Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA

DIABETES MELLITUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Disusun oleh :
Citra Oktavia
312020071
Kelas : B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ALIH JENJANG

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini diabetes melitus (DM) menjadi masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh

masyarakat di dunia, hal ini dikarenakan pola kejadian dari DM semakin meningkat seiring

dengan perubahan gaya hidup serta pola hidup masyarakat yang tidak sehat. Salah satu

perubahan tersebut yaitu banyaknya muncul makanan yang kurang sehat dan mengandung

gula berlebih seperti makanan cepat saji, minum-minuman bersoda dan jenis makanan tidak

sehat lainnya. Perubahan yang terjadi menimbulkan pergeseran dari penyakit menular ke

penyakit tidak menular sehingga semakin banyak munculnya penyakit degeneratif salah

satunya diabetes melitus (Longmore dkk, 2014)

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik adanya

peningkatan kadar gula (glukosa) darah atau bisa disebut hiperglikemia. Kadar gula yang

tetap tinggi di dalam darah dapat disebabkan karena insulin tidak diproduksi oleh kelenjar

prangkeas atau bisa juga karena hormon insulin yang telah diproduksi tidak mencukupi

kebutuhan atau tidak bekerja secara efektif (Jonathan, Kuswinarti, & Mulyani, 2019).

Pada tahun 2017 diketahui 425 juta orang di dunia terdiagnosa penyakit DM dan

diperkirakan meningkat sebesar 48% menjadi 629 juta orang pada tahun 2045 (IDF, 2017).

Berdasarkan data statistik diabetes dunia, menyatakan bahwa Indonesia berada pada

peringkat ke enam dengan jumlah penderita DM sebanyak 10,3 juta orang (IDF, 2017).

Sebanyak 43% dari 3,7 juta kematian terjadi pada seseorang yang belum memasuki usia 70

tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun
lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan dengan

negara-negara berpenghasilan tinggi (WHO, 2016).

Data International Diabetes Federation menunjukkan lebih dari 10 juta penduduk

Indonesia menderita penyakit tersebut di tahun 2017. Angka ini dilaporkan terus meningkat

yang dibuktikan dengan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 berdasarkan

diagnosis dokter pada penduduk yang berumur ≥ 15 tahun, prevalensi DM di tahun 2013

sebanyak 6,9% pada tahun 2018 angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 10,9%.

Pada tahun 2018 di provinsi Jawa Barat penderita DM juga mengalami peningkatan, dalam

beberapa dekade terakhir prevalensi DM meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan

rendah dan menengah daripada di negara maju yang berpenghasilan tinggi (Riskesdas, 2018).

DM merupakan penyakit kronis yang secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas

hidup penderita dan juga dapat menyebabkan buruknya kesehatan bagi individu, keluarga

dan kelompok. Dampak yang ditimbulkan dapat mempengaruhi pendapatan sosial dan

ekonomi, biaya perawatan yang mahal yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh negara.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan DM antara lain peningkatan tekanan darah, merokok

atau penggunaan tembakau, mengkonsumsi alkohol, aktifitas fisik dan pola diet yang buruk

serta kelebihan berat badan (Kassahun, Gesesew, Mwanri, & Eshetie, 2016).

DM sendiri merupakan jenis penyakit kronis seumur hidup, namun bisa dikontrol dengan

penerapan pola hidup sehat seperti terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik bersamaan dengan

intervensi farmakologis. Dua intervensi farmakologis diabetes, diantaranya dengan obat

antihiperglikemia oral atau antidiabetes oral dan suntikan. Suntikan insulin merupakan

keharusan bagi penderita DM tipe 1, sedangkan penderita DM tipe 2 mendapatkan

antidiabetes oral untuk penanganan awal. Pola dan kesesuaian dengan standar antidiabetes
oral maupun insulin merupakan lini pertama terapi farmakologi DM tipe 2 sangat penting

agar terapi tepat. Penanganan yang tepat akan mengurangi risiko komplikasi dan

meningkatkan harapan hidup penderita DM tipe 2 (Jonathan, Kuswinarti, & Mulyani, 2019).

Pengetahuan mengenai DM adalah pengetahuan tentang pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab, komplikasi dan pengobatan seperti obat oral atau injeksi insulin (Irawan,

2018). Pasien DM yang memiliki pengetahuan tentang DM yang baik kemungkinan besar dia

akan memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan yang dia jalani. Sedangkan pasien

yang memiliki pengetahuan yang kurang kemungkinan besar juga dia akan kurang mematuhi

pengobatan yang di sarankan oleh petugas kesehatan, bahkan boleh jadi mereka tidak

memiliki kepatuhan pengobatan sama sekali karena mereka merasa tidak ada yang salah

dengan apa yang dilakukannya.

Kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan dapat menyebabnya buruknya hasil terapi,

kontrol glikemik yang buruk, beresiko untuk mengembangkan komplikasi DM dan

peningkatan rawat inap serta kematian (Mroueh, et al., 2018) Kepatuhan minum obat bisa

dipengaruhi oleh beberapan faktor seperti demografi, faktor pasien, faktor terapi dan

hubungan pasien dengan tenaga kesehatan (Rusnoto & Subagiyo, 2018). Rata-rata di negara

maju memiliki tingkat kepatuhan pengobatan hanya sebesar 50% dan diperkirakan di negara

berkembang memiliki tingkat kepatuhan pengobatan yang lebih rendah lagi. Sejumlah alasan

yang menyebabkan ketidakpatuhan diantaranya kesadaran pasien yang buruk tentang

pentingnya kepatuhan, pasien kurang memahami manfaat dan resiko ketidakpatuhan

pengobatan, rejimen obat yang terlalu komplek dan pengetahuan pasien tentang obat-obatan

yang kurang (Sarah M. , et al., 2019).


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nazriati pada tahun 2018 yang berjudul “

Pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe 2 dan hubungannya dengan kepatuhan minum obat

di Puskesmas Mandu Bengkalis Kabupaten Bengkalis” bahwa didalam penelitian ini

menunjukan bahwa gambaran tingkat pengetahuan sebagian pasien DM sebanyak 75%

memiliki tingkat pengetahuan sedang dan untuk kepatuhan pengobatan hanya setengah dari

pasien DM di puskesmas bengkalis memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (Nazriati,

Pratiwi, & Restuatuti, 2018). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun

2016 oleh Kassahun menunjukan bahwa mayoritas pasien DM memiliki level pengetahuan

yang rendah dan kepatuhan pengobatan yang rendah. Dilihat dari pentingnya aspek

pengetahuan dan kepatuhan pengobatan pada pasien DM dan kebanyakan atau mayoritas

tingkat pengetahuan dan kepatuhan yang dimiliki pasien kurang maka peneliti ingin

melakukan penelitian terkait dengan hubungan antara tingkat pengetahuan terkait diabetes

dengan kepatuhan pengobatan pasien DM.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah

yaitu adakah hubungan antara tingkat pengetahuan terkait diabetes dengan kepatuhan

pengobatan pasien DM .

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan terkait diabetes dan

kepatuhan pengobatan pasien DM.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien DM tentang diabetes


2. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien DM terhadap pengobatan

3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan bisa menambah informasi maupun

literatur dalam bidang ilmu keperawatan. Khususnya pada keperawatan klinis mengenai

hubungan adanya tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan pasien DM.

2. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui

gambaran tingkat pengetahuan dan kepatuhan pengobatan pasien DM.

3. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan informasi tentang gambaran

tingkat pengetahuan dan kepatuhan pengobatan pasien DM supaya tenaga kesehatan

dapat memberikan dorongan ataupun motivasi kepada pasien untuk meningkatkan

pengetahuan dan kepatuhan pengobatan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas

hidup.

4. Bagi pasien DM

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pasien terkait dengan seberapa

besar tingkat pengetahuan atau pemahaman tentang penyakitnya dan tingkat kepatuhan

terapi mereka serta dapat memotivasi pasien DM untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman terkait DM serta dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan.


Sumber :

1. Riset Kesehatan Dasar. 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian RI Tahun 2018. Diakses pada tanggal 7 April 2021

2. International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas Eight Edition 2017,

International Diabetes Federation. Doi : 10/1016/j.diabres.2009.10.007. Diakses pada

tanggal 7 April 2021

3. WHO. 2016. Global Report On Diabetes. France : World Health Organization. Diakses

pada tanggal 7 April 2021

4. Nazriati . 2018. Pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe 2 dan hubungannya dengan

kepatuhan minum obat di Puskesmas Mandu Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Vol 41,

No. 2 Hal 59 – 68.

5. Burhanudin, Faisal. 2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan

Pengobatan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. http://eprints.umm.ac.id/63968/. Diakses

pada tanggal 7 April 2021

6. Hijrah, Safitri. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap

Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Irna Non Bedah Penyakit

Dalam Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020. http://scholar.unand.ac.id/68142/.

Diakses pada tanggal 7 April 2021

Anda mungkin juga menyukai