Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastritis merupakan penyakit yang sering kita jumpai dalam kehidupan
masyarakat maupun dalam bangsa penyakit dalam. Kurang tahunya dan cara penanganan
yang tepat merupakan salah satu penyebabnya. Gastritis adalah proses inflamasi paa
lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung. Pada orang awam sering sering
menyebutnya dengan penyakit maag. Gastritis merupakan salah satu yang paling banyak
dijumpai klinik penyakit dalam pada umumnya. Masyarakat sring menganggap remeh
penyakit gastritis, padahal ini akan semakin besar dan parah maka inflamasi pada lapisan
mukosa akan tampa sembab, merah, dan mudah berdarah. Penyakit gastritis sering
terjadi pada remaja, orang-orang yang stres, karena stres dapat meningkatkan produksi
asam lambung, pengkonsumsi alkohol dan obat-obatan anti inflamasi nonstreoid. Gejala
yang timbul pada penyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada perut, perut kembung
sakit kepala, mual, lidah berlapis. Penyakit gastritis sangat mengganggu aktifitas sehari-
hari, karena penderita akan merasa nyeri dan rasa sakit tdak enak pada perut. Selain
dapat menyebabkan rasa tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran cerna atas,
ulkus, anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12. Ada berbagai cara untuk
mengatasi agar tidak menjadi parah yaitu banyak minum +8 gelas/hari, istirahat cukup,
kurangi kegiatan fisik, hindari makan pedas dan panas, hindari stres, untuk pencegahan
itu peran pelaksanaan kesehatan sangat penting yaitu dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang gastritis, baik cara mencegahnya
maupun cara menanganinya. Peran keluarga dan lingkungan juga mendorong penurunan
terjadinya gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat.

1
B. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian gastritis itu sendiri
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gastritis
3. Mengetahui bagaimana proses terjadinya gastritis
4. Mangetahui tanda dan gejala gastritis
5. Mengetahui bagaimana cara dan mencegah dan menangani gastritis

C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang gastritis, makalah ini
menjabarkan secara keseluruhan tentang gastritis, dari pengertiannya itu sendiri,
klasifikasinya, etiologi, tanda dan gejala, penyebab gastritis, dan cara mencegah dan
menangani gastritis itu sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Gambar.1 sistem pencernaan lambung

A. Pengertian
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitugastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis
adalah inflamasi dari mukosa lambung
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster.
(Hadi, 1995)
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson,1992)
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves,2001)
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer,Arif,1999)
Gastritis adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri terutama di ulu
hati.
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan
sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan
secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada

3
daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung
yaitu Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju
ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

Gambar 2. Gejala penyakit gastritis

B. Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002);

1. Gastritis Akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar
yaitu :
a) Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti
bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi
bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
b) Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan).

4
2. Gastritis Kronik

Gambar 3. Helicobacter pyolri pada lambung

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory).Gastritis
kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan
atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.
Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter
pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

C. Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar
antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip
seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan
tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap
melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus,
sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung
(esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung.

5
Setelah masuk ke lambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan
lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada
di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim
- enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat
korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi
oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.Gastritis biasanya terjadi ketika
mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya
dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis
antara lain :

Gambar 4. Helicobacter pylori

Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H.


Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan,
namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering
terjadi pada masa kanak kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya
peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang
lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan
perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah
atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah

6
dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan
atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat
bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori
kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan
terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

Gambar 5. Helicobacter pylori dalam lambung.

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan
secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan
peptic ulcer.
Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis.

7
Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada
lambung.
Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi
faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12).
Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi
serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.
Crohns disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan
kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala
dari Crohns disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih
menyolok daripada gejala-gejala gastritis.
Radiasi dan kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan
radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil
radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan
mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding
lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna
lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu
akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi
normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan
mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja
dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan gastritis.
Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan
lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

8
D. Patofisiologi
Stress, obat-obatan analgesik, makanan ekstrem,infeksi bakteri, kopi, alkohol

Peningkatan asam lambung

Iritasi mukosa

Inflamasi

Gastritis

Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik
anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin
yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi
jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga
kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung
nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi
serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan

9
tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi
asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat
menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan
iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan
permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa
tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.

Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering
disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimmun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan
dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H.
Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat
mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini
dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh
sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik
asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan
tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan mengirimkan
butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun demikian
semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa
menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons
kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan
senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra
dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber
nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga
terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi

10
(perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan
terbentuk.

E. Manifestasi Klinis
Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada penyebab gastritisnya;
Gastritis akut
Pada gastritis akut biasanya ditandai dengan;
Merasa gelisah. Perut terasa terbakar, mual dan muntah, diare, rasa pedih dan
kembung pada ulu hati (bersifat sementara), nyeri pada abdomen superior kiri,
hilangnya nafsu makan.
Gastritis kronis
Pada gastritis kronis ditandai dengan;
Mual dan muntah, nafsu makan berkurang, ketidaknyamanan epigastrium,
lambung terasa penuh, demam, sakit kepala, anemia pernisiosa.

F. Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
Pemeriksaan ini meliputi:
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil
test yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada
suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang
terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi bakteri H.Pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan feses
Test ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya perdarahan dalam lambung.

11
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian
atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan
masuk kedalam esopagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan
akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudan dibawa
kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu kurang lebih 20-30
menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika selesai test ini,
tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu
atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering
terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokkan akibat menelan endoskop.
5. Ronsen saluran cerna bagian atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. biasanya pasien akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu
sebelim dilakukan Ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan
terlihat lebih jelas ketika dironsen.

G. Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis.
Makan secara benar dam menerapkan pola makan yang sehat dan teratur, hindari
alkohol, jangan merokok, olahraga secara teratur, kendalikan stres, ganti obat penghilang
nyeri, ikuti rekomendasi dokter.

H. Penatalaksanaan
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin
memerluan perubahan dalam gaya hidup, pegobatan atau dalam kasus yang jarang
pembedahan untuk mengobatinya.

12
1) Jika penyebabnya adalah infeksi oleh H.Pylori, maka diberikan Bismuth,
Antibiotik ( misalnya Amoxillin & Claritromycin) dan obat anti-tukak (misalnya
omeprazole)
2) Penderita gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan (penyakit
berat, cedera atau pendarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2% penderita
gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal.
Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (unuk menetralkan
asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat ( untuk mengurangi atau
menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat akibat gastritis
akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan dengan tindakan
endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambung harus
diangkat.
3) Penderita gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid. Penderita sebaiknya
menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid
lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkn
bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-
steroid.
4) Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada gastritis
Eosinifilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5) Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita harus
mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.
6) Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh
lambung.
7) Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti ulkus yang menghalangi
pelepasan asam lambung.
8) Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi sering.
9) Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak seperti
sambal, bumbu dapr dan gorengan.
10) Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien
dengan gastritis.

13
I. Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat mengakibatkan peptic ulcers dan
perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko
kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus-menerus pada dinding
lambung dan perubahan pada sel-sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarsinomas, yang bermula pada sel-sel
kelenjar dalam mukosa. Adenocarsinomas tipe 1 biasanya terjadi akbat H. Pylori adalah
MALT(mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara
perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat
disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.

J. Prognosis
Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.
Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe
A.
Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis
yang berulang.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut.Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri
yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan
gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan
tanda tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca dengan adanya makalah ini dapat mengetahui
tentang bagaimana gastritis itu sendiri, faktor-faktor penyebab gastritis,
penanganannya, serta pencegahannya, agar pembaca dapat mengaplikasikan secara
langsung di kehidupan sehari-hari,dan didalam dunia keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bruner & Sudart.2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta

http://en.wikipedia.org, Gastritis / Rabu, 6 Maret 2013, pukul 16.30

http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse/


Rabu, 6 Maret 2013, pukul 16.30

Hadi,Sujono,2002, Gastroenterologi, Vol 2, Edisi 7, PT. Alumni,Bandung

Robin & Kumar,1995, Buku Ajar Patologi, edisi 2, EGC, Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai