PENGARUH TEKNIK GERAK LING TIEN KUNG TERHADAP REGULASI
KOLESTEROL PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROL
PADA PASIEN LANSIA DI WILAYAH KOTA BATU
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Sarjana Pendidikan Keperawatan
DISUSUN OLEH:
NAMA: DEFI ROLASNI SITORUS
NIM: 2201140747
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALANG
PROGRAM S1 ALIH JENJANG KEPERAWATAN
TAHUN AJAR 2022/2023
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Lansia menurut World Health Organitation (WHO) adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun ( NMIM Dewi · 2022 ). menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) lansia adalah tahapan masa tua dengan batasan usia 60 tahun keatas. Dalam perkembangannya lansia akan mengalami penurunan aktivitas dan fungsi fisik yang menyebabkan penumpukan energi dalam bentuk lemak tubuh salah satunya adalah kolesterol ( Rahmawati, et.all 2022 ). Kolesterol merupakan lipid amfipatik yang penting dalam pengaturan permea bilitas dan fluiditas membran, dan juga sebagai lapisan luar lipoprotein plasma. Koles terol merupakan gabungan senyawa steroid dan alkohol (atau yang dikenal dengan se nyawa sterol) dan lemak yang ada pada membran sel di semua jaringan tubuh (Syoku mawena dan Pastari, 2021). Kolesterol adalah sterol, inilah yang paling dikenal oleh masyarakat. Terdapat dua jenis kolesterol yang diproduksi oleh tubuh, yaitu kolester ol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) dan kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL) Kedua jenis kolesterol ini memang dibutuhkan oleh tubuh, namu n jika jumlah kadar kolesterol dalam darah berlebihan maka akan terjadi hiperkolester olemia. Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total darah. Saat ini prevalensi hiperkol esterolemia masih tinggi. Prevalensi hiperkolesterolemia di dunia sekitar 45%, di Asi a Tenggara sekitar 30% dan di Indonesia 35% (Uhamka, 2023). Saat ini hiperkolester olemia masih menjadi masalah kesehatan. Peningkatan kadar kolesterol diperkirakan menyebabkan 2,6 juta kematian dan 29,7 juta kecacatan per tahun. Hiperkolesterolem ia merupakan faktor risiko berbagai macam penyakit. Kadar kolesterol tinggi telah ter bukti berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, stroke, hipert ensi dan obesitas. Hiperkolesterolemia tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Hiper kolesterolemia hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah. Bila kadar kolestero l >200 mg/dL, maka dikatakan menderita hiperkolesterolemia (Uhamka, 2023). Penyakit degeneratif disebut juga sebagai penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Dari berbagai hasil penelitian modern diketahui bahwa munculnya penyakit degeneratif mempunyai kaitan cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang, meskipun faktor keturunan juga berperan cukup besar ( LingLing Marinda Palupi et.all 2022 ). Dalam rangka memecahkan masalah kesehatan tentang penyakit degeneratif yang kerap dialami lansia yang hampir 80% mengeluhkan tanda gejala penyakit degeneratif. Maka dilakukan upaya yaitu pemberian latihan terapi Ling Tien Kung dan pemberian pendidikan kesehatan termasuk penatalaksanaan berupa diet dan pola aktifitas terkait beberapa penyakit diantaranya hiperkolesterolemia. Upaya tersebut dilakukan untuk menurunkan jumlah penderita penyakit degeneratif. Penelitian menemukan bahwa menerapkan pola makan sehat dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif sebesar 31% dan rajin berolahraga dapat menurunkan hingga sebesar 40%. Namun kombinasi makanan sehat dan olahraga akan menurunkan resiko sebesar 68% ( LingLing Marinda Palupi et.all 2022 ). Salah satu bentuk latihan fisik adalah gerak Ling Tien Kung (Fu Chi). Ling Tien Kung adalah salah satu olah raga yang bermanfaat untuk kesehatan, kesembuhan dan peremajaan. Terdapat banyak gerakan peregangan yang dapat membantu memperlancar aliran darah dan metabolisme di dalam tubuh, sehingga aliran darah menjadi lancar, pengangkutan oksigen, nutrisi, dan