Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN

KADAR KOLESTEROL PENDERITA OBESITAS RSUD ABDUL


MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Sri Ujiani
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Tanjungkarang
e-mail : sriujiani123@yahoo.com

Abstrak: Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kadar Kolesterol Penderita Obesitas
RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Beberapa yang mempengaruhi kadar kolesterol adalah usia
dan jenis kelamin, keturunan, merokok, kegemukan, olahraga, kontrasepsi hormonal dan diabetes
mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara faktor usia dan jenis
kelamin dengan kadar kolesterol penderita obesitas. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan
rancangan penelitian Cross Sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol dan usia serta
jenis kelamin penderita obesitas di RSUD Abdul Moeloek provinsi Lampung. Populasi yang digunakan
dalam penelitian adalah semua pasien obesitas umur di atas 20 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 90
sampel. Tempat melaksanakan penelitian RSUD Abdul Moeloek dengan waktu penelitian bulan Agustus
sampai November 2014. Data dianalisis dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kadar kolesterol pada penderita
obesitas, dan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor usia dengan kolesterol.

Kata Kunci: obesitas, usia, jenis kelamin, kolesterol

Perubahan pola makan yang tadinya tinggi memperkirakan wanita mendapatkan 2 kali ukuran
karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak berubah ekstra dengan setiap 10 tahun usianya.
ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi Obesitas dapat dipengaruhi oleh beberapa
lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah faktor, antara lain adalah faktor genetik, faktor
yang tidak seimbang. Perubahan pola makan pada lingkungan, faktor kesehatan, obatan-obatan,
golongan tertentu menyebabkan masalah gizi lebih aktivitas fisik, faktor psikis, dan faktor usia. (Adul,
berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2006). 2009)
Obesitas dapat diartikan sebagai akumulasi Kolesterol adalah sterol yang sangat penting,
lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh merupakan subtansi lemak yang secara normal
yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas dan dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati
kelebihan berat badan dinyatakan lebih berhubungan dari lemak makanan. Kolesterol mempunyai fungsi
dengan penyebab kematian global dibandingkan didalam tubuh antara lain: 1) merupakan zat
dengan kejadian kekurangan berat badan. Pada tahun essensial untuk membran sel, 2) merupakan bahan
2008, orang dewasa dengan usia 20 tahun keatas pokok untuk pembentukan garam empedu yang
yang mengalami kelebihan berat badan di seluruh sangat diperlukan untuk pencernaan makanan, dan
dunia adalah sebanyak 1,5 milyar dan dari angka 3) merupakan bahan baku membentuk hormon
tersebut terdapat lebih dari dua ratus juta orang steroid, misalnya: progesteron, dan estrogen pada
dewasa laki-laki dan tiga ratus juta orang wanita wanita, testoteron pada pria, corticosteroid
mengalami obesitas. Obesitas kini tidak lagi (Pusdiknakes, 2001).
dianggap sebagai masalah yang melanda negara Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang
dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, melainkan dibawa dalam semua partikel pembawa kolesterol
telah pula melanda negara dengan tingkat sosio dalam darah, termasuk HDL, LDL, dan VLDL.
ekonomi menengah dan rendah (WHO, 2011). Kadar kolesterol total itu sangat pararel dengan
Penelitian menunjukkan bahwa wanita akan kadar LDL pada kebanyakan. Kolesterol merupakan
kehilangan 30 hingga 50 persen dari massa otot total steroid yang ada dalam konsentrasi yang biasa
pada usia 45 tahun. Karena proses penuaan, dinilai di seluruh tubuh. Sebagian besar kolesterol
Metabolisme tubuh secara alami akan melambat dan yang dibutuhkan tubuh, disintesa secara endogen
mobilitas yang rendah mempercepat proses dari asetil KoA melalui ß-metil glutamil KoA.
penggantian massa otot dengan lemak tubuh. Kolesterol diproduksi oleh hepar diangkut di plasma
Penurunan massa otot membantu untuk mengurangi sebagai LDL. Kolesterol yang dilepaskan dari
konsumsi kalori dan hampir setiap makanan diubah jaringan tepi di esterifikasi didalam plasma dengan
menjadi lemak. Sebagai akibatnya, peneliti asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesitin
43
44 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1, April 2015, hlm 43-48

kolesterol diangkut ke hepar sebagai HDL. Ester kolesterol di Laboratorium rawat jalan RSUD Dr. H.
kolesterol ini biasa diangkut ke lipoprotein lain oleh Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Pengambilan
penukaran dengan trigliserida. Kadar kolesterol sampel dilakukan secara non probability sample
meningkat dengan bertambahnya usia, dan sampai aksidental, sampel yang digunakan diambil dari
usia 50 lebih tinggi pada laki-laki. Ester kolesterol populasi dengan kriteria: penderita obesitas, pasien
adalah 65-75% dari kolesterol plasma total (Baron, laboratorium rawat jalan, tidak menderita Diabetes
2001). Mellitus, tidak memiliki riwayat hipertensi.
Kolesterol dalam badan berada dalam Alat yang digunakan dalam penelitian ini
keseimbangan yang dinamis antara yang disintesa adalah rekam medik dan hasil pemeriksaan
dengan yang dimetabolisasikan. Makanan yang laboratorium. Prosedur kerja yang dilakukan dalam
mengandung kolesterol antara lain goreng-gorengan, penelitian ini adalah Melakukan survey ke tempat
daging, otak, jeroan, (usus, hati, ginjal, paru, penelitian.
jantung,) kuning telor, sea food, kacang-kacangan, 1. Melakukan permohonan izin penelitian
selain berasal dari makanan, kolesterol juga 2. Mengambil data yang diperlukan pada
diproduksi oleh tubuh kita sendiri. Organ penting rekam medik
yang memproduksi kolesterol adalah hati, maka 3. Mengambil data hasil pemeriksaan laboratorium
pada penderita penyakit menahun, kadar kolesterol 4. Meresume data yang diperlukan sesuai dengan
darahnya rendah. Ekskresi kolesterol terbanyak masalah yang ada dalam penelitian.
adalah melalui empedu, dimana kolesterol dirubah Data dikumpulkan berupa data skunder yaitu
menjadi asam empedu dan dipakai untuk usia, jenis kelamin, dan hasil pemeriksaan
pencernaan. Sebagian kolesterol dikeluarkan dari laboratorium terhadap kolesterol pada penderita
tubuh melalui dinding usus secara langsung, obesitas dengan melakukan pengambilan data dari
sebagian lagi dirombak oleh tubuh. Proses hasil pemeriksaan laborotorium dan rekam medik.
perombakan tersebut dipengaruhi oleh hormon Analisa data yang digunakan dalam penelitian
kelenjar gondok, maka pada penderita hipertiroid ini adalah berupa analisa univariat, yaitu analisa
kadar kolesterol darah akan rendah. Lebih dari yang digunakan dengan menjelaskan secara
separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis deskriptif untuk melihat frekuensi variabel-variabel
(sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari yang diteliti. Analisa univariat bertujuan untuk
makanan sehari-hari. Pada manusia, hati melihat gambaran usia, jenis kelamin, dan kadar
menghasilkan kolesterol lainnya (Pusdiknakes, kolesterol pada obesitas. Dan analisa bivariat,
2000) Analisa bivariat digunakan untuk melihat ada
Hiperkolesterolemia merupakan suatu tidaknya hubungan antara faktor usia dan jenis
keadaan dimana kadar kolesterol dalam darah tinggi. kelamin dengan kadar kolesterol pada penderita
Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh obesitas obesitas.
merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya
arterosklerosis dan meskipun tanpa kehadiran faktor HASIL DAN PEMBAHASAN
lain keadaan ini sendiri sudah cukup untuk
merangsang perkembangan pembentukan lesi. HASIL
Meskipun demikian, obesitas dianggap faktor resiko Analisa Univariat
yang bisa dimodifikasi dengan diet teratur dan Distribusi sampel berdasarkan usia
olahraga yang rutin (Kumar, et al., 2007). Beberapa Sampel pada penelitian ini, rata-rata berusia
yang mempengaruhi kadar kolesterol adalah usia 53,77 tahun dengan sampel termuda berusia 32
dan jenis kelamin, keturunan, merokok, kegemukan, tahun dan sampel tertua berusia 73 tahun. Sampel
olahraga, kontrasepsi hormonal dan diabetes terbanyak berasal dari kelompok usia 51-60 tahun
mellitus. sebanyak 35 orang (38,9%) dan yang paling sedikit
berasal dari kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 2
METODE PENELITIAN orang (2,2%). Gambaran distribusi sampel
berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 1.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif analitik dengan rancangan penelitian Tabel 1.
Cross Sectional. Yaitu untuk melihat hubungan Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia
antara faktor usia dan jenis kelamin dengan kadar
kolesterol pada penderita obesitas. Kelompok Usia Jumlah (n) Persentase (%)
Populasi pada penelitian ini adalah semua 31-40 tahun 2 2,2
41-50 tahun 34 37,8
penderita obesitas yang melakukan pemeriksaan
Ujiani, Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kadar Kolesterol Penderita Obesitas 45

51-60 tahun 35 38,9 Distribusi frekuensi kadar kolesterol sampel


61-70 tahun 16 17,8 Rata-rata kadar kolesterol sampel pada
71-80 tahun 3 3,3 penelitian ini adalah 228,86 mg/dl, kadar kolesterol
terendah adalah 120 mg/dl dan kadar kolesterol
Gambar 1. menunjukkan distribusi frekuensi tertinggi adalah 596 mg/dl. Sampel terbanyak
(persentase) dari masing-masing sampel, dengan berasal dari kelompok kadar kolesterol kurang dari
tingkat persentase terendah pada kelompok usia 31- 200 mg/dl sebanyak 41 orang (45,6%) dan yang
40 tahun, dan tingkat persentase tertinggi ada pada paling sedikit berasal dari kelompok kadar kolesterol
kelompok usia 51-60 tahun. 201-239 mg/dl sebanyak 12 orang (13,3%).
Gambaran distribusi sampel berdasarkan kadar
kolesterol dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan kadar
kolesterol

Kadar Kolesterol Jumlah (n) Persentase (%)

< 200 mg/dl 41 45,6


201-239 mg/dl 12 13,3
Gambar 1. > 240 mg/dl 37 41,1
Gambaran kelompok usia penderita obesitas
RSUDAM Analisa Bivariat
Hubungan antara usia dengan kadar kolesterol
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin Hubungan antara usia dengan kadar kolesterol
Sebagian besar sampel dalam penelitian ini diketahui menggunakan uji korelasi Pearson jika
berjenis kelamin wanita, yaitu sebanyak 57 orang data memiliki distribusi yang normal, jika tidak
(63,3%) dari 90 sampel dan hanya 33 orang (36,7%) maka data di uji menggunakan korelasi Spearman
yang berjenis kelamin laki-laki dari seluruh sampel. yang merupakan uji alternatif dari korelasi Pearson.
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin Hasil uji normalitas data menggunakan
disajikan pada gambar Kolmogorov Smirnov terhadap variable usia dan
kadar kolesterol menunjukan data tidak berdistribusi
normal (p<0,05), sehingga pembuktian hipotesis
dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil uji korelasi Spearman menunjukan tidak
terdapat korelasi yang bermakna antara usia dan
kadar kolesterol (p=0,252). Hasil uji korelasi
Spearman disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.
Hasil uji korelasi Spearman

Kadar Kolesterol
Usia R -0,122
P 0,252
N 90

Gambar 2. Gambaran jenis kelamin penderita


Hubungan antara jenis kelamin
obesitas RSUDAM
dengan kadar kolesterol
Hubungan antara jenis kelamin dengan kadar
Pada gambar 2 warna biru menunjukkan persentase kolesterol diketahui menggunakan uji t tidak
sampel wanita (63,3%) warna hijau menunjukkan berpasangan jika data berdistribusi normal dan jika
persentase sampel laki-laki (36,7%). data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji
46 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1, April 2015, hlm 43-48

Mann Whitney yang merupakan uji alternatif dari uji pinggang daripada sebelumnya terutama jika kurang
t tidak berpasangan. aktif (Nurmalina,R,2011).
Hasil uji normalitas data menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Kolmogorov Smirnovterhadap variabel kadar keadaan keseimbangan antar kadar kolesterol rendah
kolesterol pada kelompok laki-laki dan wanita (kurang 200 mg/dL) dan tinggi (lebih dari 340
menunjukan data tidak berdistribusi normal mg/dL) pada sampel penelitian, dimana 45,6 %
(p<0,05), sehingga pembuktian hipotesis dilakukan sampel mempunyai kadar kolesterol yang normal
menggunakan uji Mann Whitney. dan 41,1% memiliki kadar kolesterol yang tinggi,
Hasil uji Mann Whitney menunjukan tidak ada yang berarti bahwa tidak selalu keadaan obesitas
perbedaan yang bermakna antara kadar kolesterol akan menyebabkan terjadinya peningkatan
laki-laki dengan kadar kolesterol wanita (p=0,847). kolesterol, tetapi keadaan obesitas berisiko
Hasil uji Mann Whitney disajikan pada tabel di mengalami peningkatan kadar kolesterol.
bawah ini: Kolesterol dapat meningkat disebabkan oleh
tiga hal, yaitu: diet tinggi kolesterol dan lemak,
Tabel 4. ekskresi kolesterol ke kolon melalui asam empedu
Hasil uji Mann Whitney terlalu sedikit dan produksi kolesterol endogen di
hati yang terkait dengan faktor genetik terlalu
Kadar banyak.
Median(Min-
kolesterol n
Maks)
Rerata±s.b P Peningkatan asupan tinggi kolesterol dapat
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum
Laki-laki 33 228 (122-596) 229,18±88,316 hanya dalam jumlah yang relatif kecil. Meskipun
0,847
demikian apabila kolesterol diabsorpsi, peningkatan
Wanita 57 217 (120-588) 228,67±78,268
konsentrasi kolesterol akan menyebabkan kolesterol
menghambat sintesisnya sendiri dengan
PEMBAHASAN menghambat HMG-koA reduktase untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menghalang terjadinya kenaikan kadar kolesterol
penderita obesitas terbanyak berasal dari kelompok plasma secara berlebihan. Hasilnya, kadar kolesterol
sampel dengan usia 51 sampai 60 tahun, ini plasma biasanya tidak mengalami peningkatan atau
menggambarkan semakin bertambahnya usia akan penurunan melebihi 15% dengan perubahan pada
berisiko mengalami obesitas, karena terjadinya asupan kolesterol dalam diet (Guyton, 2007).
akumulasi lemak secara berlebihan di dalam tubuh, Asupan diet tinggi lemak jenuh turut
yang didukung oleh perubahan pola makan yang meningkatkan kadar kolesterol plasma dengan
tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah peningkatan sebanyak 15%-25%. Hal ini karena
lemak berubah ke pola makan baru yang rendah terjadi deposit lemak di hati yang kemudian
karbohidrat, rendah serat , dan tinggi lemak, menyebabkan meningkatnya unsur asetil-koA di hati
sehingga menggeser mutu makanan kearah yang untuk memproduksi kolesterol. Oleh karena itu,
tidak seimbang. dalam menurunkan kadar kolesterol plasma penting
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk menjauhi sumber makanan tinggi lemak jenuh
wanita lebih berisiko untuk mengalami obesitas. dalam memastikan diet sentiasa rendah kolesterol.
Sebanyak 63,3 % sampel yang mengalami obesitas Asupan diet tinggi lemak tidak jenuh mampu
adalah wanita. Wanita akan kehilangan 30 hingga 50 menurunkan kadar kolesterol plasma namun
persen dari massa otot total pada usia 45 tahun. mekanismenya masih belum dapat dipastikan
Karena proses penuaan, metabolisme tubuh secara (Guyton, 2007).
alami akan melambat dan mobilitas yang rendah Kekurangan hormon insulin dan tiroid dapat
mempercepat proses penggantian massa otot dengan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol plasma,
lemak tubuh. Penurunan massa otot membantu untuk sedangkan kelebihan hormon tiroid akan berakibat
mengurangi konsumsi kalori dan hampir setiap penurunan kadar kolesterol plasma. Kemungkinan
makanan diubah menjadi lemak. Sebagai akibatnya, utama terjadi demikian adalah disebabkan perubahan
diperkirakan wanita mendapatkan 2 kali ukuran pada aktivitas enzim yang bekerja pada metabolisme
ekstra dengan setiap 10 tahun usianya. lipid (Guyton, 2007).
Kelebihan berat badan pada wanita setengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
baya adalah terutama karena faktor usia dan gaya hubungan antara faktor usia dengan kadar kolesterol.
hidup,t etapi menopause juga memainkan peran. Ini berarti bahwa semua usia mempunyai resiko yang
Banyak wanita bertambah berat selama masa sama dalam peningkatan kadar kolesterol. Hal ini
menopause dan memiliki lemak berlebih di sekitar didukung juga oleh adanya asupan
Ujiani, Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kadar Kolesterol Penderita Obesitas 47

makanan tinggi kolesterol yang banyak dikonsumsi pada penderita penyakit menahun, kadar kolesterol
yang saat ini banyak beredar di masyarakat. Bahkan darahnya rendah. Ekskresi kolesterol terbanyak
masyarakat dengan usia muda lebih berkesempatan adalah melalui empedu, dimana kolesterol dirubah
dalam mengkonsumsi makanan tersebut. Diet dan menjadi asam empedu dan dipakai untuk
gaya hidup adalah faktor yang terlibat dalam pencernaan. Sebagian kolesterol dikeluarkan dari
merangsang terjadinya peningkatan atau penurunan tubuh melalui dinding usus secara langsung,
kadar kolesterol, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian lagi dirombak oleh tubuh. Proses
hiperkolesterolemia merupakan suatu faktor resiko perombakan tersebut dipengaruhi oleh hormon
yang bisa dikendalikan (Kumar, et al., 2007). kelenjar gondok, maka pada penderita hipertiroid
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak kadar kolesterol darah akan rendah. Lebih dari
ada hubungan yang bermakna antara faktor jenis separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis
kelamin dengan kadar kolesterol, tetapi wanita (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari
mempunyai resiko yang lebih besar untuk makanan sehari-hari. Pada manusia, hati
mengalami peningkatan kadar kolesterol. Sebelum menghasilkan kolesterol lainnya (Pusdiknakes,
menopause, wanita cenderung memiliki kadar 2001).
kolesterol total yang lebih rendah dibandingkan pria Almatsier (2001) menyatakan bahwa
pada usia yang sama. Kadar kolesterol pada wanita konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300
dan pria, secara alami meningkat seiring mg/hari. kolesterol memiliki peranan utama dalam
bertambahnya usia. Menopause sering dikaitkan proses patologis pembentukan ateroskelorosis pada
dengan peningkatan kolesterol pada wanita. pembuluh darah arteri yang penting sehingga
Secara teori faktor usia dan jenis kelamin mengakibatkan penyakit serobrovaskuler, vaskular
mempengaruhi kadar kolesterol darah. Pada masa perifer, dan koroner (Murray, 2003).
kanak-kanak, wanita memiliki nilai kolesterol yang Kadar kolesterol darah merupakan indikator
lebih tinggi dibandingkan pria. Pria menunjukkan yang paling baik untuk menentukan apakah
penurunan kolesterol yang signifikan selama masa seseorang akan menderita penyakit jantung atau
remaja, dikarenakan adanya pengaruh hormon tidak. Kadar kolesterol dalam plasma dapat
testosterone yang mengalami peningkatan pada masa meningkat apabila diit banyak lemak. Bila lemak
itu. Laki-laki dewasa di atas 20 tahun umumnya jenuh dalam makanan diganti dengan lemak tak
memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan jenuh, kolesterol darah akan menurun. Kebanyakan
wanita. Setelah wanita mencapai menopause, kolesterol dalam makanan di peroleh dari kuning
mereka memiliki kadar kolesterol lebih tinggi telur dan lemak hewani (Pusdiknekes, 2001).
daripada laki-laki. Hal ini disebabkan berkurangnya Upaya pengendalian yang dilakukan dapat
aktifitas hormon estrogen setelah wanita mengalami berupa menurunkan kadar kolesterol total.
menopause. Terdapatnya hasil penelitian yang tidak Penurunan dilakukan dengan melakukan diet rendah
sejalan dengan teori bisa terjadi karena, selama lemak atau menggunakan terapi obat-obatan yang
dilakukannya penelitian tidak diperhatikan bekerja dengan menghambat produksi kolesterol
penyebab-penyebab lain yang dapat mempengaruhi dalam hati maupun dengan memperbesar ekskresi
kadar kolesterol. Peneliti hanya memperhatikan kolesterol melalui asam empedu.
faktor usia dan jenis kelamin, keadaan diabetes
militus, riwayat hipertensi serta keadaan obesitas SIMPULAN
saja sebagai faktor yang mempengaruhi kadar Penderita obesitas rata-rata berusia 53 tahun dengan
kolesterol. Banyak faktor lain yang akan sampel termuda berusia 32 tahun Penderita obesitas
mempengaruhi kadar kolesterol antara lain olah berjenis kelamin wanita sebanyak 57 orang (63,3%)
raga, merokok, peminum alkohol dan sebagainya dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang
yang tidak diamati oleh peneliti selama penelitian. (36,7%). Dan sampel tertua berusia 73 tahun,
Kolesterol dalam badan berada dalam terbanyak berasal dari kelompok usia 51-60 tahun
keseimbangan yang dinamis antara yang disintesa sebanyak 35 orang (38,9%).
dengan yang dimetabolisasikan. Makanan yang Rata-rata kadar kolesterol sampel pada
mengandung kolesterol antara lain goreng-gorengan, penelitian ini adalah 228,86 mg/dl, kadar kolesterol
daging, otak, jeroan, (usus, hati, ginjal, paru, Terendah adalah 120 mg/dl dan kadar kolesterol
jantung,) kuning telor, sea food, kacang-kacangan’ tertinggi adalah 596 mg/dl.
selain berasal dari makanan, kolesterol juga Tidak ada hubungan yang bermakna antara
diproduksi oleh tubuh kita sendiri. Organ penting faktor usia dan jenis kelamin dengan kadar
yang memproduksi kolesterol adalah hati, maka kolesterol.
48 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1, April 2015, hlm 43-48

