Anda di halaman 1dari 8

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL

KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdrariffah) PADA


TIKUS DENGAN METODE INDUKSI ALOKSAN

PROPOSAL

Oleh:
TIARA JULIA SUMARLIN
NIM: 2148201129

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur ke-Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya serta telah memberi nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran

yang jernih dan keterbukaan hati, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal yang berjudul “Uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kelopak bunga

rosella (Hibiscus Sabdrariffah) pada tikus dengan metode induksi aloksan ”

Penulisan proposal ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam

rangka untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi di Universitas Fort De

Kock Bukittinggi.

Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapat bimbingan, Arahan serta

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus terutama kepada yang terhormat Bapak

Apt.Fajri Aulia Putra, S.Farm, M.Farm selaku pembimbing. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Ibu DR.Ns. Hj. Evi Hasnita S.Pd, M.Kes, selaku Rektor Universitas Fort De Kock

bukitinggi

2. Ibu , Hj. Ns. Silvia, S.Kep, M.Biomed, selaku Wakil Rektor I Universitas Fort De

Kock Bukittinggi

3. Ibu DR Nurhayati, S.ST, M.Biomed selaku Wakil Rektor II Universitas Fort De

Kock Bukittinggi
4. Bapak Apt.Fajri Aulia Putra, S.Farm, M.Farm selaku Ketua Program Studi

Farmasi Universitas Fort De Kock Bukittinggi.

5. Bapak, Ibu Staf Dosen Universitas Fort De kock Bukittinggi yang telah memberi

ilmu pengetahuan kepada penulis selama proses pendidikan.

6. Teristimewa untuk orang tua dan keluarga tercinta atas moril dan materil serta

do’a yang tulus sehingga penulisan bisa menyelesaikan penulisan ini sampai

selesai.

Harapan penulis proposal ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi

para pembaca, penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran atas

proposal ini. Akhir kata saya selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bukittinggi, Februari 2024.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Banyak Permasalahan yang terjadi dalam peningkatan taraf Kesehatan


masyarakat sehubungan gaya hidup yang kurang sehat (unhealthy lifestyle). kabar
buruknya ialah meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh yang berujung pada
munculnya berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang
masih menjadi tren di masyarakat adalah diabetes mellitus (Budiman, 2015).

Dibetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai peningkatan kadar


glukosa darah (Hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja
insulin, kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan meningkat
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kepatuhan rata-rata pasien
pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis dinegara maju hanya 50%,
sedangkan di Negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan
pasien sangat diperluan untuk mencapai keberhasilan terapi utama penyakit yang
tidak menular seperti penyakit diabetes melitus dan penyakit lainnya. Kepatuhan
pasien pada terapi penyakit diabetes melitus dapat memberikan efek negatif yang
sangat besar karena presentase kasus penyakit tidak menular tersebut diseluruh dunia
mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan
akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020. Prediksi sepuluh tahun
yang lalu bahwa jumlah diabetes akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata
sudah sejauh terlampau. Lebih dari setengah populasi di dunia yang menderita
penyakit diabetes berada di Asia, terutama di India, China, Pakistan, dan Indonesia.
Prevalensi Diabetes Melitus pada orang dewasa 20-79 tahun diperkirankan 8,8% dari
keseluruhan penduduk di dunia. Penderita diabetes usia lanjut 20-79 tahun, 5,0 juta
kematian akibat diabetes dan jumlah penderita Diabetes Melitus usia lanjut 20-79
diprediksikan naik menjadi 642 juta pada tahun 2040 (Ayu & Puspita, 2020).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) jumlah penderita diabetes
melitus diseluruh dunia mengalami peningkatan menjadi 463 juta jiwa pada tahun
2019 dan jumlah kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa yang mana Indonesia
menjadi urutan ke 7 dengan jumlah penderita 10,7 juta. IDIABETIC FOOT juga
memperkirakan bahwa pada tahun 2045 kasus diabetes akan meningkat menjadi 700
juta. Selain itu, Menurut RISKESDAS (2018) menyebutkan bahwa jumlah prevelensi
kasus diabetes melitus di Indonesia menurut diagnosis dokter pada penduduk umur ≥
15 tahun sebesar 2%. Angka tersebut menunjukan peningkatan jika dibandingkan
pada tahun 2013 dengan prevelensi 1.5% . Selain itu, jumlah kasus tertinggi terjadi di
provinsi Jakarta (3,4 %) dan terendah dimiliki oleh provinsi Nusa Tenggara Timur
(0,9%). Pada tahun 2018, jumlah kasus diabetes melitus di provinsi Bali menduduki
urutan ke 14 dari 34 provinsi di Indonesia, yang mana hal tersebut mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dengan prevelensi 1,3 % menjadi 1,7 % pada tahun
2018 (RISKESDAS, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah kasus
diabetes melitus pada tahun 2018 sebesar 67.172 kasus diabetes melitus di Bali
(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Khususnya Kabupaten Tabanan, tahun 2018
jumlah penderita diabetes melitus yang tercatat yaitu 2.744 3 jiwa (Dinkes Tabanan,
2018). Menurut data yang diperoleh dari catatan medik BRSU Tabanan bahwa jumlah
kunjungan diabetes melitus di ruang rawat inap terus meningkat dari tahun 2018-
2020. Pada tahun 2018 kasus DM sebanyak 143 orang, tahun 2019 sebanyak 281
orang dan pada tahun 2020 sebanyak 298 orang (BRSU Tabanan, 2020). Menurut
penelitian dari Trisnadewi et al., (2018) di Tabanan mengenai manajemen DM dengan
jumlah sampel 80 orang, mendapatkan hasil bahwa sebanyak 49 orang (61,3%)
berpengetahuan kurang tentang pengobatan DM, dikarenakan kurangnya informasi
dari petugas kesehatan. Selain itu, menurut responden hanya obat yang dapat
mengendalikan kadar gula darah, diet dan melakukan aktivitas fisik dianggap tidak
terlalu berperan, hal inilah yang mempengaruhi naiknya kasus DM di Kabupaten
Tabanan. Dalam menegakkan diagnosa pada kasus diabetes melitus perlu dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah di dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Tabanan II dengan jumlah sampel 80 orang, status Kadar
Gula Darah Anteprandial pada penderita diabetes melitus menunjukan nilai rata-rata
dalam katagori buruk ( ni wayan Trisnadewi & Pramesti, 2020). Selain itu,
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari Rasdini yang tertuang dalam
jurnal Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar (2017) dengan jumlah
sampel 79 orang pasien diabetes melitus yang dirawat di RSUP Sanglah, Rata rata
nilai kadar gula darah anteprandial dan nilai kadar gula darah 2 jam pp juga dalam
kategori buruk.

Keadaan kadar gula darah yang meningkat pada pasien diabetes melitus akan
berdampak pada tingginya resiko ulkus kaki yang sulit disembuhkan. Hal ini
dikarenakan kemampuan pembuluh darah dalam berkontraksi maupun relaksasi
sehingga mengakibatkan gangguan perfusi jaringan pada bagian distal (D. Wahyuni et
al., 2016).

Penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk kasus diabetes melitus dengan


mentaati 4 pilar, yang diantaranya mengatur pola makan, melakukan aktivitas fisik,
terapi farmakologi dan edukasi. Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan
prinsip 3J ( jenis, jumlah, jadwal). Hal ini dilakukan untuk mengurangi makanan atau
minuman manis yang dapat berkontribusi terhadap tingginya kadar gula darah. Tidak
hanya mengatur asupan nutrisi, melakukan aktivitas fisik juga dapat mengontrol
kadar gula dan berat badan. Aktivitas fisik dapat dilakukan dengan durasi 30
menit/hari. Penderita DM sangat diwajibkan untuk melakukan terapi insulin secara
teratur untuk mencegah tingginya kadar gula darah yang berujung komplikasi. Selain
itu, pentingnya edukasi juga dapat membantu mengendalikan kasus diabetes melitus
di Indonesia (Kemenkes RI, 2020).

Banyak tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan contohnya bunga rosella,


namun pemanfaatannya sangat kurang dan sudah banyak beredar, contohnya teh
bunga rosella sangat terbatas dan di masyarakat umumnya hanya digunakan untuk
minuman. Kandungan kimia bunga rosela yaitu antosianin, betakerotain, vitamin C,
tiamin, ribloflavin, flavonoid, dan niasin. Salah satu kandungan dari bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) yang penting adalah senyawa anthocyanin yang berkhasiat
sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan anthocyanin lebih besar jika dibandingkan
dengan alfa tokoferol (vitamin E), asam askorbat, dan beta karoten. Senyawa
anthocyanin mampu menetralisir radikal bebas yang menjadi salah satu penyebab
diabetes dan mengurangi komplikasi penyakit tersebut. (Modak et al., 2016).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu peneliti merumuskan suatu
permasalahan “Apakah pemberian ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa
L.) dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang
diinduksi aloksan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol kelopak bunga
rosella terhadap penurunan glukosa dalam darah tikus putih.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kadar gula darah sebelum diberikan ekstrak kelopak
bunga rosella dengan perbedaan dosis.
b. Mengetahui kadar gula darah setelah diberikan ekstrak kelopak bunga
rosella dengan perbedaan dosis.
c. Mengetahui pengaruh pemberian ektrak kelopak bunga rosella
terhadap penurunan glukosa darah pada tikus putih.
D. Hipotesis
1. Ada aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus
Sabdrariffah) pada hewan uji dengan dosis 0,45 mg/kgBB. (Ha).
2. Tidak ada aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kelopak bunga rosella
(Hibiscus Sabdrariffah) pada hewan uji dengan dosis 250 mg/kgBB. (Ho).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Rosella
1. Klasifikasi tanaman
Tanaman Rosella (Hibiscus Sabdrariffah)

Gambar 1. Hibiscus Sabdrariffah


Divisi :
Kelas :
Subkelas :
Bangsa :
Suku :
Genus :
Spesies :

Anda mungkin juga menyukai