1. PENDAHULUAN
Gastritis adalah inflamasi, dengan atau tanpa edema pada lapisan mukosa
lambung, yang terjadi akut maupun kronis. Kebanyakan penderita gastritis
asimtomatik, dan bila timbul gejala maka yang paling sering adalah nyeri ulu
hati.
Diagnosis ditegakkan dengan menggabungkan riwayat penyakit pasien,
gejala dan tanda klinis, pemeriksaan mukosa lambung dengan gastroskopi,
histologi dan endoskopi untuk menentukan tipe dan etiologi gastritis.
Tata laksana gastritis berhubungan dengan pencegahan terhadap hal-hal
yang menjadi etiologi penyakit ini, pengobatan secara simtomatik dan terapi
tuntas terhadap bakteri Helicobacter pylori yang merupakan penyebab
terbanyak penyakit gastritis secara global.
2. EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi gastritis diduga cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 50%
populasi dunia terinfeksi Helicobacter pylori. Data mengenai epidemiologi
gastritis di Indonesia masih belum begitu lengkap, namun dilaporkan bahwa
tren prevalensinya semakin menurun.
a. Global
Sekitar 50% populasi dunia terinfeksi dengan Helicobacter pylori, di
mana data epidemiologi menunjukkan prevalensi yang tertinggi berada di
Asia dan negara-negara yang sedang berkembang lainnya. Dengan
demikian, hampir setengah populasi dunia menderita gastritis kronis. Di
negara-negara berkembang, sekitar 30%-50% infeksi Helicobacter pylori ini
terjadi pada ada anak-anak, dan mencapai 60% pada orang-orang usia lanjut.
Pada autoimun gastritis, penderita wanita diperkirakan lebih banyak
daripada pria dengan perbandingan 3:1.
b. Indonesia
Data epidemiologi gastritis di Indonesia masih belum begitu jelas.
Namun, sebuah penelitian di RS Cikini yang melibatkan 2093 pasien
menunjukkan bahwa tren prevalensi Helicobacter pylori semakin menurun.
Pada 1998, prevalensi infeksi Helicobacter pylori adalah 12.8%, sedangkan
pada tahun 2005, prevalensi ini menurun drastis menjadi 2.9%. Di Jakarta,
dilaporkan bahwa infeksi Helicobacter pylori yang terbanyak ditemukan di
Jakarta barat, dimana tidak didapatkan perbedaan bermakna pada prevalensi
di antara kelompok usia, konsumsi alkohol, dan perokok.
3. DIAGNOSIS GASTRITIS
a. Pemeriksaan Helicobacter pylori
Pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi adanya Helicobacter
pylori dapat dilakukan dengan atau tanpa endoskopi. Apabila menggunakan
endoskopi, Helicobacter pylori dapat diidentifikasi melalui tes rapid urease,
kultur, dan deteksi histologis menggunakan sampel biopsi. Sedangkan
apabila dilakukan tanpa endoskopi, identifikasi Helicobacter pylori dapat
dilakukan melalui tes antigen Helicobacter pylori pada feses, urea breath
test, dan serum antibodi terhadap kuman apabila pasien tidak pernah diobati
sebelumnya.
b. Pemeriksaan Gastroskopi
Apabila dilakukan pemeriksaan endoskopi melalui gastroskopi akan
tampak lipatan-lipatan gaster yang erosi, kemerahan, dengan penebalan, dan
edema. Apabila terjadi edema yang berat dapat menyebabkan obstruksi jalan
keluar gaster ke duodenum. Bila gastritis sudah berlanjut dan memburuk,
ulkus dan perdarahan dapat terlihat.
