
 Beberapa keganasan
 Riwayat makanan
Anamnesis
 Riwayat obat obatan
 Riwayat intoleransi
 Riwayat diet
 Riwayat infeksi
Pemeriksaan fisik
 Status gizi
 Gagal tumbuh
 Kenaikan bb yang pelahan
 Anus
 Tanda dehidrasi
Laboratorium
 Tinja : bakteri, lekosit, parasit, lemak, pH, darah dan
kultur
 Elektrolit
 Darah dan urin rutin
 Radiaologi
 D-xylose
 Biopsi
 Endoskopi
 Breath test
Penanganan

 Tergantung penyebab
 Nutrisi yang baik
…Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai