Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aulia Annisa

NIM : K021181327

Tugas : Faktor-Faktor yang mempengaruhi interpretasi

hasil pemeriksaan biokimia

Mata Kuliah : Penilaian Status Gizi

Dosen : Prof.Dr.Saifuddin Sirajuddin, MS.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi interpretasi


hasil pemeriksaan biokimia

1. Pengaturan homeostasis
Homeostasis berasal dari kata ( homeo yang berarti “sama” sedangkan stasis berarti
“berdiam atau menetap” ) jadi homeostatis adalah kondisi statis dinamis internal tubuh
yang relatif dipertahankan secara konstan terhadap berbagai rangsangan. Mekanisme
homeostasis penting bagi kelangsungan hidup dan fungsi normal sel. Lingkungan
internal tubuh yang harus dipertahankan homeostasisnya adalah konsentrasi molekul
nutrisi, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat sisa, pH, konsentrasi cairan, garam
dan elektrolit, suhu, volume dan tekanan. Apabila pengaturan homeostasis dalam tubuh
tidak dipertahankan maka tubuh akan menjadi sakit bahkan sampai kematian. Sebagai
contoh dalam pemeriksaan biokimia, pasien yang menjalani pemeriksaan gula darah
bersamaan dengan kondisi homeostasis tubuhnya tidak stabil akan mempengaruhi hasil
pemeriksaannya. Hal ini terjadi karena dalam tubuh pasien bukan kondisi sebenarnya
sebab tubuhnya sedang tidak dalam keadaan normal atau sedang sakit.
2. Variasi diurnal
Kadar besi serum bervariasi dari waktu ke waktu dan biasanya kadar pada pagi hari
lebih tinggi dari sore hari yang disebut sebagai variasi diurnal. Sumber lain mengatakan
pelepasan besi ke dalam sirkulasi oleh makrofag lebih cepat terjadi pada pagi hari,
sehingga kadar besi plasma menunjukkan variasi diurnal. Berdasarkan kedua sumber
pengertian dari variasi diurnal diatas dapat disimpulkan bahwa pada pagi hari tingkat
kadar zat besi dalam tubuh itu lebih tinggi, sehingga apabila pemeriksaan biokimia untuk
kadar zat besi dalam darah dilakukan pada pagi hari maka hasilnya pasti menunjukkan

PENILAIAN METODE BIOKIMIA Page 1


angka yang tinggi pula, hasil tersebut bukanlah hasil dari kadar zat besi dalam darah si
pasien yang semestinya karena saat itu kondisi variasi diurnal dalam tubuhnya bukan
pada saat kondisi yang normal.
3. Kontaminasi sampel
Dalam pemeriksaan biokimia, salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah
sampel. Keadaan hemokonsentrasi sampel dapat mempengaruhi hasil akhir yang
didapatkan. Apabila sampel yang digunakan telah kadaluarsa atau zat lain yang akan
dicampurkan dengan sampel kadaluarsa maka dapat mempengaruhi hasil interpretasi
dari penilaian status gizi secara biokimia.
4. Keadaan fisiologis
Sebuah penelitian mengatakan bahwa semakin tua usia seseorang maka
keadaan/tingkat fisiologi tubuhnya semakin menurun, terutama dibidang kemampuan
fisik, yang mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Jadi, apabila seorang
lanjut usia dilakukan pemeriksaan biokimia maka hasil dari pemeriksaannya tersebut
menunjukkan angka yang rendah, hal ini disebabkan karena keadaan fisik dan fungsi-
fungsi dalam tubuhnya juga menurun. Tentu berbeda dengan usia muda yang masih
bugar dan kondisi fisiologis tubuhnya masih bagus, pasti hasil pemeriksaan biokimianya
pun menjadi bagus.
5. Infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi yang sering diderita
adalah penyakit diare, demam tifoid, demam berdarah, dan radang paru-paru.
Contohnya bila dibandingkan antara pasien yang normal dengan pasien yang sedang
diare apabila dilakukan pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan kadar zat gizi makro,
maka untuk pasien yang diare hasil dari pemeriksaannya menunjukkan bahwa kadar zat
gizi makro dalam tubuhnya itu rendah, padahal rendahnya hasil tersebut disebabkan
karena saat itu ia sedang mengalami diare.
6. Status hormonal
Salah satu contoh hormon yang berperan penting dalam tubuh manusia adalah
hormon insulin, hormon ini membantu dalam pengaturan kadar gula dalam darah,
apabila seseorang memiliki masalah dalam produksi hormon insulin dalam tubuhnya, ia
akan menderita penyakit diabetes yang diakibatkan oleh tingkat kadar gula darah yang
tinggi. Untuk itu, seseorang yang melakukan pemeriksaan biokimia dan mengalami

PENILAIAN METODE BIOKIMIA Page 2


diabetes sudah pasti kadar gula dalam darahnya itu tinggi dibandingkan orang normal
yang hormon insulinnya normal dan tidak mengalami diabetes.
7. Latihan fisik
Bila dibandingkan antara orang yang latihan fisiknya rendah dengan orang yang
latihan fisiknya tinggi dapat dikatakan bahwa yang latihan fisiknya tinggi pasti
membutuhkan energi yang tinggi pula untuk mempertahankan kestabilan tubuhnya.
Sebagai contoh seorang atlet. Kondisi fisik adalah satu persyaratan yang diperlukan
dalam usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan
dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi fisik adalah satu
kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik
peningkatan maupun pemeliharaannya. Jadi, jika dilakukan pemeriksaan biokimia sudah
pasti seorang atletlah yang memiliki hasil yang tinggi karena ia membutuhkan energi
untuk mempertahankan kondisi fisiknya jika dibandingkan dengan orang normal.
8. Umur, jenis kelamin dan etnik
Umur, jenis kelamin, dan ras adalah faktor penting yang mempengaruhi nilai
hemoglobin seseorang. Berdasarkan umurnya, nilai HB anak pada usia 10 tahun
pertama adalah nilai rata-rata, namun akan sedikit meningkat pada saat pubertas.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, sejak usia 6 bulan anak laki-laki dan perempuan
memiliki nilai HB yang berbeda, anak laki-laki relatif lebih rendah dari anak perempuan.
namun pada saat usia 12 tahun, Hb wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria.
Kemudian berdasarkan ras, seseorang yang berasal dari ras afrika mempunyai nilai Hb
yang lebih rendah dari ras kaukasian jika terlepas dari perbedaan umur, pendapatan,
dan status besi. Oleh karena itu, sebelum melakukan penilaian status gizi secara
biokimia perlu menentukan ambang batas normal untuk ras-ras tertentu.
9. Akurasi dan presisi dari metode analisis
Akurasi adalah nilai yang menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya
yang telah ditentukan oleh metode standar, sedangkan presisi adalah nilai yang
menunjukkan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan berulang-ulang
dengan sampel yang sama. Contoh kesalahan akurasi adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan menggunakan alat yang belum dikalibrasikan sebelumnya, sehingga
hasilnya tidak akurat. Sedangkan contoh kesalahan presisi adalah karena adanya
ketidakstabilan yang dilakukan pada setiap uji, misalnya kesalahan dalam meneteskan
larutan dengan menggunakan pipet ukur.

PENILAIAN METODE BIOKIMIA Page 3


10. Asupan makanan terakhir
Asupan atau Intake adalah proses memasukkan makanan kedalam mulut yang
nantinya akan digunakan oleh tubuh. Contohnya, ketika seseorang yang baru saja
mengonsumsi pangan dengan indeks glikemik tinggi ingin melakukan pemeriksaan gula
darah secara biokimia, akan mendapatkan hasil yang tidak akurat karena pangan yang
terakhir dikonsumsi merupakan pangan yang dapat meningkatkan gula darah dalam
tubuh dengan cepat, dan bukan dalam kondisi normal.
11. Hemolisis untuk serum/plasma
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam
medium sekelilingnya (plasma). Hemolisis ini dijadikan sebagai serum untuk melakukan
penilaian status gizi secara biokimia dalam menentukan kadar zat besi dalam darah,
hasil hemolisis yang digunakan sebagai serum nantinya akan diinterpretasikan kedalam
status gizi. Contoh masalah interpretasi hasil penilaian status gizi secara biokimia
hemolisis adalah apabila serum/plasma dari hasil hemolisis yang digunakan masih
mengandung fibrinogen yang dapat menyebabkan penggumpalan darah, sehingga akan
mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi.
12. Obat-obatan
Obat-obatan dapat mempengaruhi hasil analisis status gizi secara biokimia karena
dapat meningkatkan zat gizi tertentu dengan sangat cepat, misalnya seseorang yang
baru saja mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang banyak mengandung zat besi
dan folat, yang nantinya akan meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah karena
banyaknya kadar zat besi yang digunakan dalam pembentukan hemoglobin, sehingga
mengakibatkan hasil analisis tidak sesuai karena dipengaruhi oleh peningkatan zat besi
oleh obat-obatan.
13. Keadaan penyakit
Keadaan penyakit sangat berpengaruh terhadap penilaian status gizi, karena orang
yang mengalami sakit juga mengalami gangguan metabolisme, Misalkan pengidap
penyakit diabetes, akan mempengaruhi analisis biokimia dalm menentukan status gizi
karena orang yang mengalami diabetes tidak memiliki cukup hormone insulin yang
digunakan untuk mengatur gula darah, ketika hormon insulin itu kurang, maka gula
dalam darah akan meningkat dan menyebabkan hasil analisis tidak tepat.
14. Interaksi zat gizi
Interaksi dapat terjadi di dalam makanan, pada fase penyerapan atau ketika di dalam
tubuh. Makanan mengandung campuran berbagai zat gizi dan bahan bahan lain