DAFTAR PUSTAKA

Adul, 2009, obesitas Nurmalina, R, 2011, Pencegahan Dan Manajemen


(http://adul2008,wordpress.com/2009/04/11/o Obesitas Panduan Untuk Keluarga,IKAPI
besitas,diakse) (pada 10 Nopember 2011). Jakarta.
Almatsier, S., 2006, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Pusdiknakes, 2001, Diktat Kimia Klinik Jilid 1,
Gramedia, Jakarta, 307 halaman. Depkes, Jakarta.
Baron, Robert B, 2011,“ Lipid Disorder”, di World Health Organization, 2011, Obesity and
dalam Stephen J. McPhee dkk (Ed), Current Overweight.tersedia:
Medical Diagnosis & Treatment, McGraw- (http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs
Hill, USA, 1637 halaman. 311/en/).
Guyton C, Athur,2005, Buku ajar Fisiologi Murray, Robert K; et all, 2003, Biokimia Harper,
Kedokteran, halaman 1919-192. diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC,
Guyton, A.C; Hall, J. E., 2007, Fisiologi Jakarta, 883 halaman.
Kedokteran, EGC, Jakarta.
Kumar, V; Cottran, Ramzi S; Robins, Stanley L.,
2007, Buku Ajar PatologiRobbins,
diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai