PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah orang dengan diabetes telah meningkat dari 108 juta pada 1980
menjadi 422 juta pada 2014. Prevalensi global diabetes di antara orang dewasa di
atas 18 tahun telah meningkat dari 4,7% pada 1980 menjadi 8,5% pada 2014 .
menengah dan rendah. Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal,
serangan jantung, stroke, dan amputasi tungkai bawah. Pada 2016, diperkirakan
1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. 2,2 juta kematian
lainnya disebabkan oleh glukosa darah tinggi pada tahun 2012. Hampir setengah
dari semua kematian yang disebabkan oleh glukosa darah tinggi terjadi sebelum
hidup dengan diabetes pada tahun 2010 dan jumlah yang sama telah
mengganggu toleransi glukosa. Hampir 3,4 juta orang di seluruh dunia dan 1 juta
1
2
Diabetes Federation ( IDF) Atlas (2017) dalam Fadillah ( 2018 ) prevelensi ulkus
diabetik para penderita Diabetes Melitus sebesar 15% dengan angka kematian
peringkat ke – 6 dunia jumlah diabetes sebanyak 10.3 juta jiwa (Riskedas, 2018).
pada penduduk ≥ 15 tahun menurut provinsi angka tertinggi DKI Jakarta yaitu
3,4 %, dan angka kedua di Yogyakarta yaitu 3,1% dan angka ke tiga provinsi
jumlah Diabetes Melitus 9.495 orang, Sedangkan tahun 2018 jumlah Diabetes
sebanyak 6,606 dan terendah di Bengkulu Selatan yaitu 255 orang (Dinkes Prov.
Bengkulu, 2019 ).
Berdasarkan data dinas kesehatan kota Bengkulu pada tahun 2017 jumlah
Puskesmas Lingkar Timur 946 orang ( 33,3 %), terendah di Puskesmas Bsuki
Berdasarkan data dinas kesehatan kota Bengkulu pada tahun 2018 jumlah
Puskemas Kampung Bali sebanyak 52 orang ( 8%) dan angka ini mengalami
tahun 2019 didapat data bahwa dari bulan Januari sampai dengan November
berjenis kelamin laki – laki dan perempuan diantaranya dengan rentang umur 45
– 50 tahun (36) orang, umur 51 – 60 tahun sebanyak (36) orang. Dan jumlah
keseluruhan dari umur 5 taun > 70 tahun berjenis kelamin Laki – laki dan
peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang pada akhirnya
menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan
metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh
diabetes melitus tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah jenis diabetes karena kekurangan
hormon insulin di dalam tubuh dan tubuh hanya sedikit atau tidak mampu
(IDDM) kerurangan insulin disebabkan oleh hilangnya sel beta penghasil insulin
4
pada pankreas. Diabetes tipe 1 ini banyak ditemukan pada balita, anak – anak
dan remaja sehingga sering disebut diabetes kaum muda. Diabetes Melintus tipe
2 adalah Diabetes yang terjadi akibat hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
tetapi insulin yang di produksi tidak dapat diserap oleh sel tubuh untuk
memecah gula menjadi energi sehingga tubuh juga mengalami masalah dalam
Dari hasil penelitian dalam jurnal Adanya penurunan rata – rata jumlah
komponen madu adalah glukosa dengan kadar fruktosa paling besar ( 76,8%)
membalut luka. Perawatan luka menggunakan madu juga lebih efektif dalam
Pada penelitian dalam literatur review jenis madu yang digunakan adalah
madu manuka. Madu manuka adalah madu monoflo-ral alami yang dihasilkan
beberapa bagian australia dan selandia baru. Madu manuka telah dilaporkan
luka dengan grade 1 dan grade 2 ditandai dengan semua luka merupakan ulkus
dan didapat baik diantaranya adanya jaringan granulasi baru, tidak ada reaksi
peradangan dan luka mengering. Maka rencana asuhan akan dilakukan selama 7
dengan pemberian madu untuk membantu proses penyembuhan luka yaitu tidak
memerlukan biaya yang tinggi, alat dan bahan yang diperlukan mudah
didapatkan dan madu memiliki efektifitas yang baik dalam proses penyembuhan
luka.
6
dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menopause Diabetes Melitus dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pada Ibu Menopause Diabetes Melitus dengan Pemberian Madu untuk membantu
Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
Diabetes Melitus
luka
luka.
Penyembuhan Luka
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai reverensi dan bahan ajar bagi studi kasus
selanjutnya mengenai pendokumentasian kebidana secara komperhensif
b. Puskemas
penyembuhan luka.
komperhesip. Pada studi kasus ini, bidan menjelaskan apa yang kurang
dimengerti oleh pasien dan keluarga dari segi fasilitas maupun tetang tanda
bahaya dengan luka yang berair, bernanah, disertai bau tidak sedap.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Proses Kebidanan Pada Ibu Menopause Diabetes Melitus Dengan
Pemberian Madu Untuk Membantu Proses Penyembuhan Luka
1. Konsep Dasar Menopause
a. Definisi
Kata “Menopause “ berasal dari yunani, yaitu men yang berarti
( Smart, 2010).
10
11
b. Etiologi
1) Klimakterium
3) Senium
beberapa tahun bahkan kadang lebih dari 10 tahun. Masa ini terjadi
setelah menopause
1) Secara fisiologis
klinis.
14
(1) Perdarahan
kencing.
(6) Ovarium
darah
encer.
metobolisme lemak.
c) Gejala klinis
berikut :
(1) Rasa panas ( hot flush ) dan kekeringan di malam hari. Pada
ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas
2010 ).
2) Secara psikologis
a) Ingatan menurun
sederhana.
b) Perubahan emosional
c) Depresi
e. Patofisiologis
lama dan lebih sedikit atau justru lebih banyak dari pada biasanya.
f. Manifestasi klinik
Keluhan jangka pendek yang sering dialami oleh perempuan pada saat
berkemih
endometrium.
23
bungkuk
aizhelmer
hipertensi, obesitas, gaya hidup sedenter ( pola makan tidak sehat dan
g. Pencegahan
menoupose
24
hari.
gelas perhari
lainnya.
kegemukan
( Kemenkes, 2018 ).
25
a. Definisi
mengalir terus “ berupa air seni dan melitus berarti “manis” karena air
pula dengan nama penyakit kencing manis atau penyakit gula darah.
kg/m2.
dan Obesitas
ini sering dijumpai pada anak – anak dan penderita yang masih
c. Faktor resiko
1. Keturunan
diabetes.
Orang kulit hitam lebih mudah terkena diabetes dari pada kulit
3. Usia
4. Obesitas
diabetes
6. Kehamilan
7. Infeksi
8. Setres
meningkat
9. Obat – obatan
diurentik), obat penurun kolesterol (niacin) obat tuberkolsa (INH ),
obat asma ( salbutamol dan terbutaline ) obat HIV (penatamide,
protease inhibitors), dan hormon tiroid (levothyroxine).
dengan panjang kira – kira 15 cm, lebar 5 cm dan beratnya rata – rata
atau kelenjar usus dua belas jari dan belakang lambung. Pankreas
lumbalis I dan II. Secara umum kelenjar pankreas terdiri dari sel alfa
jaringan tubuh, kecuali otak, tubulus ginjal, mukosa, usu halus dan sel
e. Patofisiologi
dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut :
30
tiap menit tetap maka luapan glukosa yang terjadi bila kadar
persen.
2012 ).
f. Manifetasi klinik
2. Poliuria, yaitu kehilangan natrium dan air dalam jumlah besar pada
3. Polidipsia yaitu rasa haus dan konsumsi air berlebihan yang terjadi
hipotalamus.
4. Polifagia, yaitu nafsu makan besar dan laha yang terjadi karena
impotensi pada pria, serta iritasi atau rasa gatal disekitar vulva dan
g. Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1
secara teratur.
sampai meninggal.
2. Diabetes tipe 2
tetapi kualitas nya buruk. Insulin seperti ini tidak dapat berfungsi
jaringan tubuh dan otot pasien tidak peka atau sudah resisten
3. Diabetes kehamilan
insulin.
4. Diabetes lain
2014 ).
h. Test diagnostik
yang lebih dari 200 mg/dl atau glukosa darah puasa sama dengan
2. Pemeriksaan HbA1C
memantau harian .
37
Kadar glukosa
darah sewaktu
Darah kapiler <90 90 – 199 >200
Kadar glukosa
darah puasa <90 90 – 109 >110
(Widharto, 2007).
1) Tes darah
zat kimia tetentu yang dapat bereaksi dengan zat gula yang
2) Tes urine
Pada dasarnya tes ini bertujuan untuk melihat zat – zat yang
penderita.
saraf dan kulit. Kadar gula yang tidak terkontrol menyebabkan kadar
( Fady, 2015 ).
pembuluh darah besar seperti darah jantung, pembuluh darah tepi, dan
2015).
j. Luka Diabetik
infeksi tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi
glukosa darah pasien diabetes melitus. Tingginya kadar gula darah yang
penyakit pembuluh perifer seperti kaki dingin, kulit tipis, nadi tidak
4) Deformitas kaki yang parah pada neuropati yang tidak begitu parah
l. Klasifikasi Luka
d) Luka tusuk yang kecil di bagian luar ( mulut luka ) tetapi besar
hitaman
g) Luk terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke
pembuluh darah
43
Luka non-mekanik terdiri atas luka akibat zat kimia, termal, radiasi
b) Luka tertutup, yaitu luka yang tidak disertai robekan pada kulit
c) Luka lecet, terjadi akibat gesekan antara kulit dengan benda lain
e) Luka gores, yaitu luka dengan tepi yang tidak rata dan tidak
f) Luka bakar, yaitu luka akibat paparan dengan suhu yang sangat
ekstrim.
mengandung mikroorganisme.
mengandung mikroorganisme.
hari. Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostatis
45
daerah iterstisial.
2) Fase deskrutif
mengalami devitalisasi.
3) Fase proliferasi
4) Fase epitelisasi
5) Fase maturasi
1) Derajat 0, yaitu kulit utuh tetapi ada kelainan pada kaki akibat
neuropati
5) Derajat IV, yaitu gangren pada 1 – 2 jari kaki atau bagian distal kaki
(Fady, 2015).
diabetik yaitu :
a. Definisi
Madu adalah cairan yang sifatnya lengket dan memiliki rasa yang
manis yang dihasilkan oleh lebah dan serangga dari nektar bunga (Fady,
2015).
(Fady, 2015).
48
1) Madu hutan
penyembuhan luka
2) Madu pollen
3) Madu super
4) Madu organik
5) Madu manuka
a
b
a
c d e
a
Gambar. 3.1:
a. Madu hutan, b.madu organik c. Madu super, d.madu polen,
e. Madu manuka. Sumber: ( Fady, 2015).
c. Kandungan Madu
diserap oleh usus. Selain itu madu mengandung vitamin, mineral, asam
d. Manfaat Madu
b) Keasaman
bakteri sulit untuk hidup. Aktivitas madu terjadi karena adanya hidrogen
membunuh bakteri karena adanya proses osmosis antara cairan dalam sel
untuk pertumbuhan bakteri, tidak hanya sel bakteri yang akan berhenti
penyakit atau infeksi dapat dihambat oleh madu. Efek madu pada
jaringan rusak dan mati. Proses debridemen luka pada pasien yang
dan berserabut sangat mudah terangkat dari dasar luka (Ansori et al,
2014 ).
minggu.
54
emosional, spritual, fisik, etika, kode etik, serta hubungan antara prinsif
1. Pengakajian data
1) Obervasi adalah pengumpulan data dilakukan pada pertem
uan tatap melalui indera : penglihatan (perilaku, tanda fisik,
kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran ( bunyi batuk,
angka..
2017).
2017).
4. Kebutuhan segera
5. Rencana
asuhan sama – sama disetujui oleh bidan maupun klien agar efektif,
59
inginkan klien dan apa yang tidak diinginkan klien. Rational yang
pengetahuan teoritis yang salah atau tidak memadai, atau data dasar
yang tidak lengkap dan mungkin juga tidak aman ( Ima dkk, 2012).
6. Tindakan
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
7. Evaluasi
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif (Ima dkk,2012)
8. Reassesment
a) Data subjektif
memberikan penanganan.
kebiasaan sehari-hari.
f. Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjung
diabetes melitus.
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat dahulu
dahulu
c. Riwayat keturunan
melitus.
63
4) Riwayat menstruarsi
5) Riwayat kehamilan
6) Riwayat kontrasepsi
1. Hubungan dengan keluarga : Harmonis/ Baik/
Tidak baik
Tidak baik
tidak baik
a. Pola Nutrisi
b. Personal Hygiene
c) Eliminasi
d) Istirahat/tidur
65
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
20-30 x/menit.
anak.
badan anak.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
lainnya.
1. Muka
Untuk mengetahui keadaan muka, pucat atau
tidak ada oedema/ tidak dan cloasma gravidar
2. Mata
3. Hidung
4. Telinga
67
tidak
a) Mammae
b) Axilla
c) Abdomen
atau tidak.
68
d) Ekstremitas
a. Diagnosis kebidanan
luka.
data.
ditangani.
a. Amputasi
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
3) Tujuan
4) Kriteria Hasil
b) Luka mengering
melitus
lainnya.
5. Langkah ke ( V ) Rencana
melitus
2. Observasi TTV
6. dokumentasi
b) Mengobservasi TTV
a) Tekanan darah
71
b) Nadi
c) Suhu
d) Pernafasan
0,9%
Nacl 0,9%
dan di ikat.
i. dokumentasi
7. Evaluasi
mengetahui hasilnya
dengan madu
melitus
dengan madu
S : Subyektif
hasil anamnesa
73
O : Obyektif
mencakup hal -hal berikut yaitu diagnosis /
masalah kebidanan, diagnosis/ masalah potensial serta perl
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif dan memusatkan perhatian pada objek tertentu gambaran tentang
studi keadaan secara objektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan
cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit
Sukamerindu kecamatan Sungai Serut kota Bengkulu. Penelitian ini rencana akan
C. Setting Penelitian
1. Letak Puskesmas
Letak wilayah puskesmas Sukamerindu kota yaitu di Sukamerindu, Kec. Sun
gai Serut, Kota Bengkulu.
ruang tunggu, Aula, TU, ruang Kepala UPTD, Gudang. 2 unit mobil Pusling
4. Jumlah Pasien
Pada tahun 2019 jumlah pasin diabetes melitus berjumlah 348 orang dan
5. Penelitian
D. Subjek Penelitian/Partisipan
1. Inklusi
minggu.
2. Eksklusi
a. Ibu menopause yang memiliki riwayat penyakit kulit seperti alergi dan
herpes
Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan
1. Data Primer
informasi atau data dari terwawancara. Pada pengambilan kasus ini penulis
b) Metode Observasi
c) Metode Dokumentasi
2. Data sekunder
Data didapat dari semua bentuk sumber yaitu Register, dan Rekam Medik di
Jika informasi yang didapatkan dari sumber pasien, sama dengan yang
bersifat umum dan relative menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam fokus
penelitian.
H. Etika Penelitian
dari komite etik penelitian di suatu institusi bahwa penelitian yang dilakukan ini
tidak membahayakan responden penelitian. Hal yang harus peneliti penuhi dalam
tertentu pada lembar pengumpulan data yang akan diisi oleh responden
3. Confidential (Kerahasiaan)
BAB IV
A. HASIL
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Pendidikan : SD Pendidikan : S1
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan 2 bulan yang lalu telapak kaki sebelah kanan luka ,
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat dahulu
2. Riwayat keluaga
dan sebagainya.
Diabetes Melitus
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : Teratur
3100
2 1984 38 mg Bidan Tidak ada Bidan/BPM LK/50/ ASI
3100
3 1986 39mg Bidan Tidak ada Bidan/BPM PB/52 / ASI
3000
4 1998 38mg Bidan Tidak ada Bidan/BPM LK/50 / ASI
3200
f. Riwayat kontrasepsi
h. KebutuhanSehari-hari
1. Nutrisi
85
a) Makan
Frekuensi : 2x/hari
b) Minum
Frekuensi : 5 gelas/hari
2. Eliminasi
a) BAB:
Frekuensi :1x/hari
Konsistensi : Lembek
b) BAK:
Frekuensi : 5x/hari
Warna :.jernih
Keluhan : Ada
3. Personal Hygiene
Mandi :2x/sehari
4. Istirahat danTidur
Tidur Siang : Ya
Frekuensi : 2 jam
Tidur Malam : Ya
Frekuensi : 8 jam
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
TTV
TD : 100/80 mmhg
Nadi : 78x/m
Suhu : 36,5 C
RR : 24x/m
2. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
87
Kebersihan : Bersih
b) Muka
c) Mata
Konjungtiva : An-anemis
Sklera : An-ikterik
d) Mulut
Kebersihan : Bersih
Lidah : Bersih
Gigi : tidak
e) Telinga
Fungsi : Baik
f) Leher
g) Abdomen
h) Ekstremitas Atas
Kebersihan : bersih
i) Ekstremitas bawah
Kebersihan : Bersih
berair dibagian telapak
j) Genetalia
k) Pemeriksaan Penunjang
2. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
dengan madu
b. Masalah
1. Telapak kaki sebelah kanan terdapat luka yang berbau, bernanah dan berair
c. Kebutuhan
1. Perawatan luka
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Dalam kasus ibu yang mengalami luka diabetes melitus dapat diagnosa
4. TINDAKAN SEGERA
pengkajian.
a. Mandiri
5. RENCANA
d. Lakukan perawatan luka diabetes melitus dengan madu dan pemberian Tribee
e. Berikan obat oral Glibenclamide 5mg 2 x1 sehari dan Metformin 500mg 2x1
sehari
j. Dokumentasi
6. TINDAKAN
a. Menjelaskan keadaan ibu saat ini bahwa masih dengan luka diabetes melitus
Kesadaran : composmentis
Nadi : 78x/m
91
Suhu : 36,7 C
RR : 24x/m
menghindari makanan yang mengandung gula karena dapat memicu gula darah
naik
5. Lalu oleskan Tribee Salf secukupnya di area sekitar area luka punggung
kaki
f. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygne seperti merawat kaki dan
mandi 2x sehari
g. Menjelaskan KIE tentang perawatan luka diabetes melitus dengan ibu dan
keluarga
i. dokumentasi
93
7. EVALUASI
c. Ibu mengerti apa saja tanda – tanda bahaya luka diabetes melitus
i. Dokumentasi
94
8. CATATAN PERKEMBANGAN
O
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 79 x/m
-RR : 24x/m
-S : 36,6 C
- GDS : 389 mgdl
A:
-Ny”I” umur 55 tahun Diabetes Melitus
dengan perawatan luka dengan madu
P:
1. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu
saat ini
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 79 x/m
95
-RR : 24x/m
- S : 36,6 C
- GDS : 389mgdl
EV : ibu mengetahui kondisi ibu saat
ini
2. Menjelaskan kepada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan menghindari makanan
yang mengandung gula karena dapat
memicu gula darah naik
EV : ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran bidan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang
tanda – tanda bahaya luka diabetes
seperti berbau, membusuk yang bisa
menyebabkan infeksi
EV: ibu mengerti apa yang
dijelaskan
4. Melakukan perawatan luka
a. Membersihkan luka dengan
b. Membersihkan dengan
d. Mengeringkan menggunakan
96
kasa
sebanyak 8 ml madu,
ikat.
luka
O
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 80 x/m
-RR : 24x/m
-S :36,7 C
- GDS : 370 mgdl
A:
-Ny”I” umur 55 tahun Diabetes Melitus
dengan perawatan luka dengan madu
98
P:
1. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu
saat ini
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 80 x/m
-RR : 24x/m
- GDS : 370mgdl
EV : ibu mengetahui kondisi ibu saat
ini
2. Menjelaskan kepada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan menghindari makanan
yang mengandung gula karena dapat
memicu gula darah naik
EV : ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran bidan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang
tanda – tanda bahaya luka diabetes
seperti berbau, membusuk yang bisa
menyebabkan infeksi
EV: ibu mengerti apa yang
dijelaskan
4. Melakukan perawatan luka
a. Membersihkan luka dengan
b. Membersihkan dengan
d. Mengeringkan menggunakan
kasa
sebanyak 8 ml madu,
ikat.
luka
O
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 79 x/m
-RR : 23 x/m
101
-S : 36,7 C
- GDS : 350 mgdl
A:
-Ny”I” umur 55 tahun Diabetes Melitus
dengan perawatan luka dengan madu
P:
1. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu
saat ini
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 79 x/m
-RR : 23x/m
-S : 36,7 C
- GDS : 350 mgdl
EV : ibu mengetahui kondisi ibu saat
ini
2. Menjelaskan kepada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan menghindari makanan
yang mengandung gula karena dapat
memicu gula darah naik
EV : ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran bidan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang
tanda – tanda bahaya luka diabetes
102
b. Membersihkan dengan
d. Mengeringkan menggunakan
kasa
sebanyak 8 ml madu,
ikat.
103
luka
O
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 110/80 mmhg
-N: 80 x/m
-RR : 24x/m
- S : 36,7 C
- GDS : 350 mgdl
A:
-Ny”I” umur 55 tahun Diabetes Melitus
dengan perawatan luka dengan madu
P:
1. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu
saat ini
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 110/80 mmhg
-N: 80 x/m
-RR : 24x/m
-S : 36,7 C
- GDS : 350 mgdl
EV : ibu mengetahui kondisi ibu saat
ini
105
b. Membersihkan dengan
d. Mengeringkan menggunakan
kasa
sebanyak 8 ml madu,
ikat.
O
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 78 x/m
-RR : 24x/m
-S : 36,7 C
- GDS : 346 mgdl
A:
-Ny”I” umur 55 tahun Diabetes Melitus
dengan perawatan luka dengan madu
108
P:
1. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu
saat ini
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 78 x/m
-RR : 24x/m
- S: 36,7 C
- GDS : 346 mgdl
EV : ibu mengetahui kondisi ibu saat
ini
2. Menjelaskan kepada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan menghindari makanan
yang mengandung gula karena dapat
memicu gula darah naik
EV : ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran bidan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang
tanda – tanda bahaya luka diabetes
seperti berbau, membusuk yang bisa
menyebabkan infeksi
EV: ibu mengerti apa yang
dijelaskan
4. Melakukan perawatan luka
a. Membersihkan luka dengan
b. Membersihkan dengan menekan
perlahan Pus
d. Mengeringkan menggunakan
kasa
sebanyak 8 ml madu,
ikat.
luka
O
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
111
-N: 80 x/m
-RR : 24x/m
- S: 36, 7 C
- GDS : 346 mgl
A:
-Ny”I” umur 55 tahun Diabetes Melitus
dengan perawatan luka dengan madu
P:
1. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu
saat ini
-K/U : baik
-Kes : Composmentis
-TD : 100/80 mmhg
-N: 80 x/m
-RR : 24x/m
- S : 36,7 C
- GDS : 346mgdl
EV : ibu mengetahui kondisi ibu saat
ini
2. Menjelaskan kepada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan menghindari makanan
yang mengandung gula karena dapat
memicu gula darah naik
EV : ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran bidan
112
b. Membersihkan dengan
d. Mengeringkan menggunakan
kasa
sebanyak 8 ml madu,
ikat.
luka
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Data objektif ibu mengatakan sudah 2 bulan yang lalu mengalami luka pada
kaki telapak sebelah kanan dan berbau, bernanah serta berair, sehingga ibu
Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh fady, (2015),
luka diabetik adalah luka yang terjadi karena adanya kelainan pada saraf,
2. Interpretasi data
telapak kaki kanan perawatan luka dengan madu sebagai upaya mengatasi
Diagnosa ini dirumuskan sesuai data yang didapat atau yang tidak muncul
3. Intervensi
kriteria dan rencana asuhan kebidanan. Perencanaan dalam konsep teori telah
diuraikan secara lengkap dan jelas sehingga data digunakan sebagai acuan
yang penulis susun merujuk pada landasan teori yang telah ada dan semua
116
rencana asuhan kebidanan yang ada dalam teori disusun untuk perencanaan
yang ditegakkan pada pasien, rencana tindakan yang disusun langsung untuk
pasien dan juga untuk keluarga. Rencana tindakan juga disusun untuk
4. Implementasi
dan kebutuhan pasien. Tindakan yang dilakukan pada asuhan kebidanan ini
meliputi tindakan mandiri dan tindakan bekerja sama dengan bidan di tempat
diabetes melitus pada ibu menopause dilakukan mengacu kepada teori yang
ada sehingga dalam tindakan ini tidak ada kesenjangan yang cukup signifikan.
Selain itu dalam pelaksanaan pada pasien, tindakan yang diberikan juga
5. Evaluasi
117
Pada asuhan kebidanan ini evaluasi dilakukan selama 7 hari dengan 7 kali
keluarga.
Hal ini sesuai dengan dari hasil penelitian dalam jurnal efektifitas
rencana asuhan yang dilakukan selama 7 hari semua responden memiliki luka
dengan grade 1 dan grade 2 ditandai dengan semua luka merupakan ulkus
dan didapat baik diantaranya adanya jaringan granulasi baru, tidak ada reaksi
baik dan telah sesuai dengan criteria hasil yang diinginkan, tidak ada
mereka.
118
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan, pada asuhan kebidanan Ny. I umur 55 tahun
1. Pengkajian
Keadaan umum baik, kaki telapak sebelah kanan bernanah, berair, dan berbau.
masalah yang di dapatkan yaitu asuhan kebidanan pada Ny.I umur 55 tahun
madu.
3. Diagnosa Potensial
4. Tindakan Segera
Ny.I 55 tahun dengan luka kaki diabetes melitus adalah melakukan tindakan
dilakukan.
5. Rencana Tindakan
6. Penatalaksanaan
7. Evaluasi
kali evaluasi perkembangan luka kaki. Secara umum evaluasi tindakan pada
pelaksanaan ini berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan criteria hasil
yang diinginkan.
8. Dokuementasi
B. Saran
1. Bagi Pasien
sesuai dengan apa yang telah diajarkan sehingga luka cepat mengering
melitus.
4. Bagi Puskesmas
melitus dalam hal penyuluhan maupun perawatan luka agar dapat dicegah
sebelum terjadi.
121
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 3
Kepada
Yth.Saudari Klien
di-
Puskesmas Sukamerindu
Dengan hormat
Kota Bengkulu Tahun 2020”. Bersama ini saya mohon kesediaan saudari
berpartisipasi dalam penelitiian ini sebagai responden. Kegiatan ini akan dilakukan
selama saudari menjalani perawatan. Segala yang bersifat rahasia akan saya
rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian. Apabila saudari
yang tersedia.
Atas perhatian dan kesediaan kerja sama saudari sebagai responden dalam
Bengkulu, 2020
( Mutmaina Fitriani )
124
Lampiran 4
PERNYATAAN
KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian
yang akan dilakukan oleh Mutmaina Fitriani program Studi Kebidanan (DIII)
Kebidanan Pada Ibu Menopause Diabetes Melitus Dengan Pemberian Madu Untuk
Bengkulu Tahun 2020”. Kesediaan saya untuk memberi informasi yang sebenar-
benarnya tentang keadaan yang saya rasakan. Demikian persetujuan ini saya buat
Bengkulu, 2020
Peneliti Responden
Lampiran 5
125