c. Pemeriksaan CT Scan, atau MRI
Pada CT Scan atau MRI terdapat 4 tanda radiologis gastritis akut tanpa
menimbang etiologi, yaitu :
1) Lipatan yang tebal: ukuran diameter >5 mm, bila lipatan tebal terdapat
pada pasien yang simptomatik, umumnya ada keterlibatan Helicobacter
pylori
2) Nodul-nodul inflamasi pada lapisan mukosa
Hal ini merupakan ciri khas gastritis, yang sering terlihat pada gaster
bagian distal, berbentuk kecil, dengan tepi tak rata, tampak berbaris pada
lipatan-lipatan antrum gaster, dan menghilang ke dalam mukosa
sekitarnya
3) Permukaan gaster tampak kasar
4) Permukaan gaster tampak erosi
Gambaran ini merupakan salah satu tanda spesifik gastritis. Erosi dapat
tampak linier atau bergelombang, dapat diiringi edema, terlihat pada atau
dekat dengan kurvatura mayor. Erosi ini dapat tampak jelas terlihat
dengan pemberian zat kontras
d. Pemeriksaan Histologi Melalui Biopsi Jaringan Mukosa Gaster
Menggunakan Endoskopi
Pemeriksaan histologi melalui biopsi mampu menentukan diagnosis
secara histologis dan klasifikasi gastritis, menggunakan zat pewarna
Warthin-Starry silver menghasilkan sensitivitas 93% dan spesifisitas 99%.
Pemeriksaan ini direkomendasikan juga pada pasien dengan perdarahan
gastrointestinal akut, atau pasien yang diberikan PPI seperti omeprazole dan
lansoprazole atau antibiotika.
Gambaran histologis pada gastritis akut adalah sebagai berikut:
1. Fase awal infeksi Helicobacter pylori:
Kolonisasi Helicobacter pylori akan menimbulkan infiltrasi sel-sel netrofil
dan mononuclear pada permukaan epitelium dan foveolar mukosa gaster di
bagian antrum dan corpus. Lamina propria tampak edema. Helicobacter
pylori tampak menempatkan diri sebagai basil hitam, bentuk kurva pada
deretan lapisan sel-sel epithelial mukosa gaster. Jarang ditemukan pada
kebanyakan pasien karena infeksi ini umumnya sub-klinik, dan bila
ditemukan hanya secara kebetulan.
2. Infeksi Cytomegalovirus, tampak sel-sel sitomegali dengan inklusi
intranuklear
3. Infeksi histoplasmosis, tampak non-necrotizing granuloma yang berisi
kuman tersebut
4. Gastritis ulcero-hemoragik
Sel-sel epitelium tampak tererosi dengan edema dan bercak perdarahan,
secara tipikal inflamasi hanya sedikit. Pada kasus yang berat, lumen gaster
dapat diliputi oleh eksudat fibropurulen dan lamina propria bisa digantikan
oleh zat-zat hialin eosinofilik
5. Gastritis erosif karena konsumsi zat besi per oral yang berlebihan
Tampak hiperplasia foveolar, atau hiperplasia polip. Zat besi dapat
diasosiasikan dengan nekrosis seperti infark, karena bersifat korosif.
Ditemukan tanda adanya zat besi dapat dilihat dengan pigmen berwarna
coklat keemasan pada sampel jaringan, dan hal ini seringkali mudah terlihat
dengaan kasatmata.
6. Gastritis karena kemoterapi
Tampak sel-sel epitelial atipikal pada dasar kelenjar-kelenjar gaster. Tampak
adanya mitosis yang tak terlalu banyak dan nuklei pleomorfik
7. Gastritis karena radioterapi
Tampak karyorrhexis nuklear dan sitoplasmik eosinophilia pada celah
epitelium gaster dalam waktu 10 hari pertama terapi. Diikuti dengan edema
mukosa, kongesti, pembengkakan submukosa bundle kolagen, deposit
kolagen dan telangiektasia. Bila keadaan ini ekstensif, maka ulserasi dan
perdarahan juga akan terlihat.
Gambaran histologis pada gastritits kronis adalah sebagai berikut:
1. Polimorfonuklear lekosit tampak menginfiltrasi lamina propria, kelenjar-
kelenjar, permukaan epitelium, dan epitelium foveolar, yang terkadang dapat
terlihat tumpah kedalam lumen dan membentuk mikro abses kecil-kecil
2. Limfoid tampak berkumpul dan folikel-folikel limfoid yang sudah matang
sekali-kali tampak menyelubungi lamina propria mukosa gaster
3. Beberapa limfosit juga tampak menyebar ke epitelium
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterohepatologi/gastritis/epide
miologi
2. https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gastritis
3. https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-
hepatologi/gastritis/diagnosis
4. http://aici.co.id/etiologi-penyakit-gastritis/
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Maag
6. https://www.alodokter.com/gastritis