Anda di halaman 1dari 2

Hari ini adalah pengalaman pertama saya berada di panti werdha.

Panti jompo satu-satunya


dikota saya. Bukan tempat yang cukup besar, tapi aku merasa sangat nyaman disini. Tempat
ditengah kota, tetapi saya merasa sunyi, tenang, sejuk dan sangat nyaman. Terletak di tanah dengan
luas sekitar 2 hektar yang berbentuk wisma-wisma yang dihuni para lansia. Satu wisma kecil bisa
dihuni lansia sekitar 6-8 lansia dan wisma besar bisa 10-12 lansia didalamnya.

Sebenarnya tempatnya sangat nyaman, akan tetapi perawatan infrastruktur dan lingkungan
yang kurang sehingga membuat beberapa daerah terlihat kotor dan kumuh. Belum lagi penglolaan
manajeman yang kurang tertata, seperti dapur yang kurang terjaga kebersihannya, kemudian entah
ada faktor apa makanan di panti ini begitu apa adanya (maksud saya benar-benar apa adanya, tidak
memikirkan tentang rasa dan minat untuk makan. Sehingga rasa makanan hampir tidak ada, seperti
makanan yang tidak layak. Saya rasa walalupun ini memang dipanti, tetapi makanan dan hal-hal
seperti itu kan juga harus diperhatikan)

Kemudian, masalah yang utama adalah banjir. Banjir tinggi yang selalu menyerang didaerah
ini setiap kali hujan juga menambah buruk suasana di panti ini. Seperti yang saya amati secara
seksama ini merupakan salah satu permasalah sosial yang ada di sebuah dinas sosial. Yang
seharusnya bisa dihindari juga. Tapi ini juga merupakan permasalahan komplek yang meliputi
banyak faktor sehingga akan sulit ditanggulangi secara menyeluruh.

Misalnya saja permasalahan makanan, saya hanya bisa menebak faktor-faktor yang
memungkinkan sehingga keadaan tersebut bisa terjadi. Seperti contoh permasalahan makanan ini
karena dana anggaran yang diberikan dinas sosial untuk pemenuhan makanan untuk para lansia ini
terbatas. Jumlah yang minim memaksa para pekerja dapur untuk mengelola dana sehingga bisa
memadai untuk makan para lansia sehinngga tercipta makanan apa adanya ini. Dari keadaan ini
juga bisa saya tebak adalah angka pendapatan dari para pekerja dapur yang rendah sehingga kurang
mengoptimalkan kinerja dari petugas dapur sehingga menciptakan makanan apa adanya pula.
Sekali lagi, ini hanya tebakan saya, dilihat dari sisi kacamata orang luar yang baru pertama kali
datang kesini sebagai tamu.

Permasalahan selanjutnya adalah banjir yang sngat sering terjadi di panti ini. Saya tidak akan
menyalahkan siapa-siapa atas permasalahan ini. Karena sebenarnya panti ini sudah dibangun
dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, perubahan kota secara menyeluruh sehingga membuat
kurangnya tempat resapan air ditambah dengan daerah panti ini ternyata merupakan daerah yang
cukup rendah menjadikan daerah panti ini langganan banjir. Kita tidak mungkin menyalahkan
pemabngunan kota, karena pembangunan kota akan terus maju diamanapun dan kapanpun kita
berada. Dan bagaimana dengan gedung-gedung panti? Apakah setip tahun panti harus menyisihkan
anggaran untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak karena banjir atau me-rekontruksi ulang
(seperti meninggikan bangunan) untuk menghindari banjir? Berapaa besar biaya yang harus
dikeluarkan dinas sosial untuk hal itu? Anggaran itu pasti ada, tapi tidak bisa mengimbangi
perkembangan dan kerusakan yang terjadi setiap kali terjadi banjir sehingga kerusakan semakin
parah tapi perbaikan berjalan lambat. Apa yang bisa diaharapkan dari keadaan seperti itu, terlebih
lagi sebuah dinas sosial? Sebuah pihak swasta saja akan kewalahan dengan kondisi seperti itu apalagi
sebuah dinas sosial.

Belum lagi kurangnya tenaga sosial yang bisa menggerakkan, bukan hanya dinas sosial lansia
seperti ini. Tapi aspek-aspek sosial lainnya seperti panti asuhan, panti penampungan wanita dll.
Saya, sebagai mahasiswa sebenarnya bisa samapi kesini pun awal mulanya hanyalah tugas yang saya
emban dari perkuliahan saya. Sebagai syarat kelulusan sebuah mata kuliah dengan mengabdi dan
mengurus lansia di sebuah panti selama seminggu. Dan dari itulah saya mengamati lebih dalam apa
yang terjadi pada salah satu panti sosial ini.

Andai saja ada bentuk-bentuk organisasi seperti relawan yang aktif dalam kegiatan sosial-
sosial yang berada di panti-panti seperti ini itu akan sangat membantu baik bagi para lansia ataupun
pada panti-panti lainnya. Tapi mungkin saya juga belum bisa termasuk dari bagian itu, dan mungkin
saja sayalah yang harus memulai kegiatan-kegiatan seperti itu karena saya bisa melihat langsung
keadaan yang terjadi seperti apa.

Kemudian mari kita berfikir apa saja permasalahan yang terjadi dalam bentuk individu para
lansia ini secara khusus dan secara umum dipanti-panti lainnya. Permasalahan ekonomi adalah hal
pertama mereka bisa masuk ketempat ini, tetapi hal itu bukanlah menjadi sebuah permasalahan
apabila telah menjadi anggota panti ini. Permasalahan yang utama adalah rasa kesepian yang
dialami para lansia ini. Kemunduran fisik yang mengakibatkan pembatasan gerak dan aktivitas
membuat para lansia ini kekuarangan aktivitas yag bisa dialkuakn dipanti dan menyebabkan
kejenuhan. Inilah permasalah yang utama, kesepian dan kejenuhan. Hal yang sebenarnya udah
untuk diatasi dan tetapi sulit dilakukan dengan kondisi seperti sekarang ini.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesepian dan kejenuhan? Mengobrol secara rutin
dengan orang terdekat bisa mengurangi tingkat kesepian dan kejenuhan ini. Tetapi kembali
kepermasalahan awal yaitu kurangnya tenaga sukarelawan yang mau berbagi aktivitas dan
mengobrol dengan para lansia ini membuat masalah ini masih belum teratasi.

Begitulah sekilas gambaran fenomena yang terjadi di panti lansia. Gambaran ini hanya
merupakan gambaran umum dari saya yang baru merasakan beberapa hari disini. Dan jelas itu
merupakan sudut pandang orang luar. Masih banyak hal yang tidak kita ketahui, banyak hal yang
masih perlu didalami lebih lanjut dan terutama penempatan letak sebab dan akibat sehingga kita
tidak salah menempatkan sebbuah permasalah yang terjadi. Semoga ulasan singkat ini bisa
menambah wawasan kita, para pembaca. Sekian. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai