PROPOSAL
DISUSUN OLEH :
Ade Irmawati
NPM. 202122028
BAB I
PENDAHULUAN
Kalimantan Timur, dan DIY yang mencapai 2%, sedangkan di propinsi Jambi
sampai 1,2% .
Provinsi Jambi salah satu provinsi yang ada di Indonesia dengan data
diabetes mellitus yang terus meningkat. Data di wilayah Provinsi Jambi yaitu
kabupaten kerinci sebanyak 824, kabupaten merangin sebanyak 6.367,
kabupaten sarolangun sebanyak 3.483, kabupaten batanghari sebanyak 2.051,
kabupaten Muara Jambi sebanyak 2.770, kabupaten tanjab Timur sebanyak
2,341, kabupaten Tanjab Barat sebanyak 2.051, kabupaten Tebo sebanyak
965, kabupaten Bungo sebanyak 4.774, kabupaten Kota Jambi sebanyak
5.969 dan kabupaten Sungai Penuh sebanyak 1.444 (Profil Kesehatan Daerah
Jambi, 2021).
Tabel 1.1 Jumlah Data Tiga Tahun dengan penyakit Diabetes Militus
di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud H Abdul Manap Kota Jambi
No Bulan 2019 2020 2021
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah
Sumber: Poliklinik Penyakit Dalam Rsud H Abdul Manap
Diabetes Melitus merupakan sekelompok gangguan metabolik atau
heterogen yang menyebabkan gangguan sekresi dan aksi insulin sehingga
berdampak pada kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
(Waspadji, 2019). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
dalam darah, glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.
Sedangkan insulin adalah suatu hormon yang di produksi pankreas yang
berfungsi untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur
4
untuk mendapatkan injesi insulin, oleh karena itu pasien yang membutuhkan
injeksi insulin harus memiliki pengetahuan dan keterampilan injeksi insulin
yang benar agar dapat melakukan injeksi insulin mandiri di rumah
(Darmono., 2017).
Pengetahuan tentang injeksi insulin mandiri sangat dibutuhkan oleh
pasien untuk mengambil tindakan dalam mengontrol kadar gula darah.
Pengetahuan ini dapat berguna untuk menanggulangi hambatan dalam injeksi
insulin mandiri dan mengontrol kadar gula darah dengan baik, yang mana hal
ini dapat mengurangi biaya dalam penanggulangan Diabetes Melitus serta
menurukan angka kematian akibat komplikasi Diabetes Melitus. Oleh karena
itu, pasien Diabetes Melitus harus memiliki pengetahuan tentang injeksi
insulin mandiri berhubungan dengan komplikasi penyakit yang dapat terjadi
serta harus memiliki kompetensi dan perilaku yang benar dalam injeksi
insulin mandiri (Notoatmodjo, 2014).
Hasil menurut penelitian Trisna (2021) Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Tindakan Pemberian
Insulin di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai didapatkan tingkat pengetahuan
sebelumnya Cukup 25 orang (83.3 %) meningkat setelah pendidikan
kesehatan menjadi Baik 23 orang (76.7). sedangkan hasil penelitian wiwi
(2022) Efektifitas Health Education Tentang Cara Penyuntikan Insulin
Terhadap Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Masohi Kabupaten Maluku Tengah didapatkan Dari hasil uji normalitas
diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 5,25 dan posttest sebesar 7,80, ini
menunjukkan terjadi kenaikan sebesar 2,55.
Dikarenakan adanya dampak yang diakibatkan oleh kurangnya
pengetahuan dan keterampilan pasien dalam injeksi insulin mandiri, maka
perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan injeksi insulin mandiri pada
pasien Diabetes Melitus, salah satunya melalui pendidikan kesehatan. Dalam
Smeltzer (2014) dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diajarkan
kepada pasien Diabetes Melitus yang melakukan injeksi insulin mandiri.
Seperti tempat menyimpan insulin, memilih lokasi injeksi, merotasi lokasi
6
injeksi, persiapan kulit sebelum injeksi insulin, serta efek samping dari
injeksi insulin dan cara mencegahnya (seperti gejala hipoglikemia, cara
mencegah dan cara menanggulanginya).
Menurut Notoadmojo (2014) Pendidikan kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah
mengajarkan orang untuk hidup dalam kondisi terbaik, yaitu berusaha keras
untuk mencapai tingkat kesehatan yang maksimum. Teknik dan metoda
pengajaran yang dipilih juga akan mendukung proses pembelajaran jika
teknik dan metoda tersebut sesuai dengan kebutuhan individual. Beberapa
teknik yang ada termasuk ceramah, pengajaran kelompok dan peragaan yang
semuanya dapat ditingkatkan dengan materi pengajaran yang dipersiapkan
secara khusus (Smeltzer., 2014).
Pendidikan terstruktur adalah suatu rancangan pendidikan keehatan
yang memiliki kurikulum atau program tertentu. Program yang diberikan
harus berdasarkan landasan teori, dinamis, dan sesuai dengan kebutuhan
individu. Program tersebut harus memiliki tujuan yang spesifik dan learning
objectives yang diinformasikan kepada pasien (Diabetes UK, 2015). Metode
yang digunakan dalam pendidikan terstruktur ini terdiri dari pengajaran satu
persatu, one by one teaching, demonstrasi dan demonstrasi ulang, serta
menggunakan media audiovisual berupa video dan lembar balik
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6
Oktober 2022 Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud H Abdul Manap Kota
Jambi didapatkan data bahwa jumlah pasien yang mendapatkan terapi insulin
selama sebulan terakhir adalah 10 orang. Setelah dilakukan wawancara
terpimpin pada 3 orang pasien yang melakukan injeksi insulin mandiri
didapatkan data bahwa dari partisipan dapat menyebutkan pengertian
Diabetes Melitus. Hanya 4 mengetahui indikasi pemberian terapi insulin.
sebanyak 3 % partisipan mengetahui 2 lokasi penyuntikan insulin (abdomen
dan lengan).
7
Bilous. (2014). Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Diabetes. Jakarta: Dian
Rakyat
Darmono. (2017). Naskah Lengkap : Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai
Aspek Penyakit Dalam. Semarang : CV. Agung Semarang.
Diabetes UK ( 2015). Diabetes in the UK: Key Statistics on Diabetes.
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Perkeni (2015), Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Di Indonesia.
Profil Kesehatan Daerah Jambi, (2021). Profil Kesehatan Provinsi Jambi.
https://dinkes.jambiprov.go.id/file/informasi_publik/MTYxNTE2
NDQyOA_Wkt1615164428_XtLnBkZg.pdf
Smeltzer SC (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC.
Waspadji S., (2019). Buku Ajar Penyakit Dalam: Kaki Diabetes, Jilid III, Edisi 4,
Jakarta: FK UI pp. 1961-62
WHO. (2014). Health for the World’s Adolescents: A Second Chance in the
Second Decade. Geneva, World Health Organization Departemen
of Noncommunicable disease surveillance