Anda di halaman 1dari 5

List pertanyaan

Penanya : Nazri

1.Apa saja tes laboratorium yang digunakan dalam mendeteksi bioanalisis?

Jawaban :

Tes laboratorium yang digunakan dalam mendeteksi bioanalisis adalah mengambil


bahan atau sampel dari pasien untuk dianalisis. Bahan atau sampel dapat berupa
darah, urine, sputum (dahak) bahkan feses (kotoran manusia)

Penanya : Vina

2. Adakah hubungan antara metabolisme bioanalis dengan usia dan jenis kelamin manusia
?coba jelaskan

Jawaban :
2. Ada Faktor usia dan jenis kelamin sangat mempengaruhi metabolisme bioanalis,
karena pada pengambilan sampel dapat berupa darah, urine, hormon dan bahkan
feses.

1) pada faktor usia jelas sangat berpengaruh karena berbicara usia itu berbicara
dengan masa subur, puncak dari tubuh makhluk hidup. Hal ini dapat kita temukan
dalam berbagai obat"an begitu banyak nya pembatasan usia
2) Dan pada faktor jenis kelamin tentu akan mempengaruhi juga. Hal ini dapat kita
lihat dari tekanan darah normal perempuan yang lebih rendah dari tekanan darah
laki"
Dan menurut penelitian Kesel dkk, 2013 dikatakan nilai hematokrit (pemeriksaan
darah) akan dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, status gizi dan pasien yanh
menjalani kemoterapi.

Nilai hematokrit akan dipengaruhi antara lain oleh jenis kelamin, unsur, status gizi
dan pasien yang menjalani kemoterapi. Pasien kemoterapi akan mengalami anemia
karena terjadi penurunan produksi platelet sehingga akan memiliki hematokrit yang
rendah berkisar 0,2-0,3
Hematokrit merupakan bagian dari pemeriksaan darah lengkap yang biasanya
dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang menderita anemia, selain dengan
pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan hematokrit juga bisa dilakukan
untuk mengetahui seperti apa respons tubuh terhadap pengobatan yang sedang
dijalankannya.

Penanya : Vioni

3. Bagaimana hubungan antara metabolisme karbohidrat ,protein,vitamin, maupun lemak


terhadap metabolisme bioanalis ?

Jawaban : Dapat dikatakan bahwa metabolisme lemak, protein dan karbohidrat


semuanya berhubungan, karena semua enzim metabolisme terbuat dari asam amino
protein. Dan ketiga metabolisme makronutrien tersebut bertujuan untuk mendapatkan
energi bagi tubuh. Lalu hubungannya terhadap metabolisme bioanalisnya yaitu,
bioanalisis ini ialah analisis obat dalam cairan hayati atau sampel biologis. Jadi
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak tidak akan terlepas dari penetapan kadar
obat dalam sampel biologis terutama darah dan urin (sebagai biosampling)

Penanya : Winda

4. Dari penyakit atau gangguan dari metabolisme bioanalis , adakah penyakit tersebut yang
memiliki rentan usia yang sering terkena penyakit dari metabolisme bioanalis ?

Jawaban :
Gangguan metabolik adalah kelainan dalam proses metabolisme tubuh.
Metabolisme itu sendiri adalah proses penguraian nutrisi dari makanan menjadi energi
yang dibutuhkan oleh tubuh.

Ketika seseorang mengalami gangguan metabolik, proses metabolisme di


dalam tubuhnya terganggu. Akibatnya, produksi energi yang dibutuhkan untuk
menjalankan berbagai fungsi tubuh juga mengalami gangguan. Nutrisi yang
merupakan sumber energi atau kalori adalah karbohidrat atau gula, protein, dan
lemak. Jadi, gangguan metabolik adalah semua penyakit yang menyebabkan
gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Salah satu contoh
penyakit metabolik yang paling terkenal adalah diabetes. Penyakit ini tidak hanya
diderita oleh lansia atau orang dewasa saja, namun juga bisa diderita oleh remaja.
Tapi dengan rentannya usia yang terkena penyakit ini tentulah lansia yang sangat
rentan karena lansia tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau
tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif.

Penanya : Vioni

5. Pada saat metabolisme bioanalis apa saja yang menjadi faktor faktor pembantu dalam
metabolismenya ??

Jawaban :
1. Genetik
Metabolisme sebagian besarnya bersifat genetik dan tidak dapat dikendalikan.
Bahkan, para ahli memperdebatkan apakah seseorang bisa benar-benar mengontrol
kecepatan metabolismenya hanya dengan mengubah kebiasaan tertentu.
Beberapa orang mungkin mempunyai kondisi genetik yang membuat tubuhnya
mampu membakar banyak kalori. Sebaliknya, ada pula orang dengan laju
metabolisme lambat. Keduanya bisa dinilai dengan perhitungan laju metabolisme
basal (BMR).
2. Waktu tidur
Kurang tidur terbukti memengaruhi laju metabolisme. Menurut sebuah studi dalam
International Journal of Endocrinology, salah satu efeknya yaitu penguraian gula
menjadi terganggu. Padahal, gula merupakan sumber energi utama tubuh.
Waktu tidur yang kurang juga bisa memengaruhi hormon-hormon penting dalam
proses metabolisme. Selain itu, sejumlah temuan ilmiah pun menunjukkan kaitan
antara kurang tidur dengan risiko obesitas dan penyakit diabetes.
3. Usia
Begitu Anda berusia 40 tahun, kecepatan metabolisme secara alamiah akan
mengalami penurunan sekitar 5 persen setiap tahun. Ini karena seiring bertambahnya
usia, massa otot tubuh Anda akan semakin tergantikan oleh massa lemak.
Otot membakar banyak kalori, tapi tidak dengan lemak. Semakin banyak jumlah
lemak dalam tubuh Anda, semakin lambat pula laju metabolisme yang terjadi. Tanpa
aktivitas fisik yang cukup, hal ini bisa saja menyebabkan pertambahan berat badan.
4. Jenis kelamin
Faktor lainnya dari dalam tubuh yang dapat memengaruhi laju metabolisme yaitu
jenis kelamin. Laki-laki biasanya memiliki otot yang lebih banyak dan lemak yang
lebih sedikit dibandingkan perempuan dengan usia dan berat badan yang sama.
Dengan adanya perbedaan tersebut, tubuh laki-laki cenderung membakar lebih banyak
kalori dibandingkan perempuan. Untuk mengimbangi perbedaan ini, perempuan perlu
melakukan aktivitas fisik yang lebih banyak agar laju metabolismenya meningkat.
5. Perubahan hormon
Beberapa hormon dapat memengaruhi kecepatan metabolisme, salah satunya hormon
tiroid. Hormon ini membantu pembakaran lemak sehingga tubuh mendapatkan energi.
Jika tubuh kekurangan hormon tiroid, laju metabolisme juga akan melambat.
Ada pula hormon kortisol yang dihasilkan oleh tubuh ketika mengalami stres. Kortisol
menghambat kerja hormon insulin agar kadar gula darah tidak terlalu rendah. Pada
saat yang sama, hormon ini juga mencegah pembakaran kalori dari protein otot.
6. Asupan cairan
Asupan cairan juga merupakan faktor penting yang memengaruhi laju metabolisme.
Ini karena tubuh memerlukan energi untuk menyesuaikan suhu air dengan suhu
internal. Semakin banyak air yang Anda minum, semakin besar juga energi yang
dibutuhkan.
Cukup dengan meminum dua cangkir air bersuhu ruang saja, Anda bisa meningkatkan
laju metabolisme sebesar 30%. Inilah mengapa minum air menjadi salah satu cara
efektif untuk menurunkan berat badan.
7. Makanan yang dikonsumsi
Tubuh Anda membutuhkan asupan zat gizi yang memadai untuk menjalankan proses
metabolisme. Contohnya, kelenjar tiroid membutuhkan mineral yodium untuk bisa
membentuk hormon tiroid. Hormon inilah yang membantu membakar lemak tubuh.
Tidak hanya itu, sel-sel tubuh Anda juga membutuhkan kalsium untuk
melangsungkan metabolisme. Tanpa asupan gizi yang cukup, metabolisme tidak dapat
berjalan dengan baik. Bahkan, Anda mungkin akan rentan mengalami gangguan
metabolisme.
Penanya : Winda
6. Apa saja contoh gangguan metabolisme yang dapat dideteksi melalui bioanalis dan analisis
klinik?

Jawaban:

Penyalahgunaan obat dan farmasi forensic.

Pada kasus penyalahgunaan obat dan farmasi forensic yang berkaitan dengan kasus-
kasus criminal biasanya yang lebih berperan adalah bioanalisis kualitatif bukan
kuantitatif. Sebagai contoh bila ada seseorang yang keracunan obat, akan diutamakan
pemeniksaan yang bersifat kualitatif untuk menentukan jenis obatnya, berapa lama
obat digunakan sehingga dapat ditentukan tindakan yang tepat untuk menangani
keracunan tersebut. Bukan berapa jumlah obat yang digunakan atau berapa jumlah
obat yang terdapat dalam tubuh, karena

Hal ini disamping sulit untuk diketahui juga tidak akan bermanfaat untuk penanganan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai