Anda di halaman 1dari 36

UPAYA PENGOBATAN PENYAKIT HIPERKOLESTEROL

DENGAN JUS APEL HIJAU (GRANNY SMITH)

PENYUSUN
KELOMPOK 3 KELAS A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022

i
KATA PENHGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan
kami kesehatan, kesempatan dan keselamatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas laporan dengan judul “Edukasi penyakit hiperkolesterol”
tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada teman-
teman ners muda dan semua yang telah membantu kami dalam penyelesaian
laporan ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini.
Olehnya itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif tetap kami harapkan dari
para pembaca demi kesempurnaan laporan berikutnya. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat aamiin. Wassalam……..

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................
......................................................................................................................
4
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.4 Tujuan............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1 Hiperkolesterol...............................................................................................5
2.2 Jus Apel Hijau (Granni Smith)........................................................................17
BAB III PENUTUP..................................................................................................25
3.1. Kesimpulan....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolesterol adalah merupakan suatu komponen lemak yang beredar ikut
pada aliran darah dan sel-sel tubuh. Sedangkan Hiperkoleterol merupakan suatu
kondisi dimana kadar kolesterol total berada pada 190 mg/dL atau lebih. kadar
kolesteror normal yaitu berada pada 140-200mg/dl di dalam darah. apabila kadar
kolesterol >200-400mg/dl di darah menunjukan penderitanya beresiko terkena
penyakit jantung dan pembulu darah salah satunya adalah strok (Yatim, 2018).
Tidak sehatnya asupan makanan, seperti mengonsumsi tinggi lemak, rendahnya
komsumsi buah dan sayu, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, penyakit hipertensi,
stres, merokok dan meminum alkohol merupakan bagian dari faktor penyebab
kolesterol tinggi (Lestari & Utari, 2017).
Menurut data WHO (2019) dalam Prehanawan et al., (2022) secara
globall prevalensi hiperkolesterol sampai saat ini masi dalam keadaan tinggi.
Dimana prevalensi hiperkolesterol tercatat berada pada angka 45.5%, di asia
tenggara angka hiperkolesterol mencapai 35% (WHO (2019) dalam Prehanawan
et al., (2022). Di Indonesia angka hiperkolesterol jika di tinjau berdasarkan jenis
kelamin yaitu, pada laki-laki dengan kolesterol tinggi berada pada angka 48%
sedangkan pada perempuan berada pada angka 54,3%. Jika ditinjau dari usia
orang dengan hiperkolesterol di indonesia, dari usia 15-34 tahun yaitu, berada
pada angka 39%, Pada usia 35-59 tahun naik menjadi 52,9% sedangkan pada
usia >60 tahun meningkat jadi 58.7%. jika di tinjau dari riset keseluruhan, di
indonesia dengan kolesterol tinggi dari tahun 2015, tercatat pada angkah 58,5%
sedangkan pada tahun 2016 turunn hanya 5,2%. Dimana angka kolesterol tinggi
tahun 2016 berada pada angka tetap 52,3%. Data ini menunjukan bahwa angka
kolesterol di indonesia masi berada pada angga yang tinggih (Kemenkes R.I.,
2017).
Berdasarkan data provinsi, gorontalo adalah termasuk provinsi yang
memiliki populasi manusia dengan kolesterol tinggi. Dari 34 provinsi yang ada di
indonesia saat ini provinsi gorontalo berada pada urutan sepulu besar dimana
gorontalo menduduki urutan ke sembilan. Di tinjau dari segi Presentase
hiperkolesterol di gorontalo dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016,

1
gorontalo berada pada angka 52,1%, jika dibandingkan dengan provinsi lainnya
seperti provinsi bali, gorontalo jauh lebih tinggi angka kolesterolnya dibandingkan
bali yang hanya berada pada angka 8.8% angka kolesterol (Kemenkes R.I.,
2017). Sementara berdasarkan data kolesterol di wilaya kerja puskesmas talaga,
angka kolesterol di tahun 2021 terdapat 41 pasien dengan kolesterol tinggi,
selama tahun 2021 angka ksolesterol tidak mengalami kenaikan ataupun
penurunan. Namun di tahun 2022 angka pasien kolesterol bertamba menjadi
51 jiwa (Puskesmas Talaga, 2022)
Dari penelitian yang dilakukan oleh Izzati et al., (2018) mengenai
“pengaruh jus apel hijau terhadap kadar kolesterol darah pada pasien hipertensi”.
Dengan jumlah sampel yang menderita hipertensi 10 orang responden. Diberikan
jus apel hijau pada responden sebanyak 200 ml pada setiap pagi selama 7 hari
secara rutin. rata-rata kadar kolesterol 270,50 mg/dl pada penderita Hipertensi
sebelum diberi jus apel hijau. Setelah diberikan jus apel hijau kadar kolesterol
menurun menjadi 237,40 mg/dl. Di nyatakan bahwa hasil Uji statistik
menunjukkan pengaruh jus apel hijau terhadap penurunan kadar kolesterol pada
penderita hipertensi dimana mengalami penurunan kadar kolesterol menjadi 33,1
mg/dl. Dengan hasil uji paired sampel t-test diperoleh rata - rata kadar kolesterol
signifikan karena nilai t yang diperoleh yaitu 4,401 > 0,6998 dengan p-value
0.001 (p<0.05) (Izzati et al., 2018).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Tabrani & Djamaludin, (2021) yang
meneliti tentang “pengaruh jus apel hijau terhadap kadar kolesterol darah pada
pasien dengan hiperkolesterolemia”. Pemberian jus apel hijau dberikan pada
satu responden sebanyak 200 ml dengan lama waktu 7 hari. Dilakukan pre-tes
sebelum dilakukan pemberian jus apel hijau dan dilakukan post-tes setelah
dilakukan pemberian jus apel hijau selama 7 hari. Hasil dari pengukuran kadar
kolesterol sebelum diberikan jus apel hijau (pret-tes) di dapatkan kadar kolesterol
275 mg/dl dan sesudah diberikan jus apel hijau (post-test) di dapatkan kadar
kolesterol 239 mg/dl. Dimana terdapat penurunan kadar kolesterol yang di
berikan jus apel hijau antara pret-tes dan post-tes berkisar sebanyak 36 mg/dl
(Tabrani & Djamaludin, 2021)
Dari dua penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa memberikan jus
apel hijau pada penderita hiperkolesterol sangat baik untuk di lakukan. Terutama
pada lansia yang memiliki riwayat kadar kolesterol yang tinggi. karena apel hijau

2
selain dikenal dengan buah yang segar dan memiliki rasa yang lezat. pada apel
hijau kandungan pektin dan pelifenol bioaktif dan serat yang mempunyai peranan
penting dalam mengatasi kolesterol. sehingga hal ini sangat penting untuk di
komsumsi oleh penderita dengan hiperkolesterol. Berdasarkan hasil dari
wawancara bersama ketua PKL Ns. Karnila Gobel S.Kep puskemas telaga
kabupaten gorontalo, klien dengan hiperkolesterol rata-rata dari usia 45 tahun
sampai dengan 75 tahun. Penderita hiperkolesterol khusnya diwilaya kerja
puskesmas telaga, Bahwa pada dasarnya diketahui juga belum perna
mendapatkan terapi berupa pemberian jus apel baik dari apel jenis apapun.
Di dalam ayat al’qur’an menjelaskan perintah sebagaimana mengenai
makanan yang baik di komsumsia oleh kita manusia. Yaitu, Q.S Al-Ma’idah Ayat
88 yang berbunyi:
‫وو َۖط ِّيبًا َح ٰلاًل هّٰللا ُ َر َز َق ُك ُم ِممَّا َو ُكلُ ْوا‬
َّ ُ‫مُْؤ ِم ُن ْو َن ِب ٖها َ ْنـ ُت ْم الَّذ ِۤيْ هّٰللا َ ا َّتق‬
Artinya: Dan makanlah dari apa yang diberikan oleh Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-nya “(Q.S Al-Ma’idah: 88).
Ayat al-qur’an di atas menegaskan perintah kepada kita manusia bahwa
patutlah kita mengomsumsi makanan yang halal dan makanan yang sehat. Halal
yang dimaksud adalah sesuatu yang baik serta sesuatu yang dibolehkan. selain
makanan yang halal mkanan juga harus sehat baik dari segi pengolahannya
ataupun dari sumber makanannya. Dari perintah ini adalah yang dapat di cermati
agar kita manusia tidak terlena dengan keindahan dari makanan tersebut namun
hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana makanan itu di peroleh, serta
bagaimana pengolahannya dan jenis makanan apa yang kita komsumsi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengedukasi mengenai pengobatan penyakit hiperkolesterolemia pada lanjut
usia dengan hiperkolesterol.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakan di atas, identifikasi masalah dapat di
uraikan sebagai berikut:
1. Hiperkolesterol berpotensi dapat memicu masalah serangan jantung dan
kejadian stroke.
2. Angka hiperkolesterol saat ini berada pada angka keadaan yang tidak
stabil baik secara global, nasional ataupun secara lokal.

3
3. Penggunaan jus buah apel hijau (Granny Smith) belum banyak digunakan
oleh peneliti sebelumnya sebagai intervensinya pada pasien hiperkolesterol
4. Masi kurangnya pemahaman pasien hiperkolesterol yang ada mengenai
manfaat dari jus apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat di rumusan masalah “Adakah
pengaruh jus buah apel hijau (Granny Smith) terhadap kadar kolesterol darah
pada lanjut usia (lansia) dengan Hiperkolesterol
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengobatan penyakit hiperkolesterol pada lanjut usia
dengan hiperkolesterol.
1.5.1 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pegetahuan lanjut usia (lansia) mengenai
penyakit hiperkolesterol
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lanjut usia (lansia) mengenai
pengobatan penyakit hiperkoleterol
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Implementasi ilmu yang telah di dapatkan dalam pendidikan dalam kondisi
yang nyata di wilaya kerja puskesmas telaga. Dapat menambah wawasan
pemikiran, pengalaman dan meningkatkan pengetahuai mengenai pengobatan
penyakit hiperkolesterol pada lanjut usia (lansia) yang menderita hiperkolesterol.
1.6.1 Manfaat Praktis
1. Panti lansia
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang di perlukan terkait pemberian
terapy terhadap penderita hiperkolesterol
2. Untuk instansi Pendidikan
Pada Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi kepada mahasiswa
dan mahasiswi terkait pengobatan penyakit hiperkolesterol pada lanjut
usia (lansia) dengan hiperkolesterol.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian
di tempat yang sama namun variabel yang berbeda..

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hiperkolesterol
2.1.1 Definisi
Pada umumnya Tubuh kita membuat kolesterol dan pabriknya adalah hati
yang di kenal dengan kolsterol endogen. Sebagian 70% Kolesterol berasal dari
hati. Sumber Kolesterol lain adalah sebagaian makanan hewani seperti daging,
telur, unggas dan susu. Sedangkan makanan lainnya dari tumbu-tumbuhan dan
buah-buahan namun sedikit mengandung kolesterol. kolesterol yang bersumber
dari makanan inilah yang disebut dengan kolesterol eksogen. Maka hal itu akan
lebih baik memilih makanan yang rendah lemak atau Kolesterol. Jadi
kebanyakan kolesterol yang beredar dalam peredaran darah berasal dari
makanan lalu kemudian diproduksinya di hati. kemudian oleh hati di olah menjadi
kolesterol dalam jumlah yang berlebihan. Makin banyak lemak atau makanan
yang kaya kolesterol yang kita makan akan makin banyak menyumbang hati
untuk memproduksi Kolesterol (Tandra, 2020).
Kolesterol adalah bagian dari komponen lemak atau lipit. Seperti kita
ketahui lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat di perlukan oleh tubuh
selain zat gizi lain, seperti karbohidrat protein. Kolesterol bisa di temui di mana-
mana, di seluruh sel dan jaringan tubuh kita. Kolesterol beredar melewati semua
pembulu darah. Jika kadarnya dalam darah berlebihan, kolesterol bisa menempel
pada dinding pembuluh darah, menimbun dan menibulkan kerak atau plak
(plaque). Keadaan seperti ini pada akhirnya akan menyebabkan penyumbatan
pada pembulu darah sehingga kemudian Pengangkutan makanan dan oksigen
oleh darah menjadi terhalang dan fungsi organ tubuh yang dilayani berantakan.
Apabila penyumbatan pembuluh darah terjadi di jantung dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner, sedangkan penyumbtan terjadi pada pembulu darah di
otak berakibat stroke (Tandra, 2020).
Hiperkolesterol merupakan suatu kondisi dimana kadar kolesterol total 190
mg/dL atau lebih. kadar kolesteror normal 140-200mg/dl di dalam darah. apabila
kadar kolesterol >200-400mg/dl di darah menunjukan beresiko terkena penyakit
jantung dan pembulu darah (Yatim, 2018). Hiperkolesterol menunjukan kondisi
tingkat kolesterol dalam darah yang melampaui kadar yang normal (Atma, 2021).
Dari sumber lain juga di sebutkan kolesterol merupakan senyawa lemak atau

5
lipid dalam darah dimana kadar kolesterol yang tinggi dapat menimbulkan
deposit atau simpanan pada pembulu darah. selanjutnya deposit lemak tersebut
akan mengakibatkan aliran darah yang mengalir dalam pembulu darah arteri
menjadi kesulitan atau dapat terhambat. Jika individu menderita kolesterol tinggi
maka lemak akan tertimbun di dalam pembulu darah. kemungkinan hal ini dapat
menyebapkan obstruksi pada pembulu darah sehingga aliran darah menjadi
tidak lancar beserta volume darah menuju ke jantung berkurang. Hal inilah yang
dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan jika pasokan darah yang
menuju ke otak maka kemungkinan dapat terjadi storke (Trihayanto, 2020).
Beberapa definisi diatas dapat di katakan kolesterol adalah merupakan
suatu zat yang penting bagi tubuh namun pada konsentrasi yang normal.
Kolesterol tinggi dapat berdampak buruk pada penderitanya dimana
penderitanya yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi kemungkinan besar akan
mengalami berbagai suatu penyakit berupa serangan jantung serta dapat
menyebabkan penderitnya akan mengalami stroke.
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Tandra (2020) Kolesterol dapat di klasifikasin dalam beberapa
jenis sebagai berikut:
1. Kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL adalah Low Density Lipoprotein, proteinya disebut apolipoprotein B-
100 (B-100). Lemak apo-B tersebut merupakan suatu lemak yang jahat
dimana kadar proteinnya seikit dibandingkan dengan kandungan lemak
yang berada di dalamnya banyak (3000-6000 molekul lemak). Lemak
tersebut bisa menimbulkan pengapuran atau penebalan pada bagian
dinding pembulu darah.
LDL yang mengalir pada peredaran darah dapat mengalami reaksi
oksidasi. Yang kemudian bersenyawa beserta berikatan bersama dengan
zat-zat lain yang berada dalam darah dan menempel pada sel-sel endotel
dinding dalam pembulu darah. Dan pada akhirnya terjadila pembentukan
plak atau kerak yang akan memperkecil ruang pembulu darah. Seperti
pada umunya telah diketaui, plak yang sudah menebal pada pembulu
darah kemungkinan dapat peca (Rupture) yang akan menjadi serpihan-
serpihan yang kemudian akan terkumpul ke pembulu darah yang
kalibernya kecil dan mengalami penyempitan.

6
Serpihan tersebutlah yang menyebabkan kebuntuan dan menimbulkan
masalah besar. Harus diwaspadai ketika kemudian serpihan ini
menghantam endotel, lokasi “tabrakan” ini tak menetap dan tidak
meninmbulkan rasa nyeri. Kondisi demikian terus berlangsung muncul dan
meningkat hingga terjadilah masalah, serangan jantung, atau penyumbatan
pada area pembuluh darah yang telah mencapai 605% atau lebih. Dalam
hal untuk memngetahui keseluruhan kadar lemak jahat dalam tubuh, maka
dilakukan pemeriksaan LDL dan pemeriksaan Apo-B di Laboratorium
dimana informasinya akan lebih akurat yang di peroleh.
2. Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein)
Partikel HDL atau High Density Liporotein mengandung protein
Apolipoprotein A-1 (Apo A-1) yang dapat di jumpai pada pemeriksaan
Laboratorium adalah HDL. Kolestrol tersebut berbentuk padat dan berat
karena kadar proteinnya banyak dibandingkan kadar lemaknya sedikit.
HDL sendiri merupakan jenis kolesterol yang baik karena HDL ibaratnya
sebagai penyapu ranjau yang menelusuri peredaran darah dan mengontrol
kelebihan kolesterol LDL untuk dibawahnya kembali ke organ hati sehingga
mencegah penyempitan pada pembulu darah.
Semakin meningkatnya kadar HDL dalam peredaran darah, makin kecil
kemungkinan seseorang terkena atau terindikasi serangan jantung dimana
berkurang 2-3%. Tentunya hal ini didominasi oleh perilaku dan kondisi
tubuh kita semakin gemuk tubuh kita, kemungkinan juga akan semakin
rendah HDL yang ada dalam tubuh kita dan begitu pula semakin kita
berolarga yang teratur dan komsumsi makanan seperti ikan laut maka
HDL biasanya kian menjadi meningkat.
3. Trigliserida
Tirgliserida adalah sejenis lemak yang terbuat dari gula, kabohidrat,
alkohol, atau kalorinya berlebihan yang tidak tergunakan oleh tubuh selain
dari lemak LDL dan HDL. Jika kita mengomsumsi makanan yang
berlebihan porsinya atau kalori yang diperlukan kelewatan batas kadar
trigliserida dalam darah kemungkinan akan meningkat. Untuk pembuatan
Trigliserida, diperlukan enzim dan sumber makanan yang memiliki
kandungan karbon (c), hidrogen (h), dan oksigen (o). Gula terdiri dari 3

7
komponen C, H, dan O. Kelebihan karbohidrat diubah oleh enzim-enzim
menjadi Trigliserida.
Jika Trigliserida meningkat kemungkinan tubuh akan mengalami
kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, bahkan kerusakan pembulu
darah dan ginjal. Saat kita makan, Trigliserida datang membanjiri dan
kemudian mengalir ke hati. hati pun mendapat “Modal” untuk membuat
kolesterol sehingga kolesterol LDL ikut melonjak. Hal ini di dukung oleh
makanan yang berlemak, minuman beralkohol, stres, hormon, beserta
malas berolaraga.
Kadar kolesterol menurut (Triharyanto, 2020) kadar koleterol LDL (Low
Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), TC (total colesterol), dan
Tirgliserida diuraikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1: Klasifikasi Kadar Kolesterol Darah
LDL (Low Density Lipoprotein)
Kurang Dari 100 Optimal
100-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Normal Tertinggi
160-189 Tiggi
Lebih Dari 190 Sangat Tinggi
HDL (High Density Lipoprotein)
Kurang Dari 40 Rendah
Lebih Dari 60 Tinggi
TC (Total Colesterol)
Kurang Dari 200 Yang Diperlukan
200-239 Batas Normal Tertinggi
Lebih Dari 240 Tinggi
Trigliserida
Kurang Dari 150 Normal
150-199 Batas Normal Tetinggi
200-499 Tinggi
Sama Atau Lebih Dari 500 Sangat Tinggi

8
2.1.2 Etiologi
Beberapa faktor pencetus terjadinya masalah hiperkolesterol yang di kutip
dari beberapa sumber yakni sebagai berikut:
1. Faktor genetik
Meningkatnya kadar kolesterol pada peredaran darah pada berbagai
individu atau kelompok sebagian disebabkan oleh faktor keturunan
(Genetik). Dimana hal tersebut dikenal dengan Familial Displidemia yang
mana tingkat kolesterol yang sangat tinggi sering di temukan pada
seseorang yang kondisinya mewarisi hiperkolesterolemia familial
(Sumbono 2021).
2. Obesitas ( Kegemukan)
Berat badan yang berlebihan (Over Weight) dan badan yang kegemukan
(Obesitas) menjadi faktor pemicu menikatnya kadar jumlah kolesterol
dalam darah. meskipun bukan suatu jaminan dari orang kurus
(Underweyght) juga memiliki potensi kolesterol yang tinggi. Kadar deposit
terutama Visceral Fat yang terdapat pada area abdomen dan sekitarnya
merupakan lemak deposit yang berpotensi menimbulkan suatu penyakit
(Sunardi, 2019).
3. Pola makanan
Kolesterol meningkat salah sataunya dapat disebabkan oleh asupan
makanan dan minuman yang menjadi kebutuhan dasar kita namun jika
mengomsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan kolesterol
dalam darah. Ini dikaitakn dengan di era sekarang ini terjadi perubahan
pola komsusmsi makanan, dimana pada saat ini masyarakat yang suka
dan senang makan makanan yang instan dengan berbagai rasa yag
berbeda, WHO menyatakan bahwa makanan era sekarang lebih banyak
mengandung, lemak, dan gula dimana dengan kandungan nutrisnya yang
kurang (Aulia, 2021).
4. Kebiasaan merokok
Zat Nikotin, Tar, dan Hidrokarbon merupakan bagian dari sekian zat
berkonstribusi mampu menurunkan kolestrol yang baik (HDL) dan
berpotensi menaikan kadar kolestrol jahat dalam darah (LDL). Nikotin juga
dapat memperkeru penyempitan beserta penyumbatan pada bagian
pembuluh darah. kadar kolestrol jahat (LDL) menjadi potensi bahaya

9
ketika siklus oksidasi. Ditemukan para perokok mempunyai partikel LDL
teroksidasi lebih besar dari pasien yang bukan perokok. Komponen partikel
LDL teroksidasi pada siklus mulanya terjadinya plak yang menjadi bahan
dasar penyubatan pada pembulu darah (Sunardi, 2019).
2.1.4 Patofisiologis
Lemak (Lipit) adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air yang
berbentuk padat seperti lilin. Kenaikan fraksi lipid yang paling umum di tandai
dengan naiknya kadar kolesterol total, kolestrol LDL, Trigliserida dan penurunan
pada kolesterol baik yang di kenal dengan HDL (Sunardi, 2019). Ada tiga jenis
lipit pada umumnya yakni, Trigliserida, Kolesterol dan Fospolipid, semuanya tidak
larut dalam air jadi membutuhkan pengangkutan dalam darah. Sebagaimana
lemak tidak larut dalam air, pengangkutan lemak dalam tubuh melalui pembulu
darah tidak hanya dilakukan begitu saja. Lemak diangkut oleh protein dengan
cara berikatan. Dimana perikatan ini di sebut lipoprotein yaitu kombinasi antara
Lipit (Lemak) dan Protein (Tandra, 2020).
Lipoprotein bersifat larut dalam air yang pada struktur terluarnya terdapat
Apolipoprotein yang berfungsi untuk mempertahankan strukturnya dan
mengerahkan metabolisme lipid. Senyawa Lipoprotein berkerja mengangkut lipid
dari daerah sintesisnya menuju tempat penggunaannya. Senyawa lipit tergabung
pada apoliprotein yang disebut liporotein yang terbagi beberapa jenis, yaitu
Kilomikron, Lipoprotein berdisensitas sangat rendah VLDL (Very Low Density
Lipoprotein) yang di keluarkan oleh hati, Lipoprotein densitas rendah LDL (Low
Density Lipoprotein) liporotein yang di kenal dengan kolesterol jahat karena
fungsinya banyak mengangkut kolesterol, Lipoprotein densitas tinggi HDL (High
Density Lipoprotein) sala satu yang disebut dengan kolesterol baik proktektif
dimana HDL terlibat dalm metabolisme VLDL, IDL, dan LDL, dan Lipoprotein
Densitas Sedang IDL (Intermediate Density Lipoprotein) bentuk peralihan dari
VlDL menjadi LDL, IDL terbentuk singkat mengandung kolesterol dan Trgliserid
(Sunardi, 2019).
Kilomikron merupakan senyawa lemak yang berasal dari makanan.
Makanan yang masuk ke mulut akan terus bergerak menuju lambung dan usus
kemudian di reabsobsi kedalam peredaran darah dalam bentuk trigliserida.
Trigliserida selanjutnya diangkut menuju hati dan dibuat menjadi semacam
kolesterol yang berikatan dengan protein sehingga munculah bergam lipoprotein.

10
Ada liporotein yang ringan karena banyak kadar lemaknya dan adapun yang
berat karena lebih banyak kandungan proteinya (Tandra, 2020). Kilomikron
sendiri mengangkut trigliserida masuk ke dalam aliran darah menuju ke hati.
setelah ditimbun dan di olah, hati akan menjadikan lemak dan protein,
disesuaikan dengan kebutuhan sel tubuh. Produksinya dapat berlebihan jika zat
senyawa yang masuk lebih (Tandra, 2020).
Kondisi hiperkolesterol, volume reseptor LDL terdapat pada permukaan sel
hati penting dalam berperan mengatur asupan kadar kolesterol dalam darah.
sering terjadi kerusakan Kerusakan pada metabolisme lipid yang mengakibatkan
penurunan aktivitas reseptor LDL dan akumulasi LDL pada plasma yang
menimbulkan terjadinya aterogenesis. Dalam pembulu darah selain itu terdapat
sel-sel yang berpotensi merusak lipoprotein plasma sehingga mengakibatkan
LDL teroksidasi. Pada situasi hiperkolesterolemia yang melibatkan obesitas dan
perilaku diet yang tidak akurat diketahui dapat berpotensi terjadi kerusakan sel
hati. sel- sel hati yang mengalami kerusakan tersebut umumnya akan
menghasilkan respon imun, serta dapat langsung mempengaruhi biokimia sel
(Izzati & Salsabila, 2018).
2.1.5 Manfaat Dan Bahaya
Menurut Tandra (2020) Kolesterol adalah bagian dari lemak, Lemak adalah
sumber kalori yang penting. Satu gram lemak akan menghasilkan sembilan
kalori. Lemak sesungguhnya sangat bermanfaat dan diperlukan sekali oleh tubuh
supya tubuh dapat berfungsi dengan optimal. Lemak di perlukan diantaran untuk
pembentukan dinding sel tubuh. Vitamin A, D, E dan K dimana membutuhkan
lemak agar bisa beredar ke dalam tubuh karena vitamin ini larut dalam lemak.
Lemak pembentukan Eikosanoid senyawa yang penting dalalm hal pengaturan
tekanan darah, denyut jantung, dinding pembulu darah, serta pembekuan darah.
adapun peran dan bahaya lainnya dari kolesterol Dapat di uraikan sebagai
berikut:
1. Manfaat
a) Membantu Proses Pertumbuhan Janin
Dalam tubuh kita dimulai dari masa janin. Sel-sel embrio berkembang
membentuk jaringan lengan, tungkai, tulang belakang, dan organ
lainnya. Wajarlah apabila pada ibu hamil biasanya tinggi kadar
kolesterol darah.

11
b) Sebagai Bagian Dari Membran Sel
Dari sekitar sembilan pulu persen mebran sel terdiri dari atas
kolesterol. Bukan saja melindungi, kolesterol membuat dinding sel kuat
dan kokoh. Jika kolesterol terlalu rendah kemungkinan sel-sel tubuh
mudah mengalami kerusakan. Dinding semua sel tubuh membutuhkan
kolesterol
c) Esensi Bagi Otak
Sebgagian besar otak manusia erdiri atas air dan lemak. Berat otak
manusia sekitar 3 pon atau 1,4 kg. 70% terdiri atas air dan sebanyak
10-12% adalah kolesterol. Sisanya adalah Protein (80%), Karbohidrat
(1%), serta bahan-bahan organik dan anorganik lainnya (1-3%).
d) Penghantar Influs Saraf
90% Sel otak adalah sel gilial. Untuk menghubungkan satu sel dengan
sel yang lainnya diperlukan peran kolesterol. Kolesterol membentuk
sinaps atau titik temu antara neuron satu atau sel saraf dengan sel
saraf lainnya sehingga hantaran listrik dan kimia secepat kilat mengalir
di antara sel-sel.
e) Membantu Pembentukan Hormon
Susunan kimia dari kolesterol terdiri atas sterol. Sterol bisa di jadikan
senyawa-senyawa sterol lainnya, yaitu hormon Kortisol, di kelenjar
adrenal, atau anak ginjal, hormon Testosteron di testis, dan hormon
Estrogen beserta hormon Progesteron pada wanita.
f) Penting untuk kesehatan tulang
Vitamin D merupakan bagian dari prohormon yang mengatur kalsium
tulang dan berguna untuk daya tahan tubuh. Untuk mendapatkan
vitamin D diperlukan bantuan matahari. Matahari menyinari kulit,
mengubah Dehirokolesterol menjadi Kolekalsiferol, yang oleh hati
diubah menjadi Kalsidiol. Oleh ginjal, Kalsidiol ini diubah menjadi
Kalsitriol, yakni hormon dapat memadatkan struktur tulang. Baik
Kolekalsiferol, Kalsidiol, maupun Kalsitriol adalah bentuk-bentuk
vitamin D. Semua vitamin D merupakan bagian dari senyawa atau
turanan dari kolesterol. vitamin D membantu mengatur keseimbangan
adrenal dan non adrenal serta pembentukan dompamin di otak.
Kekurangan vitamin D membuat serotinin di otak berkurang. Vitamin D

12
selain dari proses sinaran matahari vitamin tersebut dapat di peroleh
dari jenis makanan yakni, ikan laut ataupun produk susu.
g) Membantu Pencernaan
Setelah mengomsumsi menu yang berlemak, usus mengeluarkan
hormon kolekistokinin yang akan merangsang kandung empedu
supaya cairan empedu dikeluarkan. Cairan empedu ini dibuat dari
kolesterol dan tanpa kolesterol takan ada cairan empedu. Tanpa cairan
empedu lemak dari makanan kemungkinan tidak bisa di cerna, diolah,
atau di serap secara optimal. Pencernaan kemungkinan akan
terganggu tanpa enim yang terbuat dari kolesterol.
2. Dampak Bahaya
a) Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi karena adanya sumbatan pada bagian
pembuluh darah koroner yang memberi nutrisi pada otot jantung.
Kondisi ini yang menyebabkan bagian otot jantung mendadak tak
memperolah suplai oksigen ataupun nutrisi lainnya. Timbulnya
serangan jantung atau infrak miokard akut.
b) Stroke
Kemungkinan terjadi strok diakibatkan oleh penyubatan pembuluh
darah lama di otak sehingga jaringan otak tidak memperoleh nutrisi
ataupun oksigen. Tergantung luas dan lamanya kerusakan di bagian
otak, kemungkinan terjadilah beragam strok mulai dari kelumpuhan
kecil, sedang dan berat hingga kematian.
c) Batu Empedu
Kolestrol merupakan zat yang diperlukan untuk pencernaan lemak
melalui cairan empedu. Namun, ketika kadar lemaknya terlampaui
banyak, kolesterol di cairan empedu menjadi begitu kental kemudian
akhirnya tertumpuk menjadi lumpur (Sludge). Lumpur ini kemungkinan
akan mengeras menjadi sekelompok pasier yang kemudian akan satu
sama lain menjadi kerikil-kerikil. Pada akhirnya sekelompok kerikil ini
bergabung menjadi satu batu berukuran besar. Inilah proses terjadinya
batu empedu.

13
d) Gangguan Pembulu Darah
Gangngguan pembulu darah perifer atau Peripheral Artery Disease
(PAD) adalah proses terjadinya Ateroklerosis di bagian pembuluh
darah di luar jantung dan otak. Terdapat lemak dan trombosit beserta
jaringan ikat yang tertimbun di dinding pembulu darah sehingga
membuat pembulu darah menyempit dan bahkan tersumbat.
2.1.7 Manifestasi Klinis
Menurut Haryanto (2020) Tanda dan gejalah pada penderita hiperkolesterol
dapat di perkirakan sebagai berikut:
1. Nyeri Pada Dada
Kadar kolestrol jahat atau yang di kenal dengan LDL yang tinggi dapat
menjadi sala satu pemicu pembentukan plak pada pembulu darah
(Arterosklerosis), yang dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah
menuju jantung dimana hal ini bisa memicu munculnya nyeri pada bagian
dada.
2. Nyeri pada kepala
Kondisi ini terjadi dikarenakan terdapat pembulu darah yang tersumbat.
Jika hanya di biarkan kemungkinan akan mengakibatkan pembentukan
plak pada pembulu darah dan aliran darah ke otak menjdi berkurang.
Adapun akibat dari hal ini dimana dapat memicu terjadinya troke. Selain itu,
pada bagian solder akan terasa kaku atau pegal karena pada aliran darah
ke otot bagian serviks ataupun solder tidak lancar.
3. Keram atau kesemutan
Koleterol tinggi berkaitan dengan munculnya gangguan pada salah satu
saraf pada bagian tubuh dan kurangnya terhambatnya peredaran darah
yang dapat menyebabkan rasa keram ataupun kesemutan.
4. Xanthelasma
Xantelasma adalah kumpulan kolesterol di bawa kulit dengan batas tegas
berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga dikenal dengan
Xanthelasma Palpebra. Kata “Xanthos” berawal dari bahasa yunani yang
artinya “kuning” dan “elasma” yang berarti “seperti lempengan metal”.
Meskipun ini tidak berbahaya tidak menimbulkan nyeri, dan dapat di
hilangkan, adanya xanthelasma dapat mengganggu penampilan. Bila di
dapatkan dalam jumlah banyak maka di katakan “Xanthelasma”. Kelainan

14
ini sering di temukan pada ras asia yang tinggal di daerah mediterania.
Xanthelasma atau Plaque kekuningan sering di temukan pada area
kelopak mata, khusnya pada bagian kelopak mata atas ataupun pada
bagian bawah. Xanthelasma dapat kemungkinan menyebar atau menetap.
5. Mudah mengantuk
Kolesterol yang tinggi membuat aliran darah yang membawa oksigen
menuju otak terhambat, menyempitkan pembuluh darah bahkan
menyumbat pembuluh darah. Dengan kadar oksigen yang kurang ke otak
munculah rasa lemas dan mengantuk beserta tersa letih.
2.1.7 Penatalaksanaan
Cara untuk mengatasi kelebihan kolesterol dalam darah pada saat ini yang
dilakukan dengan cara farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu cara
nonfarmakologi menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan mengonsumsi
jus apel hijau. Apel hijau sebagai solusi selain obat yang dapat dimanfaatkan
untuk menurunkan kadar kolesterol berlebih pada tubuh dikarenakan kandungan
pektin yang dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu
yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu
yang berikatan dengan pektin akan terbuang keseluruh tubuh maka makin
banyak kolesterol yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol
menurun jumlahnya. Apel juga memiliki flavonoid yang merupakan antioksidan
potensial pencegah pembentukan radikal bebas. Senyawa ini mampu mencegah
perlengketan sel darah dan kerusakan HDL. Asupan makanan sumber flavonoid
mengencerkan kembali darah pekat akibat penyumbatan pembuluh darah oleh
kolesterol dan menjaga kadar normal HDL (Darsini, 2017).
Menurut Tandra (2020) dapat tergolong pada penatalaksanaan farmakologi
ataupun nonfarmakologi yang teruraikan sebgai berikut:
1. Secara Farmakologi
Dimana obat yang biasa digunakan sebagai penurun lemak yakni
suplemen, Statin. Yang paling bayak di ketahui adalah golongan Statin.
Statin adalah HMG-CoA Reductase Inhibitor-artinya penghambat enzim
HMG-CoA Reductase yang membentuk kolesterol di dalam hati. ada
macam-macam statin yakni, Simvastatin, Prafastatin, Rosuvastatin,
Lovastatin, Flufastatin, Atorvastatin, Resuvastatin, Dan Pitavastatin.
Golongan obat ini telah terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL jahat

15
dalam darah, bahkan menaikan HDL. Efek dari golongan obat statin yang
timbul berupa sakit kepala, mual, sebah, gangguan pencernaan, ruam kulit,
dan nyeri otot dan sendi. Keluhan-keluhan ini dapat timbul awal
penggunaan statin.
2. Secara Nonfarmakologi
Pada penanganan nonfarmakologi bisa dilakukan dengan gaya hidup yang
sehat dan menghindari stres. Menjalani gaya hidup yang sehat adalah
salah satu pilihan mengendalikan tingginya lemak dalam darah dimana
gaya hidup yang dimaksud adalah dengan mengatur makan, diet, tidak
merokok, dan tidak stres, beserta berolaraga dengan baik hal ini dapat
membantu dalam mengendalikan lemak atau kolesterol. adapun dengan
cara lain yakni dengan megomsumsi buah apel telah banyak penelitian
terdahulu yang menyarakan untuk megomsumsi buah apel dalam
mengatasi kadar kolesterol darah.
2.1.2 Komplikasi
Menurut Sunardi (2019) Kolesterol yang tinggi sebagai pemicu terjadinya
ateroklerosis. Ateroklerosis merupakan kondisi tertumpuknya lemak pada
pembulu darah arteri. Hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi yakni
sebagai berikut:
1. Penyakit Arteri Koroner Jantung
Pada saat aterosklerosis menyebabkan pembulu darah menjdi menyempit
jantung, dimana kemungkinan terjadi arteri koroner yang dapat
menyebabkan nyeri dada (agina), serangan jantung dan gangguan klinis
serta organ jantung lainnya.
2. Penyakit Arteri Karotis
Ketika aterosklerosis menjadikan pembulu darah menyempit pada area
otak, kemungkinan penderitanya penyakit arteri karotis timbulah masalah
transient ischaemic attack (TIA) atau stroke.
3. Penyakit Ginjal Kronis
Ternyata kejadian aterosklerosis tidak hanya menumpuk pada sebagian
pembulu darah namun pada pembulu darah pada ginjal juga kemungkinan
dapat terjadi yang di mana memperkecil suplai oksigen beserta nutrisi
lainnya yang akan di sekresi di ginjal.

16
4. Penyakit Arteri Perifer (PAD)
Pada kondisi pembulu darah yang menyempit pada area ekstremitas hal ini
bisa memicu area ekstremitas kurang sensitif dalam merasakan keadaan
suhu panas atau dingin. Dalam kasus ini yang mana sirkulasi darah yang
buruk pada area ekstremitas kemungkinan memicu kematian jaringan
(gangrene).
5. Aneurisma
Aneurisma merupakan merupakan salasatu komlikasi yang tidak kala
seriusnya. Aneurisma sendiri merupakan penonjolan yang terjadi pada
dinding arteri. Hal ini akan rawan pecanya pembulu darah apabila pembulu
darah yang peca pada area otak kemungkinan terjadi masalah strok.
Dari (sumbono, 2021)
2.2 jus apel hijau (granny smith)
2.2.1 Definisi
Jus adalah suatu bahasa yang digunakan dalam menyederhanakan
sebuah makanan pendamping yang di ubah menjadi lebih sederhana. Dimana
istilah ini lebih dominan mengacu pada penyederhanaan makanan berupah
buah-buahan dan sayur-sayuran agar lebih mudah di cerna oleh tubuh selain
mudah di cerna rasa jus memberikan kenikmatan tersendiri sehingga menjadi
lebih mudah di terima (Sutomo & Kurnia, 2016).
Pengambilan kata jus yaitu dri kata “Juice” yang diartikan sebagai sari
perasaan. Jus adalah cairan ekstrak murni yang berasal dari buah ataupun
sayuran yang di haluskan. Pada jaman dahulu orang membuat jus hanya dengan
memeras dan ampasnya di buang begitu saja. Jus pada dasarnya dibuat dari
buah yang berkadar tinggi air contohnya adalah buah apel. Jus sendiri
menjadikan tubuh lebih mudah menyerap nutrisi buah karena bentuknya yang
sudah menjadi sederhana “cairan” (Kim, 2018)
jus buah merupakan sesuatu makanan yang alami yang digunakan untuk
pengobatan penyakit. Selain di katakan alami jus di kenal sebagai makanan
pendamping yang ampuh dalam mencegah dan meningkatkan kesehatan tubuh
namun hal ini pada dasarnya bukan tampa alasan. karena yang
melatarbelakangi manfaat dari jus itu sendiri pada dasarnya adalah kandungan
nutrisi yang dimiliki oleh buah itu sendiri terutama pada buah apel yang memiliki

17
kandungan pektin dan flavonoid yang dikenal sebgai anti oksidan dan anti
kolesterol (Helmawati & Fitriana, 2018)
Jus buah apel hijau (granny smith) merupakan sebuah jus yang terbuat dari
buah apel hijau (Granny Smith) yang diolah menjadi lebih kompleks dengan
menggunakan alat pelarut berupa blender. Apel hijau (granny smith) sendiri
merupakan apel yang bersal dari australia yang dapat hidup di iklim tropis. di
indonesia apel hijau (granny smith) dapat hidup di daerah malang (Ago, 2017).
2.2.2 Morfologi Taksonomi buah Apel
Buah apel adalah salah satu buah yang cukup populer, terutama di
indonesia karena apel sangat membantu program diet yang sehat dan alami.
Buah apel pada umumnya memliki tiga warna sesui jenisnya yaitu merah, hijau
dan kuning. Kulit buah apel halus, daginya agak keras buah ini memiliki biji di
dalamnya. pohon buah apel, bisa tumbuh dari bijinya atau anaknya. Pohon buah
apel memiliki diameter yang mncapai 3-12 meter dengan berakar tunggang
beserta memiliki daun yang berbentuk oval atau lonjong dengan bunga yang
berwarna putih bercampur merah. Adapun dari Buah apel ini sendiri bisa dapat
langsung di komsumsi dan bisa pula diolah terlebih dahulu (Jauhary, 2016).
Apel merupakan tanaman buah tahunnya yang berasal dari daerah asia
barat dengan iklim subtropis. Adapun di indonesia, apel telah ditanam sejak
tahun 1934 M hingga saat ini. Berdasarkan sistematika, tanaman apel termasuk
dalam:
Divisio : Spermatopyta
Sub Divisio : Angiosperma
Klas : Dicotyledone
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Mallus
Speesies : Malus Syilvestris Mill
Dari spesies malus sylvestris mill, terdapat bermacam-macam varietas
yang memiliki khasnya tersendiri. Apel Hijau (Granny Smith) adalah salah
satunya. Apel ini berasal dari daerah australia yang beriklim subtropis. Namun,
apel ini dapat tumbuh baik di batu, malang, jawa timur. Buahnya berbentuk bulat
dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal. Kulit buah yang telah matang
berwarna hijau kekuningan dan di hiasi dengan bintik-bintik berwarna putih. Pada

18
bagian pangkalnya, warna kulit ini bercampur dengan warna coklat kemerahan.
Tekstur daging dari buah apel ini berwarna puti teksturnya halus dan agak
renyak. Rasanya manis dan aroma yang tajam dan banyak memiliki kandungan
air (Ago, 2017).
Menurut Suryana (2018) bahwa apel hijau (granny smith) di indonesia di
kenal dengan buah “apel malang”. Karena apel hijau ini banyak di temukan hidup
di daerah malang. Rasa, warna, serta bentuk yang dimiliki oleh apel hijau
merupakan ciri khas yang membedakan dari apel yang lain. Dari apel hijau
sendiri warna kulitnya tentunya berwarna hijau. Untuk rasa lebih renyah dan
bentuknya lebih terlihat bulat (Suryana, 2018).

Gambar 1. Buah Apel Hijau (Granny Smith)

2.2.3 Kandungan Gizi Buah Apel Hijau (Granny Smith)


Kandungan gizi pada umumnya dalam buah apel, baik itu buah apel merah
ataupun hijau banyak terdapat kandungan gizinya yang tentunya sangat
bermanfaat bagi tubuh, kandungan tersebut meliputi fitokimia terutama
bermanfaat terhadap penurunan kolesterol. fitokimia dalam buah apel hijau dapat
mebantu penekanan jumlah koleterol jahat dalam tubuh LDL (Low Desinty
Lipoprotein) (Jauhary, 2016).
sebelumnya manfaat buah apel hijau terhadap kolesterol karena pada buah
apel memiliki kandungan yang di kenal dengan senyawa flefonoid dan
kandungan pektin dikarenakan kandungan pektin yang dikenal sebagai
antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir
metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu yang berikatan dengan
pektin dan terbuang keseluruh tubuh akan makin banyak kolesterol yang di
metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Flavonoid
pada apel merupakan antioksidan potensial pencegah pembentukan radikal
bebas. Senyawa ini mampu mencegah perlengketan sel darah dan kerusakan

19
HDL. Asupan makanan sumber flavonoid mengencerkan kembali darah pekat
akibat penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol dan menjaga kadar normal
HDL (Darsini, 2017).
Kandungan nutrisi apel per 100 gram’nya mengandung nutrisi yang di
perlukan oleh tubuh yakni berupa karbohidrat, protein, vitamin yakini dari vitamin
A, C, B1, B2, B3, B5, B6 dan B9 (Folat) serta masi banyak lagi. yang tidak lain
merupakan nutrisi yang sangat di butuhkan untuk kesehatan tubuh terutama
dalam mencega berbagai penyakit berbahaya yang di mana pada buah apel
hijau mengandung anti oksidann yang tinggi salah satunya adalah mencega
pembentukan batu empedu yang ketika terlalu banyak kolesterol dalam empedu
akan cenderung menjadi mengeras. Hal ini di sarankan dengan diet buah apel
sebagai upaya untuk mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh, selain dari
pernyataan di atas apel dikatakan merupakan salah satu buah yang
mengandung tinggi serat yang baik bagi kesehatan tubuh (Suryana, 2018).
Dari Jauhary (2016) fitokimia utama dalam buah apel meliputi, pektin,
baron, zinc, flavonoid, vitamin A, B dan C. Adapun kandungan nutrisi dalam buah
apel per 100 gram dapat di klasifikasikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Klasifikasi Fitokimia Buah Apel
Fitokimia 218 Kj (52 Kcl)
Karbohidrat 13.81 g
Gula 10.39 g
Serat Pangan 2.4 g
Lemak 0.17 g
Protein 0.26 g
Air 85.56 g
Vitamin A 3 цg (0%)
Vitamin B1 (Thiamine) 0.017 mg (1%)
Vitamin B2 (Riboflavin) 0.026 mg (2%)
Vitamin B3 (Niacin) 0.091 mg (1%)
Vitamin B5 (Asam Pantothenat) 0.061 mg (1%)
Vitamin B6 0.41 mg (3%)
Vitamin B9 (Folat) 3 цg (1%)
Vitamin C 4.6 g (8%)
Kalsium 6 mg (1%)
Besi 0.12 mg (1%)
Megnesium 5 mg (1%)
Fosfor 11 mg (2%)
Kalium 107 mg (2%)
Seng 0.04 mg (0%)

20
2.2.4 Manfaat Kandungan Buah Apel hijau (granny smith)
Menurut Suryana, (2018) bahwa apel hijau merupakan buah yang dapat
mem back up tubuh menjadi sehat karena kandungan nutrisi yang dimiliki oleh
buah apel hijau rata-rata baik untuk tubuh. Manfaat dari apel ini meliputi dapat
mengontrol kolesterol darah, menyehatkan jantung, mencega pembentukan batu
empeduh serta sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh karena apel hijau
memiliki kandungan folate dan vitamin B2 yang dapat menangkal pertumbuhan
radikal bebas (Suryana, 2018). Ada juga beberapa Manfaat lainnya dari apel
hijau yang di uraikan sebagai berikut:
1. Apel hijau dapat memberi energi yang cukup
Energi merupakan kekuatan yang selalu dibutuhkan setiap saat tanpa
energi yang cukup tentunya akivitas juga kemungkinan terbatas bahkan
mnjadi terhabat. Kandungan vitamin B1 apel hijau membantu mengubah
karbohidrat yang menjadi kebutuhan tubuh menjadi sebuah energi.
2. Apel hijau banyak memiliki supan air
Kandungan air yang banyak di miliki oleh apel hijau serta di tambah
dengan kandungan vitamin B2 yang menjadi sebuhan kandungan mineral
dalam apel hijau dimana Kandungan mineral ini dapat membantu
menyaring kolesterol. tentunya kita kita pada efek kolesterol yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya stroke.
3. Mencegah pendarahan
Vitamin K pada apel hijau berperan dalam membantu mencegah terjadinya
pendarahan. Pendarahan ini merupakan masalah yang serius juga.
Pendarahan tidak hanya terjadi secara eksternal namun lebih bahayanya
terjadi secara internal berupa pecanyah pembuluh darah yang disebabkan
oleh berbagai faktor resiko.
Manfaat bagi kesehatan terutama pada klien dengan kolesterol Dari
penelitian Djamaludin & Tabrani, (2020) Manfaat buah apel hijau terhadap
kolesterol telah diketahui karena pada buah apel memiliki kandungan yang di
kenal dengan senyawa flafonoid dan kandungan pektin. kandungan pektin
dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang
merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu yang
berikatan dengan pektin dan terbuang keseluruh tubuh makin banyak kolesterol
yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya

21
(Djamaludin & Tabrani, 2020). Flavonoid pada buah apel hijau yang merupakan
antioksidan potensial yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas.
Kandungan flavonoid ini juga mampu mencegah perlengketan sel darah dan
kerusakan HDL. Asupan makanan yang mengandung flavonoid dapat
mengencerkan kembali darah pekat akibat penyumbatan pembuluh darah oleh
kolesterol dan menjaga kadar normal HDL (Dasrini, 2017).
Apel di komsumsi baik secara langsung ataupun dengan di olah tidak
menjadi masalah. Apel dapat di olah menjadi jus, tidak ada perbedaan yang
mendasar besar pada kandungan nutrisi buah yang dibuat dengan tambahan es
dengan yang tidak. pada kondisi ini hal yang perlu dan yang sangat penting pada
dasarnya adalah mempertimbangkan apakah jus buah apel yang kita konsumsi
yang bersumber dari buah apel yang asli atau kemudian dari kemasan dari jus
buah tersebut. Jika yang kita pilih adalah jus buah yang berkemasan, tentu kadar
nutrisinya tidak sebanyak yang dibuat dari buah asli (Purhadi, 2018)
2.2.5 Lankah-Langkah Pembuatan Jus Apel hijau (Granny Smith)
Menurut Kim, (2018) cara yang benar membuat jus termasuk jus buah apel
hijau (granny smith) yaitu yang pertama adalah menyiapkan alat, menyiapkan
bahan, mencuci dan membersihkan bahan, memotong-motong bahan, dan
mengkombinasikan (Kim, 2018). Sedangkan Menurut Jauhary, (2016) Langkah-
Langkah atau carah dalam pembuatan jus apel dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Alat Dan Bahan
a. Apel Hijau (Granny Smith) 200 Gram
b. Air 200 Cc
c. Gelas Ukur
d. Blender
e. Pisau
f. Sendok
2. Cara Pembuatan
a. Menyiapkan 200 gram apel hijau (Granny Smith)
b. Menyiapkan blender
c. Cuci apel hingga bersih
d. Potong kecil apel (Tidak Di Kupas)
e. Potongan apel di masukkan dalam blender
f. Tambahkan air 200 cc

22
g. Blender sampai halus
h. Setelah halus tuangkan kedalam gelas ukuran 200 cc
i. Jus siap dihidangkan
3. Cara Mengomsumsinya
Intervensi yang dilakukan dengan pemberian jus apel hijau sebanyak 200
ml diberikan secara rutin selama 7 hari. Jus diminum rutin satu kali dalam
sehari selesai makan (Djamaludin & Tabrani, 2020). Menurut Kim, (2018)
bahawa waktu yang terbaik meminum jus adalah sebelum makan hal
tersebut agar penyerapan giji lebih cepat dan optimal (Kim, 2018).
2.2.6 Perbedaan Apel Hijau (granny smith) Dengan Buah Yang Lain
Dibedakan dari apel yang lainnya, selain dari warna apel yang berbedah
Apel hijau juga ternya tidak kala penting dari kandunganya. Apel hijau memiliki
jumlah kalori dan karbohidrat hingga 10% lebih rendah dibanding apel merah.
Apel hijau juga memiliki polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Di kulit apel
hijau terdapat kandungan pektin yang tinggi. Selain itu, kandungan gizi pada apel
hijau bisa membantu meningkatkan bakteri “baik” pada usus. Kurangnya jumlah
bakteri baik, terutama pada orang mengalami obesitas, bisa meningkatkan risiko
gangguan metabolik dan peradangan. Mengonsumsi apel hijau secara rutin bisa
membantu mengurangi risiko efek buruk tersebut (Ciputra et al., 2018)
Dari penelitian (Tabrani & Djamaludin, 2021) dimana penelitianya bertujuan
untuk mengetahui perbandingan antara jus jambu dan jus apel terhadap
penderita kolesterol dan Hasil penelitianya menunjukkan perbedaan kadar
kolesterol pada kelompok jus jambu biji dan jus apel hijau. Diketahui terdapat
perbedaan yang siknifikan. Pada kelompok jus jambu di dapatkan hasil rata-rata
kolesterol berada pada 17,25±17,019 mg/dl. Sedangkan, pada kelompok jus apel
hijau adalah 58,63±39,867 mg/dl. Hssasil nilai t = 2,700 dan p value = 0,017 (p <
0,05). terdapat perbedaan pengaruh jus jambu biji dan jus apel hijau (Granny
Smith) penurunan kadar kolesterol (Tabrani & Djamaludin, 2021)

23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hiperkolesterol memiliki efek yang negatif bagi tubuh kita terutama kita
lansia. Semakin menua maka semakin menurun sensifitas tubuh kita.
Pengobatan kolesterol tidak hanya dilakukan dengan meminum obat namun
lebih penting dengan menjaga polah makan yang sehat dengan mengomsumsi
jus buah terutama buah apale hijau.

24
DAFTAR PUSTAKA

Prehanawan, R. P., Rasyidah, T., Mulyani, A. S., Ariyanti, R., Nur, A., Maharani,
S., Renatasari, D. A., Sarif, N. N., Sulistyani, S., Fortuna, T. A., Studi, P.,
Dokter, P., Kedokteran, F., Surakarta, U. M., Farmasi, F., & Surakarta, U. M.
(2022). WASPADAI KOLESTEROL TINGGI : SEBUAH ARTIKEL. 12–17.
https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v2i1.457

Djamaludin, D., & Tabrani, M. (2020). Pengaruh Jus Jambu Biji Dan Jus Apel
Hijau Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol. Holistik Jurnal Kesehatan,
14(3), 346–353. https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.1528

Lestari, W. A., & Utari, D. M. (2017). Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada


Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok. Berita
Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and Public
Health), 33(6), 267–272.

Kim, sachi D. (2018). resep jus buah dan sayur (A. Mahardika (ed.); 1st ed.).
genesis. www.hutamedia.com

Tabrani, M., & Djamaludin, D. (2021). Pemberian Jus Apel Hijau Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Pada Pasien Hiperkolesterolemia Di Kota
Metro. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 4(5),
1176–1183. https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i5.2829

Gazali, A., & Munawwaroh, A. (2017). Pemanfaatan Buah Apel (Malus Sylvestris
Mill.) lewat matang sebagai substrat nata de apple. Biota, 3(2), 60.
https://doi.org/10.19109/biota.v3i2.1253

Lestari, W. A., & Utari, D. M. (2017). Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada


Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok. Berita
Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and Public
Health), 33(6), 267–272.

Nugroho, kristianto dwi, & Wibowo. (2019). Keperawatan Lansia ( tim M.


Publishing (ed.); pertama). media nusa creative. www.mncpublishing.com
Muthiah, A., & Siyoto, S. (2016). pendidikan keperawatan gerontik (P. Christian
(ed.); 1st ed.). CV ANDI OFFSET.

Setiyorini, E., & Wulandari, ning arti. (2018). Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
Dengan Penyakit Degeneratif ( tim M. Publishing (ed.); pertama). meria nusa
creative. www.mncpublishing.com

Adriani, rita benya, Sulistyowati, D., Patriyani, ros endah happy, Tarnoto, koo
wahyu, Susyanti, S., & Rachmawaty. (2021). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik ( mohammad seto Sudirma (ed.); cetakan pe). CV adanu abimata.
http://penerbitadap.id

Helmawati, T., & Fitriana, R. (2018). Keajaiban Jus Buah Dan Sayuran (Fitriana
(ed.); 1st ed.). pt gramedia. www.gramedia.com

25
Irwan, D. (2016). Epidemologi Penyakit Tidak Menular (I. Candrawinata (ed.)).
depublish. www.depublish.co.id

Soenardi, T. (2019). Healthy Snack Rendah Kolesterol (I. Hardiman (ed.)). PT


gramedia pustaka utama.

Soenardi, T. (2019). Menu Sehat Dan Lezat Penurun Kadar Kolesterol (I.
Herdiman (ed.); pertama). PT gramedia pustaka utama.

Anies, D. (2016). Kolesterol Dan Penyakit Jantung Koroner (Andin (ed.)). AR


RUZZMEDIA. e-mail:aruzzwacana@yahoo.com

Aziz, S. (2018). Hidup Sehat Menyeluruh Dan Alami Penyembuhan Penyakit


Kolesterol, Hipertensi, Dan Jantung (T. Indocamp (ed.)). indocamp.
http://www.indocamp.id

Sunardi, Y. (2019). Displidemia Nutrisi Untuk Mengatasi Gangguan Kolesterol


Dan Komplikasinya (L. Mayasari (ed.); digital). rapha publishing.

Dr, hans tandra. (2020). Kolesterol Triggliserida ( isran febrianto Siregar & Ayu
(eds.); digital). PT gramedia pustaka utama. www.gpu.id

Senja, A., & Prasetyo, T. (2021). Perawatan Lansia Oleh Keluarga Dan Care
Giver (N. Syamsiyah (ed.); pertama). bumi medika.
https://timedotcom.files.wordpress.com/2015/03/old-woman-hands.jpg

Senja, A., & Prasetyo, T. (2019). Perawatan Lansia (N. Syamsiyah (ed.); digital
20). bumi mendika. https://timedotcom.files.wordpress.com/2015/03/old-
man-woman-hands.jpg

Nursalam. (2018). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ( peni puji Lestari


(ed.); 4th ed.). salemba medika. http:/www.penerbitsalemba.com

Triharyanto, B. (2020). Cara Mudah Mengontrol Kolesterol (M. Rafif & I. Arda
(eds.); pertama). kreatifa prima.

Sitanggang, yenny ferawati, Frisca, S., Sihobing, riama marlyn, Koerniaman, D.,
Saratahulending, P., Febrina, C., Handayani, D., Saputra, bima adi, Rahayu,
dian yuniar syanti, Paula, V., Pranata, L., & Siswadi, Y. (2021). Keperawatan
Gerontik (R. Wrtrianthos (ed.); pertama). yayasan kita menulis.
web:kitamenulis.id

Kemenkes. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian


KesehatanRI,1(1),1.https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/
peyakit-jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html

Trubus, R. (2019). Sakit Kolesterol Lever, Dan Maag Tuntas Dengan Herbal (A.
Titisari (ed.); jakarta). PT trubus swadaya. homepage:www.trubus-
online.co.id

26
Suryana, D. (2018). Manfaat Buah-Buahan. cretive comons attribution 4,0
internasional lisensi. http://creativecommos.org/licenses/by/4.0/.
Ago, M. (2017). Budi Daya Apel ( mitra ago Sejati (ed.); 4th ed.). CV PUSTAKA
BENGAWAN.

Jauhary, H. (2016). Sehat Tanpa Obat Dengan Apel (Maya (ed.); 1st ed.). rapha
publishing.

Rahman, farhan aulia. (2021). Lindungi Dirimu Dengan APD ( Anti Penyakit
Degeneratif) ( wahyu n. Cahyo (ed.); cetakan pe). orbit indonesia.
www.orbot.id

Suparno, P. (2018). Menjadi Orang Tua (Lansia) Yang Bahagia (Victi (ed.);
2018th ed.). PT kanisius. www.kanisiusmedia.co.id

Damanik, Sri Melfa, & Hasian. (2019). Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik.
Indonesia, kementrian kesehatan repoblik. (2018). laporan nasional
RISKESDAS (T. Kemkes (ed.); 2018th ed.). kemkes RI.
www.litbang.kemkes.go.id

Indonesia, kementrian kesehatn repoblik. (2017). Profil Penyakit Tidak Menular.


Kemkes.

Indrawati, vivi pristya. (2018). Efektifitas Pemberian Jus Tomat Dan Jus Apel
Terhadap Perubahan Kadar Kolesterol Darah Pada Orang Dewasa Dengan
Hiperkolesterol. In kesehatan (p. 62).

27
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN PENYAKIT
HIPERKOLESTEROL

Cabang Ilmu : Keperawatan


Topik : Hiperkolesterol
Hari/Tanggal : 6 maret 2023
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, Diskusi.
Media : Leaflet
Materi : Terlampir

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ini diharapkan
lansia dapat mengetahui tentang pengobatan penganan
penyakit hiperkolesterol.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat :
1. Menyebutkan Pengertian hiperkolesterol
2. Menyebutkan Penyebab hiperkolesterol
3. Menyebutkan Tanda/gejala hiperkoleterol
4. Menyebutkan cara pengobatan hiperkolesterol
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
4. Media
d. Leaflet
e. Labtob

28
5. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Kegiatan waktu

1. Pendahuluan  Memberi salam terapeutik 5 menit

 Menjelaskan tujuan

 Kontrak waktu

 Menyebutkan pengertian
hiperkolesterol
2. Penyajian 15menit
 Menyebutkan penyebab
hiperkolesterol

 Menyebutkan gejala hiperkolesterol

 Menyebutkan Cara mengobati


hiperkolesterol

 Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk bertanya

3. Penutup  Menjelaskan kembali hal


yang belum dimengerti oleh
sasaran. 10 menit

 Menanyakan kembali materi yang


telah diberikan
 Salam terapeutik

6. Evaluasi

1. Menyebutkan pengertian hiperkolesterol

Baik : Dapat menyebutkan pengertian hiperkolesterol secara lengkap

29
Cukup: Dapat menyebutkan sebagian dari pengertian hiperkolesterol

Kurang: Tidak dapat menyebutkan pengertian dari penyakit hiperkolesterol

2. Menyebutkan penyebab hiperkolesterol

Baik : Dapat menyebutkan penyebab hiperkolesterol secara lengkap

Cukup: Dapat menyebutkan 2 dari 4 penyebab hiperkolesterol

Kurang: Hanya menyebutkan < 2 dari 4 penyebab hiperkolesterol

3. Menyebutkan tanda – tanda hiperkolesterol

Baik: Dapat menyebutkan secara lengkap tanda-tanda hiperkolesterol

Cukup: Dapat menyebutkan 4 tanda-tanda hiperkolesterol

Kurang: Hanya menyebutkan < 4 tanda-tanda hiperkolesterol

4. Menyebutkan tentang cara pengobatan hiperkolesterol

Baik: Dapat menyebutkan pengobatan hiperkolesterol secara lengkap.

Cukup: Dapat menyebutkan 1 dari 2 cara pengobatan hiperkolesterol

Kurang: Tidak dapat menyebutkan cara pengobatan hiperkolesterol

PENYAKIT HIPERKOLESTEROL
1. Definisi
Kolesterol adalah bagian dari komponen lemak atau lipit. Seperti kita
ketahui lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat di perlukan oleh
tubuh selain zat gizi lain, seperti karbohidrat protein.Hiperkolesterol
merupakan suatu kondisi dimana kadar kolesterol total 190 mg/dL atau
lebih. kadar kolesteror normal 140-200mg/dl di dalam darah. apabila kadar
kolesterol >200-400mg/dl di darah menunjukan beresiko terkena penyakit
jantung dan pembulu darah (Yatim, 2018).
2. Etiologi
Beberapa faktor pencetus terjadinya masalah hiperkolesterol yang di kutip
dari beberapa sumber yakni sebagai berikut:
5. Faktor genetik
6. Obesitas ( Kegemukan)

30
7. Pola makanan
8. Kebiasaan merokok
3. Manfaat Dan Bahaya
Menurut Tandra (2020) adapun peran dan bahaya lainnya dari kolesterol
Dapat di uraikan sebagai berikut:
3. Manfaat
h) Esensi Bagi Otak
i) Penting untuk kesehatan tulang
j) Membantu Pencernaan
4. Dampak Bahaya
e) Serangan Jantung
f) Stroke
g) Batu Empedu
4. Manifestasi Klinis
Menurut Haryanto (2020) Tanda dan gejalah pada penderita hiperkolesterol
dapat di perkirakan sebagai berikut:
6. Nyeri Pada Dada
7. Nyeri pada kepala
8. Keram atau kesemutan
9. Mudah mengantuk
5. Komplikasi
Menurut Sunardi (2019) Kolesterol yang tinggi sebagai pemicu terjadinya
ateroklerosis. Ateroklerosis merupakan kondisi tertumpuknya lemak pada
pembulu darah arteri. Hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi yakni
sebagai berikut:
6. Penyakit Arteri Koroner Jantung
7. Penyakit Arteri Karotis
8. Penyakit Ginjal Kronis
9. Penyakit Arteri Perifer (PAD)
10. Aneurisma
6. Pencegahan
Menurut Tandra (2020) dapat tergolong pada penatalaksanaan farmakologi
ataupun nonfarmakologi yang teruraikan sebgai berikut:

31
3. Secara Farmakologi
Dimana obat yang biasa digunakan sebagai penurun lemak yakni
suplemen, Statin. Yang paling bayak di ketahui adalah golongan Statin.
Statin adalah HMG-CoA Reductase Inhibitor-artinya penghambat enzim
HMG-CoA Reductase yang membentuk kolesterol di dalam hati. ada
macam-macam statin yakni, Simvastatin, Prafastatin, Rosuvastatin,
Lovastatin, Flufastatin, Atorvastatin, Resuvastatin, Dan Pitavastatin.
4. Secara Nonfarmakologi
Pada penanganan nonfarmakologi bisa dilakukan dengan gaya hidup yang sehat
dan menghindari stres. Menjalani gaya hidup yang sehat adalah salah satu
pilihan mengendalikan tingginya lemak dalam darah dimana gaya hidup yang
dimaksud adalah dengan mengatur makan, diet, tidak merokok, dan tidak stres,
dan mengomsumsi buah dan sayuran termasuk jus apel hijau (Granny Smith).

32

Anda mungkin juga menyukai