DIABETES MELLITUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Disusun oleh :
Citra Oktavia
312020071
Kelas : B
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini diabetes melitus (DM) menjadi masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat di dunia, hal ini dikarenakan pola kejadian dari DM semakin meningkat seiring
dengan perubahan gaya hidup serta pola hidup masyarakat yang tidak sehat. Salah satu
perubahan tersebut yaitu banyaknya muncul makanan yang kurang sehat dan mengandung
gula berlebih seperti makanan cepat saji, minum-minuman bersoda dan jenis makanan tidak
sehat lainnya. Perubahan yang terjadi menimbulkan pergeseran dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular sehingga semakin banyak munculnya penyakit degeneratif salah
peningkatan kadar gula (glukosa) darah atau bisa disebut hiperglikemia. Kadar gula yang
tetap tinggi di dalam darah dapat disebabkan karena insulin tidak diproduksi oleh kelenjar
prangkeas atau bisa juga karena hormon insulin yang telah diproduksi tidak mencukupi
kebutuhan atau tidak bekerja secara efektif (Jonathan, Kuswinarti, & Mulyani, 2019).
Pada tahun 2017 diketahui 425 juta orang di dunia terdiagnosa penyakit DM dan
diperkirakan meningkat sebesar 48% menjadi 629 juta orang pada tahun 2045 (IDF, 2017).
Berdasarkan data statistik diabetes dunia, menyatakan bahwa Indonesia berada pada
peringkat ke enam dengan jumlah penderita DM sebanyak 10,3 juta orang (IDF, 2017).
Sebanyak 43% dari 3,7 juta kematian terjadi pada seseorang yang belum memasuki usia 70
tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun
lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan dengan
Indonesia menderita penyakit tersebut di tahun 2017. Angka ini dilaporkan terus meningkat
yang dibuktikan dengan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk yang berumur ≥ 15 tahun, prevalensi DM di tahun 2013
sebanyak 6,9% pada tahun 2018 angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 10,9%.
Pada tahun 2018 di provinsi Jawa Barat penderita DM juga mengalami peningkatan, dalam
rendah dan menengah daripada di negara maju yang berpenghasilan tinggi (Riskesdas, 2018).
hidup penderita dan juga dapat menyebabkan buruknya kesehatan bagi individu, keluarga
dan kelompok. Dampak yang ditimbulkan dapat mempengaruhi pendapatan sosial dan
ekonomi, biaya perawatan yang mahal yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh negara.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan DM antara lain peningkatan tekanan darah, merokok
atau penggunaan tembakau, mengkonsumsi alkohol, aktifitas fisik dan pola diet yang buruk
serta kelebihan berat badan (Kassahun, Gesesew, Mwanri, & Eshetie, 2016).
DM sendiri merupakan jenis penyakit kronis seumur hidup, namun bisa dikontrol dengan
penerapan pola hidup sehat seperti terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik bersamaan dengan
antihiperglikemia oral atau antidiabetes oral dan suntikan. Suntikan insulin merupakan
antidiabetes oral untuk penanganan awal. Pola dan kesesuaian dengan standar antidiabetes
oral maupun insulin merupakan lini pertama terapi farmakologi DM tipe 2 sangat penting
agar terapi tepat. Penanganan yang tepat akan mengurangi risiko komplikasi dan
meningkatkan harapan hidup penderita DM tipe 2 (Jonathan, Kuswinarti, & Mulyani, 2019).
faktor penyebab, komplikasi dan pengobatan seperti obat oral atau injeksi insulin (Irawan,
2018). Pasien DM yang memiliki pengetahuan tentang DM yang baik kemungkinan besar dia
akan memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan yang dia jalani. Sedangkan pasien
yang memiliki pengetahuan yang kurang kemungkinan besar juga dia akan kurang mematuhi
pengobatan yang di sarankan oleh petugas kesehatan, bahkan boleh jadi mereka tidak
memiliki kepatuhan pengobatan sama sekali karena mereka merasa tidak ada yang salah
peningkatan rawat inap serta kematian (Mroueh, et al., 2018) Kepatuhan minum obat bisa
dipengaruhi oleh beberapan faktor seperti demografi, faktor pasien, faktor terapi dan
hubungan pasien dengan tenaga kesehatan (Rusnoto & Subagiyo, 2018). Rata-rata di negara
maju memiliki tingkat kepatuhan pengobatan hanya sebesar 50% dan diperkirakan di negara
berkembang memiliki tingkat kepatuhan pengobatan yang lebih rendah lagi. Sejumlah alasan
pengobatan, rejimen obat yang terlalu komplek dan pengetahuan pasien tentang obat-obatan
Pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe 2 dan hubungannya dengan kepatuhan minum obat
memiliki tingkat pengetahuan sedang dan untuk kepatuhan pengobatan hanya setengah dari
Pratiwi, & Restuatuti, 2018). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun
2016 oleh Kassahun menunjukan bahwa mayoritas pasien DM memiliki level pengetahuan
yang rendah dan kepatuhan pengobatan yang rendah. Dilihat dari pentingnya aspek
pengetahuan dan kepatuhan pengobatan pada pasien DM dan kebanyakan atau mayoritas
tingkat pengetahuan dan kepatuhan yang dimiliki pasien kurang maka peneliti ingin
melakukan penelitian terkait dengan hubungan antara tingkat pengetahuan terkait diabetes
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah
yaitu adakah hubungan antara tingkat pengetahuan terkait diabetes dengan kepatuhan
pengobatan pasien DM .
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan terkait diabetes dan
Tujuan Khusus
literatur dalam bidang ilmu keperawatan. Khususnya pada keperawatan klinis mengenai
pengetahuan dan kepatuhan pengobatan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas
hidup.
4. Bagi pasien DM
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pasien terkait dengan seberapa
besar tingkat pengetahuan atau pemahaman tentang penyakitnya dan tingkat kepatuhan
terapi mereka serta dapat memotivasi pasien DM untuk meningkatkan pengetahuan dan
2. International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas Eight Edition 2017,
3. WHO. 2016. Global Report On Diabetes. France : World Health Organization. Diakses
4. Nazriati . 2018. Pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe 2 dan hubungannya dengan
kepatuhan minum obat di Puskesmas Mandu Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Vol 41,
Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Irna Non Bedah Penyakit