hasil metabolisme lain dalam tubuh juga semakin lancar. Metabolisme tubuh yang me mbaik akan mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh, hal tersebut juga berlaku untuk lansia dengan penyakit degeneratif. Ling Tien Kung atau Ilmu Titik Nol adalah satu ilmu pengetahuan yang memp elajari tentang keberadaan sebuah energi di dalam tubuh manusia yang menentukan y akni “Energi Kehidupan” serta mempelajari teknik-teknik gerakan yang mempengaru hinya. Gerakan-gerakannya simple tetapi efektif, serta dapat di lakukan oleh setiap or ang di segala usia dan kondisi Ling Tien Kung bukan hanya membuahkan kesehatan dan kesembuhan melainkan juga peremajaan (Hijriani, 2021). Ling Tien Kung merupakan rangkaian suatu gerakan yang mempunyai banyak manfaat untuk tubuh. Salah satu gerakan Ling Tien Kung yang berfokus pada persend ian lutut yaitu gerakan jalan bebek dan gerakan jongkok kocok. Ketika sendi lutut me ngalami masalah atau penurunan fungsi karena faktor usia, maka saat melakukan gera kan gerakan tersebut tidak akan bisa maksimal bahkan ada yang tidak mengikuti gera kan tersebut karena lutut tidak bisa ditekuk. Pemberian latihan Ling Tien Kung gerak an jongkok kocok dan jalan bebek dipilih karena pada gerakan tersebut berfokus pada persendian lutut. Pada gerakan jongkok kocok yaitu mempunyai tujuan untuk melatih sendi-sendi dan otot dibagian lutut. Sedangkan untuk gerakan Jalan Bebek, sampel ha rus jongkok, berdiri, melangkah, sebanyak 30 kali hitungan. Saat ini masyarakat mulai sadar akan gaya hidup aktif untuk mencegah kejadi an penyakit yang beresiko dengan melakukan peningkatan aktivitas seperti senam sal ah satunya gerakan Ling Ting Kung, Ling Ting Kung merupakan salah satu bentuk ter api komplementer. Dan dari banyak lansia yang diteliti pengaruh senam ini sangat ber manfaat dan dapat menurunkan kadar kolesterol. Hal inilah yang melandasi penulis untuk meneliti pengaruh teknik gerak ling ti en kung terhadap regulasi kolesterol pada penderita hiperkolesterol pada pasien lansia di wilayah kota batu
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh teknik gerak Lien tien Kung terhadap regulasi kolesterol pada penderita hiperkolesterol pada pasien lansia di wilayah kota Batu
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Menjelaskan pengaruh teknik gerak Ling Tien Kung terhadap regulasi kolesterol pada penderita hiperkolesterol 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi kadar kolesterol total pada kelompok intervensi sebelum pelaksanaan teknik gerak Ling Tien Kung. 2. Mengidentifikasi kadar kolesterol total pada kelompok intervensi sesudah pelaksanaan teknik gerak Ling Tien Kung. 3. Mengidentifikasi kadar kolesterol total sebelum beraktivitas biasa pada kelompok kontrol tanpa teknik gerak Ling Tien Kung. 4. Mengidentifikasi kadar kolesterol total sesudah beraktivitas biasa pada kelompok kontrol tanpa teknik gerak Ling Tien Kung. 5. Menganalisis variabel perancu (usia, jenis kelamin, status pekerjaan, tingkat stres dan asupan nutrisi) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. 6. Menjelaskan perbedaan kadar kolesterol total pada penderita Hiperkolesterol sebelum dan sesudah dilakukan teknik gerak Ling Tien Kung pada kelompok intervensi 7. Menjelaskan perbedaan kadar kolesterol total pada penderita Hiperkolesterol sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol tanpa teknik gerak Ling Tien Kung. 8. Menjelaskan perbedaan kadar kolesterol total setelah dilakukan teknik gerak Ling Tien Kung pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden Teknik gerak Ling Tien Kung diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan dalam meregulasi kolesterol darah pada penderita Hiperkolesterol 1.4.1 Bagi Peneliti Hasli penelitian ini sebagai terapi komplementer dalam pengembangan ilmu keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara regulasi kadar kolesterol darah dalam upaya peningkatan pelayanan bidang keperawatan
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan sebagai sumber pustaka mengenai teknik gerak ling tien kung terhadap regulasi kolesterol pada penderita hiperkolesterol
1.4.3 Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai terapi komplementer disamping terapi medis dalam mengendalikan regulasi kadar kolesterol darah pada penderita hiperkolesterol di wilayah puskesmas 1.4.4 Bagi Masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teknik gerak ling tien kung terhadap regulasi kolesterol pada penderita hiperkolesterol
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Hiperkolesterol
2.1.1 Pengertian Hiperkolesterol Kolesterol adalah lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam sel tubuh, yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan, akan mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke. Sebagian besar dari 80% kolesterol dalam tubuh diproduksi secara alami di hati. Sedangkan sebagian kecil sekitar 20% kolesterol berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti produk yang berasal dari hewan, seperti daging, telur, dan susu. Kadar nilai kolesterol total dibedakan menjadi tiga, yaitu normal 200-239 mg/dl, dan tinggi >240 mg/dl (Melati, Widiany and Inayah, 2021). Jika tingkat kolesterol tinggi maka dapat meningkatkan risiko PJK, stroke, dan buruknya sirkulasi darah. Pemeriksaan kolesterol total dalam darah berguna untuk mendeteksi risiko tersebut (Kemenkes, 2018). Menurut Rizal Fadli (2020) kolesterol penting untuk melindungi setiap sel di dalam tubuh manusia. Tanpa adanya kolesterol, membran sel di dalam tubuh dapat dengan mudah untuk pecah. Kolesterol juga dibutuhkan untuk pembuatan hormon berbasis steroid, terutama hormon seks, seperti testosteron dan progesteron.
2.1.2 Jenis Kolesterol
Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) Menurut Ridayani, dkk (2018) menyebutkan jika didalam tubuh manusia terdapat 2 jenis kolesterol yaitu: a. Low Density Lipoprotein (LDL) LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena dapat menempel pada pembuluh darah. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol LDL terlalu banyak dapat mempersempit arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit berbahaya lainnya. Penumpukan lemak di lapisan dalam pembuluh darah (plak kolesterol) dapat mempersempit pembuluh darah dan mencegah kelancaran aliran darah. Kolesterol LDL yang optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolesterol LDL 100 – 129 mg/dl dimasukkan kategori perbatasan, apabila di atas 130 mg/dl dan disertai faktor risiko lain seperti merokok, obesitas, diabetes, tidak olahraga, apalagi jika sudah mencapai 160 mg/dl atau lebih, maka segera perlu diberi obat (Husein dkk, 2020). b. High Density Lipoprotein (HDL) HDL merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Menurut Rizal Fadli (2020) kolesterol HDL dapat membawa kolesterol LDL dari arteri dan kembali ke hati untuk dipecah dan dibuang dari tubuh. Meski begitu, jenis kolesterol ini tidak sepenuhnya dapat membuang kolesterol LDL. Kolesterol 9 HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk pria, atau di atas 50 mg/dl untuk wanita. Penyebab kolesterol HDL yang rendah adalah kurangnya aktifitas fisik, obesitas, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada pria, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL, sedangkan hormon estrogen wanita menaikkan HDL (Husein dkk, 2020).
2.1.3 Fungsi Dan Manfaat Kolesterol
2.1.4 Metabolisme
2.1.5 Kadar Kolesterol Normal
2.1.6 Faktor Penyebab Hiperkolesterol 2.1.7 Klasifikasi Hiperkolesterol 2.1.8 Penatalaksanaan 2.1.9 Komplikasi 2.2 Konsep Dasar Latihan Gerak Gerak Ling Tien Kung 2.2.1 Definisi Latihan Gerak Ling Tien Kung 2.2.2 Prinsip Latihan Gerak Definisi Latihan Gerak Ling Tien Kung 2.2.3 Teknik Gerakan Latihan Gerak Ling Tien Kung 2.3 Pengaruh Latihan Teknik Gerak Ling Tien Kung Terhadap Regulasi Kolestero l Darah Pada Penderita Hiperkolesterol 2.4 Konsep Keperawatan Dorothea E.Orem (Model Konsep Self Care) 2.4.1 Perawatan Sendiri 2.4.2 Teori Defisit Perawatan Diri 2.4.3 Teori System Keperawatan ( Teori Of Nursing System)