PENILAIAN METODE BIOKIMIA Page 4


sehingga memungkinkan terjadinya interaksi zat gizi. Pada fase penyerapan, makanan
dicerna dan zat gizi dilepas untuk dapat diserap. Selama proses pencernaan, zat gizi
mikro mempengaruhi ketersediaan atau penyerapan zat gizi mikro lainnya, misalnya
peningkatan daya larut atau oleh pengaturan fungsi usus. Bioavailabilitas zat besi
meningkat bila dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena vitamin C mereduksi zat
besi (III) menjadi zat besi (II) yang lebih mudah diserap. Sehingga kadar zat besi dalam
darah menjadi lebih tinggi. Hal ini tentu dapat mempengaruhi penilaian status gizi secara
biokimia.
15. Stres inflamasi
Ketika pikiran kita menghadapi stres, akan terjadi perlambatan pencernaan di usus.
Makin lama stres itu, makin besar pengaruhnya pada organ pencernaan. Ketika kerja
pencernaan melambat, keseimbangan bakteri juga terganggu. Kondisi ini bisa memicu
inflamasi. Adanya inflamasi menyebabkan sistem imun tubuh menghasilkan protein
sitokin untuk mekanisme pertahanan. Namun, sitokin juga dapat mempengaruhi respon
tubuh terhadap erythropoietin (EPO) yang dihasilkan oleh ginjal untuk menstimulasi
sumsum tulang dalam pembentukan darah sehingga menyebabkan anemia. jadi,
seseorang yang mengalami stres inflamasi tidak dianjurkan untuk dilakukan penilaian
status gizi secara biokimia karena orang tersebut mengalami anemia bukan karena
kurangnya intake dari zat besi melainkan karena terjadinya inflamasi yang menghambat
pembentukan darah mengakibatkan defisiensi zat besi.
16. Penurunan berat badan
Kekurangan asupan gizi dari makanan dapat mengakibatkan penggunaan cadangan
tubuh, sehingga dapat menyebabkan kemerosotan jaringan. Kemerosotan jaringan ini
ditandai dengan penurunan berat badan atau terhambatnya pertumbuhan tinggi badan.
Pada kondisi ini sudah terjadi perubahan kimia dalam darah atau urin. Selanjutnya akan
terjadi perubahan fungsi tubuh menjadi lemah, dan mulai muncul tanda yang khas akibat
kekurangan zat gizi tertentu. Akhirnya, muncul perubahan anatomi tubuh yang
merupakan tanda sangat khusus, misalnya pada anak yang kekurangan zat besi, kasus
yang terjadi menderita anemia. Anak yang mengalami anemia tersebut, apabila
dianalisis status gizinya secara biokimia akan mempengaruhi hasil interpretasinya.
17. Prosedur pengambilan sampel dan pengumpulan sampel
Pemeriksaan biokimia sudah pasti memiliki tahap pengumpulan sampel dan
pengambilan sampel didalamnya. Banyak kesalahan-kesalahan dapat terjadi yang bisa
mempengaruhi interpretasi hasil pemeriksaan. Salah satu contoh yaitu pada saat

PENILAIAN METODE BIOKIMIA Page 5


pengumpulan sampel pasien, petugas tidak memastikan alat yang digunakan sudah
layak atau tidak dan pada saat mengambil sampel, petugas tidak melakukan prosedur
yang ada. Sehingga hasil yang didapatkan nanti bukan murni dari pasien, karena
sampel tidak sesuai.
18. Sensitivitas dan spesifisitas dari metode analisis.
Sensitivitas adalah proporsi orang yang benar-benar sakit dalam populasi yang juga
diidentifikasi sebagai orang sakit oleh tes skrining/penapisan/penapisan. Spesifisitas
berdasarkan Kamus Epidemiologi adalah proporsi orang yang benar-benar tidak sakit
dan tidak sakit pula saat diidentifikasi dengan tes skrining/penapisan/penapisan. Jadi,
saat melakukan pemeriksaan biokimia perhitungan sensitivitas dan spesiifisitas perlu
diperhatikan. Dari perhitungan sensitivitas kita bisa saja menggolongkan sampel dalam
kategori sehat namun sebenarnya ia masuk kategori sakit apabila perhitungannya tidak
tepat. Begitu pula untuk spesifisitas kita bisa saja menggolongkan sampel dalam
kategori sakit namun sebenarnya ia masuk kategori sehat apabila perhitungannya juga
tidak tepat.

PENILAIAN METODE BIOKIMIA Page 6

Anda mungkin juga menyukai